Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
50%
tidak
ada KN
atau
100%
selesai
3. 30
a. Keter kaitan usulan kegiatan dengan
prioritas/ fokus program Kementer ian
Pertanian
5
tidak
ter kait
kurang
(<50%)
cukup (50-
90%)
sesuai
(>90%)
b. Kesesuaian usulan kegiatan dengan
pengembangan kawasan
6
tidak
sesuai
kurang
(<50%)
cukup (50-
90%)
sesuai
(>90%)
Hasil Nilai
(Bobot X Skor)
Kesesuaian Muatan Usulan Proposal
Kriteria/ Sub Kriteria Teknis Penilaian No. Bobot
Pengembangan Kawasan
Kinerja Pengelolaan
Program/ Kegiatan
Skor Nilai
Skor
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 148
Lanjutan
0 1 2 3
1. 30
Hasil Nilai
(Bobot X Skor)
Kriteria/ Sub Kriteria Teknis Penilaian No. Bobot
Pengembangan Kawasan
Skor Nilai
Skor
c. Kesesuaian target kegiatan dengan
sasaran/ target Kementerian Pertanian 5
tidak
sesuai
kurang
(<50%)
cukup (50-
90%)
sesuai
(>90%)
d. Kesesuaian kegiatan dengan
kebutuhan/ potensi/ pemecahan
masalah
3
tidak
sesuai
kurang
(<50%)
cukup (50-
90%)
sesuai
(>90%)
e. Kejelasan sasaran calon penerima
manfaat 4
tidak
jelas
kurang
jelas
(<50%)
cukup
jelas (50-
90%)
jelas
(>90%)
f. Kejelasan calon lokasi kegiatan di
kecamatan/ desa 4
tidak
jelas
kurang
jelas
(<50%)
cukup
jelas (50-
90%)
jelas
(>90%)
g. Detail isian proposal
3
tidak
detail
kurang
detail
(<50%)
cukup
detail (50-
90%)
detail
(>90%)
4. 19
a. Dukungan APBD Kabupaten/ Kota
4 tidak ada
< Rp.
100 juta
Rp. 100-
500 juta
> Rp.
500 juta
b. Dukungan ABPD Provinsi
4 tidak ada
< Rp. 50
juta
Rp. 50-
250 juta
> Rp.
250 juta
c. Dukungan BUMN/ swasta
2 tidak ada
< Rp.
100 juta
Rp. 100
juta-1
milyar
> Rp. 1
milyar
d. Kewajaran jumlah usulan kegiatan
3
tidak
wajar
<50%
wajar
50-90%
wajar
>90%
wajar
e. Kewajaran volume
kegiatan/ output/ komponen kegiatan
3
tidak
wajar
<50%
wajar
50-90%
wajar
>90%
wajar
f. Kewajaran besar an jumlah usulan
anggaran APBN
3
tidak
wajar
<50%
wajar
50-90%
wajar
>90%
wajar
100
Pendanaan Proposal
TOTAL
Keterangan range skoring penilaian :
a. Total nilai 150-300 = usulan kegiatan disetujui
b. Total nilai < 150 = usulan kegiatan tidak disetujui
Substansi penting dari proses penilaian usulan kegiatan
pembangunan perkebunan melalui e-proposal seperti yang
dijelaskan sebelumnya adalah dengan melihat apakah usulan
kegiatan yang telah diajukan dan dinilai kelayakannya sudah sesuai
dan sudah memenuhi kriteria penilaian proposal yang ditetapkan
atau memang belum memenuhi kriteria tersebut. Pada dasarnya
penilaian usulan kegiatan melalui e-proposal hanya berfungsi
sebagai sarana evaluasi dan pelaporan mengenai kelayakan suatu
proposal untuk dibahas pada forum Musrenbangtan dan
selanjutnya menentukan mekanisme anggarannya. Beberapa hal
yang menjadi substansi penting setelah Ditjen. Perkebunan
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 149
melakukan penilaian terhadap semua usulan kegiatan melalui e-
proposal dari SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota yang
membidangi perkebunan :
1. Mekanisme penilaian usulan kegiatan melalui e-proposal oleh
Ditjen. Perkebunan berlangsung dengan mekanisme tertutup
pada aplikasi e-proposal tetapi hasil penilaian dari kriteria
teknis penilaian akan disampaikan secara transparan dan
terbuka kepada SKPD pengusul.
2. Usulan kegiatan melalui e-proposal oleh Ditjen. Perkebunan
hanya akan dinilai jika SKPD Provinsi sudah melakukan
verifikasi penilaian terhadap usulan kegiatan SKPD
Kabupaten/Kota dan memenuhi standar/range penilaian yang
bisa diajukan ke Pusat.
3. Range skoring penilaian dari usulan kegiatan yang layak
disetujui adalah dengan total nilai (bobot x skor) antara 150-
300, sedangkan yang tidak layak disetujui dengan total nilai
dibawah 150.
4. Penilaian usulan kegiatan melalui e-proposal hanya
menentukan apakah usulan kegiatan tersebut disetujui untuk
dibahas dalam forum Musrenbangtan/nas.
5. Penilaian usulan kegiatan melalui e-proposal tidak
menentukan apakah usulan tersebut dapat disetujui untuk
didanai APBN melalui mekanisme anggaran.
6. Penentuan mekanisme anggaran tiap usulan kegiatan
ditetapkan setelah melalui forum Musrenbangtan/nas.
7. Pengalokasian anggaran tiap usulan kegiatan menjadi
kewenangan/ keputusan/ kebijakan pimpinan dengan
mempertimbangkan hal-hal seperti pada gambar 4.
8. Hasil nilai skor e-proposal juga akan menjadi pertimbangan
pimpinan untk mengalokasikan anggaran.
9. Ditjen. Perkebunan akan mengkompilasi dan merekapitulasi
semua usulan kegiatan yang di ajukan SKPD Provinsi dan
Kabupaten/Kota baik yang layak disetujui maupun yang tidak
layak.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 150
10. Untuk usulan kegiatan yang layak disetujui, Ditjen. Perkebunan
akan me-rangking usulan kegiatan per Kabupaten/Kota
menurut jumlah skor penilaian tertinggi dan akan disampaikan
kepada SKPD pengusul.
11. Setiap usulan kegiatan yang sudah melalui mekanisme
anggaran akan menjadi Rencana Kerja (Renja) Ditjen.
Perkebunan untuk selanjutnya ditetapkan dalam RKAKL dari
pagu indikatif, pagu anggaran sampai pagu alokasi anggaran.
12. Untuk mengakomodir usulan-usulan yang berkembang pada
proses perencanaan akan ditentukan kemudian berdasarkan
arah dan kebijakan pimpinan Kementerian Pertanian dan
Ditjen. Perkebunan.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 151
BAB V
PENGORGANISASIAN E-PROPOSAL
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Untuk menunjang pelaksanaan e-proposal diperlukan
sistem pengorganisasian lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan
baik di pusat maupun daerah. Pengorganisasiaan ini bersifat ad-hoc
untuk menjalankan tugas koordinasi pengelolaan e-proposal.
Struktur pengorganisasian e-proposal lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan diuraikan sebagai berikut:
1. Seperti pada tingkat Kementerian Pertanian, organisasi
pengelolaan e-proposal lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan dilaksanakan dengan membentuk Tim yang
terdiri dari Tim Pengarah, Tim Pelaksana dan Tim Teknis.
2. Tim Pengarah adalah Direktur Jenderal Perkebunan. Tim
Pengarah bertugas untuk memberikan arahan kepada Tim
Pelaksana dalam pelaksanaan perencanaan berbasis e-
proposal lingkup Ditjen. Perkebunan agar dapat berjalan
dengan baik. Tim Pengarah berkewajiban mengkoordinasi
segala hal menyangkut arah dan kebijakan Ditjen. Perkebunan
terkait perencanaan berbasis e-proposal kepada Sekretaris
Jenderal sebagai ketua Tim Pengarah.
3. Tim Pelaksana yang diketuai Sekretaris Ditjen. Perkebunan
beranggotakan para Direktur lingkup Ditjen. Perkebunan. Tim
Pelaksana bertugas untuk mengoperasionalkan arahan dan
kebijakan Tim Pengarah, memberikan masukan atas
pelaksanaan perencanaan berbasis e-proposal lingkup Ditjen.
Perkebunan. Tim Pelaksana berkewajiban mengkoordinasi
segala hal menyangkut operasional pelaksanaan perencanaan
berbasis e-proposal kepada Kepala Biro yang membidangi
perencanaan sebagai ketua Tim Pelaksana.
4. Tim Teknis yang diketuai Kepala Bagian Perencanaan
beranggotakan tim perencanaan di masing-masing Eselon II
lingkup Ditjen. Perkebunan. Tim Teknis bertugas menyusun
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 152
substansi dan penyempurnaan struktur pada sistem e-
proposal, bertangunggjawab dalam mensosialisasikan sistem
e-proposal kepada user yaitu SKPD Kabupaten/Kota lingkup,
SKPD Provinsi, UPT pusat dan Satker Pusat lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan dalam menerapkan sistem perencanaan
berbasis e-proposal. Dalam menjalankan tugasnya Kepala
Bagian Perencanaan dibantu oleh Kepala Sub Bagian yang
membidangi program/kegiatan, pejabat fungsional dan staf
yang kompeten mengelola perencanaan berbasis e-proposal.
Tim Teknis berkewajiban mengkoordinasi segala hal
menyangkut teknis pelaksanaan perencanaan berbasis e-
proposal kepada Kepala Bagian yang membidangi penyusunan
kebijakan, program dan wilayah sebagai ketua Tim Teknis.
5. Kepala Bagian yang membidangi perencanaan memiliki fungsi
dalam menyusun program dan kegiatan serta tahapan atau
alur pengusulan program dan kegiatan melalui mekanisme e-
proposal dan dibantu oleh Kepala Bagian yang membidangi
evaluasi dan pelaporan dalam menyusun rekomendasi hasil
evaluasi yang akan digunakan dalam proses perencanaan
berbasis e-proposal.
6. Tim Teknis dalam menjalankan tugasnya berkonsultasi kepada
Tim Pelaksana. Demikian juga Tim Pelaksana berkonsultasi
kepada Tim Pengarah.
7. Tim Teknis membuat laporan secara berkala kepada Tim
Pelaksana, dan selanjutnya Tim Pelaksana membuat laporan
secara berkala kepada Tim Pengarah.
8. Pengorganisasian e-proposal di daerah meliputi SKPD lingkup
Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota diatur lebih lanjut
oleh masing-masing SKPD.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 153
BAB VI
PENUTUP
Sebagai bagian dari perencanaan pembangunan nasional,
tujuan dan sasaran Pembangunan Pertanian Nasional 2015-2019
difokuskan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya
manusia berkualitas, oleh karena itu kebijakan program dan
kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan kedepan harus juga
diarahkan dalam hal pemanfaatan SDA yang efektif dan efisien
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing
komoditi perkebunan serta diiringi oleh peningkatan kapasitas dan
kapabilitas SDM perkebunan. Implementasi terhadap pencapaian
daya saing komoditi pertanian diharapkan dapat di wujudkan
melalui pencapaian target-target utama pengembangan komoditi
pertanian. Selanjutnya target tersebut akan menjadi pedoman bagi
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam menetapkan sasaran Pembangunan Perkebunan di tingkat
nasional dan regional yang disesuaikan dengan potensi sumber
daya serta karakteristik permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Salah satu tantangan berat yang dihadapi dalam
perencanaan pembangunan perkebunan adalah kompleksnya
permasalahan kegiatan pengembangan komoditi perkebunan mulai
dari aspek perencanaan sampai dengan implementasi kegiatan
tersebut ke tingkat lapangan. Selain itu, pemerintah pusat
dihadapkan dengan masalah keterbatasan anggaran karena setiap
kegiatan yang diusulkan sebagian besar termasuk kegiatan
prioritas, namun pemerintah belum mampu memfasilitasinya
secara utuh. Disisi lain target kontribusi produksi perkebunan di
daerah diharapkan terus meningkat sehingga diperlukan
perencanaan dan koordinasi dalam implementasi pembangunan
perkebunan baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu
diharapkan agar anggaran pemerintah yang terbatas dapat
dimanfaatkan secara tepat sasaran dalam rangka menggerakkan
partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 154
perkebunan. Pedoman perencanaan pengajuan usulan kegiatan
pembangunan perkebunan melalui e-proposal ini masih bersifat
umum dan belum sempurna sehingga perlu dilengkapi dan
dijabarkan lebih lanjut kedalam kegiatan-kegiatan operasional
berdasarkan anggaran kinerja sesuai dengan tujuan dan prioritas
nasional, potensi, karakteristik, kebutuhan dan kesiapan daerah
sebagai pelaksananya.
Pembangunan dibidang perkebunan melibatkan aspek yang
sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi lain di dalam
dan di luar lingkup Kementerian Pertanian, maka kerjasama yang
harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para
pelaku usaha agribisnis, pemda dan masyarakat luas khususnya
pekebun yang merupakan komponen utama di dalam sistem
agribisnis perkebunan nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui
kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung diharapkan
program-program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan
mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 155
LAMPIRAN 1.
FORM DATABASE SPESIFIK KECAMATAN PERKEBUNAN
1. Luasan Areal Eksisting Tanaman Rempah Penyegar dan
Tanaman Tahunan
No.
Komoditas
T-2
(Hektar)
T-1
(Hektar)
TM TBM TTR Total TM TBM TTR Total
Tanaman Rempah Penyegar
1. Kakao
2. Kopi
3. Teh
4. Cengkeh
5. Lada
6. Pala
Tanaman Tahunan
1. Kelapa Sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Sagu
2. Luasan Areal Eksisting Tanaman Semusim
No. Komoditas
Luas Areal Eksisting
(Hektar)
T-2 T-1
Tanaman Semusim
1. Tebu
2. Nilam
3. Kapas
4. Tembakau
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 156
3. Luas Areal Potensi Pengembangan Komoditas Perkebunan
No. Komoditas
Luas Areal Potensi Pengembangan (Hektar)
T0 T+1 T+2
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
4. Produksi Dan Produktivitas Komoditas Perkebunan
No. Komoditas
Produksi (Ton)
Produktivitas
(Kg/Ha)
T-2 T-1 T-2 T-1
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 157
No. Komoditas
Produksi (Ton)
Produktivitas
(Kg/Ha)
T-2 T-1 T-2 T-1
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 158
LAMPIRAN 2.
FORM DATABASE SPESIFIK KABUPATEN/KOTA
(SUB SEKTOR PERKEBUNAN)
I. KONDISI AGRO-EKOSISTEM
1) Curah hujan : ...mm/tahun
2) Ketinggian tempat :dpl
3) Topografi tempat :(pilih salah satu)
a. Dataran rendah (DAS, Pantai, Padang Rumput,
lainnya............)
b. Dataran sedang (Lereng, Flat/rata, Plato, Lembah,
lainnya.)
c. Dataran tinggi (Perbukitan, Gunung, Pegunungan,
lainnya...)
4) Temperatur udara : C
5) Kelembaban udara : %
6) Lama bulan iklim
a. Bulan kering (< 60 mm/bulan) : . bulan
b. Bulan lembab (60-100 mm/bulan) : . bulan
c. Bulan basah (> 100 mm/bulan) : . bulan
7) Ketersediaan sumber air : (ada/tidak), jika ada :
Jenisnya : (air terjun, air tanah, air rawa/telaga, air laut,
air hujan, mata air, air sungai, air danau, air desalinasi, dll)
8) Jenis tanah : ...
(contoh : andosol, regosol, organosol, aluvial, litosol, dll)
II. KONDISI KELEMBAGAAN
1) Jumlah tenaga kerja di sub sektor perkebunan : jiwa
a. Jumlah laki-laki : ...........jiwa
b. Jumlah perempuan : ...........jiwa
2) Jumlah petani/pekebun perkebunan : ............KK
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 159
3) Jumlah penangkar : ..........orang
4) Jumlah kelompok tani : ...........KT
5) Jumlah petugas perkebunan
a. POPT : ..........orang
b. PBT : ..........orang
III. KONDISI PEREKONOMIAN
1) Kontribusi PDRB sub sektor perkebunan terhadap sektor
pertanian :...........%
2) Volume ekspor komoditi perkebunan :
No. Komoditas Volume Ekspor
(ton)
Jenis Barang Ekspor
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Keterangan :
- Volume ekspor berdasarkan pada angka tetap pada tahun
terakhir.
- Contoh jenis barang yang diekspor dari komoditi kelapa sawit
seperti TBS, CPO, minyak sawit lainnya dan lain-lain.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 160
IV. KONDISI PENANGANAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
1) Penanganan OPT Perkebunan
No. Komoditas
Jenis
OPT
Dominan
Luas
Serangan
OPT
(Hektar)
Luas Lahan
yang sudah
dikendalikan
(Hektar)
Lokasi
Pengen
dalian OPT
(Nama
Kecamatan)
Intensitas
Serangan OPT
(ringan,
sedang,
berat) T-2 T-1 T-2 T-1
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
2) Penanganan kebakaran lahan dan kebun
No. Komoditas
Luas Kebakaran
Lahan/Kebun
(Hektar)
Lokasi Kebakaran
Lahan/Kebun
(Kecamatan)
Persentase
Kebakaran
Lahan/Kebun dari
Total Lahan (%) T-2 T-1
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 161
3) Konversi lahan
No. Komoditas
Konversi Lahan
Perkebunan menjadi :
Luasan Konversi Lahan dalam
2 tahun terakhir (Hektar)
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Keterangan : Konversi lahan komoditi perkebunan dapat berubah fungsi menjadi lahan
permukiman, lahan tanaman pangan, lahan hortikultura, lahan peternakan/
padang pengembalaan, lahan pertambangan, lahan perkantoran/gedung,
lahan konservasi/ruang terbuka/taman dan lain-lain.
V. KONDISI SARANA PRASARANA
No. Komoditas
Jalan
Produksi
(km)
Kebun Sumber Bahan
Tanam (Ha)
Unit Pengolahan Hasil
(UPH)
Kebun
Entres
(Ha)
Kebun
Induk
(Ha)
Banyaknya
UPH (unit)
Kapasitas
(ton/hari)
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 162
No. Komoditas
Jalan
Produksi
(km)
Kebun Sumber Bahan
Tanam (Ha)
Unit Pengolahan Hasil
(UPH)
Kebun
Entres
(Ha)
Kebun
Induk
(Ha)
Banyaknya
UPH (unit)
Kapasitas
(ton/hari)
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Keterangan : Kondisi Sarana Prasarana adalah kondisi pada saat ini/current time
VI. LUAS AREAL EKSISTING KOMODITAS PERKEBUNAN
1) Tanaman rempah penyegar dan tanaman tahunan
No. Komoditas
T-2
(Ha)
T-1
(Ha)
TM TBM TTR Total TM TBM TTR Total
Tanaman Rempah Penyegar
1. Kakao
2. Kopi
3. Teh
4. Cengkeh
5. Lada
6. Pala
Tanaman Tahunan
1. Kelapa Sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Sagu
2) Tanaman semusim
No. Komoditas
Luas Areal Eksisting
(Ha)
T-2 T-1
Tanaman Semusim
1. Tebu
2. Nilam
3. Kapas
4. Tembakau
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 163
VII. LUAS AREAL POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS
PERKEBUNAN
No. Komoditas
Luas Areal Potensi Pengembangan (Ha)
T0 T+1 T+2
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
VIII.PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOMODITAS
PERKEBUNAN
No. Komoditas
Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha)
T-2 T-1 T-2 T-1
1. Kelapa sawit
2. Karet
3. Kelapa
4. Jambu Mete
5. Kemiri Sunan
6. Jarak Pagar
7. Tebu
8. Nilam
9. Tembakau
10. Kakao
11. Kopi
12. T e h
13. Kapas
14. Cengkeh
15. Lada
16. Sagu
17. Pala
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 164
IX. KONDISI KINERJA SATKER (diisi bagi SKPD yang menjadi
satker mandiri)
No. Kegiatan
T-2 T-1
Total
Pagu
(Rp.)
Realisasi
(Rp.)
%
Total
Pagu
(Rp.)
Realisasi
(Rp.)
%
1. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim
2. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan
Penyegar
3. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan
4. Dukungan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha
5. Dukungan Perlindungan
Perkebunan
X. DUKUNGAN KEBIJAKAN LAINNYA
1) Peraturan Daerah (Perda) penetapan rencana tata
ruang dan wilayah (RTRW) :
a. No. Perda : ..
b. Tanggal berlaku : ..
c. Lampirkan Perda : (attach file)
2) Peraturan Daerah (Perda) penetapan kawasan sentra
pengembangan komoditi perkebunan :
a. No. Perda :
b. Tanggal berlaku :
c. Lampirkan Perda : (attach file)
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 165
LAMPIRAN 3.
FORM DATABASE UMUM WILAYAH PROVINSI
I. Letak Wilayah (Geografis) Kabupaten/Kota
1. Lintang Utara (LU) :
2. Lintang Selatan (LS) :
3. Bujur Timur (BT) :
II. Batas Wilayah
a. Utara :
b. Selatan :
c. Timur :
d. Barat :
III. Luas Wilayah
a. Luas Daratan :.....................Km
2
b. Luas Lautan :.....................Km
2
IV. Administrasi Pemerintahan Kabupaten/Kota
a. Jumlah Kecamatan :
b. Jumlah Desa :
c. Jumlah Kelurahan :
V. Kondisi Demografi
a. Jumlah Penduduk :.jiwa
b. Luas Wilayah :.Km
2
c. Ratio Jenis Kelamin : Laki-laki =.%
Perempuan =.%
d. Pendidikan : SD =.%
SLTP =.%
SMU =.%
Diploma =.%
Sarjana =.%
Master =.%
Doktor =.%
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 166
e. Jumlah Keluarga Menurut Mata Pencaharian :
- Total Rumah Tangga =.KK
- Jumlah Keluarga Petani =.KK
- Jumlah Angkatan Kerja Produktif =.Orang
VI. Kondisi Perekonomian
a. Total Produk Domestik Bruto (PDRB) Kab/Kota : Rp..
b. Dukungan PDRB sektor terhadap perekonomian daerah
(PDRB)
- Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (%)
- Pertambangan dan Penggalian (%)
- Industri Pengolahan (%)
- Listrik, Gas dan Air Bersih (%)
- Konstruksi (%)
- Perdagangan, Hotel dan Restoran (%)
- Pengangkutan dan Komunikasi (%)
- Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan (%)
- Jasa-jasa (%)
c. Dukungan PDRB sub sektor pertanian terhadap PDRB
sektor pertanian
- Tanaman Pangan =..%
- Perkebunan =..%
- Peternakan =..%
- Kehutanan =..%
- Perikanan =..%
VII. Kelembagaan
1. Kelembagaan Petani
a. Jumlah Gapoktan : .........Gapoktan
b. Jumlah kelompok tani : ..........KT
c. Jumlah kelompok wanita tani : ..........KT
d. Jumlah kelompok pemuda tani : ..........KT
2. Kelembagaan Penyuluhan
a. Jumlah penyuluh PNS laki-laki : orang
b. Jumlah penyuluh PNS perempuan : orang
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 167
c. Jumlah THL-TB PP laki-laki : orang
d. Jumlah THL-TB PP perempuan : orang
e. Jumlah swadaya laki-laki : orang
f. Jumlah swadaya perempuan : orang
3. Kelembagaan Pembiayaan
a. Jumlah koperasi :unit koperasi
b. Jumlah BPR : unit BPR
c. Jumlah Bank Pemerintah : unit bank
d. Jumlah Bank Swasta : unit bank
e. Jumlah LKMA : unit LKM
4. Kelembagaan pemasaran
a. Jumlah pasar : unit pasar
b. Jumlah supermarket/kios : unit
c. Jumlah STA : unit STA
d. Jumlah TA : unit TA
e. Jumlah Pasar Tani : .unit pasar
f. Jumlah eksportir : unit
eksportir
5. Kelembagaan sarana
a. Jumlah kios alsintan : unit kios
b. Jumlah kios saprotan : unit kios
c. Jumlah penggilingan : unit
d. Jumlah pengeringan : unit
VIII.Kondisi/Sumber Ketersediaan Air
a. Danau :..unit
b. Sungai :..unit
c. Waduk :..unit
d. Embung :..unit
e. Sumber air lainnya :..unit
IX. Utilitas Listrik
a. Ketersediaan listrik : baik, sedang, rusak
b. Sumber listrik : baik, sedang, rusak
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 168
X. Luas Lahan Pertanian
a. Lahan pertanian tanaman pangan :...hektar
b. Lahan perkebunan :...hektar
c. Lahan hortikultura :...hektar
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 169
LAMPIRAN 4.
INFORMASI TERKAIT NARASI E-PROPOSAL
1. Tujuan berisi tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pengajuan
proposal untuk pengembangan kawasan berbasis komoditas
unggulan perkebunan.
2. Masalah berisi masalah utama yang dihadapi dalam
pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan
pekebunan. Masalah utama diperoleh berdasarkan identifikasi
lapangan dan diskusi dengan pihak terkait.
3. Potensi kawasan berisi nama komoditas unggulan yang
potensial serta luas potensi pengembangan. Boleh
menyebutkan lebih dari satu komoditas tetapi maksimal 3
komoditas per sub sektor dalam satu kabupaten/kota.
4. Prospek pengembangan berisi prospek pengembangan
komoditi perkebunan ke depan mencakup perluasan areal,
produksi, produktivitas, penyerapan tenaga kerja,
pengembangan usaha industri dan pemasarannya.
5. Strategi berisi cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Startegi ini nantinya akan dijabarkan lebih lanjut kedalam
kebijakan/regulasi, program dan kegiatan.
6. Kegiatan prioritas berisi kegiatan prioritas (maksimal 3
kegiatan) yang mampu memberikan daya pengungkit
(trigger)/berdampak besar bagi pencapaian tujuan.
7. Indikator kinerja berisi nama indikator kinerja output dan
outcome yang dilengkapi dengan angka kuantitatif beserta
besaran dan satuan volumenya.
8. Analisis resiko berisi tingkat risiko pada setiap tahapan
pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 mengenai Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 170
LAMPIRAN 5.
DATA PENDUKUNG UPLOADING E-PROPOSAL
1. RAB atau komponen kegiatan yang akan di usulkan
2. Peta pengembangan kawasan perkebunan
3. Peta sebaran potensi komoditi perkebunan
4. Kinerja pembangunan perkebunan baik serapan anggaran
maupun capaian fisik (%)
5. Peraturan daerah mengenai RTRW Provinsi
6. Nomor registrasi keputusan penetapan kelompok tani atau
nomor SK pengukuhan kelompok tani
7. Rencana strategis pengembangan perkebunan di daerah
8. Rencanan dukungan APBD per kegiatan pembangunan
perkebunan
Pedoman Perencanaan Pengajuan Usulan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Melalui e-Proposal 171