Вы находитесь на странице: 1из 2

Bahan-bahan/penggunaan baru dan dipatenkan

Toner secara historis mengandung bahan-bahan yang berasal dari derivat tumbuhan. Belakangan ini
Amerika Serikat mengungkapkan bahwa penggunaan hidroksipropilen derivat tanaman yang kaya
akan glikoprotein dapat digunakan dalam toner sebagai pengganti kolagen hewan. Contoh tanaman
yang dapat digunakan adalah Mengkudu (Morinda Citrifolia). Mengkudu berfungsi sebagai
antioksidan dan mengandung asam linoleat yang dapat memberikan nutrisi pada kulit. Sanguisorba
yang merupakan tanaman asi dari Korea, Cina, dan Jepang, menghasilkan ekstrak akar yang banyak
digunakan pada kosmetik Asia karena mempunyai efek astrigen. Campuran dari butilen glikol dan
ekstrak jamur digunakan sebagai astringen karena dapat mengencangkan kulit. Pycogenol dalam
ekstrak kulit pinus dan ekstrak blueberry menunjukan potensi antioksidan dan antiinflamasi.
Ekstrak-ekstrak tersebut dapat berfungsi sebagai antioksidan dan menyejukan kulit pada toner.

Tantangan dalam Formulasi
1. Tipe kulit
Formula yang bebas alkohol dengan humektan, emolien, dan penyejuk cocok dengan tipe
kulit yang kering dan sensitif. Pelembab dapat berfungsi untuk melembabkan kulit yang
kering. Penambahan emolien dan humektan dapat membantu menjaga kelembaban kulit.
Penyejuk berfungsi untuk mencegah iritasi dan kemerahan selama pemakaian. Toner untuk
kulit yang sensitif diformulasikan mirip dengan formula untuk kulit kering dengan
penambahan antiiritan seperti alantoin, ekstrak teh hijau, dan ekstrak licorice.

Toner untuk kulit yang normal diformulasikan biasanya mengandung kadar etanol yang
rendah, mengandung humektan, dan bahan-bahan lain yang cocok. Ekstrak tumbuhan yang
mengandung kadar tanin yang tinggi dapat digunakan untuk mengencangkan kulit. Penyejuk
dan humektan dapat ditambahkan kedalam formula ini.

Toner untuk kulit berminyak, diformulasikan mengandung derajat astringen yang tinggi
untuk mengontrol / menghilangkan pengeluaran minyak. Hal ini dicapai dengan
menggunakan level etanol yang lebih tinggi, derajat astringen yang tinggi, dan bahan
penyerap minyak. Proses menghilangkan minyak dan efek dingin dari etanol merupakan efek
yang diiginkan dalam formula toner untuk kulit berminyak.
Contoh ormula toner untuk kulit berminyak :
Bahan-bahan % Fungsi
Air Qs 100 Pembawa
Etanol 20 Pembawa, astringen, pengawet, penghilang
minyak
Destilat witch hazel 20 Astringen, penyejuk
Gliserin 5 Humektan
Pewangi, pewarna Bila perlu

Toner untuk kulit yang berjerawat mengandung kadar etanol yang sangat tinggi, serta
mengandung asam salisilat, dan antimikroba yang berasal dari alam seperti kayu manis dan
teh. Penggunaan etanol harus dijaga seminimum mungkin untuk melarutkan asam salisilat
dan untuk mencegah kekeringan pada kulit. Kadar asam salisilat yang digunakan sekitar 0,5-
2% yang berfungsi sebagai antijerawat. Formula yang mengandung asam salisilat biasanya
mengandung 35-60% etanol untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas. Untuk
meningkatkan penetrasi antijerawat dapat digunakan stimulansia seperti mentol dan
kamfer. Penyejuk juga dapat digunakan untuk meminimalkan iritasi dan kekeringan yang
terjadi akibat kadar etanol yang tinggi.

2. Stabilitas dan kompatibilitas bahan-bahan
Persyaratan pH, kelarutan dan kompatibilitas bahan mempengaruhi pemilihan rasio etanol
dan air, humektan, dan co solubilisizer. Asam hidroksi membutuhkan pH yang rendah supaya
bisa efektif sebagai exfolian. pH yang rendah ini dapat membatasi penggunaan pengental.
Bahan-bahan larut minyak seperti emolien, parfum, vitamin A dan E membutuhkan co
solubilisizer untuk melarutkan dan menjaga kejernihan dan stabilitas sediaan. Penggunaan
co solubilisizer dapat menyebabkan terjadinya foaming. Foaming dapat diminimalisir
dengan menambahkan simetikon untuk menurunkan tegangan antar muka. Toner yang
bebas alkohol atau yang mengandung alkohol < 20% membutuhkan pengawet untuk
menjaga kualitas mikrobiologi.

Вам также может понравиться