Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
13
Albumin 2,3 g/dl 3,2-4,6
Kolesterol total 127 mg/dl 50-200
LDL 94 mg/dl 75-172
HDL 7 mg/dl 34-82
Trigliserida 126 mg/dl <150
ELEKTROLIT
Natrium 129 mmol/L 136-145
Kalium 3,8 mmol/L 3,7-5,4
Calsium Ion 1,16 mmol/L 1,17-1,29
HbsAg nonreactiv
2. Pemeriksaan Radiologi pedis AP dan Lateral (23 April 2014)
Kesimpulan : soft tissue swelling dengan pneumatisasi di regio
dorsum dan digity 1 pedis kiri curiga suatu gangren diabetikum
14
4. Pemeriksaan Radiologi Thorak PA (23 April 2014)
Kesimpulan : cardiomegaly dengan early oedem pulmonum,
aortosclerosis
15
6. EKG 23 April 2014
Sinus takikardi HR 110 x/menit, normoaxis,
t inverted V1 V2 V3 V4 V5 (iskemik antero septal lateral)
16
VII. RESUME
1. Keluhan Utama : Luka di kaki kiri
2. Anamnesis
:
Luka di telapak kaki kiri sejak 10 hari yang
lalu. Semakin lama semakin melebar dan tidak
mengering, berbau busuk dan bernanah.
Disertai nyeri yang bertambah jika digunakan
untuk berjalan kaki.
Sesak sejak 1 bulan yang lalu, bertambah
dengan aktifitas sehari-hari, berkurang dengan
beristirahat. Kadang terbangun saat tidur
karena sesak. Nyaman tidur dengan 2 bantal.
Bengkak di kedua kaki hilang timbul.
bertambah sore hari setelah aktifitas, berkurang
pada pagi hari.
Badan lemas, pusing berputar dan gliyer jika
pasien berubah posisi. Lemas dirasakan
sepanjang hari, mudah lelah dan mudah
mengantuk.
Nyeri perut sejak 1 bulan lalu disertai mual
muntah. Muntah berisi makanan yang dimakan,
2-3 kali sehari, volume gelas belimbing.
BAB, 4-5 kali sehari, volume 1/3 gelas
belimbing, berwarna kuning, konsistensi
lembek..
Sejak 6 tahun yang lalu frekuensi dan jumlah
makanan yang dikonsumsi meningkat, namun
berat badan berkurang. Banyak minum 15-16
kali gelas belimbing perhari dan sering
terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
BAK lebih dari 5 kali sehari, berwarna kuning
jernih, namun hanya keluar sedikit-sedikit,
17
kadang tidak keluar sama sekali, nyeri BAK (-
). Telah didiagnosa menderita diabetes oleh
dokter, jarang kontrol
3. Pemeriksaan fisik : Pada tanda vital ditemukan tekanan
darah140/900 mmHg, heart rate 120x/ menit,
irama takikardi, frekuensi Respirasi :
22x/menit, reguler. Pada pemeriksaan fisik
tampak konjungtiva anemis, JVP meningkat,
jantung kesan melebar ke kaudolateral, ronki
basah halus pada kedua lapang paru.Pada
pemeriksaan sensoris taktil ekstremitas inferior
berkurang dan ditemukan ulkus pada plantar
pedis sinistra dengan gangren.
4. Pemeriksaan tambahan:
a. Laboratorium : Hb 6,2 g/dl, Hct 20 %, anthal eritrosit 2,46
juta/ul, anthal leukosit 13,8.10
3
/ul, anthal
trombosit 55.110
3
/ul, MCV 79,3/um, MCH
25,3 pg, MCHC 31,9 g/dl, RDW 24,6%,
limfosit 16,00%, HbA1c 6,1%, GDS 219
mg/dl, albumin 2,3 g/dl, natrium 129 mmol/L
b. Radiologi : Foto pedis AP dan Lat soft tissue swelling
dengan pneumatisasi di regio dorsum dan
digity 1 pedis kiri curiga suatu gangren
diabetikum.
Foto thoraks cardiomegaly dengan early
oedem pulmonum, aortosclerosis
c. EKG : Sinus takikardi HR 110 x/menit, normoaxis,
t inverted V1 V2 V3 V4 V5 (iskemia antero
septal lateral)
18
VIII. PROBLEM
1. Ulkus DM Wagner IV dengan gangren pedis sinistra
2. DM tipe II non obese
3. Abdominal discomfort dd gastropati DM, gastritis
4. CHF NYHA III
5. Anemia Mikrositik Hipokromik
6. Hiponatremi ringan
Rencana Awal
No Diagnosis/ masalah Pengkajian (Assesment) Rencana Awal
diagnosis
Rencana Terapi Rencana Edukasi Rencana
Monitoring
1 Ulkus DM Wagner
IV dengan gangren
pedis sinistra
Luka di telapak kaki
kiri sejak 1o hari
seblelum masuk
rumah sakit, semakin
melebar, berbau
busuk, bernanah,
disertai nyeri.
Riwayat diabetes
melitus sejak 5 tahun
sebelum masuk
rumah sakit.
Hasil rontgen pedis
AP dan lateralsoft
tissue swelling
Kultur pus
sebelum
pemberian
antibiotik
Bedrest tidak total
Diet DM 1900 kkal
Infus NACl 0,9%
16 tpm
Injeksi Ceftriaxon
2 gram/24 jam
Infus
Metronidazole 500
mg/12 jam
Injeksi Ketorolac
30 mg/24 jam
Medikasi luka/ hari
edukasi pasien
tentang penyakit
dan
komplikasinya
awasi tanda
sepsis, gas
gangren,
KUVS
1
dengan pneumatisasi
di regio dorsum dan
digity 1 pedis kiri
curiga suatu gangren
diabetikum
2
2 DM tipe II non
obese
Banyak makan4-5
kali perhari, berat
badan menurun
Banyak minum 15-16
kali gelas belimbing
perhari
Sering terbangun di
malam hari untuk
buang air kecil
GDS : 219 mg/dl
HbA1c : 6,1%
GDP : 202 mg/dl
Hba1c setelah
Hb perbaikan,
konsul bagian
mata,
neurologi dan
gizi
Bedrest tidak total
Diet DM 1900 kkal
Infus NACl 0,9%
16 tpm
Injeksi insulin
rapid 6-6-4 IU
subcutan 5 menit
a.c
edukasi pasien
tentang penyakit
dan
komplikasinya
GDP, GD2JPP
3 Abdominal
discomfort dd
gastropati DM,
gastritis
Nyeri perut dan mual
Muntah berupa
makanan yang
dimakan, 2-3 kali
Endoskopi Bedrest tidak total
Diet DM 1900 kkal
Infus NACl 0,9%
16 tpm
edukasi pasien
tentang penyakit
dan
komplikasinya
3
sehari, volume
gelas belimbing, tidak
berwarna merah
BAB, 4-5 kali sehari,
volume 1/3 gelas
belimbing, berwarna
kuning, konsistensi
lembek kadang cair
Injeksi omeprazole
40 mg/24 jam
4 CHF NYHA III Sesak jika
beraktivitas sehari-
hari sejak 1 bulan
yang lalu, berkurang
jika beristirahat
Terbangun saat tidur
secara tiba-tiba
karena sesak
Tidur dengan 2 bantal
Kedua kaki
Echocardigrafi Bed rest duduk
Injeksi furosemid
40 mg/8 jam iv
Captopril 3 x 25
mg
ISDN 3 x 5 mg
edukasi pasien
tentang penyakit
KU VS, BC
4
membengkak
Tekanan darah
140/90 mmHg
JVP R+4 cm
(meningkat)
Diagnosa fungsional
: CHF NYHA III
Diagnosa anatomi
: LVH, iskemik
antero septal lateral
Diagnosa etiologi
: Kardiopati DM,
Hipertensi, Anemia
Foto thoraks
cardiomegaly dengan
early oedem
pulmonum,
aortosclerosis
5
5 Anemia Mikrositik
Hipokromik
Nggliyer (+)
Perasaan berputar
putar (+)
Konjungtiva anemis
Hb : 6,2
MCV: 79,3/um,
MCH: 25,3 pg,
MCHC: 31,9 g/dl,
g/dl
hitung
retikulosit
Bedrest tidak total
Diet DM 1900 kkal
Infus NACl 0,9%
16 tpm
Transfusi PRC 2
kolf Koreksi Hb
: ((10-6,2) x 48 x
3) / 250 = 2
B complex 3x1
DR3 post
transfusi
6 Hiponatremi ringan Natrium: 129 mmol/L
Elektrolit Koreksi
hiponatremia :
(136-129) x 0,4 x
48 = 134,4
Kapsul garam 3 x 1
Elektrolit post
kapsul garam
Tanggal 24 April 2014
Subyektif Sesak
Obyektif
KU: CM, baik, gizi kesan kurang
Tensi : 140 / 90 mmHg
Respirasi : 22 x / menit
Nadi : 92 x / menit, isi cukup, reguler
Suhu : 36.8 C
Mata : conjungtiva anemis
Leher: JVP(R+4cm), KGB tidak membesar.
Cor:
I : IC tidak tampak
P : IC tidak kuat angkat
P : batas jantung kesan melebar ke caudolateral
A : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-),
gallop (-)
Pulmo:
I : Pengembangan dada kanan=kiri
P : Fremitus raba kanan=kiri
P : sonor/sonor
A : SDV(N/N), RBH (+/+)
Abdomen:
I : DP//DD
A : bising usus (+) normal
P : tympani, pekak alih (+), area troube timpani
P : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Akral dingin: Oedem:
- -
+ +
- -
- -`
Pmx
Penunjang
Terlampir
Assesment
1. Ulkus DM Wagner IV dengan gangren
pedis sinistra
2.DM tipe II non obese
3.Abdominal discomfort dd gastropati
DM, gastritis
4.CHF NYHA III
5.Anemia Mikrositik Hipokromik
6.Hiponatremi ringan
Planning DR3, SI, TIBC
Profil Lipid
Kultur urine
Terapi
Bedrest tidak total
1
Diet DM 1900 kkal
Infus NACl 0,9% 16 tpm
Injeksi Ceftriaxon 2 gram/24 jam
Infus Metronidazole 500 mg/12 jam
Injeksi Ketorolac 30 mg/24 jam
Injeksi omeprazole 40 mg/24 jam
Injeksi furosemid 40 mg/8 jam iv
Captopril 3 x 25 mg
ISDN 3 x 5 mg
B complex 3x1
Medikasi luka/ hari
Diabtes Melitus
Kelainan Metabolisme Lemak
Kelainan Metabolisme Protein
Luka tidak terkontrol,
sukar sembuh
Penurunan proses
transkripsi, translasi,
replikasi, ploriferasi sel
Gastropati DM
Abdominal
discomfort
pH turun Nafsu makan
meningkat
Ketogenesis meningkat
Mobilisasi asam
lemak meningkat
Resistensi Insulin
Remodeling otot
jantung
Hipertensi
Kelainan Metaboliseme Karbohidrat
Hiperglikemi
a
Rasa Haus
meningkat
Diuresi
s
Gagal Jantung
Makrovaskuler
Angiopati
Arterosklerosis Osmolaritas
urin meningkat
BB menurun
Glikosuria
Ulkus Diabetikum
anemia
Hiponatremia
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan luka di telapak kaki kiri sejak 10 hari
sebelum masuk rumah sakit, semakin melebar, berbau busuk, bernanah, disertai
nyeri. Riwayat diabetes melitus sejak 5 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan gangren di telapak kaki kiri dan digiti 1 dengan
ukuran 3x 4 cm. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut mengarah pada
suatu ulkus diabetikum. Sesuai dengan bacaan hasil rontgen pedis AP dan
lateralsoft tissue swelling dengan pneumatisasi di regio dorsum dan digity 1
pedis kiri curiga suatu gangren diabetikum.
Ulkus ini merupakan salah satu dari komplikasi mikroangiopati pada pada
pasien. Awalnya proses ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek
terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Neuropati sensoris
perifer memungkinkan kejadian trauma berulang mengakibatkan terjadinya
kerusakan jaringan bawah area kalus. Selanjutnya terbentuk kavitas yang
membesar dan akhirnya rupture sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus.
Gangguan gastrontestinal berupa nyeri perut, mual dan muntah yang
dikeluhkan pasien dapat merupakan gambaran klinis dari gastritis atau
gastropati diabetikum. Gastropati diabetikum didiagnosis melalui adanya gejala
gangguan saluran cerna atas pada pasien diabetes tanpa adanya obstruksi
mekanik yang dapat menyebabkan gejala saluran cerna atas, untuk itu prlu
dilakukan endoskopi.
Pasien mengeluh sering sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, muncul saat
aktifitas sehari-hari, berkurang dengan istirahat, juga sering terbangun saat
tidur malam hari karena sesak, serta kaki yang membengkak mengarah pada
diagnosis congestive heart failure NYHA III. Ditambah dengan pemeriksaan
fisik ditemukan takikardi, peningkatan JVP, ronkhi basah halus pada kedua
lapang paru, serta pembesaran jantung ke arah caudo lateral. Foto thoraks
cardiomegaly dengan early oedem pulmonum, aortosclerosis. Dengan demikian
5 kriteria mayor dan 2 kriteria minor dari kriteria framingham didapatkan pada
1
pasien. Sehingga syarat 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan dua kriteria
minor untuk penegakan diagnosis CHF telah terpenuhi. Sesak yang uncul saat
aktifitas sehari-hari dan berkurang dengan istirahat, masuk ke dalam kategori
NYHA III.
Anemia mikrositik hipokromik ditegakkan dari anamnesis nggliyer,
perasaan seperti berputar, pemeriksaan konjunctiva pucat dan hasil
laboratorium Hb : 6,2; MCV: 79,3/um; MCH: 25,3 pg; MCHC: 31,9 g/dl.
Anemia dapat bersifat primer seperti akibat defisiensi besi, atau akibat dari
penyakit primer kronis yang mendasarinya. Untuk membedakannya perlu
dilakukan pemeriksaan TIBC. Pada anemia karena penyakit kronis akan
nampak feritin yang tinggi dan TIBC yang rendah. Pengobatan yang dilakukan
untuk penyakit yang mendasarinya, namun dpat pula diberikan transfusi darah
dan pemberian eritropoietin.
Kadar natrium darah pada pasien 129 mEq/L darah, tergolong sebagi
hiponatremia ringan. Pasien mengaku sering minu, hal ini bisa mengakibatkan
pengenceran natrium dalam darah. Hiponatremia juga dapat terjadi sebagai
akibat penyakit gagal jantug yangjuga diderita pasien, pada keadaan ini
kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah
narium toal dalam tubuh dapat meningkat juga. Pemberian kapsul garam
bertujuan meningkatkan jumlah natrium total dalam darah.
2
BAB IV
Simpulan
Berdasarkan anamnesis