Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada tahap ini, konsentrasi merupakan salah satu latihan dasar dalam
membacakan puisi. Hal ini akan sangat bermanfaat ketika performansi
nantinya. Membacakan puisi bukan membaca puisi untuk dirinya sendiri,
melainkan untuk orang lain. Jadi proses membacakan puisi dilakukan di
hadapan orang lain. Untuk itulah, dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk
mengatasi segala rangsangan yang bisa mengganggu proses pembacaan puisi.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan latihan dasar konsentrasi
adalah
1. siswa diminta untuk menanggalakn semua aksesori yang mengikat di
tubuh, seperti arloji, gelang, dll. Upayakan mereka juga mengendurkan
ikat pinggang. Jika mereka memakai sepatu, sebaiknya dilepas berikut
kaos kakinya.
2. semua siswa diminta untuk mencari posisi yang sangat rileks. Hal ini
dilakukan agar aliran darah yang mengalir dari jantung berjalan sangat
lancar dan membuat tubuh bugar. Siswa diperbolehkan untuk duduk
hingga merebahkan diri. Namun siswa harus diingatkan agar jangan
sampai tertidur karena terbawa oleh hawa. Konsentrasi bukan
mengosongkan pikiran, tetapi memusatkan perhatian pada satu titik.
Pikiran jangan sampai kosong sebab akan sangat rawan dimasuki oleh
“roh ghaib”, terlebih dilakukan di tempat yang rawan.
3. ajaklah siswa untuk memejam mata agar lebih mudah melakukan
konsentrasi
4. siswa diajak untuk memusatkan pikiran dengan cara mendengarkan
suara-suara yang paling jauh
5. jika dirasa bahwa siswa sudah dapat memusatkan pikiran pada pikiran
yang jauh, siswa diajak untuk mencari dan memusatkan pikiran dengan
mendengarkan suara-suara yang jauh dengan cara mengidentifikasi bunyi
dan mengakrabinya
6. setelah itu, siswa diajak untuk mencari dan memusatkan perhatian pada
suara-suara yang dekat dengan mereka. Biarkan mereka
mengidentifikasinya dan mengakrabinya
7. setelah dirasa cukup, ajaklah siswa untuk mencari, mendengarkan, dan
memusatkan perhatian pada suara yang sangat dekat, yaitu detak
jantungnya. Biarkan mereka berkonsentrasi pada detak jantungnya.
Ajaklah mereka untuk benar-benar merasakan detak jantungnya mulai dari
gejala berdenyut, berdenyut hingga efek yang ditinggalkan setelah denyut
itu selesai dan menuju ke denyut selanjutnya. Biarkan mereka
mengakrabinya Usahakan agar aliran darah mengalir dengan lancar. Jika
ada salah satu bagian tubuh, misalnya siku atau lutut, ditekuk, maka akan
menyebabkan aliran darah tidak lancar dan menyebabkan kejang (Jawa:
keram)
8. (langsung dilanjutkan latihan imajinasi)
5. Imajinasi (Penghayatan)
1. jika dirasa cukup, siswa diminta untuk membayangkan jika seandainya
mereka benar-benar menyaksikan peristiwa tersebut bahkan
mengalaminya sendiri
2. upayakan agar mereka bisa “lepas” dalam menghayati. Biarkan mereka
menangis bahkan tertawa. Usahakan agar tidak mengeluarkan kata-kata
terlebih dulu.
3. biarkan siswa larut dan mengekspresikannya dengan larik-larik dalam
puisi yang diingat
4. jika siswa sudah lepas, minta mereka perlahan-lahan mengendalikan
ekspresi itu
5. jika siswa sudah bisa mengendalikan, siswa diminta untuk mengambil
nafas pelan-pelan kemudian mengeluarkannya. Lakukan secukupnya.
6. jika siswa dalam kondisi yang tenang, siswa diminta untuk
menggerakkan jari-jemari tangan dengan pelan-pelan dan merasakannya
dari kondisi sebelum digerakkan, bergerak, hingga sudah digerakkan.
Siswa diminta untuk merasakan angin yang melewati tangan.
7. lakukan proses yang sama dengan jari-jemari kaki
8. setelah dirasa cukup, semua siswa diminta untuk membuka mata
perlahan-lahan dan menyadari bahwa tubuhnya masih terdapat di tempat
yang menjadi latihan tadi, misalnya aula, tempat parkir, kelas, dll.
9. untuik mengekspresikan semua kepenatan yang ada dalam jiwa, dalam
hitungan ketiga, semua siswa diminta untuk mengambil napas dan
mengeluarkannya dengan teriakan “hah”.
Setelah melakukan teknik latihan di atas, semua siswa dminta untuk membacakan
puisi di depan siswa yang lain. Beberapa catatan yang perlu diingat adalah
1. membaca puisi berbeda dengan membacakan puisi. Membacakan puisi
dilakukan untuk orang lain. Jadi, makna yang terdapat dalam bentuk puisi
disampaikan semaksimal mungkin agar isi puisi bisa “sampai” di
penonton.
2. seseorang yang membacakan puisi harus benar-benar memahami makna
yang terkandung dalam puisi tersebut atau dengan istilah menemukan
nyawa puisi. Jika ada orang yang membacakan puisi tanpa memahami
makna puisi tersebut, maka tidak ada bedanya dengan orang gila yang
sedang kesumat.
3. penghayatan dan ekspresi harus total, namun emosi tetap terkontrol. Jika
ekspresinya dilepas begitu saja, maka emosi tidak terkontrol dan proses
pembacaan puisi akan terganggu karena pembaca puisi asyik dengan
emosinya sendiri. Akibatnya isi puisi tidak sampai pada penonton.
4. intonasi dan artikulasi dalam membacakan puisi harus dilatih lebih
intensif. Karena dua hal inilah yang menjadi faktor utama dalam
mengantarkan kata-kata untuk menyampaikan makna dari penyair menuju
ke penonton melalui transkata dari pembaca puisi
5. dalam membacakan puisi, dapat memakai metode ATM (Amati, Tiru,
dan Modifikasi). Namun pada akhirnya nanti, setiap siswa harus memiliki
karakteristik sendiri dalam membacakan puisi, atau lazim dikenal dengan
istilah be your self.
6. rambu-rambu guru: 1) makna harus bisa ditemukan sendiri oleh
pembaca. Kalau pun tidak memahami, guru sebaiknya jangan mendikte
bahwa larik tertentu harus dibaca seperti ini. Biarkan siswa menemukan
makna dan mengungkapnya sesuai dengan selera. Di Akhir, guru
diperkenankan memberikan apresiasi terhadap ciri khas pembacaan puisi
dari siswa, dan 2) diupayakan agar siswa dapat menemukan sendiri bait-
bait mana yang merupakan konflik dan mungkin harus dibaca lebih tajam.
Guru jangan mendikte cara membaca bait-bait tertentu. Hal ini berakibat
bahwa siswa kadang kurang nyaman dalam membaca karena memenuhi
selera (apresiasi guru)
7. semoga sukses