0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
4K просмотров8 страниц
Praktikum ini bertujuan menjelaskan penggolongan golongan darah manusia melalui uji kompatibilitas antara darah dan serum. Terdapat empat golongan darah utama yaitu A, B, AB, dan O berdasarkan kehadiran aglutinogen dan antibodi. Uji dilakukan dengan meletakkan darah di dua bagian yang ditetesi serum anti A dan anti B. Hasilnya menunjukkan golongan darah enam orang.
Praktikum ini bertujuan menjelaskan penggolongan golongan darah manusia melalui uji kompatibilitas antara darah dan serum. Terdapat empat golongan darah utama yaitu A, B, AB, dan O berdasarkan kehadiran aglutinogen dan antibodi. Uji dilakukan dengan meletakkan darah di dua bagian yang ditetesi serum anti A dan anti B. Hasilnya menunjukkan golongan darah enam orang.
Praktikum ini bertujuan menjelaskan penggolongan golongan darah manusia melalui uji kompatibilitas antara darah dan serum. Terdapat empat golongan darah utama yaitu A, B, AB, dan O berdasarkan kehadiran aglutinogen dan antibodi. Uji dilakukan dengan meletakkan darah di dua bagian yang ditetesi serum anti A dan anti B. Hasilnya menunjukkan golongan darah enam orang.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2012
I. JUDUL : Golongan Darah pada Manusia
II. TUJUAN Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah manusia.
III. DASAR TEORI Golongan darah adalah hasil dari pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan sistem golongan darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada beberapa. Di antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner (1868-1943) pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga pada tahun 1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor). Landsteiner mulanya menemukan 3 golongan darah saja pada tahun 1900, yaitu A,B, dan O. Golongan AB baru ditemukan 2 tahun kemudian, itu pun oleh Decastrello dan Sturli (bukan oleh Landsteiner) (Anonim, 2012). Orang dibagi atas beberapa golongan berhubungan dengan berbedanya terdapat susunan protein darahnya. Protein memgang peranan untuk ini ialah antigen dan agglutinin (antibody). Antigen, protein yang terdapat dalam eritrosit, agglutinin dalam plasma. Agglutinin akan menyerang antigen darah segolongan orang tapi tidak darah yang segolongan dengan dia. Agglutinin yang menyerang antigen itu menyebabkan terjadinya penggumpalan (agglutinasi) (Yatim, 1987: 211-212). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan antigen, berikut kombinasi yang mungkin terjadi: Individu dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasmanya. Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasmanya. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A maupun anti B pada plasmanya. Individu tidak terdapat zat A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A maupun anti B pada plasmanya (Tim Dosen Pembina, 2012: 24-25) Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K. Landsteiner, menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam diantaranya: Golongan darah A, yaitu apabila didalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan serumnya dapat membuat agglutinin (beta). Golongan darah B, yaitu apabila didalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan serumya dapat membuat agglutinin (alfa). Golongan darah AB, yaitu apabila didalam sel darah merahnya, mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi anti serumnya tidak dapta membuat agglutinin. Golongan darah O, yaitu apabila didalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen, tetapi serumnya dapat membuat agglutinin alfa dan agglutinin beta (Waluyo, 2010: 172-173). Transfusi darah yaitu pemberian darah dari seseorang yang disebut donor kepada seseorang yang membutuhkan darah yang disebut resipien (Kirana, 2009: 64). Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfuse imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Mustaqib, 2007). Golongan darah A tidak dapat memberikan darah pada golongan darah B, dan sebaliknya, sebab bisa terjadi aglutinasi. Golongan darah O hanya dapat menerima darah O saja, tetapi dapat memberikan kepada semua golongan (donor universal). Golongan darah AB hanya dapat memberikan darahnya kepada golongan darah AB saja, tetapi dapat menerima dari semua golongan (resipien universal) (Waluyo, 2010: 173). Jenis penggolongan darah lain, selain system ABO adalah sistem rhesus. Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Sistem penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener tahun 1940. Disebut rhesus karena saat itu Landsteiner-Wiener melakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang banyak dijumpai di India dan Cina. Mereka yang mempunyai faktor protein ini disebut rhesus positif. Sedangkan yang tidak memiliki faktor protein ini disebut rhesus negative (Prasetyo, 2012). Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah
adalah yang paling umum dijumpai,
meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengna
sedangkan resipennya
dapat menyebabkan produksi antibody terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis (Mustaqib, 2007). Dalam system MNS orang dibagi atas berbagai jenis: MS, MNS, NS, Ms, MNs, dan Ns. Disini juga hanya ada antigen pada eritrosit, tapi tak ada agglutin dalam plasma (Yatim, 1987).
IV. ALAT DAN BAHAN 4.1 Alat : 1. Mikroskop 2. Tusuk gigi 3. Pinset 4. Pensil 5. Lanset/jarum steril 6. Gelas obyek
4.2 Bahan : 1. Serum A dan B 2. Alkohol 70% 3. Kapas 4. Darah segar manusia
V. LANGKAH KERJA
Menarik garis tengah lurus pada sisi panjang yang membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian yang sama menggunakan pensil. Meletakkan gelas objek pada selembar kertas putih dan menuliskan A di pojok kiri atas dan B di pojok kanan atas gelas objek.
Mencuci tangan, mengambil kapas lalu menceluplan ke dalam alkohol dan menggosokkan pada ujung jari manis. Membiarkan alkohol kering lalu menusuk bagian tersebut dengan lenset. Menempatkan setetes darah pada bagian A dan B gelas obyek. Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol. Meneteskan serum anti A pada bagian A dan serum anti B pada bagian B. Mengaduk pada masing- masing bagian dengan tusuk gigi. Membandingkan kedua bagian A dan B pada gelas obyek , jika : a. Terjadi penggumpalan pada bagian A, bergolongan darah A. b. Terjadi penggumpalan pada bagian B, bergolongan darah B. c. Terjadi penggumpalan pada bagian A dan B, bergolongan darah AB. d. Tidak terjadi penggumpalan, bergolongan darah O. VI. HASIL PENGAMATAN No. Nama Probandus Golongan Darah Bagian A Bagian B 1 Ratna Sari A
2 Nur Faizah B
3 Lailatul Jannah A
4 Ayuni Puji R. B
5 Rizana Istna Amalia A
6 Yenny Rahma A
VII. PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan golongan darah pada keenam probandus menunjukkan bahwa probandus 1, 3, 5, dan 6 bergolongan darah A sedangkan probandus 2 dan 4 bergolongan darah B. Pengamatan dilakukan pada salah satu anggota kelompok kami yaitu sampel darah saya sendiri (Yenny Rahma). Yang menjadi 2 bagian pada gelas obyek yaitu bagian A dan B. Pada bagian A ditetesi serum anti A dan pada bagian B ditetesi serum anti B. Setelah diaduk, tejadi penggumpalan darah pada bagian A dan tidak terjadi penggumpalan darah pada bagian B. Dapat dikatakan pada bagian A mengandung aglutinogen A karena serum anti A bersifat menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A dan tidak mengandung aglutinogen B, sedangkan serum anti B bersifat menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen B. Hal ini juga terjadi pada sempel darah Ratna Sari, Lailatul Jannah, dan Rizana Istna Amalia. Sehingga dapat diartikan bahwa keempat sempel darah tersebut merupakan golongan darah A karena menurut teori jika terjadi penggumpalan pada bagian A maka bergolongan darah A. Selain itu pengamatan dilakukan pada sempel darah Nur Faizah dan Ayuni Puji R. yang dibagi menjadi 2 bagian pada gelas obyek yaitu bagian A dan bagian B. Pada bagian A ditetesi serum anti A dan pada bagian B ditetesi serum anti B. Setelah diaduk terjadi penggumpalan pada bagian B dan tidak terjadi penggumpalan pada bagian A. Hal ini berarti pada bagian A tidak mengandung aglutinogen A dan pada bagian B mengandung aglutinogen B, karena sifat serum anti B dapat menggumpalkan aglutinogen B. Menurut teori jika terjadi penggumpalan pada bagian B yang ditetesi serum anti B maka bergolongan darah B. Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan agglutininnya. Aglutinogen adalah antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah), sedangkan agglutinin adalah substansi dalam plasma darah yang menyebabkan aglutinasi. Sistem golongan darah ada 3 yaitu sistem ABO, sistem Rhesu, dan sistem MNS. Sistem ABO dibagi menjadi empat macam golongan darah yaitu golongan darah A jika mengalami penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan tidak menggumpal jika ditetesi serum anti B. Golongan darah B jika mengalami penggumpalan saat ditetesi srum anti B dan tidak menggumpal saat ditetesi serum anti A. Golongan darah AB jika mengalami penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan ditetesi serum anti B. Golongan darah O jika tidak mengalami penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan serum anti B. Sistem Rhesus ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya faktor Rh. Jika ada (
) dan jika tidak ada (
). Sistem MNS ditentukan berdasarkan ada atau
tidaknya antigen M atau N.
VIII. PENUTUP 8.1 Kesimpulan Penggolongan darah yang digunakan dalam praktikum ini adalah sistem ABO dimana sistem ABO didasarkan pada aglutinogen dan agglutinin yang terdapat dalam sel-sel darah. Dapat dikatakan bahwa golongan darah tergantung pada antigen-antigen yang terdapat pada permukaan sel-sel darah merah. Dimana antigen ini akan bereaksi dengan antiserum yang sesuai, sehingga dalam reaksi tersebut akan terjadi penggumpalan dan penggumpalan inilah yang menjadi kunci utama penggolongan darah pada manusia. Terdapat empat macam golongan darah pada sistem ABO, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O. Dikatakan golongan darah A jika mengalami penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan tidak menggumpal jika ditetesi serum anti B. Golongan darah B jika mengalami penggumpalan saat ditetesi srum anti B dan tidak menggumpal saat ditetesi serum anti A. Golongan darah AB jika mengalami penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan ditetesi serum anti B. Golongan darah O jika tidak mengalami penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan serum anti B. Hal ini terjadi karena serum anti A bersifat menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A dan tidak mengandung aglutinogen B, sedangkan serum anti B bersifat menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen B. Aglutinogen adalah antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah), sedangkan agglutinin adalah substansi dalam plasma darah yang menyebabkan aglutinasi.
8.2 Saran-saran Diharapkan kepada para praktikan agar memahami terlebih dahulu materi tentang apa yang akan dipraktikumkan agar praktikum berjalan dengan lancar dan waktu yang digunakan efisien. Dan diharapkan kerja sama antar kelompok praktikan saling di jaga serta di adakan pembagian tugas setiap anggota kelompok agar tidak terjadi dominan kerja di salah satu anggota dan agar setiap anggota dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
IX. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Golongan Darah 1. http://www.rhesusnegatif.com. Kirana, Candra. 2009. Biologi. Klaten: Viva Pakarindo. Mustaqib. 2007. Fisiologi 1: Sel Darah, Imunitas dan Pembekuan Darah. Jember: Universitas Jember. Prasetyo, Agustinus Hartono. 2012. Mengenal Resus Darah. http://infosehat09hartonoprasetyo.wordpress.com. Waluyo, Joko. 2010. BIOLOGI UMUM. Jember: Universitas Jember. Yatim, Wildan. 1987. Biologi. Bandung: Tarsito.