Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB III

METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BAJA



A. Umum
Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang yang dihubungkan satu sama
lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las. Batang batang rangka
ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik, tidak seperti pada jembatan
gelagar yang memikul gaya- gaya dalam momen lentur dan gaya lintang.











Gambar Jembatan Rangka Baja

Jembatan pada umumnya terdiri dari bagian- bagian:
1. Bangunan atas
2. Bangunan bawah (abutment)
3. Pondasi
4. Andas/tumpuan
5. Oprit
6. Railling / sandaran








Gambar Bagian Bagian Jembatan Rangka Baja

B. Bagian Bagian Jembatan
1. Pondasi
Pondasi adalah bagian struktur yang berada dibawah jembatan dan berfungsi
meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah keras.Setelah diadakan analisis
pendahuluan dan dengan mempertimbangkan kondisi tanah dasar serta beban yang
didukung,maka proyek ini memilih pondasi Tiang Pancang

2. Abutment
Abutment atau kepala jembatan merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung
bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Pada proyek ini bagian abutmen
menggunakan struktur beton bertulang sesuai dengan mutu spesifikasi kerja.Adapun
fungsi abutmen ini antara lain:
Sebagai perletakan balok jembatan atau beam.
Sebagai perletakan plat injak.
Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur atas ke pondasi.
Sebagai penahan tekanan tanah aktif.

3. Oprit Jembatan
Oprit jembatan berfungsi untuk melandaikan jalan yang menuju dan meninggalkan
jembatan sehingga pada waktu memasuki jembatan tidak terlalu menanjak. Perencanaan
oprit dibuat seekonomis mungkin sehingga dari segi biaya rendah serta segi estetikanya
memenuhi syarat keindahan.

C. Jenis- Jenis Jembatan Rangka Baja
1. Allan Truss







2. Bailey Bridge











3. Lattice truss(Towns lattice truss)






4. Fink Truss






5. Pratt truss






6. Waddell truss




7. Warren (non-polar) truss















D. Metode Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan baja adalah:
1. Pekerjaan Galian Struktur
Sebelumnya dilakukan pemasangan bowplang untuk acuan dimensi dan kedalaman
galian. Galian dilakukan secara mekanis dengan alat excavator. Buangan hasil galian
dimasukkan ke dump truck dan dibuang dilokasi yang disetujui. Penggalian dilakukan
sampai dengan elevasi bagian bawah Abutment dengan ukuran yang memadai untuk
lokasi kerja crane pemancangan.

2. Pekerjaan Pondasi
a. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak.
b. Pemancangan
c. Pengujian Pembebanan Pada Tiang dengan diameter 600mm dan 600mm

3. Pekerjaan Abutment
a. Pekerjaan abutment dikerjakan setelah pekerjaan pemancangan dan pemotongan
tiang pancang selesai.
b. Tiang pancang disisakan dengan ketinggian 1,5 m dari elevasi dasar abutment.
Dilakukan pemecahan pada bagian kepala tiang yang berada di atas elevasi dasar
abutment.
c. Melakukan perataan tanah sesuai dengan elevasi di bawah lantai kerja Abutment,
diikuti dengan pemadatan tanah dengan alat Stamper.
d. Membuat lantai kerja Abutment dengan beton K125 dengan tebal 10cm dan dimensi
(Lebar dan Panjang) lantai kerja ditambah 10cm pada tiap sisi Abutment.
e. Penuangan beton dilakukan secara merata dengan tebal 10cm dan dilakukan
finishing permukaan lantai kerja hingga permukaan lantai kerja rata dan tidak ada
genangan air.
f. Melakukan pemasangan marking/tanda dengan cat di atas lantai kerja sesuai dengan
panjang dan lebar tapak Abutment.
g. Melakukan pemasangan besi yang telah difabrikasi sebelumnya mengikuti
marking/tanda yang telah dipasang di atas lantai kerja.
h. Melakukan pemasangan bekisting mengikuti marking/tanda pada lantai kerja dan
disokong dengan skoor kayu dengan jarak yang cukup agar bekisting kuat, kokoh
dan tegak.
i. Setelah dilakukan pengecekan besi, bekisting, bahan-bahan, peralatan serta tenaga
kerja yang cukup, maka pengecoran dapat dilakukan.
j. Sesuai dengan bentuk Abutment, maka pengecoran dilakukan dengan 3(tiga) tahap
sebagai berikut:










Gambar Abutmen Jembatan
k. Pengecoran abutment menggunakan beton yang telah ditentukan dalam spesifikasi
teknis
l. Penyambungan beton tahap I dan Tahap II dilakukan dengan menggunakan Bonding
Agent (Sika Bon) yang dilumuri diatas permukaan beton lama, sebelum beton baru
dituangkan
m. Setiap setelah pengecoran selesai selalu dilakukan curing/perawatan beton dengan
cara disiram air atau dengan ditempeli karung goni yang telah dibasahi
n. Pembongkaran bekisting sisi abutment dilakukan setelah minimal 2(dua) hari setelah
selesai
Pengecoran
4. pekerjaan Pemasangan Rubber Bearing / Elastomerik
a. Setelah pengecoran Tahap II Abutment, dilakukan pemasangan Rubber Bearing yang
dicor diatas kepala Abutment.
b. Pemasangan Rubber Bearing ditempatkan pada besi Dowel yang telah dicor pada
saat pengecoran kepala abutment
c. Pemasangan Rubber Bearing diikuti dengan pengecekan elevasi serta center line
Rubber Bearing agar sesuai dengan gambar












5. Pekerjaan Pemasangan Linkset

6. Pekerjaan Pemasangan dan Perakitan Jembatan Metode Kantilever

























1) Letakkan cross girder pertama dan kedua yang telah terangkai dengan diafragma
2) Pasang bottom chord pertama
3) Lalu pasang stinger
4) Kemudian, pasang diagonal pertama dan diagonal kedua, dan terbentuklah
segmen pertama.
5) Ulangi lagi pemasangan cross girder ketiga dan keempat, untuk segmen kedua
6) Lalu pasang diagonal ketiga
7) Setelah itu, pasang top chord pertama dan diagonal ke empat
8) Lalu pasang top chord kedua
9) Setelah itu pasang wing bracing
10) Ulangi tahapan tersebut hingga mencapai abudmen kedua

a. Perakitan bentang kantilever
b. Jacking dan pemasangan Elastomerik Bearing
c. Pembongkaran Link set
d. Detail sambungan




7.

Вам также может понравиться