Belum lagi tuntas implementasi sistem nirkabel generasi ketiga alias 3G, termasuk di Indonesia, orang sudah mulai memikirkan generasi berikutnya, yaitu generasi keempat (4G! "istem 4G yang sedang diteliti oleh para pakar di seluruh dunia ini dijanjikan dapat mengirimkan data sampai lebih dari #$ Mbps! %ingkup istilah 4G tidak hanya memayungi &ersi nirkabel dari %'( seperti yang dibakukan oleh I))) dalam standar *$#!++ di mana pelanggan berkomunikasi dari notebook atau desktop,nya sambil duduk diam, namun juga meliputi generasi penerus dari sistem komunikasi bergerak 3G! -i sini tampak bah.a /itur yang ditekankan pada sistem 4G adalah pen0apaian kapasitas yang tinggi dengan tetap menjaga mobilitas bagi pelanggannya! 1eknologi relati/ baru yang kini sedang dipuja,puji berbagai pakar karena kemampuannya meningkatkan se0ara drastis kapasitas maupun kualitas kanal nirkabel adalah teknologi multi,antena MIMO (multi,input multi,output, di mana baik B1" maupun terminal pelanggan menggunakan lebih dari satu antena yang bekerja pada /rekuensi yang sama! "ebagai 0ontoh, misalkan peman0ar memiliki M antena, masing,masing mengirimkan sinyal yang berbeda,beda, sedangkan penerima menggunakan ( antena! "emua sinyal dari M antena peman0ar akan sampai pada setiap antena penerima dalam keadaan ter0ampur baur2e/ek ini se0ara matematis dinyatakan dalam respons kanal yang berbentuk matriks berukuran (M! (amun, dengan bantuan lintasan propagasi radio yang jamak akibat adanya berbagai obyek penghambur gelombang di sekeliling antena, perangkat penerima dapat didesain untuk mampu memilah,milah sinyal yang berbeda,beda tersebut! Malah sistem MIMO mampu meman/aatkan keberadaan lintasan jamak ini untuk men0iptakan sejumlah kanal eki&alen yang seolah,olah terpisah satu sama lain! Ini bisa dipandang sebagai suatu mukji3at tersendiri karena pada kondisi normal keberadaan lintasan jamak justru bersi/at merugikan sebab menimbulkan /ading! 'plikasi MIMO pun kemudian dapat diarahkan untuk men0apai dua tujuan yang berbeda yang di.ujudkan dalam dua teknik: multipleks spasial dan pengkodean ruang,.aktu! Multipleks spasial 'plikasi pertama diperoleh jika sistem peman0ar dan penerima dioperasikan dalam mode yang disebut multipleks spasial (spatial multiple4ing dengan tujuan untuk men0apai kapasitas kanal yang besar! 5ada multipleks spasial, aliran data berlaju tinggi dipe0ah, pe0ah menjadi sejumlah aliran paralel sesuai dengan jumlah antena peman0ar, masing, masing dengan laju yang lebih rendah dari aliran aslinya! "ebelum masuk ke antena, aliran,aliran data ini dile.atkan pada matriks khusus yang ber/ungsi menggabung,gabungkan sinyal dari semua aliran dengan kombinasi tertentu untuk dipan0arkan melalui setiap antena2suatu proses multipleks yang berlangsung pada dimensi spasial karena setiap kombinasi data paralel ditujukan ke salah satu antena peman0ar! 6ika diasumsikan terdapat saluran umpan balik in/ormasi dari penerima ke peman0ar, penerima dapat melakukan estimasi respons kanal (dengan training se7uen0e misalnya dan mengumpanbalikkan in/ormasi ini kepada peman0ar! 5eman0ar kemudian dapat mengetahui bagaimana seharusnya dia menata matriks multipleks agar dapat di0apai kapasitas kanal yang setinggi,tingginya! 1eknik yang pertama kali diusulkan di sini adalah dengan menerapkan operasi dekomposisi nilai singular (singular &alue de0omposition atau "8- pada matriks respons kanal! -ua matriks unitary, biasa disimbolkan sebagai 9 dan 8, yang dihasilkan oleh operasi ini adalah matriks multipleks dan demultipleks yang harus digunakan oleh peman0ar dan penerima! :on/igurasi sistem kemudian menjadi eki&alen dengan sistem peman0ar,penerima yang terhubung melalui sejumlah saluran paralel sebanyak M atau (, tergantung mana yang lebih ke0il! "ebagai 0ontoh, misalkan M bernilai lebih ke0il dari (, maka sistem ini seolah, olah memiliki M saluran yang terpisah satu sama lain untuk memba.a M aliran data yang berbeda, masing,masing dengan laju rata,rata +;M dari laju aliran data aslinya, padahal seluruh sistem multi,antena ini bekerja pada /rekuensi yang sama! :esimpulannya jelas, telah terjadi penghematan penggunaan band.idth sebesar +;M kali, atau dengan kata lain, terjadi peningkatan kapasitas kanal sebesar M kali! Bayangkan kondisi ekstremnya, dengan sedikitnya +$ antena pada masing,masing sisi peman0ar dan penerima, aliran data sebesar + Mbps dapat dikirimkan ke penerima dengan band.idth sekitar +$$ kH3 saja apabila digunakan modulasi dengan e/isiensi + bps;H3! 'tau dari sudut pandang yang berla.anan, lebar spektrum +$$ kH3 yang sebelumnya hanya mampu memba.a sinyal +$$ kbps, sekarang mampu mengangkut data berlaju + Mbps dengan menggunakan minimal +$ antena pada setiap sisi! :esimpulan yang sangat menggiurkan ini diupayakan terealisasi oleh para ahli dengan susah payah! 1antangan utama adalah penyediaan saluran umpan balik dengan estimasi respons kanal yang 0epat dan akurat! Implementasi yang lebih realistis, yaitu pada kondisi di mana tidak ada saluran umpan balik dari penerima ke peman0ar, adalah dengan menyalurkan aliran,aliran data berlaju rendah se0ara apa adanya ke antena peman0ar yang bersesuaian! :ondisi ini sama saja dengan memasang matriks identitas sebagai matriks multipleks pada peman0ar! 6ika 0ara ini diterapkan, penerima perlu menggunakan teknik deteksi yang mirip dengan deteksi multi,user pada sistem <-M' untuk dapat memisah,misahkan sinyal dari aliran data yang berbeda yang telah ter0ampur baur pada setiap antenanya! 5ada penerima yang berarsitektur B%'"1 (Bell %abs %ayered "pa0e,1ime 'r0hite0ture, digunakan teknik deteksi dengan penghapusan inter/erensi antar,aliran data se0ara bergantian yang dimulai dari aliran data dengan kualitas sinyal terbaik, teknik yang biasa disebut su00essi&e inter/eren0e 0an0ellation atau "I<! 'rsitektur B%'"1 adalah sistem deteksi yang pertama kali berhasil diuji 0oba se0ara eksperimental pada sistem peman0ar, penerima MIMO yang riil! 6enis aplikasi MIMO yang kedua adalah sistem pengkodean ruang,.aktu (spa0e,time 0oding atau "1<! 1ujuannya adalah mendapatkan kualitas sinyal setinggi mungkin dengan meman/aatkan teknik di&ersity pada peman0ar dan penerima (1entang teknik di&ersity, ba0a =Meningkatkan :inerja "istem :omunikasi >adio dengan 1eknologi Multi, antena= di :ompas, "abtu ? (o&ember #$$4! :on&ensional -i&ersity se0ara kon&ensional diterapkan dengan memasang lebih dari satu antena pada penerima, dengan harapan bah.a kualitas sinyal yang diterima dapat ditingkatkan dari sistem satu antena dalam kondisi kanal /ading dengan adanya lintasan jamak! Besarnya peningkatan ini diukur dengan parameter di&ersity gain, yang harganya makin meningkat dengan makin besarnya tingkat di&ersity (, yaitu jumlah antena yang digunakan pada penerima! 5enggunaan "1< pada sistem MIMO dengan M antena peman0ar dan ( antena penerima menjanjikan kenaikan tingkat di&ersity menjadi M@(! 9ntuk memberikan bayangan, dengan empat antena pada masing,masing peman0ar dan penerima, sistem MIMO dengan "1< diharapkan mampu menyediakan tingkat di&ersity yang eki&alen dengan metode kon&ensional yang menggunakan +? antena pada penerima! Bentuk "1< yang paling sederhana dan termasuk penemuan paling a.al2malah sudah sempat diterapkan pada beberapa sistem 3G2adalah sistem pengkodean blok "1B< (spa0e,time blo0k 0odes hasil temuan "ia&ash 'lamouti pada tahun +AA* yang penerapannya terbatas pada sistem dengan dua antena peman0ar! 5ada sistem "1B< ala 'lamouti, aliran data yang sama dipan0arkan melalui kedua antena peman0ar! (amun, sebelum siap dipan0arkan, aliran data yang menuju ke setiap antena mengalami perlakuan yang berbeda! "etiap dua simbol data akan tetap dikirimkan dalam dua periode simbol, namun pada antena kedua urutan simbolnya dibalik, dikonjugasikan, dan salah satunya dinegati/kan! 1ujuan dari perlakuan yang kelihatannya ru.et namun sebenarnya 0ukup sederhana ini adalah untuk memudahkan pemisahan kedua simbol pada penerima sedemikian hingga deteksi dua simbol yang semula harus dilakukan bersamaan pada sinyal 0ampuran sekarang dapat dipe0ah menjadi dua proses deteksi simbol yang terpisah! 'lamouti berhasil membuktikan bah.a sistem "1B< temuannya yang diterapkan pada sistem dengan dua antena peman0ar dan satu antena penerima mampu menunjukkan kinerja yang sama dengan sistem di&ersity kon&ensional dengan dua antena pada penerima! Hasil yang di0apai akan lebih baik lagi apabila pada penerima digunakan lebih dari satu antena yang bekerja dalam mode di&ersity pula! 1emuan "1B< 'lamouti ini kemudian disusul oleh temuan, temuan lainnya, terutama untuk sistem peman0ar dengan lebih dari dua antena! 1eknik "1< lainnya diperoleh dengan menggunakan kode trellis, la3im disebut sebagai spa0e,time trellis 0odes ("11<, dengan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan "1B<! Masih banyak permasalahan yang harus diklari/ikasi untuk mematangkan teknologi MIMO ini sampai benar,benar siap diterapkan pada sistem nirkabel 4G! "alah satunya adalah kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan perubahan kanal, hal yang la3im terjadi pada terminal pelanggan yang bergerak, di atas kendaraan yang sedang mengebut misalnya! 9ntuk sistem dengan lebih dari satu antena pada kedua sisi, dapatlah dibayangkan bah.a proses adaptasi akan memerlukan sumber daya lebih besar! Orang juga berupaya memadukan keunggulan kapasitas dari teknik multipleks spasial dengan kualitas sinyal yang tinggi yang menjadi kelebihan pengkodean ruang,.aktu! -ari sisi perangkat keras, masih harus di0ari konstruksi antena larik yang memungkinkan sejumlah antena dengan pita spektrum lebar dimampatkan dalam ruang yang terbatas tanpa mengorbankan keuntungan kapasitas yang sudah diperoleh dari adanya lintasan jamak! <elah lain yang lebih tinggi di a.ang,a.ang namun masih bisa diintip kemungkinan realisasinya adalah peman/aatan kon/igurasi MIMO dalam skala lebih besar se0ara terdistribusi! -alam skenario yang berlaku pada sistem seluler ini, sejumlah base station yang berbeda dapat bekerja se0ara terkoordinasi seolah,olah sebagai satu perangkat peman0ar;penerima dengan sejumlah antena, yaitu antenanya masing,masing! 5enerapan yang lebih 0anggih lagi, misalnya, adalah dengan meletakkan sistem MIMO terdistribusi dalam konteks jaringan nirkabel ad,ho0! G'M'(1BO H)(->'(1O>O "ta/ 5engajar 6urusan 1eknik )lektro I1"C :epala %aboratorium 5ropagasi dan >adiasi Gelombang )lektromagnetik I1"