0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
276 просмотров18 страниц
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua–gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya,dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (Notoatmodjo, 2003).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai kesehatan dan lingkungan, 2002).
Menurut sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan pemukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka. Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, persentase rumah sehat indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu 75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Rumah yang sehat tidak harus dibangun di atas tanah yang luas, bangunan yang tinggi, ataupun menghabiskan banyak biaya. Kesehatan rumah pada dasarnya bisa diterapkan di rumah mana saja, asalkan penghuni rumah tersebut sadar akan kesehatan lingkungan. Berikut merupakan kriteria rumah sehat:
1.1. Menurut Depkes (2002), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
1.1.1. Memenuhi kebutuhanfisiologis meliputipencahayaan, penghawaan,ruang gerak yang cukup, danterhindar dari kebisinganyang mengganggu.
1.1.2. Memenuhi kebutuhanpsikologi meliputi privacyyang cukup yaitu duaindividu dari jenis kelaminyang berbeda dan berumur diatas 10 tahun dan bukanberstatus sebagai suami istritidak boleh tidur dalam satukamar, komunikasi yangsehat antar anggota keluargadan penghuni rumah.
1.1.3. Memenuhi persyaratanpencegahan penularanpenyakit antar penghunirumah meliputi penyediaanair bersih, pengelolaan tinja,limbah rumah tangga, bebasvektor penyakit dan tikus,kepadatan hunian yang tidakberlebihan, dan cukup sinarmatahari pagi.
1.1.4. Memenuhi persyaratanpencegahan terjadinyakecelakaan baik yang timbulkarena keadaan luar maupundalam rumah, antara lain fisikrumah yang tidak mudahroboh, dan tidak mudahterbakar.
1.2.Menurut Notoatmodjo 2003, berikut syarat-syarat dari rumah sehat:
1.2.1. Bahan Bangunan:
(1) Lantai
(2) Dinding
(3) Atap genteng
(4) Lain-lain (tiang, kaso,dan reng)
1.2.2. Ventilasi
1.2.3. Cahaya
1.2.4. Luas bangunan
1.2.5. Fasilitas-fasilitas di dalam rumah
1.2.6. Kelembaban
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat, bahan rumah terbuat dari bahan tahan api, pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas, lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat terhindari.
1.3. Parameter Penilaian Rumah Sehat
Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
1.3.1. Kel
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua–gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya,dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (Notoatmodjo, 2003).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai kesehatan dan lingkungan, 2002).
Menurut sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan pemukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka. Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, persentase rumah sehat indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu 75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Rumah yang sehat tidak harus dibangun di atas tanah yang luas, bangunan yang tinggi, ataupun menghabiskan banyak biaya. Kesehatan rumah pada dasarnya bisa diterapkan di rumah mana saja, asalkan penghuni rumah tersebut sadar akan kesehatan lingkungan. Berikut merupakan kriteria rumah sehat:
1.1. Menurut Depkes (2002), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
1.1.1. Memenuhi kebutuhanfisiologis meliputipencahayaan, penghawaan,ruang gerak yang cukup, danterhindar dari kebisinganyang mengganggu.
1.1.2. Memenuhi kebutuhanpsikologi meliputi privacyyang cukup yaitu duaindividu dari jenis kelaminyang berbeda dan berumur diatas 10 tahun dan bukanberstatus sebagai suami istritidak boleh tidur dalam satukamar, komunikasi yangsehat antar anggota keluargadan penghuni rumah.
1.1.3. Memenuhi persyaratanpencegahan penularanpenyakit antar penghunirumah meliputi penyediaanair bersih, pengelolaan tinja,limbah rumah tangga, bebasvektor penyakit dan tikus,kepadatan hunian yang tidakberlebihan, dan cukup sinarmatahari pagi.
1.1.4. Memenuhi persyaratanpencegahan terjadinyakecelakaan baik yang timbulkarena keadaan luar maupundalam rumah, antara lain fisikrumah yang tidak mudahroboh, dan tidak mudahterbakar.
1.2.Menurut Notoatmodjo 2003, berikut syarat-syarat dari rumah sehat:
1.2.1. Bahan Bangunan:
(1) Lantai
(2) Dinding
(3) Atap genteng
(4) Lain-lain (tiang, kaso,dan reng)
1.2.2. Ventilasi
1.2.3. Cahaya
1.2.4. Luas bangunan
1.2.5. Fasilitas-fasilitas di dalam rumah
1.2.6. Kelembaban
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat, bahan rumah terbuat dari bahan tahan api, pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas, lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat terhindari.
1.3. Parameter Penilaian Rumah Sehat
Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
1.3.1. Kel
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua–gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya,dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (Notoatmodjo, 2003).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai kesehatan dan lingkungan, 2002).
Menurut sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan pemukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka. Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, persentase rumah sehat indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu 75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Rumah yang sehat tidak harus dibangun di atas tanah yang luas, bangunan yang tinggi, ataupun menghabiskan banyak biaya. Kesehatan rumah pada dasarnya bisa diterapkan di rumah mana saja, asalkan penghuni rumah tersebut sadar akan kesehatan lingkungan. Berikut merupakan kriteria rumah sehat:
1.1. Menurut Depkes (2002), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
1.1.1. Memenuhi kebutuhanfisiologis meliputipencahayaan, penghawaan,ruang gerak yang cukup, danterhindar dari kebisinganyang mengganggu.
1.1.2. Memenuhi kebutuhanpsikologi meliputi privacyyang cukup yaitu duaindividu dari jenis kelaminyang berbeda dan berumur diatas 10 tahun dan bukanberstatus sebagai suami istritidak boleh tidur dalam satukamar, komunikasi yangsehat antar anggota keluargadan penghuni rumah.
1.1.3. Memenuhi persyaratanpencegahan penularanpenyakit antar penghunirumah meliputi penyediaanair bersih, pengelolaan tinja,limbah rumah tangga, bebasvektor penyakit dan tikus,kepadatan hunian yang tidakberlebihan, dan cukup sinarmatahari pagi.
1.1.4. Memenuhi persyaratanpencegahan terjadinyakecelakaan baik yang timbulkarena keadaan luar maupundalam rumah, antara lain fisikrumah yang tidak mudahroboh, dan tidak mudahterbakar.
1.2.Menurut Notoatmodjo 2003, berikut syarat-syarat dari rumah sehat:
1.2.1. Bahan Bangunan:
(1) Lantai
(2) Dinding
(3) Atap genteng
(4) Lain-lain (tiang, kaso,dan reng)
1.2.2. Ventilasi
1.2.3. Cahaya
1.2.4. Luas bangunan
1.2.5. Fasilitas-fasilitas di dalam rumah
1.2.6. Kelembaban
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat, bahan rumah terbuat dari bahan tahan api, pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas, lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat terhindari.
1.3. Parameter Penilaian Rumah Sehat
Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
1.3.1. Kel
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di guagua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (Notoatmodjo, 2003). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO mengenai kesehatan dan lingkungan, 2002). Menurut sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan pemukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka. Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, persentase rumah sehat indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu 75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Rumah yang sehat tidak harus dibangun di atas tanah yang luas, bangunan yang tinggi, ataupun menghabiskan banyak biaya. Kesehatan rumah pada
dasarnya bisa diterapkan di rumah mana saja, asalkan penghuni rumah tersebut sadar akan kesehatan lingkungan. Berikut merupakan kriteria rumah sehat: 1.1. Menurut Depkes (2002), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu: 1.1.1. Memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 1.1.2. Memenuhi kebutuhan psikologi meliputi privacy yang cukup yaitu dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10 tahun dan bukan berstatus sebagai suami istri tidak boleh tidur dalam satu kamar, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 1.1.3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinar matahari pagi. 1.1.4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh, dan tidak mudah terbakar. 1.2. Menurut Notoatmodjo 2003, berikut syarat-syarat dari rumah sehat: 1.2.1. Bahan Bangunan: (1) Lantai (2) Dinding (3) Atap genteng (4) Lain-lain (tiang, kaso,dan reng) 1.2.2. Ventilasi 1.2.3. Cahaya 1.2.4. Luas bangunan 1.2.5. Fasilitas-fasilitas di dalam rumah 1.2.6. Kelembaban Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain membuat
konstruksi rumah yang kokoh dan kuat, bahan rumah terbuat dari bahan tahan api, pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas, lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat terhindari. 1.3. Parameter Penilaian Rumah Sehat Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut : 1.3.1. Kelompok komponen rumah, meliputi : 1.3.1.1. Langit-langit 1.3.1.2. Dinding 1.3.1.4. Lantai 1.3.1.5. Jendela kamar tidur 1.3.1.6. Jendela ruang keluarga dan ruang tamu 1.3.1.7. Ventilasi 1.3.1.8. Sarana pembuangan asap dapur 1.3.1.9. Pencahayaan 1.3.2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi : 1.3.2.1. Sarana Air Bersih 1.3.2.2. Sarana Pembuangan Kotoran 1.3.2.3. Sarana Pembuangan Air Limbah 1.3.2.4. Sarana Pembuangan Sampah 1.3.3. Kelompok Perilaku Penghuni 1.3.3.1. Membuka jendela kamar tidur 1.3.3.2. Membuka jendela ruang keluarga 1.3.3.3. Membersihkan rumah dan halaman 1.3.3.4.. Membuang tinja bayi dan balita ke jamban 1.3.3.5. Membuang sampah pada tempat sampah 1.4. Cara Penilaian Rumah Sehat 1.4.1. Penilaian rumah
Penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat dan bobot pada kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni. Nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut : a. Nilai minimum dari kelompok komponen rumah adalah : 1) Langit-langit = 2 2) Dinding = 2 3) Lantai = 2 4) Jendela kamar tidur = 1 5) Jendela ruang keluarga = 1 6) Ventilasi = 1 7) Sarana pembuangan asap dapur = 2 8) Pencahayaan = 2 b. Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah : 1) Sarana air bersih ( SGL/SPT/PP/KU/PAH) = 3 2) Jamban ( sarana pembuangan kotoran ) = 2 3) Sarana pembuangan air limbah ( SPAL ) = 2 4) Sarana pembuangan sampah = 2 c. Perilaku Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku sangat berperan untuk mencapai rumah sehat.
1.4.2. Pemberian Nilai a. Komponen rumah 1) Langit-langit 0 = Tidak ada 1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan 2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2) Dinding 1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang )
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air 3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap air. 3) Lantai 0 = Tanah 1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu 2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 4) Jendela kamar tidur 0 = Tidak ada 1 = Ada 5) Jendela ruang keluarga 0 = Tidak ada 1 = Ada 6) Ventilasi 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai 2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai 7) Sarana pembuangan asap dapur 0 = Tidak ada 1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur 2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis ) 8) Pencahayaan 0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca 1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal 2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan normal
b. Sarana Sanitasi 1) Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 2) Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam 2 = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam 3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank 4 = Ada, leher angsa, septic tank 3) Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) 0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah 1 = Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air < 10 m) 2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air 10 m) 4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut 4) Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah) 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup 3 = Ada, kedap air dan bertutup
c. Perilaku Penghuni
1) Membuka jendela kamar tidur 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 2) Membuka jendela ruang keluarga 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 3) Membersihkan rumah dan halaman 0 = Tidak pernah 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari 4) Membuang tinja bayi dan balita ke jamban 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban 2 = Setiap hari di buang ke jamban 5) Membuang sampah pada tempat sampah 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 2 = Setiap hari di buang ke tempat sampah
Untuk penjelasan selanjutnya dapat kami uraikan sebagai berikut: Hasil Penilaian Rumah = Nilai x Bobot Hasil penilaian rumah didapat : Rumah Sehat = 1068 1200 Rumah Tidak Sehat = < 1068
1.4.3. Pembobotan Pembobotan terhadap kelompok rumah, kelompok sarana sanitasi dan kelompok perilaku penghuni berdasarkan teori Bloom, dimana diinterpretasikan terhadap :
a. Lingkungan = 45% b. Perilaku = 35% c. Pelayanan Kesehatan = 15% d. Keturunan = 5% Dalam hal rumah sehat prosentase Pelayanan Kesehatan dan Keturunan diabaikan, sedangkan untuk penilaian Lingkungan dan Perilaku dapat dijelaskan sebagai berikut. Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-masing indikator : a. Bobot komponen rumah = 31 (25/80 x 100% = 31,25) b. Bobot Sarana Sanitasi = 25 (20/80 x 100% = 25) c. Bobot Perilaku Penghuni = 44 (35/80 x 100% = 43,75)
Lampiran
Kami mensurvey 3 rumah di desa tuntang dengan hasil sebagai berikut
Rumah Ny. Rukiyah No Kriteria Nilai A. Komponen rumah 1. Langit-langit 0 = Tidak ada 1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan 2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 1 2 Dinding 1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang ) 2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air 3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap air. 3 3 Lantai 0 = Tanah 1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu 2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 2 4 Jendela kamar tidur 0 = Tidak ada 1 = Ada 1 5 Jendela ruang keluarga 0 = Tidak ada 1
1 = Ada 6 Ventilasi 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai 2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai 2 7 Sarana pembuangan asap dapur 0 = Tidak ada 1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur 2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis ) 1 8 Pencahayaan 0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca 1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal 2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan normal 2 B. Sarana sanitasi 1. Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4 2 Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam 2 = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam 3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank 4 = Ada, leher angsa, septic tank 4
3 Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) 0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah 1 = Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air < 10 m) 2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air 10 m) 4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut 4 4 Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah) 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup 3 = Ada, kedap air dan bertutup 2 C Perilaku penghuni 1 Membuka jendela kamar tidur 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 2 2 Membuka jendela ruang keluarga 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 2 3 Membersihkan rumah dan halaman 0 = Tidak pernah 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban 2 = Setiap hari di buang ke jamban 2 5 Membuang sampah pada tempat sampah 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 2 = Setiap hari di buang ke tempat sampah 2 Komponen rumah = 31x 13=403 Sarana sanitasi = 25x14=350 Perilaku penghuni = 44x10= 440 Jumlah : 403+ 350+ 440 = 1193 (Memenuhi kriteria Rumah sehat)
2. Rumah Ny. Astuti No Kriteria Nilai A. Komponen rumah 1. Langit-langit 0 = Tidak ada 1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan 2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2 Dinding 1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang ) 2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air 3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap air. 3 3 Lantai 0 = Tanah 1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ 2
berdebu 2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 4 Jendela kamar tidur 0 = Tidak ada 1 = Ada 1 5 Jendela ruang keluarga 0 = Tidak ada 1 = Ada 1 6 Ventilasi 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai 2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai 1 7 Sarana pembuangan asap dapur 0 = Tidak ada 1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur 2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis ) 1 8 Pencahayaan 0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca 1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal 2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan normal 2 B. Sarana sanitasi 1. Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4
2 Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam 2 = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam 3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank 4 = Ada, leher angsa, septic tank 4 3 Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) 0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah 1 = Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air < 10 m) 2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air 10 m) 4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut 2 4 Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah) 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup 3 = Ada, kedap air dan bertutup 1 C Perilaku penghuni 1 Membuka jendela kamar tidur 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 2 2 Membuka jendela ruang keluarga 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 1
3 Membersihkan rumah dan halaman 0 = Tidak pernah 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari 2 4 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban 2 = Setiap hari di buang ke jamban 2 5 Membuang sampah pada tempat sampah 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 2 = Setiap hari di buang ke tempat sampah 0
Komponen rumah = 31x 13=403 Sarana sanitasi = 25x11=275 Perilaku penghuni = 44x7= 308 Jumlah : 403+ 275+ 308 = 986 (Tidak memenuhi kriteria Rumah sehat) 3. Rumah Ny. Heni No Kriteria Nilai A. Komponen rumah 1. Langit-langit 0 = Tidak ada 1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan 2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 1 2 Dinding 1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang ) 2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air 3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), 2
papan kedap air. 3 Lantai 0 = Tanah 1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu 2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 2 4 Jendela kamar tidur 0 = Tidak ada 1 = Ada 0 5 Jendela ruang keluarga 0 = Tidak ada 1 = Ada 1 6 Ventilasi 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai 2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai 1 7 Sarana pembuangan asap dapur 0 = Tidak ada 1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur 2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis ) 1 8 Pencahayaan 0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca 1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal 2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan normal 1 B. Sarana sanitasi 1. Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU ) 0 = Tidak ada 4
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 2 Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran ) 0 = Tidak ada 1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam 2 = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam 3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank 4 = Ada, leher angsa, septic tank 4 3 Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) 0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah 1 = Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air < 10 m) 2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air 10 m) 4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut 2 4 Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah) 0 = Tidak ada 1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup 3 = Ada, kedap air dan bertutup 1 C Perilaku penghuni 1 Membuka jendela kamar tidur 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 0
2 Membuka jendela ruang keluarga 0 = Tidak pernah dibuka 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari dibuka 2 3 Membersihkan rumah dan halaman 0 = Tidak pernah 1 = Kadang-kadang 2 = Setiap hari 2 4 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban 2 = Setiap hari di buang ke jamban 1 5 Membuang sampah pada tempat sampah 0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 1 = Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 2 = Setiap hari di buang ke tempat sampah 2
Komponen rumah = 31x 9 =279 Sarana sanitasi = 25x11=275 Perilaku penghuni = 44x7=308 Jumlah : 279+275+308= 862(Tidak memenuhi kriteria Rumah sehat)