Вы находитесь на странице: 1из 9

KATA PENGANTAR

Mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat perlindungan serta
penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan tulisan mengenai perubahan perilaku sehat ini.
Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis banyak mendapatkan hambatan. Namun
berkat bantuan banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
mendukung dan memberikan arahan yang membangun dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan khususnya bagi
pembaca.


Jakarta, 29 September,2010

Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak hal-hal yang harus dipelajari untuk menjadi dokter yang baik. Salah
satu dasar utama adalah mempelajari tentang bioetika. Dengan adanya dasar ini,
seorang dokter diajarkan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip bioetika dalam
menjalankan tugasnya untuk menghadapi pasien. Dengan adanya bioetika
kedokteran ini, seorang dokter juga diajarkan cara bagaimana ia berprilaku dan
bertindak kepada pasien dalam berbagai situasi yang berbeda.
Berangkat dari kasus Dr.Tenar, kita akan melihat bagaimana nilai-nilai
bioetika ini ada dan diterapkan dalam praktek dokter dan tenaga medis dalam
menangani pasien.

1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita
tentang apa itu bioetika kedokteran, apa pentingnya kita mengetahui tentang
bioetika kedokteran, serta apa saja yang harus kita lakukan dalam menerapkan
prinsip-prinsip bioetika kedokteran ini.






BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum dapat dikatakan, suatu teori etika adalah proses yang kita tempuh dalam
membenarkan suatu keputusan etis yang tertentu. Teori etika dapat pula didefinisikan sebagai
suatu teori atau kerangka etka yang memberikan kita suatu sarana untuk mendekati berbagai
masalah. Teori-teori etika tersebut dapat menjadi dasar dan landasan yang menjadi penguat
atau tiang dalam mengambil suatu keputusan.
Dalam dunia kedokteran, dikenal empat prinsip dasar bioetik. Prinsip-prisip dasar
tersebut yang akan menjadi penunjuk jalan bagaimana seorang dokter harus bersikap dalam
menangani pasien. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah beneficence, Non-maleficence,
justice dan autonomy. Kita akan membahas keempat prinsip ini, melalui kasus Dr.Tenar.
2.1 Beneficence
Beneficence bisa diartikan sebagai prinsip berbuat baik. Kewajiban berbuat baik
menuntut bahwa kita harus membantu orang lain dalam memajukan kepentingan mereka,
jika kita dapat melakukannya tanpa risiko bagi diri kita sendiri. Dengan adanya prinsip
beneficence ini, kita diajarkan untuk selalu berbuat baik serta menolong tanpa pamrih
(mengutamakan altruisme), melindungi hak-hak mereka, memaksimalisasi akibat baik
terhadap pasien, meminimalisasi akibat buruk dan mencegah pasien mengalami
kerugian.
Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip
beneficence ini, yaitu :
Pada paragraf tiga, dr.Tenar memberi obat puyer batuk pilek kepada pasien.
Hal ini telah menggambarkan prinsip beneficence yang mengusahakan agar
kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya.
Pada paragraf keempat, dr.Tenar melaksanakan pemeriksaan EKG (merupakan
rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada
badan) kepada pasien, tetapi setelah itu ia menyarankan Ibu itu untuk mengunjungi
Lab langganannya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam tindakan dokter tenar
diatas, ia sudah menjalankan prisip meminimalisasi akibat buruk bagi pasien, namun
disamping itu, dia juga menjalankan beneficence dari sisi negatif, yaitu menyarankan
lab langganannnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari lab tersebut.
Pada paragraf 8, dr Tenar memeriksa hansip kemudian memberinya uang sebagai
ongkos pulang. Ia menggambarkan prisip beneficence untuk menolong pasien
dengan memeriksanya bahkan memberikannya uang.
Pada paragraf 9, dr tenar segera menolong Malthus yang kondisinya gawat
darurat. Sikap dr.Tenar ini juga menggambarkan beneficence, yaitu kewajiban
dokter menolong pasien gawat darurat.
Pada paragraf 10 dr.Tenar menawarkan diri untuk menjadi mediator untuk
menyampaikan masalah Rana kepada ayahnya. Dr. Tenar telah melakukan
prisip beneficence dengan mnolong orang lain tanpa pamrih.

2.2 Non-maleficence
Tidak merugikan pasien adalah inti dari prinsip ini. Dalam prinsip ini, dokter wajib
menolong pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang
penting, mencegah bahaya yang mengancam pasien, serta tidak boleh berbuat jahat atau
membuat pasien menderita.
Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip non-
maleficence ini, yaitu :
Pada paragraf 9 dr.Tenar menolong Malthus yang sedang berada pada keadaan
gawat darurat. Hal ini menunjukkan prinsip non-maleficence yaitu menolong
pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang
penting dan mencezgah bahaya yang mengancam pasien
Pada paragraf 6, dokter tidak melakukan rangkaian pemeriksaan untuk ibu
Menor, namun langsung saja memberi resep. Dalam hal ini dr.Tenar telah
menerapkan prinsip non-maleficence dari sisi negatif (tidak menerapkan non
maleficence).

2.3 Autonomy
Autonomy adalah suatu bentuk kebebasasn bertindak, dimana seseorang mengambil
keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya sendiri. Dalam prinsip ini, dokter
diarahkan untuk selalu menghormati keputusan pasien, melindungi hak-hak pasien, dan
selalu meminta izin atas segala tindakan yang akan dilakukan kepada pasien tersebut.
Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip
autonomy ini, yaitu :
Pada paragraf 5 dr Tenar tetap merahasiakan penyakit anak muda walaupun si
ibu telah melihatnya. Disini dr.Tenar telah menjalankan prinsip autonomy
yaitu melindungi hak-hak pasien dengan merahasiakan penyakit pasien dan
tentu saja ia juga menghargai privasi pasien.
Pada paragraf 5 juga dijelaskan bahwa dokter menyuntik pasien dengan posisi
pasien sedang berdiri sesuai dengan permintaan pasien. Disini dr.Tenar telah
memberikan kesempatan untuk pasien dewasa ini memilih dan memutuskan
sendiri.
Pada paragraf 6, dr.Tenar memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit bagian
saraf tanpa memberi penjelasan kepada pasien terlebih dahulu. Dalam situasi
ini, dr.Tenar telah menerapkan autonomy dari sisi negatif (tidak menerapkan
autonomy).

2.4 Justice
Bersikap adil berarti memberi perlakuan yang sama untuk setiap orang. Dokter tidak
boleh membeda-bedakan pasiennya hanya karena perbedaan status sosial, materi, agama,
budaya ataupun hal lainnya. Semua pasien harus mendapat pelayanan yang sama untuk
penyembuhannya.
Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip justice
ini, yaitu :
Pada paragraf 3, dokter memeriksa pasien sesuai dengan nomor urut
pendaftaran. Hal ini mmenunjukkan bahwa dokter tersebut telah menjalankan
prinsip justice dengan tidak membeda-bedakan pasiennya, semua diperlakukan
sama.
Pada paragraf 5, dr.Tenar mendahulukan pasiennya yang menjadi teman
lamanya. Hal ini menunjukkan bahwa dr.Tenar tidak menjalani prinsip justice
sebab ia membedakan pasiennya berdasarkan hubungan kekerabatannya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Mempelajari prinsip-prinsip dalam bioetika menjadi sangat penting untuk mengetahui
bagaimana kita harus bersikap dalam menjalankan tugas sebagai dokter yang baik untuk
pasien. Inilah penunjuk jalan kita jika ingin menjadi dokter yang baik disamping telah
mempunyai pengetahuan yang cukup.
Sebenarnya keempat prinsip tersebut selalu saling berhubungan, mereka tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dari contoh kasus dr.Tenar, dapat dilihat bahwa dr.Tenar telah
menerapkan prinsip-prinsip bioetik dengan cukup baik dalam menjalankan profesinya
sebagai dokter meskipun dalam menangani beberapa pasiennya ada pelanggaran-
pelanggaran bioetik yang dilakukannya.
Belajar dari berbagai tindakan dr.Tenar, hendaknya kita dapat mengambil nilai-nilai
positif yang dapat digunakan sebagai bekal untuk menjadi dokter yang baik dikemudian hari.











DAFTAR PUSTAKA

1
Shannon TA. Pengantar Bioetika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.1995

2
Tom L. Beauchamp & James F.Childress.Principles of Biomedical Ethics.Oxford University
Press.Oxford. 1994























DAFTAR ISI
Halaman judul ................................................................................................ i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi. iii

BAB I. Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang. 1
1.2 Tujuan 1

BAB II. Pembahasan........................................................................................... 2
2.1 Beneficence.................................................................................................... 2
2.2 Non-maleficence............................................................................................ 3
2.3 Autonomy ...................................................................................................... 3
2.4 Justice.............................................................................................................. 4

BAB III. Penutup :
Kesimpulan. 8
Daftar Pustaka.. 9


MAKALAH
PBL
( Dr. Tenar )





NAMA : FELISIANA KASMAN
NIM : 102010042
KELOMPOK : A7



UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
2010

Вам также может понравиться