Вы находитесь на странице: 1из 6

Khairina Azmi Zahidah - 1106052695

Tugas 1 Penyambungan Material



1. Berilah penjelasan mengenai definisi pengelasan yang saudara ketahui. Point terpenting
apa saja yang ditekannkan dari definisi tersebut.

Pengelasan atau welding merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam tambahan dan menghasilkan sambungan.
Poin pentingnya:
Penyambungan material
Mencairkan logam
Menggunakan panas
Dengan atau tanpa tekanan

2. Berilah Perbedaan Utama antara Pengelasan (Welding) dengan Brazing maupun
Soldering secara umum.

Pengertian pengelasan adalah seperti yang telah dijelaskan pada nomor 1 sedangkan
brazing dan soldering adalah teknik penyambungan dengan menggunakan kawat pengisi
yang mempunyai titik lebur lebih rendah dari titik lebur logam induk.
Perbedaan pengelasan dengan brazing dan soldering adalah pada brazing dan
soldering tidak sampai mencairkan logam Tembaga induk hanya logam pengisinya saja.
Sedangkan perbedaan antara brazing dan soldering terletak pada titik cair logam
pengisinya. Titik cair logam pengisi proses brazing berkisar 450C 900C. Sedangkan
untuk soldering, titik cair logam pengisinya kurang dari 450C.

3. Jelaskan perbedaan antara proses pengelasan dan pengecoran secara umum.

Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan
untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk
jadi.
Perbedaan pengelasan dan pengecoran adalah:
Pengelasan Pengecoran
Khairina Azmi Zahidah - 1106052695
harus terjadi ikatan antar logamnya material yang akan dibentuk tidak boleh
berikatan dengan cetakan.
Panas harus diberikan terus menerus ke
daerah lasan
tidak perlu diberikan panas pada cetakan
Lasan membeku sangat cepat Pembekuan pada pengecoran tidak secepat
pengelasan
Perbedaan terdapat pula pada prosesnya.
Proses pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam,
penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang pasir
cetakan.
Tahap pengalasan : Persiapan material, perhatikan weldability, carbon equivalent,
parameter komposisi, base metal, filler kemudian perhatikan standar yang digunakan lalu
Pembuatan prosedur pengelasan / wps (base metal, welding process, filler metal
requirement, preheat requirement) setelah itu pengelasan dilakukan.

4. Dilihat secara sisi teknis (engineering) dan ekonomis, bagaimana saudara menentukan
suatu pilihan proses penyambungan pada suatu komponen yang terbuat dari pelat dengan
menggunakan pilihan proses: pengelasan, mur-baut (screwing), Adhesive Bonding dan
Brazing atau soldering. Serta bandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing
proses.

Untuk menentukan metode yang digunakan maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
Aplikasi material tersebut
Titik lebur material
Sifat mekanis yang diinginkan
Desain komponen
Biaya yang dikeluarkan
Mechanical fastening adalah proses sambungan menggunakan fastener (pengikat).
Jenisfastener (pengikat) ini bisa berupa nail (paku), bolt (baut), screw (skrup), rivet
(keling), dll.Selanjutnya jenis dari baut berulir ini akan bervariasi.
Adhesive bonding digunakan untuk mengikat dua permukaan biasanya menghasilkan
ikatan halus. Teknik ini menggunakan glues, expovies, atau macam plastic agent yang
Khairina Azmi Zahidah - 1106052695
dibentuk akibat penguapan pelarut atau dengan melepaskan ikatan dengan panas, tekanan
dan waktu.

Kelebihan Kekurangan
Pengelasan 1. Effisiensi sambungan yang baik
dapat digunakan pada temperatur
tinggi dan tidak ada batas
ketebalan logam induk.
2. Geometri sambungan yang lebih
sederhana dengan kekedapan
udara, air dan minyak yang
sempurna.
3. Fasilitas produksi lebih murah,
meningkatkan nilai ekonomis,
produktivitas, berat yang lebih
ringan dan batas mulur ( yield)
yang lebih baik.
1. Kualitas logam las berbeda
dengan logam induk, dan
kualitas dari logam induk pada
daerah yang tidak terpengaruh
panas ke bagian logam las
berubah secara kontinyu.
2. Terjadinya distorsi dan
perubahan bentuk (deformasi)
oleh pemanasan dan
pendinginan cepat.
3. Tegangan sisa termal dari
pengelasan dapat menyebabkan
kerusakan atau retak pada
bagian las.
4. Kerentanan terhadap retak rapuh
dari sambungan las lebih besar
dibandingkan dengan
sambungan keling yang
disebabkan metode konstruksi.
5. Kerusakan bagian dalam
sambungan las sukar dideteksi,
jadi kualitas sambungan las
tergaantung pada keterampilan
(skill) yang melakukan.
Mechanical
fastening
1. Mempunyai kemampuan yang
tinggi dalam menerima beban
2. Kemudahan dalam pemasangan
3. Dapat digunakan dalam berbagai
kondisi operasi
Mempunyai konsentrasi yang tinggi
di daerah ulir.

Khairina Azmi Zahidah - 1106052695
4. Dibuat dalam standarisasi
5. Efisiensi tinggi dalam proses
manufaktur
Adhesive
Bonding
1. Dapat dilakukan pada
temperature kamar hingga 200oC
2. Dapat disambungkan dengan
material berbentuk apapun
3. Daerah sambungan yang sangat
tipis sehingga penambahan berat
material setelah disambungkan
4. Tidak ada distorsi yang signifikan
1. Proses ikatan membutuhkan
waktu yang lama
2. Membutuhkan persiapan
permukaan
3. Pada sambungan sulit untuk
melakukan tes non-destructive
4. Ada batasan temperature
5. Tingkat keterandalan yang
rendah

Brazing
atau
soldering
1. Dapat menyambung dua buah
logam yang berbeda.
2. Pada penyolderan lunak tidak
merusak permukaan.
3. Tidak menghambat aliran listrik
4. Dibandingkan pengelingan, tidak
ada pelubangan yang
melemahkan konstruksi.
5. Umumnya kedap fluida
6. Mampu menyambung pelat-pelat
tipis.
1. Untuk penyolderan masal biaya
lebih besar.(karena bahan
tambah harusdicampur timah
putih atau tembaga).
2. Bahan pengalir yang tersisa
dapat menimbulkan korosi
listrik

Setelah menetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing proses maka saya
memilih mechanical fastening sebagai metode yang tepat dalam menyambungkan pelat.

5. Sebagai seorang metalurgist, bagaimana saudara menjelaskan dengan menggunakan ilmu
metalurgi untukmengontrol kualitas hasil lasan agar bebas dari cacat, dimana diketahui
panas dari proses pengelasan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur material.

Panas dari proses pengelasan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur material.
Hal ini sangatlah berkaitan dengan kualitas hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang baik
Khairina Azmi Zahidah - 1106052695
adalahhasil lasan yang bebas dari cacat. Untuk menghasilkan hasil lasan yang berkualitas
baik dan bebas dari cacat, maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat dilakukan
olehseorang metalurgist
Dari berbagai macam jenis cacat di pengelasan, untuk meminimalisirnya seorang
welding engineer telah membuat disain dan fabrikasi mengenai material yang akan dilas
sebelum dilakukan pengelasan. Dengan memperhitungkan heat input dari panas yang
akan diberikan, maka dengan demikian kita pun dapat mengontrol mikrostruktur material
sesuai dengan sifat mekanis yang kita inginkan.


HI = heat input (panas yang diberikan)
I = arus yang diberikan
E = tegangan yang digunakan
V = kecepatan

6. Jelaskan secara singkat level (tingkatan) kualifikasi personil las (welding personil
qualification) di dunia bersasarkan IIW (International, Institute of Welding),AWS
(American Welding Society) maupun di negara Indonesia yaitu SKKNI (standar
kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang diimplementasikan dibawah Badan Nasional
Sertifikasi Personil (BNSP). Serta Jelaskan Tugas dan Tanggung Jawab masing2
kualifikasi personil secara singkat.

Welder adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dan ketrampilan khusus
pengelasan (welder) untuk ditempatkan pada jabatan tenaga teknik khusus sesuai dengan
bidang keahliannya atau bidang ketrampilannya sebagai juru las.
Pada pekerjaan pengelasan ada beraneka ragam, tiap jenis pekerjaan las dilakukan
oleh juru las sesuai dengan jenis pekerjaan las yang tercantum pada masing-masing
sertifikat juru las. Juru las (welder) digolongkan atas :
Welder Kelas I (satu)
Welder Kelas I (satu) boleh melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh welder kelas II
(dua) dan kelas III (tiga).
Welder Kelas II (dua)

Khairina Azmi Zahidah - 1106052695
Welder Kelas II (dua) boleh melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh welder kelas III
(tiga) tetapi dilarang mengelas jenis pekerjaan yang boleh dilakukan oleh welder kelas I
(satu).
Welder Kelas III (tiga)
Welder Kelas III (tiga) dilarang melakukan pekerjaan yang boleh dilakukan oleh welder
kelas II (dua) dan kelas I (satu).

Uraian pekerjaan untuk masing-masing welder adalah sebagai berikut:
Welder Kelas I (satu) melakukan pekerjaan pengelasan pada sambungan-sambungan
pada bagian-bagian yang mengalami tekanan (over druk-over druk) misalnya badan
silindris, front, dinding pipa-pipa sebagai penguat, penguat-penguat dinding, plendes
sambungan-sambungan pipa dan pipa-pipa bertekanan.
Welder Kelas II (dua) melakukan pekerjaan pengelasan pada tangan, penyangga,
isolasi, bagian dari dapur pengapian ketel uap.
Welder Kelas III (tiga) melakukan pekerjaan-pekerjaan las yang tidak menderita
tekanan salat-salat bagian luar.
Tugas Welding Engineer:
Menentukan jenis baja, ketebalan material yang akan dilas, tipe las, dan persyaratan
lain yang dibutuhkan.
Tugas Welding Supervisor:
Untuk membuat Welding Procedure Specification (WPS)
Untuk melaksanakan Welding Procedure Qualification Test (WPQT)
Tugas Welding Inspeksi:
Untuk menginspeksi atau menguji bahwa hasil lasan benar-benar bebas cacat atau
terdapat sedikit cacat.


Referensi
http://id.scribd.com/doc/152696790/
http://www.academia.edu/5273415/fusion_joining
http://id.scribd.com/doc/84319583/Definisi-Las
http://www.kerajinantembaga.com/proses-pengelasan-produksi-kerajinan-tembaga/

Вам также может понравиться