DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : CHRONIK RENAL FAILURE DI RUANG RPDA RSUD JEND. AHMAD YANI METRO
Tanggal pengkajian : 19 mei 2014 Waktu : pukul 13.00 WIB Tanggal masuk : 19 mei 2014, pukul 00.10 WIB Ruang/kelas : RPDA/ NAKULA II No. Registrasi : 237766 Diagnosa medis : CRF
1. IDENTITAS PASIEN
Nama klien : Ny. W Jenis kelamin : perempuan Usia : 45 tahun Status perkawinan : menikah Agama : islam Suku bangsa : jawa Pendidikan : SD Alamat : Sumber biaya : BPJS Sumber informasi : Ny.W
2. RESUME
Klien datang ke RSUD Jend. A Yani Metro pada tanggal 19 mei 2014, pukul 00.10 WIB. Dengan keluhan sesak napas 3 hari yang lalu, badan terasa lemas, batuk (+), tidak nafsu makan, muntah mengeluarkan darah sedikit. Klien diberikan terapi IVFD RL 6 tpm, furosemid 1 x 1 ampul, ranitidin 2 x 1 ampul, asam folat 1 x 1 tab, bicnat 3 x 1 tablet, aminodipin 1 x 10 mg.
3. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang 1. Keluhan utama Keluhan utama yang dirasakan klien adalah sesak napas.
2. Kronologis keluhan Klien mengatakan sesak napas ketika banyak bergerak. Klien mengatakan sesak napas muncul / timbul pada pagi hari dan siang hari saat klien banyak beraktifitas.klien mengatakan selain sesak, klien juga mual dan tidak nafsu makan, badan terasa lemas.
b. Riwayat kesehatan masa lalu Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit gagal ginjal sejak 1 tahun yang lalu, klien mengatakan sering memeriksakan dirinya ke dokter. Klien mengatakan ini merupakan pertama kalinya dirawat di RS. Klien mengatakan memiliki alergi pada obat, klien tidak memiliki riwayat kecelakaan, ketika sakit, klien mengkonsumsi obat-obatan dari dokter.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keterangan :
: laki-laki
:perempuan
: klien :perkawinan
: keturunan
:tinggal serumah
Klien mengatakan dalam keluarga nya, adik klien memiliki penyakit yang sama seperti yang klien alami, yaitu gagal ginjal.
d. Riwayat psikosial dan spiritual Klien mengatakan orang paling dekat dengan diri nya adalah suami klien. Interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi dengan keluarga juga baik, pembuat keputusan adalah suami klien, kliatan kemasyarakatan yang diikuti klien adalah pengajian. Dampak penyakit klien terhadap kluarga adlah kluarga menjadi khawatir dengan kondisi klien, masalah yang mempengaruhi klien saat ini adalah aktifitas klie menjadi terbatas, klien tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah. Mekanisme koping yang dilakukan saat sakit klien memeriksakan langsung kondisi kesehatan nya kepelayanan kesehatan terdekat. Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya agar cepat pulang. Klien mengatakan tidak ada nilai-nilai keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan klien, saat ini aktifitas keagamaan yang dilakukan adalah berdoa. Kondisi lingkungan rumah baik dan tidak mempengaruhi kesehatan.
e. Pola kesehatan sehari-hari
1. Pola nutrisi Sebelum sakit : klien tidak ada masalah dengan pola makan, frekuensi makan 3x/hari, nafsu makan klien baik, klien dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan, tidak ada makanan yang tidak disukai dan klien tidak memiliki alergi pada makanan, diit makanan dirumah yaitu makanan biasa, tidak ada penggunaan obat-obatan dan tid ak ada penggunaan alat bantu makan (NGT).
Saat sakit : klien mengatakan nafsu makan menurunn, mual (+), klien hanya menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang disediakan, ddit makan diberikan dari rumah sakit yaitu makan bubur, tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, klien tidak menggunakan alat bantu makan (NGT), ddit makanan lunak rendah protein dan rendah garam.
2. Pola eliminasi Sebelum sakit : Klien hanya BAK 2-3 kali/hari, berwarna kuning jernih, urine 1000 cc. Klien BAB 1kali/hari dengan waktu tidak menentu, warna kuning kecoklatan, konsistensi padat, klien tidak menggunakan obat-obatan laksatif.
Saat sakit : Klien BAK 2-3 kali/hari dengan warna kuning jernih, eliminasi urine 100 cc, klien BAB 1 kali/hari denagn warna yang tidak menentu, berwarna kuning, konsistensi lunak, klien tidak menggunakan obat-obatan laksatif.
3. Pola personal hygine Sebelum sakit Klien mandi 2 kali/hari pada waktu pagi dan sore hari menggunakan sabu, klien menggosok gigi 2 kali/hari menggunakan pasta gigi pada waktu pagi dan sore hari, klien mencuci rambut 2 hari sekali dengan menggunakan shampoo.
Saat sakit Klien mandi hanya 1 kali sehari dengan washlap air hangat, dilakukan pada sore hari dengan keluarga, saat sakit klien hanya menggosok gigi 1 kali/hari dan mencuci rambut sebelum dapat dilakukan.
4. Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit Klien tidur siang 2 jam/hari, tidur malam 8 jam/hari, klien tidak memiliki kebiasaan sebelum tidur.
Saat sakit Klien tidak dapat tidur siang dan pada malah hari klien pun sering terbangun ketika tidur karena sesak napas.
5. Pola aktifitas dan latihan Sebelum sakit Klien dapat bekerja ringan dirumah nya, seperti memasak, membereskan rumah, klien tidak pernah berolah raga, klien sering merasa sesak jika klien beraktifitas.
Saat sakit Aktifitas yang dilakukan klien hanya tidur saja, keluhan yang dirasakan klien adalah sesak napas apabila banyak bekerja.
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Sebelum sakit Klien tidak ada kebiasaan merokok, dan tidak mengkonsumsi minuman keras (alkohol) dan NAPZA.
Saat sakit Klien juga tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman keras dan NAPZA.
4. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan umum Berat badan : 50 kg, sebelum sakit = 53 kg Tinggi badan : Tekanan darah : 180/100 mmHg Suhu : 36,8 Nadi : 96 kali/menit Pernapsan : 26 kali/menit
b. Sistem penglihatan Sisi mata tampak simetris antara kiri dan kanan, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva anemis, kornea tampak keruh, sklera aniterik, pupil isokor diameter 2 mm, otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik klien tidak kabur dalam melihat, tidak terdapat tanda-tanda radang, klien tidak menggunakan kaca mata dan lensa kontak, reaksi terhadap cahaya baik (+/+) (2/2).
c. Sistem pendengaran Daun telinga normal, keadaan telinga cukup bersih, tidak ada serumen, kondisi telinga tengah normal, tidak terlihat cairang yang keluar sari lubang telinga, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
d. Sistem wicara Klien tidak mengalami gangguan pada sistem wicara, klien dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas.
e. Sistem pernapasan Jalan napas bersih, klien tampak sesak, frekuensi napas 26 kali/menit, irama napas teratur, jenis pernapasan spontan, suara napas vasikuler, terdapat nyeri pada saat bernapas, klien menggunakan nassa kanul 2 LPM, tidak ad nyeri tekan pada dada.
f. Sistem kardoivaskular Nadi 82 kali/menit, irama teratur dan denyut kuat, tekanan darah 180/100 mmHg, tidak ad distensi vena jugularis, kulit teraba hangat, warna kulit pucat, CRT <2 detik, tidak terdapat edema, suara jantung s1 dan s2 reguler, tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
g. Sistem hematologi Klien tampak pucat, klien tampak lemas, klien mendapat tranfusi 1 kolf ( 150 cc).
h. Sistem pencernaan Klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak terdapat carries, tidak tampak stomatis, mukosa bibir kering dan pucat, keadaan lidah kotor, klien mengatakan mual, klien tidak ad nyeri perut, bising usus 10 kali/menit.
i. Sistem urogenital Intake : infus : 600 cc Mkan dan minum : 400 cc
Out put : urine dan bab : 300 cc
IWL : 50 x 15 : 125 cc/6jam 6 Balance cairan : input output : 1000 - 125 : 575 cc j. Sistem integumen Turgor kulit buruk, kurang elastis, tidak terdapat lesi, keadaan rambut cukup kotor, rambut tidak mudah kotor.
k. Sistem muskuluskeletal Tidak ada kesulitan dalam bergerak, tidak ad sakit pada tulang dan sendi, tidak ada kelainan pada bentuk tulang dan sendi, tidak ada kelainan pada truktur ttulang belakang, keadaan tonus oto baik
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan kimia darah
Tanggal : 19 mei 2014 Pukul : 11 : 37 WIB
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL HEMATOLOGI
Jumlah leukosit Jumlah eritrosit Hemoglobin Hematokrit
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL FUNGSI GINJAL Ureum Kreatinin
267 mg/dl 32,31 mg/dl
15-40 mg/dl 0,6-1,7 mg/dl
6. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 20 mei 2014 Furosemid 1 x 1 amp/iv Ranitidin 2 x 1 amp/iv Asam folat 2 x 1 tablet Bicnat 3 x 1 tablet Amliodipin 1 x 500 Osteocal 2 x 1 tablet
7. ANALISA DATA DATA MASALAH ETIOLOGY 1.) D5 : - Klien mengatakan sesak nafas. - Klien mengatakan sesak jika banyak bergerak D0: - Klien tampak sesak - Klien tampak pucat - TD = 150/100 mmHg - N = 96 x 1 menit - S = 36, 8 o C - RR m= 26 x 1 menit - Klien terpasang nasal kanul 2 LPM. - Rothorax : oedempulmo Pola nafas tidak efektif Penurunan ekspansi paru 2.) D5 : - Klien mengatakan nafsu makan menurun. - Klien mengatakan mual - Klien mengatakan hanya makan 3 sendok makan D0: - Klien tampak pucat - Mukosa bibir kering dan pucat - Targor kulit tidak elastis dan keringBB menurun 3 Kg - Hb = 4,791 dl Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Intake tidak adekuat 3.) D5 : - Klien mengatakan lemas - Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas banyak D0: - konjungtiva anemis - Klien tampak pucat - Klien mendapat tranfusi darah 1 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer penurunan eritropoetin kolf pukul 11.00 - Mukosa bibir kering dan pucat - Hb : 4,791 dl - Ureum : 267 mgld
9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1) Diagnosa : Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam, pola nafas menjadi efektif K.H : - Tidak ada dyspnea - Irama nafas dan frekuansi nafas normal (16-20 x 1 menit) - Tidak ada suara nafas tamb ahan - Dapat bernafas dengan mudah - TTV dalam rentang normal
INTERVENSI RASIONAL 1.) Monitor TTV dan keadaan umum pasien. 2.) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan. 3.) Monitor frekuensi pernapasan 4.) Berikan posisi semiFowler.
5.) Kolaborasi pemberian O 2
Untuk mengetahui keadaan pasien
Untuk mengetahui adanya suara nafas tambahan. Untuk mengetahui ada / tidaknya dyspnea. Untuk memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. Untuk mencukupi kebutuhan O 2.
2) Diagnosa : Gangguan pemenuhan nutrisi kukrang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam nutrisi dapat terpenuhi K.H : - Melaporkan bebas dari mual - Tidak lemas - Nafsu makan baik - Nutrisi adekuat INTERVENSI RASIONAL 1.) Monitor status nutrisi klien. 2.) Monitor membran mukosa, vital sign. 3.) Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering 4.) Pantau gejala mual pada klien. 5.) Kolaborasi dengan tim ahli gizi untuk program diit rendah protein dan rendah Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien. Mengetahui status hidrasi klien. Mencukupi kebutuhan nutrisi klien.
Mencegah mual berualang. Untuk mencapai keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan garam 6.) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan. penyembuhan Faktor yang tidak menyenangkan berperan dalam menimbulkan anoreksia.
3) Diagnosa : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan eritropoetin. Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 x 24 jam perfusi jaringan menjadi efektif. K.H : - tanda-tanda vital dalam batas normal - membran mukosa baik - HB meningkat / normal = 12 16,5 g/dl INTERVENSI RASIONAL 1.) Monitor tanda vital, pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa
2.) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. 3.) Catat keluhan rasa dingin.
4.) Kolaborasi pemeriksaan laboraturium Hb, Ht
5.) Kolaborasi pemberian darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi. Memberikan informasi tentang derajat perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi. Mamaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Vosokontriksi menurunkan sirkulasi perifer. Mengidentifikasi definisi dan kebutuhan pengobatan. Meningkatkan jumlah sel pembawa O 2 .
9. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. W Ruang / Kelas : RPDA / N.2 Hari / Tanggal : Senin, 19 Mei 2014 Waktu : 08.00 14.00 WIB
No. DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1.
Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
11.15
11.15
11.30
11.35
1.) Memonitor tanda- tanda vital dan keadaan umum klien.
2.) Mengakkultasi suara nafas, mencatat adanya suara nafas tambahan.
3.) Memberikan posisi semi Fowler.
4.) Kolaborasi pemberian O 2 dengan nasal kanul 2 LPM
S: - Klien mengatakan masih terasa sesak. - Klien mengatakan sesak jika berjalan ke kamar mandi.
O: - TO = 180 / 100 mmHg - N = 96 x / menit - S = 36,8 0 C - RR = 26 x / menit - Keaedaan umum lemah. - Suara nafas vesikuler - Klien istirahat dengan posisi semi Fowler. - Terpasang O 2 nasal kanul 2 LPM.
A: Masalah pola nafas teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi : 1,2,3,4.
No. DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat
11.00
11.15
11.25
11.40
11.55
12.15
1.) Memonitor status nutrisi klien.
2.) Memonitor membran mukosa dan vital sign.
3.) Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
4.) Memantau gejala mual pada klien.
5.) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk program diit rendah protein dan rendah garam.
6.) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan waktu makan.
S: - Klien mengatakan mual - Klien mengatakan tidak nafsu makan - Klien mengatakan hanya makan 3 sendok makan.
O: - TO = 180 / 100 mmHg - N = 96 x / menit - RR = 26 x / menit - Membran mukosa kering dan pucat. - Klien tampak makan sedikit demi sedikit. - Klien mendapatkan diit rendah protein dan rendah garam. - Lingkkungan tenang dan bersih.
A: Masalah nutrisi belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi : 1,2,3,5
No. DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
3.
Ketidak efektifan perfuri jaringan b/d penurunan
11.15
11.30
11.40
11.40
11.00
1.) Memonitor tanda vital CRT, warna kulit dan membran mukosa.
2.) Meninggikan kepala tempat tidur.
3.) Mencatat adanya keluhan rasa dingin.
4.) Kolaborasi pemeriksaan laboraturium : Hb, Ht.
5.) Kolaborasi pemberian darah lengkap 1 kolf.
S: - Klien mengatakan lemas. - Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas banyak - Klien mengatakan tidak dingin
O: - TO = 180 / 100 mmHg - N = 96 x / menit - S = 36,8 0 C - RR = 26 x / menit - CRT < 2 Detik - Warna kulit pucat, membran mukosa kering dan pucat. - Klien istirahat dengan posisi semi Fowler. - Hb = 4,7 g/dl, Ht = 13,5 % - Klien mendapatkan tranfusi darah RPC 1 Kolf. - A: Masalah perfuri jaringan belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi : 1,2,3,4,5
Nama Klien : Ny. W Ruang / Kelas : RPDA / N.2 Hari / Tanggal :Selasa, 20 Mei 2014 Waktu : 08.00 14.00 WIB
No. DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1.
Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
11.15
11.20
11.25
11.30
1.) Memonitor tanda vital dan keadaan umum klien.
2.) Mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya bunyi nafas tambahan.
3.) Memberikan posisi semi Fowler.
4.) Kolaborasi pemberian O 2 dengan nasal kanul 2 LPM.
S: - Klien mengatakan sesak berkurang
O: - TO = 170 / 100 mmHg - N = 92 x / menit - S = 37,0 0 C - RR = 22 x / menit - Suara nafas vesikkuler - Klien tidur dengan posisi semi fowler - Klien terpasang O 2 2 LPM
A: Masalah pola nafas teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi : 1,2,3,4
No. DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat
11.00
11.15
11.20
11.50
1.) Memonitor status nutrisi klien.
2.) Memonitor membran mukosa dan vital sign.
3.) Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
4.) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk program diit rendah protein dan rendah garam.
S: - Klien mengatakan masih mual - Klien mengatakan sudah mau makan sedikit demi sedikit.
O: - TO = 170 / 100 mmHg - N = 92 x / menit - RR = 22 x / menit - S = 37,0 0 C - Membran mukosa lembab. - Klien mendapatkan diit MLRPRG.
A: Masalah nutrisi teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi : 1,2,3,4
No. DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
3.
Ketidak efektifan perfuri jaringan b/d penurunan
11.15
11.25
11.30
11.30
1.) Memonitor tanda vital CRT, warna kulit dan membran mukosa.
2.) Meninggikan kepala tempat tidur.
3.) Mencatat adanya keluhan rasa dingin.
4.) Kolaborasi pemeriksaan laboraturium : Hb, Ht.
5.) Kolaborasi pemberian darah RPC, 1 Kolf
S: - Klien mengatakan masih lemas, tidak ada keluhan dingin.
O: - TO = 170 / 100 mmHg - N = 92 x / menit - S = 37,0 0 C - RR = 22 x / menit - Klien tidur dengan posisi semi Fowler. - Hb = 7,2 g/dl, Ht = 15 %.
A: Masalah perfuri teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi : 1,2,3,4,5
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. W didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian terpenting dari Gagal ginjal adalah melakukan anamnese selengkap mungkin serta pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebab gagal ginjal terjadi. Apabila dari anamnese dan pemeriksaan fisik masih sulit menentukan penyebab gagal ginjal maka dilakukan pemeriksaan penunjang.
2. Diagnosa / Masalah Keperawatan Masalah/diagnosa keperawatan yang muncul akibat dari gagal ginjal adalah potensial terjadinya Ketidakefektifan pola nafas , gangguan pemenuhan nutrisi, gangguan perfusi jaringan. 3. Perencanaan Pada tahap perencanaan dalam kasus nyata ada beberapa langkah tindakan yang ditambahkan penulis selain yang terdapat dalam tinjauan pustaka sesuai kebutuhan klien saat itu. 4. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dalam kasus nyata tidak menemui kesulitan karena sikap keluarga yang kooperatif dan sarana dan prasarana yang memadai. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan kunci keberhasilan dari proses keperawatan, terdiri atas tinjauan laporan pasien dan pengkajian kembali keadaan pasien. Dengan evaluasi akan membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien yang dapat berubah-ubah. 4.2. Penutup Demikianlah kami menyusun makalah ini dan kami sangat bersyukur kepada ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya jua kami dapat menyelesaikan karya makalah ini, dan tidak lupa pula kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada bapak/ibu selaku dosen pembimbing. kami sangat menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi sapa saja yang membacanya terutama bagi kami sendiri. Amin.