Вы находитесь на странице: 1из 20

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT

DARURAT DAN KRITIS DENGAN KASUS N-STEMI










MUSLIKA LINDA SUWARNO
080210159








PROGRAM PROFESI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
2012





LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT DAN KRITIS DENGAN KASUS N-STEMI





MUSLIKA LINDA SUWARNO
080210159


Mengetahui:

Pembimbing Materi Pembimbing Lapangan



( ) ( )



INFARK MIOKARD AKUT TANPA ELEVASI ST ( NSTMI )

Pengertian
Secara klinis infark akut tanpa elevasi ST (NSTEMI) sangat mirip dengan
angina tidak stabil. Yang membedakan adalah adanya enzym petanda jantung
yang positif.

Etiologi
Penyebab utama PJK adalah aterosklerosis yang merupakan proses
multifaktor. Kelainan ini sudah mulai terjadi pada usia muda, yang
diawali terbentuknya sel busa, kemudian pada usia antara 10 sampai 20 tahun
berubah menjadi bercak perlemakandan pada usia 40 sampai 50 tahun bercak
perlemakan ini selanjutnya dapat berkembang menjadi plak aterosklerotik yang
dapat berkomplikasi menyulutpembentukan trombus yang bermanifestasi
klinis berupa infark miokardium maupun angina (nyeri dada) (Nawawi, et.al.,
2006).

Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau
peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner. Trombosis
akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak
yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos
yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol
dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat
dijumpai sel makrofag dan limposit T yang menunjukkan adanya proses
imflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi seperti TNFa,
dan IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang pengeluaran hsCRP di hati.



Manifestasi Klinik
Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang kala di epigastrium
dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering
ditemukan pada NSTEMI. Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan
bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onset baru angina/terakselerasi
memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki nyeri pada
waktu istirahat. Walaupun gejala khas rasa tidak enak di dada iskemia pada
NSTEMI telah diketahui dengan baik, gejala tidak khas seperti dispneu, mual,
diaforesis, sinkop atau nyeri di lengan, epigastrium, bahu atas atau leher juga
terjadi dalam kelompok yang lebih besar pada pasien-pasien berusia lebih dari 65
tahun.

Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien.
Pada Trombolysis in Myocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi segmen ST
baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor outcome yang buruk. Kaul et al.
menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk meningkat secara progresif
dengan memberatnya depresi segmen ST maupun perubahan troponin T keduanya
memberikan tambahan informasi prognosis pasien-pasien dengan NSTEMI.

Pemeriksaan Laboratorium
Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard lebih
spesifik dari pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin pada
darah perifer setelah 3-4 jam dan dapat menetap sampai 2 minggu.
Stratifikasi Resiko
Penilaian klinis dan EKG, keduanya merupakan pusat utama dalam
pengenalan dan penilaian risiko NSTEMI. Jika ditemukan resiko tinggi, maka
keadaan ini memerlukan terapi awal yang segera. Karena NSTEMI merupakan
penyakit yang heterogen dengan subgrup yang berbeda, maka terdapat keluaran
tambahan yang berbeda pula. Penatalaksanaan sebaiknya terkait pada faktor
resikonya,
Skor Resiko
Insiden keluaran yang buruk (kematian, (re) infark miokard, atau iskemia
berat rekuren) pada 14 hari berkisar antara 5% dengan risiko 0-1, sampai 41%
dengan skor risiko 6-7. Skor resiko ini berasal dari analisis pasien-pasien pada
penelitian TIMI IIB dan telah divalidasi pada empat penelitian tambahan dan satu
registry, terdapat banyak bukti yang menunjukkan disfungsi ginjal berhubungan
dengan peningkatan resiko keluaran yang buruk. Beberapa penelitian
seperti Platelet Receptor Inhibition Ischemic Syndrome Management in Patien
Limited by Unstable Sign and Symptom (PRISM-PLUS). Treat Angina with
Aggrastat and DetermineCost of Therapy with invasive or Conservative
Strategy (TACTICS)-TIMI 18, DAN Global Use Strategies to Open Ocluded
Coronary Arteries (GUSTO) IV-ACS, kesemunya menunjukkan pasien-pasien
dengan kadar klirens kreatinin yang lebih rendah memiliki gambaran resiko yang
lebih besar dan keluaran yang kurang baik. Walaupun strategi invasive banyak
bermanfaat pada pasien disfungsi ginjal, namaun memiliki resiko perdarahan lebih
banyak. Karena molekul kecil inhibitor GP IIb/IIIa dan LMWH diekskresikan
lewat ginjal.
Newby et al. mendemonstrasikan bahwa strategi bedside menggunakan
mioglobin, creatinin kinase MB dan Troponin I memberikan stratifikasi risiko
yang lebih akurat dibandingkan jika menggunakan petanda tunggal berbasis
laboratorium. Sabatin et al. Mempertimbangkan 3 faktor patofisiologi yang terjadi
pada UA/NSTEMI yaitu :
- Ketidaksetabilan plak dan nekrosis otot yang terjadi akibat mikroembolisasi
- Inflamasi vaskuler
- Kerusakan ventrikel kiri
Masing-masing dapat dinilai secara independen berdasarkan penilaian
terhadap petanda-petanda seperti cardiac-spesific troponin. C-reactive
protein dan brain natriuretic peptide, berturut-turut. Pada penelitian TACTICS-
TIMI 18, dimana resiko relative, mortalitas 30 hari pasien dengan bio marker 0, 1,
2, dan 3 semakin meningkat berkali lipat 1,2. 1,5. 7, dan 13,0 berturut-turut.
Pendekatan petanda laboratorium sebaiknya tidak digunakan sendiri-sendiri tapi
seharusnya dapat memperjelas penemuan klinis.
Penatalaksanaan
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan
segmen ST dan irama jantung.
Empat komponen utama terapi yang harus dipertimbangkan pada setiap pasien
NSTEMI yaitu :
- Terapi antiiskemia
- Terapi anti platelet/antikoagulan
- Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi),
- Perawatan sebelum meninggalkan RS dan sudah perawatan RS.

Terapi
a. Terapi Antiiskemia
- Nitrat ( ISDN )
- Penyekat Beta
Obat Selektivitas
Aktivitas Agonis
Parsial
Dosis umum untuk
Angina
Propranolol Tidak Tidak 20-80mg 2 kali sehari
Metoprolol Beta 1 Tidak 50-200mg 2 kali sehari
Atenolol Beta 1 Tidak 50-200mg/hari
Nadolol Tidak Tidak 40-80mg/hari
Timolol Tidak Tidak 10mg 2 kali sehari
Asebutolol Beta 1 Ya 200-600mg 2 kali sehari
Betaksolol Beta 1 Tidak 10-20mg/hari
Bisoprolol Beta 1 Tidak 10mg/hari
Esmolol (intravena) Beta 1 Tidak 50-300mcg/kg/menit
Labetalol Tidak Ya 200-600mg 2 kali sehari
Pindolol Tidak Ya 2,5-7,5mg 3 kali sehari

b. Terapi Antitrombotik
- Antitrombotik (Streptokinase, Urokinase, rt-PA)
c. Terapi Antiplatelet
- Antiplatelet (Aspirin, Klopidogrel, Antagonis Platelet GP IIb/IIIa)
d. Terapi Antikoagulan
- LMWH (low Molekuler weight Heparin)
e. Strategi Invasif dini vs Konservasif dini
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membandingkan strategi
invasif dini (arteriografi koroner dini dilanjutkan dengan revaskularisasi
sebagaimana diindikasikan oleh temuan arteriografi) dengan strategi
konservatif dini (kateterisasi dan jika diindikasikan revaskulaisasi, hanya
pada yang mengalami kegagalan terhadap terapi oral/obat-obatan).

Perawatan untuk pasien resiko rendah
a. Tes stres noninvasif
b. Hasil tes menunjukkan gambaran resiko tinggi sebaiknya menjalani
arteriografi koroner dan berdasarkan temuan anatomis, revaskularisasi dapat
dilakukan
c. Arteriografi koroner dapat dipilih pada pasien-pasien tes positif tapi tanpa
temuan risiko tinggi

Tatalaksana Predischarge dan pencegahan sekunder
Tatalaksana terhadap faktor resiko antara lain :
- Mencapai berat badan optimal
- Nasehat diet
- Penghentian merokok
- Olah raga
- Pengontrolan Hipertensi
- Tatalaksana Diabetes Melitus dan deteksi Diabetes Melitus yang tidak
dikenali sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Primer
1. Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
2. Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
4. Disability
a. Kaji tingkat kesaddaran dengan menggunakan AVPU.
5. Exposure
a. Lakukan pemeriksaan kesehatan dan riwayat penyakit apabila
pasien stabil
b. Pasien dengn NSTEMI tidak diperbolehkan untuk mengendarai
kendaraan dalam 4 (empat) minggu

Pengkajian Sekunder
1. Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur

Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah dapat normal / naik / turun
- Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
- Nadi dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
(disritmia).
- Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
jantung
- Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
- Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,
krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
- Warna pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau
bibir
3. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga.
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri.
4. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.

5. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah,
perubahan berat badan
6. Higiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau
istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8. Nyeri atau ketidaknyamanan
Tanda dan Gejala

Pada infark miokard dikenal istilah TRIAS, yaitu:
1. Nyeri :
a. Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan
terus-menerus tidak mereda, biasanya dirasakan diatas region
sternal bawah dan abdomen bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri
tidak tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya
lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis
berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang
hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptord.
2. Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48
jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata / khusus ) terjadi dalam 6-12 jam,
memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari.
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi
dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang
terjadi kemudian adalah adanya gelombang Q/QS yang menandakan
adanya nekrosis.
Pemeriksaan Penunjang:
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung. Akan ditemukan gelombang T
inverted, ST depresi, Q patologis.
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
misalnya hipokalemi, hiperkalemi.
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah
IMA berhubungan dengan proses inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada hari ke-2 dan ke-3 setelah IMA , menunjukkan
inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ
akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau
kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IMA.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK
atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau
dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miokard dan status sel
miokard misal lokasi atau luasnya AMI.
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area
nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan
dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya
dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan
mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu
dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty
atau emergensi.
14. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup
ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark
dan bekuan darah.
15. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering
dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase
penyembuhan.
Penatalaksanaan
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam
2. Tirah baring, posisi semi fowler, monitor EKG
3. Infus D5% 10 12 tetes/ menit
4. Oksigen 2 4 lt/menit
5. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 50 mg
6. Obat sedatif : diazepam 2 5 mg
7. Bowel care : laksadin
8. Antikoagulan : heparin tiap 4 6 jam /infus
9. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
10. Psikoterapi untuk mengurangi cemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri ditandai dengan :
- nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
- wajah meringis
- gelisah
- delirium
- perubahan nadi, tekanan darah.
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
- Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
- ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
- tidak gelisah
- nadi 60-100 x / menit,
- TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
- Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri
dada tersebut.
- Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan
istirahat.
- Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis; nafas dalam, perilaku
distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
- Pertahankan Olsigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
- Monitor tanda-tanda vital ( Nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.

2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-
faktor listrik, penurunan karakteristik miokard
Tujuan :
Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama di RS
Kriteria Hasil :
- Tidak ada edema
- Tidak ada disritmia
- Haluaran urin normal
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
- Pertahankan tirah baring selama fase akut
- Kaji dan laporkan adanya tanda tanda penurunan COP, TD
- Monitor haluaran urin
- Kaji dan pantau TTV tiap jam
- Kaji dan pantau EKG tiap hari
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
- Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
- Berikan makanan sesuai diitnya
- Hindari valsava manuver, mengejan (gunakan laxan)
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
ditandai dengan :
- Daerah perifer dingin
- EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
- RR lebih dari 24 x/ menit
- Kapiler refill Lebih dari 3 detik
- Nyeri dada
- Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru ( tidak
selalu )
- HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O
2
< 45 mmHg
dan Saturasi <92
- Nadi lebih dari 100 x/ menit
- Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan berkurang /tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan di RS.
Kriteria Hasil:
- Daerah perifer hangat
- tak sianosis
- gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
- RR 16-24 x/ menit
- tak terdapat clubbing finger
- kapiler refill 3-5 detik
- nadi 60-100x / menit
- TD 120/80 mmHg
Intervensi :
- Monitor Frekuensi dan irama jantung
- Observasi perubahan status mental
- Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa
- Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
- Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi
- Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG, elektrolit ,
GDA( Pa O
2
, Pa CO
2
dan saturasi O
2
). Dan Pemberian oksigen

4. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan
penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan
tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan
keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
- tekanan darah dalam batas normal
- tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen
- paru bersih
- berat badan ideal ( BB idealTB 100 10 %)
Intervensi :
- Ukur masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi,
hitung keseimbangan cairan
- Observasi adanya oedema dependen
- Timbang BB tiap hari
- Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam toleransi
kardiovaskuler
- Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.

5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah
ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar-
kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema paru/efusi,
sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan :
- Dispnea berat
- Gelisah
- Sianosis
- perubahan AGD\hipoksemia

Tujuan :
Oksigenasi dengan AGD dalam rentang normal (pa O
2
65-85 mmHg dan
Saturasi 95-100%)
Kriteria hasil :
- Tidak sesak nafas
- tidak gelisah
- GDA dalam batas Normal ( pa O
2
75-85 mmHg dan Saturasi 95-100%)
Intervensi :
- Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu
pernafasan
- Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi
nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
- Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas
misalnya , batuk, penghisapan lendir dll.
- Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
- Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama
kerja atau tanda vital berubah.

6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik
jaringan miocard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan
darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan
keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
- klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien
- frekuensi jantung 60-100 x/ menit
- TD 120-80 mmHg
Intervensi :
- Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah
aktifitas
- Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur )
- Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang
tidak berat.
- Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh
bengun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1
jam setelah mkan.
- Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap
aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.

7. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
Tujuan :
cemas hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di
RS
Kriteria Hasil :
- Klien tampak rileks
- Klien dapat beristirahat
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
- Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Ajarkan tehnik relaksasi
- Minimalkan rangsang yang membuat stress
- Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan
- Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang
dengan suasana tenang
- Berikan support mental
- Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi

8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
fungsi jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang
akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup ditandai dengan
pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya
kompliksi yang dapat dicegah
Tujuan :
Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya menguat setelah
diberi pendidikan kesehatan selama di RS


Kriteria Hasil :
- Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung , rencana
pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan
- Menyebutkan gangguan yang memerlukan perhatian cepat.
Intervensi :
- Berikan informasi dalam bentuk belajar yang berfariasi, contoh buku,
program audio/ visual, Tanya jawab dll.
- Beri penjelasan factor resiko, diet ( Rendah lemak dan rendah garam )
dan aktifitas yang berlebihan,
- Peringatan untuk menghindari paktifitas manuver valsava
- Latih pasien sehubungan dengan aktifitas yang bertahap contoh : jalan,
kerja, rekreasi aktifitas seksual.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges.2000.Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien edisi 3.Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif.2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler Dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Yogyakarta:Nuha Medika
Taylor, Cynthia M., Ralph, Sheila Sparks.2011. Diagnosa Keperawatan Dengan
Rencana Asuhan Edisi 10. Jakarta: EGC

Вам также может понравиться

  • LP Stemi
    LP Stemi
    Документ18 страниц
    LP Stemi
    Sunita Tria
    100% (1)
  • LP NSTEMI - Ade Erine
    LP NSTEMI - Ade Erine
    Документ12 страниц
    LP NSTEMI - Ade Erine
    rianazhari
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Aritmia
    Laporan Pendahuluan Aritmia
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan Aritmia
    Siti Auliya Ulfa
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Post Op Laparatomi
    Laporan Pendahuluan Post Op Laparatomi
    Документ11 страниц
    Laporan Pendahuluan Post Op Laparatomi
    Tania Aprilia
    Оценок пока нет
  • LP Tumor Buli Buli L2BD
    LP Tumor Buli Buli L2BD
    Документ13 страниц
    LP Tumor Buli Buli L2BD
    elin
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Stemi
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Stemi
    Документ32 страницы
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Stemi
    Amelia Limpong
    100% (1)
  • Heriandi... Lp-Ich
    Heriandi... Lp-Ich
    Документ20 страниц
    Heriandi... Lp-Ich
    Mala dewi
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Kritis CHF
    Asuhan Keperawatan Kritis CHF
    Документ33 страницы
    Asuhan Keperawatan Kritis CHF
    Hasby Assidiq
    Оценок пока нет
  • Askep Fraktur Cerviks Ortopedi New
    Askep Fraktur Cerviks Ortopedi New
    Документ63 страницы
    Askep Fraktur Cerviks Ortopedi New
    heni
    Оценок пока нет
  • LP Hipertensi Pada GGK
    LP Hipertensi Pada GGK
    Документ18 страниц
    LP Hipertensi Pada GGK
    Mutia Rahmah
    100% (1)
  • LP Dan Resume Igd Bedah
    LP Dan Resume Igd Bedah
    Документ31 страница
    LP Dan Resume Igd Bedah
    ukarman
    Оценок пока нет
  • LP Gadar Acs
    LP Gadar Acs
    Документ12 страниц
    LP Gadar Acs
    Ifey
    Оценок пока нет
  • LK BAtu Ureter
    LK BAtu Ureter
    Документ30 страниц
    LK BAtu Ureter
    AhmadNurAfiat
    Оценок пока нет
  • LP Uap
    LP Uap
    Документ16 страниц
    LP Uap
    Maulana Akbar
    Оценок пока нет
  • LP Syok Kardiogenik
    LP Syok Kardiogenik
    Документ21 страница
    LP Syok Kardiogenik
    Yeni Sulistya
    0% (1)
  • Laporan Pendahuluan Trauma Tumpul Abdomen (Sulis)
    Laporan Pendahuluan Trauma Tumpul Abdomen (Sulis)
    Документ7 страниц
    Laporan Pendahuluan Trauma Tumpul Abdomen (Sulis)
    Mely Yudestia Pratiwi
    Оценок пока нет
  • LP Ich
    LP Ich
    Документ18 страниц
    LP Ich
    Hane Tintin
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Stemi
    Laporan Pendahuluan Stemi
    Документ20 страниц
    Laporan Pendahuluan Stemi
    Riana Vera Andantika
    Оценок пока нет
  • LAPORAN Cedera Kepala Ringan
    LAPORAN Cedera Kepala Ringan
    Документ8 страниц
    LAPORAN Cedera Kepala Ringan
    Nova Krisnadi
    Оценок пока нет
  • ASKEP UAP RINI Baru
    ASKEP UAP RINI Baru
    Документ21 страница
    ASKEP UAP RINI Baru
    Lina Lidyawati
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Epidural Hematom
    Laporan Pendahuluan Epidural Hematom
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan Epidural Hematom
    Ety Sugiharti
    Оценок пока нет
  • LP Kista Ovarium
    LP Kista Ovarium
    Документ10 страниц
    LP Kista Ovarium
    jayantapermana
    Оценок пока нет
  • PATHWAY CKD Et CAPD MINGGU III-FIX
    PATHWAY CKD Et CAPD MINGGU III-FIX
    Документ2 страницы
    PATHWAY CKD Et CAPD MINGGU III-FIX
    rahmawatus
    50% (2)
  • LK Tumor Otak
    LK Tumor Otak
    Документ21 страница
    LK Tumor Otak
    shinta
    Оценок пока нет
  • LP Melena
    LP Melena
    Документ7 страниц
    LP Melena
    Yuyun Desi Saputri
    Оценок пока нет
  • LP Gadar Vertigo
    LP Gadar Vertigo
    Документ12 страниц
    LP Gadar Vertigo
    Putra Sevenfoldism
    Оценок пока нет
  • Standar Asuhan Keperawatan Stemi
    Standar Asuhan Keperawatan Stemi
    Документ17 страниц
    Standar Asuhan Keperawatan Stemi
    Andang Wiratama
    100% (1)
  • Askep Pada Pasien Peritonitis
    Askep Pada Pasien Peritonitis
    Документ27 страниц
    Askep Pada Pasien Peritonitis
    Chentya Babellswetzz
    Оценок пока нет
  • LP Gastritis Erosif Hesti Karmila
    LP Gastritis Erosif Hesti Karmila
    Документ8 страниц
    LP Gastritis Erosif Hesti Karmila
    Vera Luchita
    Оценок пока нет
  • LP Ca Mamae
    LP Ca Mamae
    Документ14 страниц
    LP Ca Mamae
    Daimatun ni'mah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ureterolithiasis
    Laporan Pendahuluan Ureterolithiasis
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Ureterolithiasis
    Matheus Dharma Prathama
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Hemoragik
    LP Stroke Hemoragik
    Документ25 страниц
    LP Stroke Hemoragik
    ika fransiska natalia
    Оценок пока нет
  • LP Sol
    LP Sol
    Документ18 страниц
    LP Sol
    Alandzikrul
    Оценок пока нет
  • Askep Kelompok ICU Bismillah Konsul 2017
    Askep Kelompok ICU Bismillah Konsul 2017
    Документ40 страниц
    Askep Kelompok ICU Bismillah Konsul 2017
    Roikhatul Masithoh
    Оценок пока нет
  • LP Ket
    LP Ket
    Документ12 страниц
    LP Ket
    AthenaDewi
    Оценок пока нет
  • LP Moderate Cholangitis Bismillah
    LP Moderate Cholangitis Bismillah
    Документ27 страниц
    LP Moderate Cholangitis Bismillah
    desi purwantini
    Оценок пока нет
  • LP Anemia Aga
    LP Anemia Aga
    Документ20 страниц
    LP Anemia Aga
    Arshal
    Оценок пока нет
  • Askep CA Hepar
    Askep CA Hepar
    Документ7 страниц
    Askep CA Hepar
    Eed Cham's
    Оценок пока нет
  • CKR
    CKR
    Документ59 страниц
    CKR
    Elfiana
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan CA Tiroid
    Laporan Pendahuluan CA Tiroid
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan CA Tiroid
    jhonatan
    Оценок пока нет
  • LP Stemi
    LP Stemi
    Документ23 страницы
    LP Stemi
    Riizka TetepiingiinkntDiia
    Оценок пока нет
  • LP Tumor Otak
    LP Tumor Otak
    Документ23 страницы
    LP Tumor Otak
    Yeni tri wahyuni
    Оценок пока нет
  • Askep Tumor Uterus
    Askep Tumor Uterus
    Документ39 страниц
    Askep Tumor Uterus
    Oktiana Putrii
    Оценок пока нет
  • Askep Ima
    Askep Ima
    Документ32 страницы
    Askep Ima
    Nanda Laiyaa
    Оценок пока нет
  • Prosedur Pelaksanaan Posyandu Lansia
    Prosedur Pelaksanaan Posyandu Lansia
    Документ3 страницы
    Prosedur Pelaksanaan Posyandu Lansia
    Roby Luffy
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif
    Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif
    Документ17 страниц
    Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif
    Gusti Wahyuni
    Оценок пока нет
  • Vidya Ayu Pangestika - Laporan Pendahuluan STEMI - RSIS Periode 16-22 Maret 2020
    Vidya Ayu Pangestika - Laporan Pendahuluan STEMI - RSIS Periode 16-22 Maret 2020
    Документ15 страниц
    Vidya Ayu Pangestika - Laporan Pendahuluan STEMI - RSIS Periode 16-22 Maret 2020
    intanputri ramadhani
    Оценок пока нет
  • LP Cad
    LP Cad
    Документ23 страницы
    LP Cad
    Yani Handayani
    Оценок пока нет
  • LP Nstemi
    LP Nstemi
    Документ11 страниц
    LP Nstemi
    jumiwati prastika
    Оценок пока нет
  • Pengertian Laparatomi
    Pengertian Laparatomi
    Документ3 страницы
    Pengertian Laparatomi
    Natalia Desy
    0% (1)
  • 2.2. Laporan Pendahuluan Ich
    2.2. Laporan Pendahuluan Ich
    Документ13 страниц
    2.2. Laporan Pendahuluan Ich
    MusLikah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Acs Nstemi
    Laporan Pendahuluan Acs Nstemi
    Документ12 страниц
    Laporan Pendahuluan Acs Nstemi
    Sri Nur Ramliah
    Оценок пока нет
  • LP Nstemi
    LP Nstemi
    Документ12 страниц
    LP Nstemi
    Nurul Purborini
    75% (4)
  • LP Iccu
    LP Iccu
    Документ23 страницы
    LP Iccu
    ifagisela
    Оценок пока нет
  • LP Acs
    LP Acs
    Документ9 страниц
    LP Acs
    ga ta
    Оценок пока нет
  • LP Nstemi
    LP Nstemi
    Документ12 страниц
    LP Nstemi
    Hary Arya
    Оценок пока нет
  • Dokumen - Tips LP Nstemi 55a75016a6f72
    Dokumen - Tips LP Nstemi 55a75016a6f72
    Документ9 страниц
    Dokumen - Tips LP Nstemi 55a75016a6f72
    Nita
    Оценок пока нет
  • Acute Coronary Syndrome (ACS)
    Acute Coronary Syndrome (ACS)
    Документ20 страниц
    Acute Coronary Syndrome (ACS)
    Rizki Kurniawan
    100% (1)
  • LP NStemi
    LP NStemi
    Документ8 страниц
    LP NStemi
    Desy Arifah Setyaningtyas
    50% (2)
  • Ilmu Penyakit Jantung Trigger 2
    Ilmu Penyakit Jantung Trigger 2
    Документ24 страницы
    Ilmu Penyakit Jantung Trigger 2
    isti
    Оценок пока нет