Вы находитесь на странице: 1из 12

James A. Holstein and Jaber F.

Gubrium
Fenomenologi merupakan sebuah pendekatan
filosofis untuk menyelidiki pengalaman manusia

Fenomenologi bermakna metode pemikiran untuk
memperoleh ilmu pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang ada dengan
langkah-langkah logis, kritis sistematis, tidak
berdasarkan apriori/prasangka, dan tidak dogmatis.

Konsep utama dalam fenomenologi adalah makna.
Makna merupakan isi penting yang muncul dari
pengalaman kesadaran manusia.
Menurut Schutz (1970), kesadaran manusia
dapat tergambar melalui bahasa. Bahasa
adalah media utama untuk transmisi tipifikasi.
Tipifikasi memungkinkan untuk menjelaskan
pengalaman, penyebab sesuatu, dan kejadian-
kejadian tertentu.
Fenomenologi sosial bersandar pada prinsip
bahwa dalam interaksi sosial terdapat makna-
makna tertentu
Ethnometodologi membahas masalah sensibilitas
fenomenologi dengan konsentrasi praktek sosial
konstitutif.

Dari sudut pandang ethnometodologi, fakta sosial
dapat ditafsirkan dari aktivitas / kehidupan sehari-hari
narasumber.

Analisis ethnometodologi berfokus pada interaksi
sehingga fakta sosial dapat terungkap

Dari sudut pandang prosedural, penelitian
ethnomethodological harus tajam selaras dengan
wacana alami dan interaksi sebagai elemen konstitutif
Realitas dalam analisis secara
ethnometodologi dapat dipandang dari 2 sisi
yaitu:
a) Makna dasar adalah indexical (makna
tergantung pada konteks kalimat)
b) Keadaaan yang menyediakan konteks
makna itu sendiri

Kegiatan interpretasi dilakukan di dalam
dan tentang apa yang dideskripsikan

Menurut John Heritage (1984),terdapat 3 dasar-
dasar analisis percakapan:
a) interaksi terorganisir secara struktural
b) interaksi kontekstual berorientasi pada
pembicaraan yang produktif
c) gabungan antara a) dan b), interaksi tidak
terinci, dapat diberhentikan secara sengaja
maupun tidak sengaja
Makna tidak pernah benar-benar ditentukan.
Oleh karena itu dibutuhkan interpretasi.

Praktek interpretasi melibatkan kerangka
kerja institusi, kategori formal-informal, dan
struktur budaya yang diterapkan pada
berbagai macam topik termasuk keluarga,
perjalanan hidup, pekerjaan sosial (pelayanan
manusia), masalah sosial, serta kesulitan dan
penyimpangan
Anselm Strauss and Juliet Corbin
Grounded theory merupakan metodologi umum untuk
mengembangkan teori yang didasarkan pada data yang
dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis.

Pendekatan analisis utamanya adalah metode umum
analisis komparatif (konstan)

Dalam metodologi ini, teori dapat dihasilkan berawal dari
data

Metode ini dilakukan untuk mempelajari perilaku manusia

Dalam metode ini, peneliti harus menafsirkan lebih lanjut
apa yang diamati, didengar, atau dibaca
Sumber datanya sama : wawancara dan
observasi lapangan dan berbagai jenis
dokumen serta rekaman video juga dapat
digunakan.

Seperti penelitian kualitatif lainnya,
grounded theory juga dapat memanfaatkan
data kuantitatif atau menggabungkan antara
teknik analisis kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan utama antara metodologi ini dengan
pendekatan (kualitatif) lain adalah penekanan
pada pengembangan teori. Grounded theory
diarahkan pada pengembangan teori substantif
saja, sedangkan penelitian lainnya dapat
dikembangkan pada berbagai tingkat teori

Prosedur yang berbeda; pada metode ini peneliti
harus mengisi fitur bersyarat khusus untuk
setiap tingkat yang berhubungan dengan area
(penelitian) yang dipilih
Grounded theory adalah metodologi umum,
yang berlaku untuk studi kuantitatif dan
kualitatif (tergantung pada keadaan penelitian,
kepentingan peneliti, jenis bahan yang
dibutuhkan untuk teori dan bentuk data yang
diperlukan.

Kadang-kadang peneliti menggabungkan
metode kuantatif dengan kualitatif. Penelitian
grounded theory terpengaruh oleh trend ini

Вам также может понравиться