Вы находитесь на странице: 1из 103

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Lulusan sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge,
skill of thinking, management skiil, dan communication skill. Sinergisme keempatnya
akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas
persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan yang dihadapi.
Kegiatan KKL adalah suatu kegiatan kurikulum yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan mahasiswa dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya farmasi melalui kegiatan observasi
dan diskusi serta wawancara dengan pihak industri / perusahaan / intansi pemerintah atau
instansi lainnya.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah :
1. Memahami tujuan dan manfaat Kuliah Kerja Lapangan
2. Memahami manfaat observasi lapangan, pembekalan materi dan teknis KKL
3. Melakukan pengamatan / observasi dan pengumpulan data di Lapangan
4. Memperjelas hasil data obeservasi lapangan yang diperoleh selama KKL
5. Membuat Laporan KKL.
Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Pusdokes Bagfarmapol, PT. Martina
Berto, Tbk, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka dan Balai Konservasi Balitro.
Bagfarmapol merupakan bagian dari organisasi Satuan Kerja (Satker) Pusat
Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri yang bertugas melaksanakan kegiatan
kefarmasian Kepolisian dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan
dan dukungan operasional Polri.
PT. Martina Berto, Tbk merupakan perusahaan yang berfokus pada bahan alam
sebagai sumber kecantikan yang tidak akan pernah habis-habisnya. Dengan perpaduan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan alam diharapakan dapat memecahkan berbagai
persoalan kecantikan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menciptakan kosmetika
terbaik dari bahan alam yang diproses dengan teknologi modern (Nature Techno Beauty).
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka memiliki Program Studi Farmasi
bertujuan untuk menghasilkan Sarjana Farmasi dan Sains yang mampu mewujudkan
insane yang bersifat professional di bidang Farmasi dan tanggap terhadap perkembangan
serta kemajuan teknologi dalam bidang Farmasi maupun masalah yang dihadapi
masyarakat, dan dalam menjalankan profesinya senantiasa berazaskan ajaran Islam yakni
Al-Quran dan Hadits yang diyakini Muhammadiyah.
Balittro sebagai balai konservasi dan penelitian tanaman obat memiliki
berbagai jenis tanaman obat yang berkhasiat yang ditanam diperkebunan khusus. Jumlah
tanaman obat yang dimiliki balittro 1000 tanaman obat yang ditanam dan dirawat sesuai
dengan standar penanaman tanaman obat. Pengelompokan tanaman obat dilakukan
berdasarkan family dan bagian tanaman.

I.2 Tujuan Kerja Lapangan
Secara umum Tujuan Kulian Kerja Lapangan (KKL) antara lain :
1. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi terhadap dunia kerja. Khususnya dalam hal kefarmasian.
2. Agar mahasiswa dapat mengenal lingkungan perusahaan kefarmasian.
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan meningkatkan kualitas kerja sama mahasiswa
sebagai persiapan menyambut persaingan pasar bebas dan dunia kerja.
.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapangan
Adapun manfaat yang diperoleh dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah :
1. Mahasiswa dapat menyaksikan langsung pengaplikasian pengetahuan yang telah
diperoleh selama perkuliahan sehingga dapat memberikan motivasi dalam bekerja
nantinya.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan interaksi sosial dengan rekan internal dan
eksternal perusahaan.
3. Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi mahasiswa.
I.4 Waktu dan tempat Kuliah Kerja Lapangan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan pada tanggal 09 maret 2014
sampai dengan 14 maret 2014 di Pusdokkes Bagfarmapol, PT. Martina Berto, Tbk,
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka dan Balai Konservasi Balitro.


BAB II
PUSAT KEDOKTERAN DAN KESEHATAN BAGIAN FARMASI KEPOLISIAN

II.1 Sejarah Farmasi Kepolisian
Bagfarmapol merupakan bagian dari organisasi Satuan Kerja (Satker) Pusat
Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri yang bertugas melaksanakan kegiatan
kefarmasian Kepolisian dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pelayanan
kesehatan dan dukungan operasional Polri.
Awal terbentuknya Bagfarmapol adalah dengan diresmikannya Apotek Pusat Polri
yang bertempat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati pada tanggal 19 Mei 1966.
Selanjutnya, tanggal 19 Mei dijadikan Hari Lahir Bagfarmapol. Keberadaan apotek
tersebut merupakan cikal bakal berdirinya pabrik obat dan laboratorium kefarmasian di
lingkungan Polri. Selanjutnya pada akhir tahun 1970, dibuka cabang Apotek Pusat Polri
di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.
Pada bulan Maret 1976 dibangun gedung di komplek Rumah Sakit tersebut suatu
Unit Produksi Obat melalui Surat Keputusan (Skep) Kapolri No. Pol :
Skep/50/VII/1977. Pada tanggal 1 Juli 1977 Apotek Pusat dan Unit Produksi Obat
secara struktural digabungkan menjadi Lembaga Farmasi Polri (Lafipol).
Pada tahun 1980 Lafipol berkembang dengan menambah produksi sediaan obat
jenis tablet, kapsul, cairan/sirup, salep/krim. Mengingat Lafipol terus berkembang dan
memerlukan tempat yang lebih proporsional maka tanggal 14 September 1993 Lafipol
menempati gedung baru di Jl. Cipinang Baru Raya 3B. Bersama dengan itu Lafipol
mulai mengajukan permohonan sertifikat Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)
kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Ditjen POM) Depkes RI.
Pada tahun 1993 sampai tahun 2000 secara bertahap Lafipol merenovasi
gedung/bangunan produksi, melengkapi peralatan mesin-mesin produksi, membuat
protap-protap pelaksanaan produksi dan pendukungnya dengan maksud untuk
memenuhi persyaratan CPOB yang diwajibkan oleh Ditjen POM Depkes RI sebagai
Industri Farmasi. Pada tanggal 17 Nopember 2000 Lafipol secara resmi menerima 10
sertifikat dari Ditjen POM Depkes RI.
DITJEN POM DEPKES RI, diantaranya :
1. Sediaan Tablet Biasa Non Antibiotika
2. Sediaan Tablet Salut Non Antibiotika
3. Sediaan Kapsul Keras Non Antibiotika
4. Sediaan Cairan Oral Non Antibiotika
5. Sediaan Salep / Krim / Gel Non Antibiotika
6. Sediaan Tablet Biasa Antibiotika
7. Sediaan Tablet Salut Antibiotika
8. Sediaan Kapsul Keras Antibiotika
9. Sediaan Cairan Oral Antibiotika
10. Sediaan Salep / Krim / Gel Antibiotika
Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kapolri No. 53 Tahun 2002 tanggal 17
Oktober 2002 lampiran K tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusdokkes Polri, nama
Lafipol berubah menjadi Bidang Farmasi Kepolisian (Bidfipol). Dan pada akhirnya,
berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 21 tahun 2010 tanggal 14 September 2010
Bidfipol secara resmi berubah nama menjadi Bagian Farmasi Kepolisian (Bagfarmapol).
II.2 Tugas Pokok dan Fungsi BAGFARMAPOL
DASAR :
1. PERPRES No. 52 Tahun 2010 Tgl. 4 Agust 2010 ttg OTK Polri
2. PERKAP No. 21 Tahun 2010 Tgl. 14 Sept 2010 OTK Tkt Mabes Polri
3. KEP KAPUSDOKKES POLRI No. KEP/ 242 / XII / 2010, Tgl. 10-12 2010
ttg Arah Bijak (Grandstra) Dokkes Polri Tahun 2010 - 2025

II.2.1 Visi BAGFARMAPOL
Produk Berkualitas Terbaik Adalah Tujuan Kami
II.2.2 Misi BAGFARMAPOL
1. Penyelenggaraan Fungsi Farmasi Kepolisian di seluruh jajaran Kedokteran dan
Kesehatan Polri dari tingkat Pusat sampai tingkat Polres yang mampu
mendukung tugas operasional kepolisian yang berkaitan dengan bidang
kefarmasian.
2. Memberikan dukungan terhadap tugas pokok Polri dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum serta melindungi dan mengayomi
masyarakat dari peredaran yang produk-produk farmasi illegal/palsu/substandar
3. Memberikan asistensi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan produk
farmasi yang meliputi obat, makanan, minuman dan kosmetika kepada jajaran
operasional Polri yang membutuhkan.
4. Menjadi Pusat Rujukan Farmasi Kepolisian.
5. Pembuatan database Produk Farmasi ilegal/palsu/substandard.
6. Melaksanakan pembinaan terhadap fungsi Farmasi Kepolisian di jajaran
Kedokteran dan Kesehatan Polri seluruh Indonesia.
7. Memproduksi Peralatan Kesehatan dan Bahan Kimia tertentu untuk mendukung
tugas operasional kepolisian.
8. Memproduksi obat-obatan berkualitas terbaik untuk mendukung pelayanan
kesehatan bagi masyarakat Polri beserta keluarganya.
II.2.3 Motto Bagfarmapol
Bersama kita tingkatkan kinerja dan kualitas produk yang lebih baik.

II.3 BAGFARMAPOL
II.3.1 TUGAS POKOK dan FUNGSI FARMASI KEPOLISIAN
Bagfarmapol bertugas membina dan menyelenggarakan kegiatan Farmasi
Kepolisian di tingkat Pusat dan Kewilayahan untuk mendukung tugas pokok kepolisian
yang berkaitan dengan kefarmasian, penelitian, pengembangan dan memproduksi
perangkat kesehatan, obat obatan dan bahan kimia tertentu yang diperlukan dalam tugas
kepolisian, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan fungsi Farmasi
Kepolisian.
Dalam melaksanakan tugas, Bagfarmapol menyelenggarakan fungsi :
1. Menyelenggarakan fungsi Farmasi Kepolisian di seluruh jajaran Dokkes Polri dari
Pusat sampai tingkat Polres, yang mampu melaksanakan tugas operasional
Kepolisian yang berkaitan dengan Kefarmasian.
2. Memberikan dukungan teknis pada penyelidikan dan penyidikan pada tindak
pidana yang berkaitan dengan produk farmasi (meliputi obat-obatan, makanan,
minuman, kosmetika dan obat tradisional) maupun yang berkaitan dengan limbah
farmasi.
3. Memberikan saran informasi termasuk sebagai Saksi Ahli berkaitan dengan tindak
pidana yang berkaitan dengan produk kefarmasian.
4. Melaksanakan dukungan terhadap tugas-tugas operasional Kepolisian baik
langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan produk-produk
kefarmasian (meliputi obat-obatan, makanan, minuman, kosmetika dan obat
trasidional) maupun yang berkaitan dengan limbah farmasi.
5. Melaksanakan pemeriksaan terhadap produk farmasi hasil pelaksanaan
operasional Kepolisian atas permintaan pihak yang berkepentingan.
6. Penyelenggaraan pembinaan fungsi teknis Farmasi Kepolisian terhadap seluruh
jajaran Kedokteran dan Kesehatan Polri maupun fungsi terkait, baik di tingkat
Pusat maupun di Kewilayahan.
7. Memproduksi perangkat kesehatan (seperti Kit Narkotika, Kit Prekursor,
Kit Food Security dan lainnya) untuk mendukung pelaksanaan tugas operasional
Kepolisian.
8. Mengembangkan sarana dan prasarana Farmasi Kepolisian yang modern untuk
memproduksi obat-obatan, perangkat kesehatan dan bahan kimia tertentu yang
berkualitas tinggi untuk mendukung pelaksanaan tugas operasional Kepolisian.
9. Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap obat-obatan,perangkat
kesehatan, dan bahan kimia tertentu yang akan dipergunakan dalam tugas
operasional Kepolisian
10. Melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait, baik di dalam maupun di luar
lingkungan Polri serta hubungan internasional dalam rangka pengembangan
fungsi Farmasi Kepolisian maupun pengembangan produk-produk farmasi yang
dipergunakan dalam tugas operasional Kepolisian
Dalam melaksanakan tugas, Bagfarmapol dibantu oleh :
1. Sub Bagian Produksi, disingkat Subbagprod yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan produksi obat, bekal kesehatan, perangkat kesehatan dan bahan kimia
tertentu yang diperlukan dalam rangka kegiatan dukungan tugas Kepolisian.
2. Sub Bagian Pengawasan Mutu, disingkat Subbagwastu, yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan pengawasan mutu atas obat-obatan dan bahan baku
pengadaan maupun produksi dan limbah Bagfarmapol, pemeriksaan produk
farmasi hasil pelaksanaan tugas operasional Kepolisian di bidang kefarmasian.
3. Sub Bagian Teknis Farmasi Kepolisian, disingkat Subbag Tekfarmapol, yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan fungsi Farmasi Kepolisian serta pembinaan kemampuan
kefarmasian di Pusat dan Kewilayahan.
II.4 Struktur Organisasi BAGFARMAPOL



Bagian Farmasi Kepolisian secara struktural berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri dan
dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di bawah kendali Sespusdokkes Polri. Dalam
melaksanakan tugasnya Kabagfarmapol dibantu oleh :
1. Kepala Subbagian Teknis Farmasi Kepolisian (Kasubbag Tekfarmapol)
2. Kepala Subbagian Produksi (Kasubbag Produksi)
3. Kepala Subbagian Pengawasan Mutu (Kasubbag Wastu)
4. Kepala Urusan Administrasi (Ka Urmin)
5. Pamin
6. Paur
Subbagprod, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan produksi obat, bekal
kesehatan, perangkat kesehatan dan bahan kimia tertentu yang diperlukan dalam
rangka kegiatan dukungan tugas kepolisian dan pelayanan kesehatan;
Subbagwastu, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan,
penelitian dan pengawasan mutu atas obat-obatan dan bahan baku pengadaan
maupun produksi dan limbah Bagfarmapol;
Subbagtekfarmapol, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan fungsi farmasi Kepolisian serta
pembinaan kemampuan kefarmasian di pusat dan kewilayahan.

II.5 Langkah langkah yang telah dilaksanakan dalam rangka peningkatan
kualitas produksi
1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya ManusiaBAGFARMAPOL melalui :
Inhousing training
outhousing training
Mendatangkan konsultan
2. Melakukan reformasi formulasi
3. Melaksanakan ISO-Like terhadap Laboratorium pengawasan mutu
BAGFARMAPOL pada 2010, dalam rangka persiapan pengajuan ISO-17025
pada 2011.
4. Penyempurnaan Laboratorium Mikrobiologi untuk analisis setiap obat yang
diproduksi, termasuk cemaran mikroba pada setiap sarana dan prasarana produksi.
5. Senantiasa melakukan uji terhadap obat-obat retensi atas stabilitas
kualitasnya.
6. Melakukan berbagai modifikasi peralatan produksi,dalam rangka :
Mendekati standar Cara Pembuatan Obat yang Baik terkini (pelapisan
peralatan dengan stainless steel)
Meningkatkan kualitas produksi
7. Melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi farmasi dan beberapa
instansi dalam rangka kesatuan ilmu kefarmasian untuk melaksanakan kegiatan
obat & peralatan dukungan operasi kepolisian.


II.6 Produksi BAGFARMAPOL
Produksi Sediaan Farmasi Bagfarmapol

Selain fungsi yang telah disebutkan, Bagfarmapol juga dapat memproduksi obat-
obatan yang hanya dapat dikonsumsi oleh ruang lingkup Bagfarmapol dan
keluarganya. Obat-obatan yang diproduksi tidak diedarkan ke masyarakat yang
lebih luas.
Pada proses pembuatannya, Bagfarmapol telah mendapatkan 10 sertifikat CPOB
dalam pembutan sediaan farmasi. Dimana CPOB ini menyangkut seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa produk
obat yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan yang telah disesuaikan sesuai
dengan penggunaan. Hal ini dapat dilihat dari tata ruang, kelengkapan alat
produksi, tata cara produksi sampai ke personalia yang bekerja di dalamnya.

Untuk mendukung produksi, Bagfarmapol dilengkapi oleh sarana yaitu:
1. Gudang bahan baku, tempat disimpannya bahan baku yang akan digunakan,
dimana keadaannya disesuaikan dengan sifat fisik dari bahan baku tersebut.
2. Quality control, dilakukan pengujian sampling. Hal ini dilakukan untuk
menentukan apakah bahan baku tersebut layak untuk digunakan atau tidak dalam
sediaan farmasi. Jika bahan baku tersebut layak untuk digunakan maka akan diberi
stiker berwarna hijau.
3. Alat mixing, Digunakan untuk pencampuran bahan pada pembuatan sirup OBH.
4. filling machine (mesin pengisi), mesin pengisi adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan sediaan yang telah jadi ke dalam botol dimana setiap botolnya
memiliki takaran yang sama dilakukan bahan baku yang kemudian sediaan yang
telah jadi dimasukan kedalam botol yang telah disediakan. Setelah di tempatkan
ke dalam wadah, sediaan tersebut diuji dengan beberapa pengujian misalnya pada
uji mikrobiologi.
5. Penyaringan air, dimana untuk air yang digunakan dalam sistem produksi tersebut
merupakan air yang telah disaring melalui 3 tabung. Tabung pertama diisi dengan
karbon aktif, yang kedua diisi dengan kation dan yang ketiga diisi dengan anion.
Sehingga air yang digunakan memang benar-benar air yang tidak mengandung
mineral lagi.
6. Mesin cetak tablet, dalam pembuatan tablet dilakukan sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan. Setelah pemilihan bahan baku yang baik dan sesuai standar,
kemudian dilakukan pencampuran bahan baku dengan menggunakan mesin
pencampur dan dilanjutkan sampai sediaan tersebut berbentuk tablet yang dapat
dicetak dengan mesin cetak yang telah tersedia Setelah dicetak, sediaan tersebut
kemudian dikemas dengan strip atau dengan blister.
7. Alat proses pengolahan limbah, Inceneration adalah alat untuk
menghancurkan limbah berupa pembakaran dengan kondisi
terkendali. Limbah dapat terurai dari senyawa organik menjadi senyawa sederhana
seperti CO
2
dan H2O. Incenerator efektif terutama untuk buangan organik dalam
bentuk padat, cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak biasa
digunakanlimbah organik seperti lumpur logam berat (heavy metal sludge) dan
asam anorganik.

II.7 Sistem Pengolahan Limbah
Sistem pengolahan limbah pada BAGFARMAPOL, terdiri atas 5 bak dimana pada
bak pertama terdapat baling baling sebagai pengelolah limbah dalam bentuk air
sedangkan limbah dalam bentuk serbuk akan disedot oleh penyedot udara dan ditangkap
oleh partikel-partikel air (aerosol) dan akan mengendap. Limbah baru akan dikeluarkan
ke lingkungan sekitar bila limbah tersebut sudah dinyatakan ramah lingkungan.
Limbah Padat
Sumber pencemaran limbah padat berasal dari debu atau serbuk obat dari sistem
pengendali debu (dust collector), kertas, karton, plastik bekas, botol,dan aluminium foil.
Adapun yang menjadi tolak ukur dampak limbahpadat SK Men LH No.50/MENLH/1995
tentang baku mutu tingkat kebauan lingkungan pabrik yang bersih, tidak berbau, sampah
tertata rapih.
Upaya pengelolaan limbah padat :
1. Sampah domestik dibuatkan tempat sampah
2. Sisa-sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual
ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)
3. Debu/sisa serbuk obat, obat rusak / kadaluarsa dibakar di incenerator.

Limbah Cair
Sumber pencemaran limbah cair berasal dari bekas cucian peralatan produksi,
laboratorium, kamar mandi/WC, bekas reagensia dilaboratorium dan lain-lain. Dengan
selalu dilakukan pemantauan kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran
limbah, yang meliputi COD,BOD, pH, TSS, N total serta parameter lain termasuk
indikator biologis mikrobiologi dan kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet
IPAL.
Upaya pengelolaan limbah cair :
1. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah ;
a) Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum
b) Saluran dari kamar mandi/WC langsung dialirkan ke septic tank
c) Saluran dari tempat pencucian alat-alat/sisa produksi danlaboratorium
dialirkan ke IPAL2.
2. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
3. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan laktam ; sebelum
dicampur dengan limbah non laktam, sebaiknyaditambahkan NaOH untuk
memecah cincin laktam.

Limbah Gas
Sumber pencemaran limbah gas/udara berasal dari debu selama proses produksi, uap
lemari asam di laboratorium, generator listrik dan incenerator. Adapun yang menjadi
tolak ukur dampak limbah gas adalah SK MenLHNo.13/MENLH/1995 tentang baku
mutu emisi sumber tidak bergerak. Pemantauan kualitas udara didalam dan diluar
lingkungan industri,meliputi H
2
S, NH
3
, SO
2
, CO, NO
2
, O
2
, TPS (debu) dan Pb.
Upaya pengelolaan limbah gas :
1. Lemari asam dilengkapi dengan exhaust fan dan cerobong asap 6 myang dilengkapi
dengan absorbent.
2. Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
3. Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit
4. Asap dari genset dan incenerator dibuat cerobong asap 6 m


Limbah Suara
Sumber pencemaran limbah suara berasal dari suara dan getarandari mesin-mesin pabrik,
genset dan steam boiler dengan pemantauan angka kebisingan dan getaran di dalam/diluar
area pabrik. Nilai kebisingan max 65 dB dan getaran max 7,5 Hz.Upaya pengelolaan
limbah suara atau getaran :
1. Untuk menanggulangi kebisingan yang ditimbulkan oleh genset,dibuat ruangan
berdinding dua (double cover) dan dilakukanperawatan mesin secara berkala.
2. Untuk menaggulangi getaran yang ditimbulkan oleh mesin genset danmesin-mesin
lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang telahdicor beton dan diberi
penguat (pengunci antara mesin dan lantai).

II.8 Produk BAGFARMAPOL Non Obat
Kit sidik jari laten
Kit identifikasi narkotika, psikotropika dan prekursor
Kit penyamaran anggota Brimob
WBGT
Kit Pam makanan

a) Kit Narkotik
PRINSIP DASAR:
Narkotika zt kimia murni, berupa heroin, morphin, dan turunan nya yang berupa
tanamam (cannabis, papver, coca) adalah zat kimia yang memiliki gugus gugus tertentu
pada rangkaian molekul. Dengan mereaksikan terhadap kimia tertentu dapat
menimbulkan tampilan warna yang khas, yang mengidentifikasi keberadaan zat tersebut.
Kit narkotika yang diproduksi antara lain pereaksi Marquis, Cannabis, Cocain,
Barbiturat, Amfetamin, Ecstasy. Kit ini digunakan untuk mendukung kegiatan
operasional di lapangan.
Cara Gunakan :
Buka penjepit plastik dan masukkan sampel.
Patahkan ampul, kocok dan lihat perubahan warna.
Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna :
jingga atau ungu
Pereaksi Marquis
Untuk tes : Morfin, Heroin, Codein, dan Petidin
Cara pemeriksaan:
Buka penjepit plastik, masukkan sedikit sampel Hasil reaksi positif jika :
Morfin dan heroin terjadi warna lembayung kemudian menjadi ungu.
Codein terjadi warna biru.
Petidin terjadi warna orange lalu berubah menjadi hijau
Pereaksi Cannabis
Untuk pemeriksaan : Ganja, Hashish
buka penjepit plastik, masukkan sedikit sampel
Patahkan ampul ke1 dari kiri, kocok kuat slm 1 menit.
Patahkan ampul ke 2, kocok, jika terjadi warna biru lembayung reaksi
menunjukkan positif
Tembakau dan teh jg berwarna biru lembayung. Untuk itu pecahkan ampul ketiga,
kocok perlahan-lahan dan perhatikan bayangan warna lembayung berpindah,
terbentuk dua lapisan.
Apabila sampel yang di tes bukan ganja, bagian bawah dari kloroform tersebut
akan tetap jernih dan perlahan-lahan menjadi hijau/coklat kotor, begitu juga
apabila tetap berwarna jernih menunjukkan hasil negatif.
Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna:
terjadi warna biru lembayung.

b) Kit Identifikasi Narkotika
PRINSIP DASAR:
Sama dengan prinsip identifikasi narkotika, namun berbeda pada pemilihan bahan
kimia pembentuk warnanya.
Macam:
- Barbiturat
- Amphetamin
Pereaksi Barbiturat
Cara penggunaan:
Buka penjepit plastik, masukkan sedikit sampel kemudian tutup kembali.
Patahkan ampul pertama (No. 1) dari kiri, kocok selama satu menit.
Patahkan ampul kedua (No. 2) dan kocok, lihat perubahan warnanya.
Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna: Terjadi warna lembayung

BAB III
TINJAUAN UMUM PT MARTINA BERTO TBK

III.1 Sejarah dan Perkembangan
PT. Martina Berto didirikan tahun 1977 oleh Dr. HC Martha Tilaar, Pranata
Bernard dan Theresa Harsini. Awal mula berdirinya perusahaan ini adalah usaha salon
kecantikan kecil yang didirikan oleh Ibu Martha Tilaar di Jakarta tahun 1970. Sejak dari
salon kecil ini sudah dimulai usaha untuk membuat dan memasarkan jamu-jamuan
komersial. Tahun 1976 usaha salon ini mulai berkembang yang ditandai dengan
dibukanya salon kecantikan yang kedua. Dan beberapa tahun kemudian, usaha salon
kecantikan tersebut telah berkembang pesat menjadi 9 salon kecantikan milik Ibu Martha
Tilaar sendiri, 16 salon di bawah lisensi, serta 4 sekolah kecantikan.
Konsep ramu-ramuan tradisional yang digunakan pada salon kecantikannya
disebut Total Beauty Concept. Konsep ini berarti bahwa kecantikan yang sebenarnya
adalah perpaduan antara kecantikan dari dalam (inner beauty) dan kecantikan dari luar
(outer beauty), sehingga menggunakan formula ramuramuan untuk perawatan kecantikan
dari dalam akan sama baiknya dengan perawatan dari luar. Berdasarkan konsep ini juga,
maka perlu dibuat suatu produk yang menggunakan bahan-bahan dari alam tetapi
diproses dengan teknologi modern dan diterima oleh wanita modern saat ini.
Pada tahun 1997 dimulai produksi jamu-jamuan komersial berskala rumah tangga
yang diberi merek dagang Sari Ayu Martha Tilaar dan pada tahun 1981 telah diproduksi
sebanyak 46 jenis produk. Seiring dengan kapasitas permintaan yang besar maka pada
tahun 1981 didirikanlah sebuah industri modern pertama yaitu PT. Martina Berto di Jl.
Pulo Ayang No. 3, Kawasan Industri Pulogadung (KIP) dengan luas 4200 m2. Perusahaan
ini memproduksi kosmetik dan obat herbal dengan brand Sariayu-Martha Tilaar. Lima
tahun kemudian yaitu tahun 1986 didirikanlah pabrik modern kedua yang terletak di Jl.
Pulo Kambing II No. 1, KIP yang memiliki luas lebih besar dari pabrik pertama yaitu
4600 m2.
Saat ini kegiatan utama PT. Martina Berto, Tbk antara lain : 1) memproduksi
produk kosmetik dan obat tradisional, 2) memasarkan dan menjual kosmetik, pelayanan
kecantikan dan obat herbal tradisional, serta 3) mendukung aktivitas perusahaan cabang
yaitu PT. Cedefindo sebagai perusahaan kontrak produk kosmetik dry, semi-solid, dan
aerosol. Selain itu perusahaan ini juga melakukan formulasi kosmetik, registrasi,
membuat bahan baku/kemasan, proses produksi, pengemasan dan pelayanan logistik one-
stop baik internal Martha Tilaar Group maupun eksternal ke perusahaan luar.

III.2 Filosofi Dasar Perusahaan
Kecantikan merupakan usaha dasar PT. Martina Berto, Tbk dengan berfokus pada
bahan alam sebagai sumber kecantikan yang tidak akan pernah habis-habisnya. Dengan
perpaduan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan alam diharapakan dapat memecahkan
berbagai persoalan kecantikan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menciptakan
kosmetika terbaik dari bahan alam yang diproses dengan teknologi modern (Nature
Techno Beauty).
Filosofi dasar tentang kecantikan bagi PT. Martina Berto, Tbk adalah Total
Beauty Concept yaitu Rupa Sampat Wahya Bhyantara. Filosofi ini berarti bahwa
kecantikan adalah suatu keharmonisan antara kecantikan dari luar (outer beauty) dan
kecantikan dari dalam (inner beauty). Dengan filosofi ini diyakini bahwa seorang wanita
memiliki kecantikan yang sebenarnya jika kecantikan luar/fisiknya sama cantiknya
dengan kecantikan batinnya. Oleh karena itu kecantikan yang sebenar-benarnya bagi
wanita akan dihasilkan juga oleh perawatan kecantikan dari dalam selain perawatan
kecantikan dari luar. Total Beauty Concept ini dipersembahkan untuk kalangan wanita
dan selalu berusaha untuk terus menciptakan kesempurnaan adalah komitmen untuk dunia
pada umumnya.

III.3 Visi, Misi, dan Nilai Utama
Visi dari PT. Martina Berto, Tbk adalah menjadi perusahaan kecantikan dan
perawatan spa di dunia yang berbasis pada produk tradisional dengan penelitian dan
pengembangan modern yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk bagi
konsumen.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi dari PT. Martina Berto, Tbk
adalah:
1. Mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk perawatan kecantikan
dan spa secara tradisional dengan standar kualitas internasional, yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar dengan
portofolio kesehatan dan mampu mencapai posisi 3 terbesar pada setiap segmen
pasar dengan di Indonesia,
2. Menyediakan pelayanan yang baik kepada semua konsumen dengan
keseimbangan antara konsumen dan supplier produk,
3. Menjaga kondisi finansial dan pertumbuhan bisnis,
4. Merekrut, melatih dan mempertahankan pekerja yang kompeten dan produktif
sebagai aset perusahaan,
5. Mendayagunakan sistem operasi dan teknologi yang efisien dan efektif dalam
semua unit dan fungsi bisnis,
6. Mengaplikasikan good corporate governance yang konsisten dalam menarik
stakeholder,
7. Menyediakan tingkat keuntungan yang baik bagi shareholder, dan
8. Mengembangkan pasar kosmetik herbal dan internasional yang fokus pada
wilayah asia pasifik dalam jangka menengah dan pasar global dalam jangka
panjang.

Nilai utama dari PT Martina Berto adalah DJITU yaitu :
1) DISIPLIN, patuh terhadap peraturan dan standard kerja perusahaan.
2) JUJUR, tidak berbohong dalam menyampaikan informasi untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan fakta, dan tidak menyalahgunakan wewenang atau
jabatan atau pekerjaan dalam mengelola hak milik perusahaan untuk kepentingan
pribadi.
3) INOVATIF, proaktif untuk menciptakan atau mengembangkan dan melakukan
perbaikan yang berkesinambungan pada proses dan hasil kerja.
4) TEKUN, bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan
pekerjaan secara tuntas.
5) ULET, bekerja keras dan pantang menyerah dalam menghadap tantangan
pekerjaan.

III.4 Museum Sejarah PT Martina Berto Tbk.
A. Museum Sejarah PT. MARTINA BERTO, Tbk
Genap 34 tahun usia PT Martina Berto Tbk menjadi bagian dari upaya
mempercantik wanita Indonesia. Kisah perjalanan terangkum dalam sebuah
museum pribadi milik Martha Tilaar.
Ada yang begitu menyentuh di kantor pusat dan pabrik PT Martina Bertho
Tbk. Di salah satu sudut yang berdekatan dengan ruang kerja Martha Tilaar,
Chairwoman & Founder Martha Tilaar Group, terdapat sebuah mini museum.
Ruangan dengan luas sekira 50 meter persegi ini menjadi saksi perjalanan
Martha Tilaar dalam mempercantik wanita Indonesia. Cerita perjalanan dimulai
ketika Martha pertama kali membuka salon di garasi rumah sang ibu hanya seluas
4 meter X 6 meter. Terpajang alat timbangan yang setia menemani Martha
menakar bahan bedak dingin.
Cerita perjalanan soal membuka salon is my favorite part. Semua yang ada
di situ adalah fakta sejarah dari perjalanan Ibu (Martha Tilaar) dan PT Martina
Berto Tbk. Pulang dari Amerika, Ibu ingin menggali kekayaan Indonesia untuk
dunia kecantikan. Ibu melihat peluang bahwa ini perlu dilestarikan," jelas Wulan
Tilaar, Deputy General Manager PT Martha Beauty Gallery kepada okezone di
sela menerima kunjungan dari Women's International Club (WIC) di Pulogadung,
Jakarta Utara, Kamis (21/4/2011).
Juga, foto ketika Martha masih bergabung dengan Dr BRA Mooryati
Soedibyo untuk mendirikan Mustika Ratu. Dalam perjalanan, keduanya berpisah
dan punya brand produk kecantikan masing-masing.
Tahun 1976, kita berpisah. Tahun 1980, Sariayu lahir. Sariayu, sarine
wong ayu, the essence of beauty," imbuh putri ketiga Martha Tilaar ini.
Lihat pula alat kecantikan yang berasal dari seluruh nusantara dan lukisan
Ken Dedes, sumber inspirasi Martha Tilaar.
Ken Dedes terkenal sebagai seorang putri cantik dari Singosari, banyak
pangeran yang mau memperistri. Dia terkenal sangat piawai merawat organ
intimnya, ratus Miss V, ratus badan, ratus rambut," paparnya soal museum yang
dibuka 10 tahun itu, pabriknya sendiri sudah sejak 1986.
Banyak sekali dokumentasi foto Martha Tilaar di beberapa media dan
kesempatan, penghargaan, cinderamata dari berbagai negara yang pernah
didatangi, kreasi make up bersama para desainer, seperti cover Asia Globe sebagai
Most Powerfull Woman 1999, penghargaan dari MURI untuk PAC Martha Tilaar
sebagai pemrakarsa dan penyelenggara make up terbanyak dalam waktu 24 jam,
kegiatan sosial dengan penjual jamu gendong, dari Harvard University dalam
seminar The East Asia Executive Leadership, dan sebagainya.
Museum juga masih memajang produk Martha Tilaar sejak pertama
diluncurkan dengan kemasan yang sekarang sudah diperbarui, salah satunya
produk aromatik Oil of Java & Dewi Sri Spa pada 1996.
Nilai historis yang inspiratif menjadi napas museum Martha Tilaar. Ide
untuk memperluas hingga menjadikan museum bisa dinikmati lebih banyak
kalangan umum pun muncul.
III.5 Lokasi Pabrik
Saat ini PT. Martina Berto, Tbk memiliki 2 pabrik dengan lokasi yang berbeda
yaitu : a) Martina Berto Plant I, terletak di Kawasan Industri Pulogadung, didirikan pada
tahun 1986 dengan luas area 10.245 m2, dan b) Martina Berto Plant II, terletak di Gunung
Putri didirikan pada tahun 1994 dengan luas area 10.629 m2. Berdasarkan pada rencana
pengembang yang telah ditetapkan oleh perusahaan, masing-masing pabrik mempunyai
fokus produksi tertentu. Martina Berto Plant I fokus pada produksi produk kosmetik,
perawatan tubuh, dan kulit. Sedangkan Martina Berto Plant II fokus pada produksi jamu
dan makanan kesehatan.
Selain 2 pabrik PT. Martina Berto, Tbk juga mempunyai kebun budidaya tanaman
dan penelitian yang terletak di Sawangan dan Cikarang. Kebun koleksi tanaman obat dan
kosmetika seluas 0,7 hektar terletak di Sawangan dan kebun pengembangan dan produksi
tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar terletak di Cikarang.
Pada tahun 1993 , perusahaan mengakuisisi PT Cedefindo , yang area bisnis
utama adalah Kontrak Manufaktur ( makloon ) dalam produk kosmetik , sebagai ekspansi
bisnis perusahaan ke hulu . Selanjutnya, perusahaan menjual aset pabrik di Gunung Putri
dan kemudian terus menjalankan pabrik jamu dengan perjanjian sewa sampai akhir tahun
2011 .
Kegiatan utama perusahaan adalah :
Memproduksi barang kosmetik dan obat tradisional ( jamu )
Pemasaran dan Niaga kosmetik , perawatan kecantikan dan barang obat tradisional .
Selain itu , perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
anak perusahaannya , PT Cedefindo , yang merupakan kontrak manufaktur kosmetik atau
makloon dengan kering , semi- padat, cair , dan aerosol . Selain itu, termasuk layanan
formulasi , pendaftaran , pembuatan bahan baku / kemasan , proses produksi, pengemasan
, dan satu - stop service logistik untuk intern Martha Tilaar Group dan eksternal ke
perusahaan lain .

III.6 Jenis Produk Kosmetik
Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I., berdasarkan kegunaan
dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13 golongan.
1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lainlain.
2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, danlain-lain.
3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeritingrambut dan lainlain.
6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, danlain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerahpipi, bedak muka dan
lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pastagigi, breath freshener dan
lain-lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene spray dan lain-lain.
10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, danlain-lain.
11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, danlain-lain.
12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindungdan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreenfoundation dan lain-
lain.

Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan :
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
antaranya adalah cosmedics)
2. Kosmetik tradisional :
a) Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
b) Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan
lama.
c) Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar
tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional.
Penggolongan menurut kegunaanya bagi kulit :
1. Kosmetika perawatan kulit (skin-care cosmetics) Jenis ini perlu untuk merawat
kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya:
a) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream,
cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener)
b) Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer
cream, night cream, anti wrinkle cream.
c) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sun block cream/lotion
d) Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub
cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas
(abrasiver).

2. Kosmetika riasan(dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang
baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat pewarna dan
pewangi sangat besar.
Produk kosmetik PT Martina Berto antara lain :
a. Belia
1) Preparat wangi-wangian : Mist cologne
2) Preparat make-up : lipstik, compact powder
b. Caring Colour
1) Preparat make-up : lip colour, liquid foundation, loose powder, dual action
cake, cheek cake, lipstik, BB cream
2) Preparat mata : eye shadow, eye candy

c. Biokos
1) Preparat perawatan : skin care for all age
d. Cempaka Kosmetik
1) Skin care : Pelembab, cleansing milk, face tonic, hand & body lotion
2) Make-up base : Alas bedak, krem pemutih, bedak tabur, two way cake UV,
whitening, foundation, bedak padat, compact powder, face powder.
3) Decorative : Beauty kit, maskara
e. Dwi Sri Spa
1) Preparat untuk kebersihan badan : levender oil, green tea & lemon oil,VCO,
javanese rose, dan lain-lain
f. Mirabella
1) Preparat make-up : lipstik, lip gloss, lip perfection
2) Eye maake up : eyeliner & eyebrow pencil, eyeliner liquid pen, eyeshadow
3) Make-up base : Cleansing milk, face tonic, foundation stick,blush on
4) Hair care : Urang-aring lotion
g. PAC
1) Make-up base : make up remover, brush cleaner, lipstick, blush on,
foundation, lip gloss, lipstick pencil, liner, lip color
2) Preparat mata : liquid eyeliner, eyeshadow, mascara

h. Sariayu
1) Preparat make-up : lipstik, alas bedak, blush on, lip gloss, bedak tabur,
cleansing, penyegar
2) Preparat mata : eyebrow, eye make-up, eyeshadow
3) Preparat untuk perawatan : facial foam acne, krem masker jerawat, body
lotion, dan lain-lain
4) Jamu : kaplet jerawat, kaplet susut perut, dan lain-lain

III.7 Divisi PT Martina Berto Tbk
III.7.1 Divisi Research and Development (R & D)
III.7.1.1 Subdivisi Riset
Subdivisi ini memiliki 3 aktivitas besar yaitu product apprasial, standarisasi dan plant
research, dan applied research.
a) Product appraisal
Bagian ini fokus pada uji keamanan dan khasiat terhadap produk baru.Setiap
produk baru akan diuji keamanan (safety) dan khasiatnya (efficacy), sesuai dengan klaim
yang dibuat pada produk tersebut. Uji keamanan dan khasiat ini dilakukan langsung
terhadap manusia. Sebelum membuat klaim khasiat terhadap produk baru, yang paling
penting harus dipastikan bahwa produk tersebut memenuhi syarat keamanan (safety)
terlebih dahulu.
Uji yang dilakukan meliputi safety test, dan HET-CAM test. HET-CAM test
merupakan uji iritasi terhadap mata yang dilakukan dengan menggunakan telur.
Sedangkan tes tempel merupakan uji iritasi kulit. Tes tempel ada 2 macam berdasarkan
tujuan penggunaan produk, yaitu tes tempel terbuka dan tes temple tertutup. Tes tempel
tertutup dilakukan untuk live on product yaitu produk yang diharapkan aplikasinya lama
pada kulit, misalnya body lotion. Sedangkan tes tempel terbuka ditujukan untuk produk
yang aplikasinya tidak lama di kulit, misalnya body wash.
Berbeda dengan uji keamanan, klaim khasiat suatu produk dibuktikan dengan uji
khasiat tertentu yang dinilai dengan menggunakan suatu alat. Uji khasiatnya disesuaikan
dengan klaim khasiat yang akan dicantumkan pada produk, contohnya whitening,
antiacne, atau antiaging. Volunter yang digunakan harus memenuhi kriteria tertentu yang
telah dibuat sesuai dengan tujuan penggunaan produk. Misalnya, produk antiaging maka
volunter yang digunakan adalah ibu-ibu yang mempunyai kerutan di wajah, dan selama
pengujian ini volunter tidak sedang menggunakan produk antiaging lainnya. Hal ini
dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil pengamatan terhadap produk yang sedang diuji.
Instrumen untuk uji efficacy yang terdapat di PT. Martina Berto, antara lain 1)
sebumeter, untuk mengukur sebum pada kulit, 2) visiometer, untuk mengukur tingkat
kerutan dan kekasaran pada kulit, 3) chromameter, untuk mengukur warna kulit, dan 4)
cutometer, untuk mengukur elastisitas kulit. Data hasil pengujian khasiat ini diolah secara
statistik.

b) Standarisasi dan Plant Research
Standarisasi dilakukan terhadap bahan baku yang baru, baik baru principalnya,
suppliernya, atau bahan baku yang baru digunakan pertama kali oleh PT. Martina Berto.
Dalam hal ini diperiksa apakah dokumen yang menyertai bahan baku tersebut lengkap
atau tidak, seperti CoA (Certificate of Analysis) , MSDS (Material Safety Data Sheet), atau
IFRA certificate (International Fragrance Association) untuk bahan baku parfum.
Standar eksternal dari principal dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan standar internal
di PT. Martina Berto, namun ada yang ditambahkan atau dicari metode alternatif lain
yang lebih aplikatif atau sesuai dengan instrumen yang ada di PT. Martina Berto.
Untuk kepentingan standarisasi bahah baku semua informasi yang terkait bahan
harus jelas. Misalnya store in cold temperature, dalam hal ini harus jelas berapa
temperatur yang dimaksud. Instrumen-instrumen yang ada di PT. Martina Berto untuk
pembuatan standar bahan baku antara lain micrometer untuk membuat lapisan tipis dari
preparat jaringan, melting point, HPLC, TLC densitometer, spektrofotometer, pH meter,
viskometer dan lain-lain. Berdasarkan acuan standar eksternal dari prinsipel, maka R & D
subdivisi research akan membuat standar internal berupa standar pemeriksaan bahan baku
(SBB) yang nantinya akan digunakan oleh QC (Quality Control) untuk acuan
pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam produksi.
Bahan baku baru yang telah dibuat standar internalnya oleh R & D subdivisi
Research, selanjutnya akan digunakan dalam trial formulasi oleh R & D subdivisi
product development, dan akan dilakukan berbagai uji. Apabila hasil pengujian R & D
menyatakan bahan tersebut dapat digunakan dalam formulasi, maka divisi Purchasing
dapat melakukan pemesanan dalam jumlah besar karena untuk selanjutnya bahan tersebut
akan digunakan dalam produksi.
Berbeda dengan standarisasi, bagian plant research terkait dengan penelitian
terhadap semua bahan alami yang berkhasiat sebagai kosmetik. Ide penelitian yang
dilakukan dapat berdasarkan permintaan marketing atau juga ide yang berasal dari R & D
sendiri. Ide yang berdasarkan pada marketing biasanya meminta R & D untuk
merealisasikan product reference tertentu yang telah ditentukan oleh marketing, atau
dapat juga berdasarkan market yang ada. Sedangkan ide yang berdasarkan ide R & D
sendiri biasanya untuk rencana trend baru yang dikeluarkan oleh perusahan.
Penelitian yang dilakukan ada yang random research maupun targeted research.
Random research biasanya untuk mencari senyawa aktif baru sedangkan targeted
research untuk dilakukan terhadap target senyawa yang sudah ada baik berdasarkan
pengalaman empiris maupun publikasi ilmiah yang telah beredar.

c) Applied Research
Lebih difokuskan untuk mencari metode terbaru untuk pengujian yang dilakukan.
Selain 3 aktivitas besar yang ada, aktivitas lain yang dilakukan oleh R & D subdivisi
Research antara lain : 1) Publikasi ilmiah kosmetik, baik di event nasional maupun di
event internasional. Selain itu juga ikut berpartisipasi menulis publikasi ilmiah di majalah
kosmetik internasional. 2) Ikut serta menyusun program pendidikan di magister Herbal di
Universitas Indonesia.






Pra-opening Senyawa baru/ekst. tertentu Random Research
Dibuat produk oleh R & D Released Uji safety dan efficacy


Gambar 1 Alur Kerja Subdivisi Riset
III.7.1.2 Subdivisi Pengembangan Produk (Product Development)
Pada dasarnya alur kerja subdivisi pengembangan produk dapat digambarkan pada bagan
di bawah ini :






Gambar 2 Alur Kerja Subdivisi Pengembangan Produk
Ide konsep produk berasal dari marketing yang meliputi produk reference, harga
produk dan bentuk kemasan yang diinginkan. R&D product development akan memulai
trial berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh marketing. Setelah dibuat trial produknya
kemudian dilakukan evaluasi umum oleh supervisor dan manager R&D product
development. Apabila evaluasi umum sudah memenuhi syarat, maka produk trial ini akan
diserahkan ke bagian marketing untuk dievaluasi. Bersamaan dengan evaluasi oleh bagian
marketing, R&D melakukan uji stabilitas dan kompatibilitas selama 3 bulan.
Uji stabilitas yang dilakukan meliputi uji stabilitas dibawah sinar matahari,
ibawah lampu display, disimpan dalam kulkas suhu 10C dan dalam oven suhu 50C
serta pada suhu kamar. Produk tertentu seperti eyeshadow dan blush on, ketika diletakkan
dibawah lampu display warnanya berubah. Hal ini perlu dievaluasi agar produk tidak
rusak sampai ke tangan konsumen. Berbeda dengan uji stabilitas, uji kompatibilitas
dilakukan untuk mengetahui adanya kompatibilitas antara produk dan kemasan primer.
Apabila hasil evaluasi bagian marketing, hasil uji stabilitas dan kompatibilitas,
dan hasil uji panel baik maka formula trial produk tersebut akan masuk ke tahap skala
pilot project. Pada skala ini dilakukan pembuatan produk yang lebih besar (biasanya 30-
50 kg). Hal ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang mungkin terjadi apabila produk
diproduksi dalam jumlah besar.
Apabila hasil produksi skala pilot project memenuhi syarat maka selanjutnya
dilakukan trial produksi sebanyak 6 tahap. Dari keenam tahap tersebut, jika 3 tahap sudah
memenuhi syarat maka hal ini menunjukkan formula trial tersebut dapat diproduksi dalam
Uji stabilitas dan
kompatibilitas
Trial produk skala lab Konsep produk
Trial produk selama 6 Batch Pilot Project
Panel
jumlah besar. Dalam trial produksi sudah melibatkan bagian-bagian lain seperti Quality
Control, Quality Assurance, dan produksi.
Selain pengembangan produk, R&D product development melakukan
standardisasi kemasan mulai dari uji kebocoran, daya lekat stiker, dan kompatibilitas
produk. Standar untuk kemasan-kemasan yang digunakan oleh produk PT Martina Berto
ditetapkan oleh R&D product development.

III.7.2 Divisi Manufacturing
III.7.2.1 Procurement
a. Purchasing
Purchasing merupakan subdivisi yang menangani segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembelian. Secara garis besar pembelian yang ditangani antara lain :
(1) pembelian umum seperti kendaraan, ATK, dan barang-barang kantor lainnya, (2)
pembelian promosi yaitu pembelian barang-barang untuk keperluan promosi, (3)
pembelian raw material dan packaging material.
Secara umum tugas bagian pembelian ada 3 yaitu (1) membeli barang sesuai
dengan pesanan PPIC (Production Planning & Inventory Control), (2) mencari
diversifikasi supplier raw material dan packaging material, (3) melakukan inovasi
packaging material dengan kerja sama dengan R&D atau marketing. Marketing memiliki
product reference tertentu dengan kemasan tertentu yang diinginkan, maka berdasarkan
reference tersebut purchasing akan berusaha mencari kemasan baru sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
Pembelian barang oleh bagian purchasing memperhatikan beberapa hal antara lain
: (1) spesifikasi, (2) harga, (3) supplier, dan (4) MOQ (Minimum Order Quantity).
Purchasing akan memberikan informasi mengenai MOQ dan lead time (waktu tunggu) ke
bagian PPIC agar dapat menghitung kebutuhan bahan dan waktu pemesanannya dengan
tepat.
Pembelian bahan baku dan bahan kemas berhubungan dengan manufacturing.
Pembelian bahan baku dan bahan kemas oleh bagian purchasing sesuai dengan formulir
kebutuhan bahan (FKB) yang telah disiapkan oleh bagian PPIC.




Purchasing akan menerbitkan PO
(purchasing Order)
FKB (Form kebutuhan
barang) dari PPIC
Approve PO oleh direktur
Manufacturing



Gambar 3 Alur Pemesanan Barang oleh subdivisi Purchasing
Terkait dengan barang yang dipesan, maka PPIC dapat mengeluarkan memo maju,
memo tunda, dan memo batal. Memo maju berarti meminta barang pesanan dikirim lebih
awal, memo tunda berarti meminta barang pesanan ditunda waktu pengirimannya, dan
memo batal berarti meminta barang pesanan dibatalkan.
Memo maju dikeluarkan apabila konfirmasi finish goods (FG) pada bulan berjalan
dari distributor ternyata lebih besar dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya oleh
PPIC sehingga jumlah produksi pada bulan tersebut meningkat. Sedangkan memo tunda
atau batal dikeluarkan bila terjadi hal sebaliknya untukmencegah penumpukan barang di
gudang perlu dilakukan penundaan atau pembatalan.


b. PPIC (Production Planning and Inventory Control)
Secara umum PPIC bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan. Persediaan dalam hal ini meliputi raw material, packaging
material, bulk/wip, dan finish gooods. Untuk mencegah kekurangan barang di gudang
maka PPIC juga menghitung buffer stock yang harus ada digudang biasanya dilebihkan
untuk 10 hari produksi.
Rencana produksi yang telah dibuat oleh PPIC akan diperiksa oleh bagian
produksi dengan memperhatikan jumlah tenaga dan waktu yang dibutuhkan untuk
produksi. Apabila rencana produksi yang dibuat oleh PPIC disetujui maka PPIC akan
menghitung bahan baku dan kemas yang diperlukan untuk produksi tersebut.
Jumlah produksi yang dihitung oleh PPIC adalah kebutuhan pada bulan berjalan
dan kebutuhan pada 2 bulan berikutnya. Pada bulan berjalan maka PPIC akan menerima
konfirmasi finish goods dari distributor. Konfirmasi finish goods yang diterima dari
distributor ini kemungkinan dapat lebih besar atau lebih kecil dari perencanaan. Oleh
karena itu pada bulan tersebut PPIC akan mengeluarkan memo maju, tunda, atau batal ke
bagian purchasing.

III.7.2.2 Plant Management
a. Pengawasan Mutu (Quality Control)
Barang tiba di gudang Supplier
Bagian quality control melakukan pengawasan mutu secara menyeluruh, mulai
dari incoming material, in process control, dan outgoing product. Incoming material
meliputi pemeriksaan terhadap bahan baku dan bahan kemas. Sedangkan in proces
control meliputi pemeriksaan terhadap produk ruahan dan produk antara (work in
process) serta pengawasan di line produksi dan pengemasan.
Pemeriksaan outgoing product meliputi pemeriksaan terhadap produk yang telah
dikemas dalam inner/master box pada tahap akhir pengemasan sebelum dikirim ke
gudang transit.
Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh QC mengacu pada standar yang telah
ditetapkan. Standar yang digunakan adalah standar mutu internal yang dibuat oleh R&D.
Acuan digunakan untuk penetapan standar adalah berbagai kompendial seperti
Farmakope Indonesia, BP, USP, dan sebagainya.
Laboratorium QC terdiri dari 5 bagian pemeriksaan yaitu : (1) pemeriksaan raw
material, (2) pemeriksaan packaging material, (3) pemeriksaan bulk work in process, (4)
pemeriksaan mikrobiologi, dan (5) pemeriksaan in process control dan outgoing product.
Pemeriksaan raw material dilakukan terhadap setiap bahan baku yang datang dari
supplier. Staf QC yang bertugas sebagai sampler bahan baku yang akan menyampling
bahan baku yang telah diberi status karantina. Jumlah sampel yang disampling adalah
n+1 (n=kemasan) untuk jumlah kemasan diatas 20 buah. Sedangkan kemasan dalam
jumlah dibawah 20 maka akan diperiksa secara keseluruhan. Jumlah sampel yang diambil
dalam tiap kemasan disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan.
Acuan pada pemeriksaan bahan baku adalah standar bahan baku internal yang
ditetapkan R&D standardisasi. Secara umum bahan baku yang diperiksa meliputi bahan
baku cair, wax atau granular, serbuk, zat warna, dan parfum.
Setiap hasil uji diberi label status sesuai hasil pemeriksaannya. Label status
tersebut antara lain label released (warna hijau) untuk pemeriksaan yang memenuhi
spesifikasi pemeriksaan. Label rejected (warna merah) untuk hasil pemeriksaan yang
tidak memenuhi spesifikasi pemeriksaan. Label hold (warna jingga) untuk hasil
pemeriksaan yang memerlukan keputusan penanganan lebih lanjut. Bahan baku released
dipindahkan penyimpanannya dari ruang karantina ke ruang penyimpanan bahan baku.
Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada dilakukan pemeriksaan ulang.
Setiap bahan baku memiliki masa periksa ulang yang berbeda. Bahan baku cair
mempunyai masa periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 3
bulan untuk bahan yang sensitif. Bahan baku serbuk mempunyai masa periksa ulang 1
tahun sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 6 bulan untuk bahan yang senstif.
Sedangkan bahan baku parfum mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali dan zat
warna 2 tahun sekali.
Pemeriksaan packaging material sama seperti pemeriksaan bahan baku. Parameter
pemeriksaan berdasarkan standar bahan kemas yang telah ditetapkan oleh R&D.
Packaging material terdiri dari wadah kemas dan kemas cetak.Kemas cetak meliputi
sticker, barcode, shrink label, dan dos wadah kemas. Pemeriksaan wadah kemas meliputi
pemeriksaan warna, bentuk, dimensi, uji kebocoran, berat, daya cengkram, uji printing,
body text, dan uji fungsi. Uji kebocoran wadah yang dilakukan ada 3 macam yaitu uji
kebocoran positif, uji kebocoran negatif, dan uji kebocoran dengan air pressure. Ketiga
metode tersebut dilakukan tergantung dari jenis wadah kemas. Biasanya wadah botol
dilakukan uji kemas positif dan negatif, sedangkan wadah kemas yang tube dilakukan uji
kebocoran dengan air pressure. Sama seperti wadah kemas, pemeriksaan kemas cetak
meliputi warna, bentuk, dimensi, uji printing, body text, jenis material, berat jenis, daya
rekat, dan uji fungsi terhadap wadah.
Bahan kemas cetak yang datang dari supplier, dibuatkan BPPB (Bon Penerimaan
Pembelian Barang) oleh petugas gudang dan masuk ke dalam ruang karantina. Kemudian
sampler QC akan melakukan sampling sejumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh
standar sampling. Semua sampel tersebut terlebih dahulu diperiksa oleh sampler,
kemudian dibawa ke laboratorium QC untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih detail.
Apabila dari hasil pemeriksaan dtemukan banyak ketidaksesuaian, maka akan dilakukan
sampling ulang dan diperiksa kembali untuk memastikan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan bulk WIP dilakukan terhadap bulk, bulk ruahan, dan produk antara
baik liquid dan dry. Bulk WIP disampling oleh staf QC yang bertugas sebagai sampler.
Jumlah bulk liquid yang disampling mengikuti aturan n+1, dimana n adalah jumlah
tempat penyimpanan bulk. Sampel liquid yang disampling merupakan hasil produksi pada
t-24, karena sebelum disampling sampel harus dalam keadaan dingin. Parameter
pemeriksaan untuk bulk liquid
berdasarkan SPR (standar produk ruahan) yang ditetapkan oleh R&D dan hasilnya
dicatat dalam buku hasil pemeriksaan serta diberi nomor CA dan label status. Bulk liquid
yang sudah memenuhi persyaratkan dari standar dapat langsung dikemas, dan apabila
hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat maka bulk liquid akan diberikan status hold dan
dilakukan penelusuran. Bulk dengan status hold jika masih memungkinkan dilakukan
rework, tapi jika tidak memungkinkan akan diberi status reject dan dimusnahkan.
Parameter pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH, densitas,
warna, titik leleh, dan homogenitas.
Berbeda dengan bulk liquid, pemeriksaan terhadap bulk dry dilakukan terhadap
produk antara dan ruahan. Produk antara merupakan produk hasil produksi yang masih
mengalami pengolahan selanjutnya sebelum siap kemas. Sedangkan produk ruahan
merupakan produk hasil produksi yang dapat langsung dikemas. Parameter untuk
pemeriksaan bulk dry antara lain homogenitas, warna, densitas, moisture content, dan
titik leleh (standar ditetapkan oleh R&D).
Pemeriksaan mikrobiologi juga menjadi bagian dari pengawasan mutu. Parameter
mikrobiologi menjadi perhatian penting bagi produk kosmetik karena resiko kontaminasi
dapat berasal dari berbagai sumber meskipun dalam produk sudah mengandung bahan
antimikroba.
Selain pemeriksaan produk, juga dilakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap
bahan baku dan bahan kemas yang rentan terhadap pertumbuhan mikroba. Bahan baku
tertentu seperti bahan yang kaya akan air dan nutrisi makanan untuk mikroba juga
dilakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap bahan tersebut. Parameter pemeriksaan
yang dilakukan antara lain Angka Lempeng Total (ALT), angka kapang dan khamir, serta
bakteri patogen. Standar pemeriksaan mikrobiologi mangacu pada standar BPOM.
Air yang dipakai untuk produksi juga dilakukan pemeriksaan mikrobiologi.
Biasanya dilakukan satu bulan sekali untuk parameter mikrobiologi dan satu minggu
sekali untuk pemeriksaan pH (pH 6.5 7.5). Pemeriksaan mikrobiologi juga dilakukan
pada ruang produksi, air untuk mencuci, dinding, dan lantai serta mesin produksi. Hal ini
berkaitan dengan salah satu aspek pada CPKB yaitu sanitasi dan higienisitas.
Untuk melaksanakan pengawasan mutu secara menyeluruh, pemeriksaan lain
yang penting dilakukan adalah pemeriksaan IPC (In Process Control) dan outgoing
product. Pemeriksaan IPC dilakukan pada tahap awal, tengah, dan akhir pengemasan.

Parameter yang diperiksa oleh IPC antara lain :
a) Kelengkapan lampiran pada PCO (packing order) dan LPK (lembar petunjuk
kemas),
b) Kesesuain pada produk dan kemasan,
c) Hasil penimbangan,
d) Kesesuaian kemasan,
e) Penampilan produk,
f) Fungsi kemasan,
g) Kelengkapan kemasan,
h) Tahap akhir pengemasan meliputi pengecekan nama dan isi produk, nomor
batch, nomor regestrasi/notifikasi, segel, pengambilan retained sample, periksa
PSP penimbangan, inner box.
Untuk produk dry seperti make up base, lipstik, dan dekoratif dilakukan
pemeriksaan outgoing product. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap produk yang telah
dimasukkan dalam inner/master box. Pada pemeriksaannya disesuaikan nama produk dan
nama pada inner box, nomor batch, nomor registrasi/notifikasi, expired date, jumlah
produk, dan kondisi produk serta kelengkapan produk.

b. Gudang / Warehouse
Secara umum warehouse memiliki 3 bagian besar yaitu gudang raw material
(bahan baku), packaging material (bahan kemas), dan finish goods (produk jadi). Barang-
barang yang ada di gudang sesuai dengan standing order yang diberikan oleh bagian
purchasing yang jumlahnya sesuai dengan FKB (Form kebutuhan bahan) yang dihitung
oleh PPIC. Berkaitan dengan status barang yang terdapat di gudang maka PPIC akan
mengeluarkan status (-), (+), dan (=). Barang dengan status (-) akan diserahkan ke bagian
purchasing untuk dibuatkan PO (purchasing order) dan diserahkan ke supplier untuk
pemesanannya.
Saat barang datang maka gudang hanya akan menerima barang-barang yang ada
dalam daftar yang diserahkan oleh purchasing. Barang tersebut akan dicek kesesuainnya
dengan daftar pesanan barang yang ada di gudang dan dicek juga kesesuaiannya dengan
standar internal yang dibuat oleh R&D.








Tolak
Barang datang
Cek kesesuaian dengan daftar
barang dan standar internal R&D
Terima
Barang Karantina Pemeriksaan oleh QC
Masuk ruang penyimpanan

Gambar 4 Alur Penerimaan Barang di Gudang
Bahan baku di gudang disimpan berdasarkan jenisnya yaitu liquid, wax, dan
granular, parfum, zat warna, dan serbuk. Terdapat ruang khusus yang disediakan untuk
penyimpanan bahan baku parfum dan bahan baku tergolong B3. Bahan baku parfum
biasanya disimpan dalam ruang khusus bersuhu 22C untuk mengurangi terjadinya
penguapan. Sedangkan bahan baku dengan logo B3 disimpan dalam ruang khusus yang
terpisah dari penyimpanan bahan baku lainnya dengan dilengkapi secondary containment.
Selain kedua ruang khusus ini, gudang juga memiliki ruangan tersendiri khusus untuk
menyimpan barang-barang retur ang akan dikembalikan ke supplier.
Setiap ada rencana produksi maka gudang akan menerima formula dan jumlah
bahan yang diperlukan. Maka bahan ini akan disiapkan dan ditimbang oleh gudang sesuai
dengan formula yang diminta. Bahan dan formula yang telah disiapkan akan dicek
kembali oleh pengawas di gudang sebelum diserahkan ke bagian produksi dan saat
penerimaan bagian produksi pun akan mengecek kembali sebelum digunakan.

c. Production / Produksi
Rencana produksi bulanan dihitung oleh bagian PPIC. Dari rencana produksi ini
bagian produksi akan menghitung jumlah jam orang yang diperlukan berdasarkan standar
jam orang yang telah ditetapkan oleh bagian IE (Industrial Engineering). Jam orang
adalah jumlah jam produksi dikali dengan jumlah orang yang diperlukan melaksanakan
produksi tersebut. Hal ini berkaitan dengan efisiensi dan produktifitas perusahaan.
Dalam pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang bahan baku
menggunakan dokumen PWO (Proccess Work Order). Gudang akan menyiapkan
kebutuhan sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan akan diperiksa ulang oleh
produksi. Jika semua bahan telah siap, produksi akan mengolah bahan tersebut sesuai
dengan LPP (Lembar Petunjuk Proses). Tiap langkah LPP yang telah dilaksanakan
kemudian diparaf oleh operator dan pengawas yang bersangkutan dan setiap
penyimpangan, adjusting, atau segala perbaikan yang tidak tertera di LPP akan dicatat
sebagai pedoman pemeriksaan dan penelusuran jika terjadi kesalahan. Proses pencucian
dan sanitasi mesin produksi dilakukan setiap pergantian batch ataupun pergantian produk
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Selama proses hingga dihasilkan produk ruahan, dibagian produksi terdapat tim
dari QC untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir proses sebelum pengemasan.
QC akan memeriksa kesesuain spesifikasi produk tersebut dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika telah memenuhi spesifikasi tersebut dapat diteruskan untuk
pengemasan dan jika kurang memenuhi, bagian produksi akan melakukan adjusting.
Segala perbaikan yang dilakukan terhadap produk harus dicatat LPP dan
didokumentasikan. Produk ruahan yang telah dinyatakan lulus oleh QC kemudian akan
dikemas. Permintaan bahan kemas ke gudang menggunakan dokumen PCO (Packing
Order) dan pengemasan dilakukan berdasarkan prosedur pengemasan dari R&D yang
disebut LPK (Lembar Petunjuk Kemas).
Secara umum produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk. ada 4
macam yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif. Masing-masing
produksi tersebut memiliki supervisor yang bertanggung jawab secara langsung pada
manager produksi.

d. Plant Engineering
Subdivisi plant engineering menangani semua hal yang berkaitan dengan mesin,
listrik, utilities, pengolahan air untuk produksi dan pengolahan limbah cair termasuk
perawatan dan perbaikannya. Perawatan dilakukan setiap hari sedangkan perbaikannya
dilakukan bila terjadi kerusakan. Pemasangan dan penempatan mesin produksi dilakukan
oleh plant engineering melaluui kerja sama dengan bagian QC dan R&D. Pemilihan
mesin produksi dilakukan pada saat trial produksi sebanyak 6 tahap oleh R&D dengan
mengevaluasi kemampuan mesin untuk menghasilkan produk yang baik atau tidak.
Hal penting lainnya yang ditangani oleh plant engineering adalah pengolahan air
untuk produksi dan pengolahan limbah cair. Air yang digunakan untuk produksi adalah
air PAM yang telah ditampung dalam bak penampung dan dilakukan proses
demineralisasi dengan menggunakan karbon, kation, dan anion hingga diperoleh
aquademin dengan pH berkisar antara 6.5 7.5 dan konduktivitas dibawah 20
(berdasarkan standar oleh R&D). Pemeriksaan aqudemin dilakukan tiap minggu oleh QC
dan jika didapatkan bahwa aquademin telah jenuh, maka dilakukan regenerasi terhadap
resin-resin yang digunakan dengan HCl dan NaOH. Selain itu, QC juga akan memeriksa
pH air dan parameter mikrobiologinya yaitu ALT (angka lempeng total) E.coli dan
coliform. Aquademin kemudian diproses menggunakan metode reverse osmosis dan
disterilisasi dengan menggunakan sinar UV sebelum dialirkan ke bagian produksi.
Instalisasi pengolahan air juga dilengkapi dengan boiler yang menghasilkan uap panas
yang digunakan untuk memanaskan air dan ditampung dalam tangki double jacket.
Pengolahan limbah dilakukan agar limbah yang keluar dari proses produksi aman
bagi lingkungan. Limbah cair dari hasil proses produksi berupa sisa pencucian mesin
yang telah terpakai, sisa sampling dari QC, dan hasilpencucian wadah produk ruahan.
Limbah yang termasuk golongan Bahan Buangan Berbahaya (B3) dikumpulkan dan
disimpan dalam wadah terpisah yang kemudian diangkut untuk diolah kembali ke PPLI
(Pusat Pengolahan Limbah Indonesia) tiap tiga bulan sekali.
Secara singkat, pengolahan limbah cair yaitu semua limbah cair akan dimasukkan
ke bak penampungan (WWTP). Kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan
bagian lemak dan airnya. Kemudian bagian airnya dinetralisasi dengan penambahan
NaOH. Kemudian dimasukkan dalam tangki aerasi untuk mengaktifkan bakteri pengurai
dan sedimentasi.

III.7.3 Divisi Quality Management
III.7.3.1 Subdivisi Quality Assurance (QA)
a. Quality Assurance Product
QA produksi menangani keluhan konsumen, monitoring retained sample,
ketidaksesuaian, go document untuk skala produksi dan control change. Keluhan
konsumen diperoleh dari customer care, kemudian dicari permasalahan dan solusi bagi
permasalahannya. QA membagi kategori masalah yang menjadi keluhan konsumen yaitu
urgent, serius, individual, dan human error. Solusi yang diberikan oleh bagian QA
tergantung dari masalah yang dihadapi. QA akan menelusuri masalah tersebut dan apabila
diketahui masalahnya berasal dari pabrik, maka pabrik akan mengganti produk yang
bersangkutan.
Dalam menangani keluhan konsumen, QA bersifat sebagi koordinator. Jika
keluhan yang terjadi sudah sering terjadi dan tidak bersifat individual, maka QA akan
merunut penyebab yang mungkin terjadi. QA akan berkoordinasi dengan QC untuk
mengidentifikasi kemungkinan kesalahan yang terjadi. QC akan kembali membuka
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan produk tersebut. Apabila pada dokumen
pemeriksaan sudah baik, maka identifikasi dilakukan lebih dalam lagi yaitu menelusuri
formula dari produk tersebut melalui koordinasi dengan bagian R&D.
Selain menangani masalah keluhan konsumen, bagian QA juga menangani
monitoring retained sample. Monitoring retained sample perlu dilakukan supaya jika
suatu saat ada keluhan konsumen mengenai produk tersebut maka perusahaan dapat
memastikan apakah masalah yang terjadi disebabkan kesalahan internal perusahaan atau
bukan. Waktu penyimpanan untuk produk dry biasanya adalah 4+1 tahun sedangkan
untuk produk liquid 3+1 tahun, dimana 1 tahun adalah waktu penyimpanan tanpa ada
pemeriksaan. Selama waktu penyimpanan monitoring retained sample dilakukan idealnya
setiap 6 bulan sekali.
Disamping keluhan konsumen dan monitoring retained sample, hal lain yang
ditangani oleh QA adalah menangani ketidaksesuaian. Dokumen bagi ketidaksesuaian ini
dikeluarkan oleh QA. Selain itu, QA juga mengeluarkan go document untuk skala
produksi.

(b). Quality Assurance System
QA system menangani masalah GMP (Good Manufacturing Practice) dalam hal
ini CPKB, kalibrasi instrumen, dan evaluasi vendor. Kalibrasi instrumen dilaksanakan
secara berkala dalam waktu tertentu sesuai kebijakan perusahaan. Kalibrasi tersebut ada
yang dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri, namun ada juga yang dilakukan oleh balai
kalibrasi yang telah terakreditasi. Kalibrasi yang dilakukan oleh perusahaan sendiri
bertujuan untuk menghemat
biaya yang dikeluarkan untuk kalibrasi. Meskipun demikian master untuk
kalibrasi sudah dikalibrasi sebelumnya oleh balai kalibrasi yang telah terakreditasi.
Selain CPKB dan kalibrasi, QA sistem juga menangani masalah evaluasi vendor.
Dalam hal ini QA melakukan penilaian terhadap vendor-vendor yang berhubungan
dengan perusahaan. Kriteria-kriteria yang dijadikan evaluasi vendor ini antara lain : (1) %
released, informasinya diperoleh dari laboratorium QC, (2) % jumlah dan % tepat waktu,
informasinya diperoleh bagian purchasing, (3) % term of payment, informasinya
diperoleh dari departemen keuangan, dan (4) % kesesuaian kendaraan memenuhui syarat
emisi.
Semua kriteria di atas dijadikan sebagai parameter penilaian vendor oleh QA.
Parameter-parameter ini sesuai dengan ketetapan dalam ISO 9001 (Quality Management
System). Hasil penilaian vendor tersebut dinyatakan dengan IPK (Indeks Prestasi
Kumulatif). Nilai IPK rendah tidak menjadi parameter suatu vendor tidak digunakan lagi.





BAB IV
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PROF. DR. HAMKA

IV.1 Sejarah
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (selanjutnya disebut
UHAMKA) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta milik Persyarikatan
Muhammadiyah yang berkedudukan di Jakarta. Sebagai salah satu amal usaha
Muhammadiyah, UHAMKA adalah perguruan tinggi berakidah Islam yang
bersumber pada Al Quran dan As-Sunah serta berasaskan Pancasila dan UUD 1945
yang melaksanakan tugas caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yaitu
menyelenggarakan pembinaan ketakwaan dan keimanan kepada Allah Swt.
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat menurut
tuntunan Islam.
UHAMKA adalah perubahan bentuk dari Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Jakarta dengan nama awal Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru (PTPG). PTPG ini diresmikan pada tanggal 25 Rabiul Awal 1377
H/18 November 1957 M, dengan para pendiri di antaranya adalah Arso
Sosroatmodjo (Ketua) dan HS Prodjokusumo (Sekretaris). Sejalan dengan
kebijakan pemerintah, pada tahun 1958 PTPG berubah menjadi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menginduk kepada Universitas Muhammadiyah
Jakarta (UMJ). Pada tahun itu juga, FKIP dipercaya oleh Jawatan Pendidikan
Agama, Kementerian Agama, untuk mendidik pegawainya agar menjadi guru PGA
yang bermutu. Pada tahun 1965, FKIP UMJ berdiri sendiri dengan nama IKIP
Muhammadiyah Jakarta (IKIP-MJ) dan pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1990
mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola Program Diploma Proyek
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Selanjutnya tahun 1990 hingga tahun 1997 IKIP-
MJ mendapat kepercayaan untuk mengelola Program Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD). Program D2 PGSD kemudian berlanjut hingga tahun 2007, bahkan
pada tahun 2007 UHAMKA diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan Program
PGSD S1 Reguler maupun Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), selain itu
UHAMKA juga diberikan kepercayaan untuk melaksanakan Program Sertifikasi
Guru dan Pendidikan Profesi Guru, kepercayaan ini sangat mengesankan dan
membesarkan hati karena hanya diberikan kepada sedikit perguruan tinggi swasta di
Indonesia yang jumlahnya sangat banyak. Para pengelola IKIP-MJ melihat bahwa
IKIP Muhammadiyah Jakarta perlu ditingkatkan terus peranannya untuk turut serta
menyediakan SDM yang berkualitas, baik di bidang kependidikan maupun non-
kependidikan, Upaya yang ditempuh adalah mengkonversi IKIP Muhammadiyah
Jakarta menjadi Universitas. Untuk itu dibentuk Tim Konversi Universitas, yang
diketuai oleh Prof. Drs. H. Sudarno Sinduwiryo, M.Ed. Setelah melalui berbagai
proses, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen DIKTI Depdikbud
memutuskan dan menetapkan perubahan bentuk IKIP-MJ menjadi Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA dengan Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud
No. 138/DIKTI/Kep/1997, tanggal 30 Mei 1997.
Ikhwal penggunaan Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (lebih
populer dan familier disapa HAMKA) sebagai nama perguruan tinggi ini
berdasarkan persetujuan pihak keluarga besar Buya HAMKA dengan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah yang ditandasahkan melalui nota kesepahaman secara
tertulis. Nama Prof. DR. HAMKA dipilih karena tokoh ini memiliki spirit yang luar
biasa dalam belajar mandiri, (autodidak), tuntas, dan berlangsung sepanjang hayat.
Prof. DR. HAMKA merupakan sosok multi-dimensi dalam beragam kepakaran,
yaitu ulama yang intelektual, intelektual yang ulama, seorang sastrawan yang
piawai dan unik, sekaligus seorang wartawan dan mubaligh Muhammadiyah yang
ulung. Ketokohan Buya HAMKA semakin kokoh dengan pengangkatan beliau
sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2011.
Penyerahan Keputusan Dirjen Dikti tersebut dilakukan oleh Koordinator
Kopertis Wilayah III pada tanggal 9 Juni 1997. Selanjutnya diumumkan secara
terbuka oleh Ketua PP Muhammadiyah, Dr. HM. Amien Rais, MA. pada acara
Wisuda Sarjana dan Lulusan Program Diploma IKIP-MJ dan Peresmian Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA pada tanggal 11 Juni 1997, di Balai Sidang
Jakarta (Jakarta Hilton Convention Centre) sekaligus mengukuhkan Rektor
IKIPMuhammadiyah Jakarta, Drs. H. Qomari Anwar, MA. menjadi Rektor
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang pertama.

IV. 2 Sejarah Kepemimpinan
Periode kepemimpinan dari lembaga pendidikan guru tingkat perguruan tinggi
ini sampai dengan bernama Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA adalah
sebagai berikut
1. H. Moebangid Ronohandjojo, Dekan FKIP UMJ (1957 - 1959)
2. Saadoeddin Djambek, Dekan FKIP UMJ (1959 - 1962)
3. Mr. Soeroto Kartosoedarmo, Dekan FKIP (1962 - 1963)
4. Drs. A.S. Broto, Dekan FKIP UMJ (1963 - 1965)
5. Drs. A.S. Broto, Rektor IKIP MJ (1965 - 1969)
6. Saadoeddin Djambek, Rektor IKIP MJ (1969 - 1974)
7. Drs. Agustiar, M.A., Rektor IKIP MJ (1977 - 1979)
8. Drs. Aya Sofia, M.Ed., Rektor IKIP MJ (1979 - 1983)
9. Dr. H. Agustiar, M.A., Rektor IKIP MJ (1983 - 1985)
10. Dr. H. Agustiar, M.A., Rektor IKIP MJ (1985 - 1991)
11. Dr. Mochtar Buchori, M.Ed., M.A., Rektor IKIP MJ (1991 - 1995)
12. Drs. H. Qomari Anwar, M.A., Rektor IKIP MJ (1995 - 1997)
13. Drs. H. Qomari Anwar, M.A., Rektor UHAMKA (1997 - 2001)
14. Dr. H. Qomari Anwar, M.A., Rektor UHAMKA (2001 - 2005)
15. Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. (2005 2009) dan (2010 - 2013)

IV.3 Visi dan Misi UHAMKA
IV.3.1 Visi dan Misi UHAMKA secara umum
Visi :
Universitas utama yang menghasilkan lulusan unggul dalam kecerdasan spiritual,
intelektual, emosional, dan sosial.
Misi :
1. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan Al Islam dan
Kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan prinsip belajar sepanjang
hayat.
3. Menyelenggarakan penelitian dengan prinsip kebebasan berpikir ilmiah dalam
skala nasional dan internasional.
4. Menyelenggarakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip
kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat.
5. Mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam berbagai bidang ilmu, teknologi dan
seni untuk kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.
6. Menyiapkan sumber daya insani yang berkarakter, cerdas, kreatif, dan kompetitif
dalam skala nasional dan internasional.
IV.3.2 Tujuan :
1. Menyiapkan intelektual yang beriman dan bertakwa pada Allah Swt. berakhlak
mulia, percaya pada diri sendiri serta dapat beramal
sesuai dengan bidang ilmu dengan ikhlas demi terwujudnya masyarakat utama
yang diridhai oleh Allah Swt.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan berbagai ilmu pengetahuan Panduan
UHAMKA serta pemanfaatannya untuk memajukan Islam dan meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat.
3. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang cerdas dan kompetitif dalam berbagai
bidang yang berjiwa wirausaha.
4. Menyiapkan Kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa dalam rangka
mewujudkan cita-cita Muhammadiyah sebagai penggerak dakwah amar maruf nahi
munkar yang berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah.
5. UHAMKA sebagai pusat unggulan gerakan dakwah Muhammadiyah.
IV.5 Keunggulan Lulusan Uhamka
1. Cerdas Spiritual
Taat mengamalkan ajaran agama, rajin beribadah, berakhlak mulia, berhati nurani,
layak menjadi teladan.
2. Cerdas Intelektual
1. Smart
2. Kreatif
3. Inovatif
4. Obyektif
5. Tangkas
6. Menjadi solusi bagi masyarakat
3. Cerdas Emosional
1. Sadar akan diri sendiri
2. Berprinsip lebih baik "memberi" dari pada "menerima"
3. Berempati / tanpa selira
4. Bersemangat untuk berprestasi
5. Pandai bekerjasama / bersinergi
4. Cerdas Sosial
1. Bermanfaat bagi lingkungan
2. Toleran / tenggang rasa
3. Mengahargai orang lain
4. Gemar bersilahturahmi
5. Merasa menjadi bagian tak terpisahkan dari lingkungan sosial
6. Merasa bertanggung jawab menjadi elemen persyarikatan Muhammadiyah
IV.6 Kurikulum
Dalam menunjang sistem pendidikan dan mutu luaran dari UHAMKA agar
memenuhi standar UHAMKA, maka UHAMKA memiliki kurikulum antara lain
yaitu :
1. Staf pengajar
Pembelajaran dikelola oleh tenaga akademisi maupun praktisi yang kompeten,.
2. Mahasiswa
a) Kualifikasi Calon Mahasiswa :
1) Program S-1 : Berijasah SMU/Madrasah Aliyah (IPA. A1. A2), SAA (SMF), SMK
FARMASI, SMAK.
2) Program Profesi Apoteker : Berijasah S-1 Farmasi, Sarjana Kedokteran, Biologi,
Kimia serta Sarjana lain yang berbasis biologi dan kimia.
3) Biaya Kuliah : Total biaya kuliah sampai lulus, program S-1 lebih kurang 44 Juta,
program profesi Apoteker untuk dua semester lebih kurang 14 juta.
b) Jumlah Mahasiswa
UHAMKA mempunyai mahasiswa berjumlah banyak,berkisar 1500
mahasiswa. Setiap tahun UHAMKA bertambah jumlah mahasiswanya, adapun
jumlah mahasiswa dapat dilihat pada tabel

3. Program studi
UHAMKA mempunyai program studi secara umum terdiri dari Strata 1 dan
Apoteker. Adapun program studi UHAMKA yaitu :

a. Strata S1
Strata S1 terdiri dari 59 mata kuliah, dapat ditempuh delapan semester, adapun
nama-nama mata kuliahnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 2. Mata kuliah program studi Strata 1
Mata Kuliah Perilaku Berkarya Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian
Matakuliah/Praktikum SKS Matakuliah/Praktikum SKS
Pengatar Farmasi 2 Pendidikan Agama 2
Cara Pembuatan Obat dan Makanan
yang Baik
2 Bahasa Inggris 2
Undang undang dan Etika Farmasi
Kesehatan
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2
Jumlah 6 Bahasa Indonesia 2
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat Bahasa Arab/PSQ 2
Matakuliah/Praktikum SKS Ibadah Akhlak 2
Budi daya Tanaman Obat 2 Muamalah 2
Manajemen Kewirausahaan 2 Aqidah 2
Alam Pikiran 2
Muhammadiyah
Jumlah 4 Jumlah 18




Mata Kuliah Keahlian dan Keterampilan Mata Kuliah Keahlian dan
Keterampilan
Matakuliah/Praktikum SKS Matakuliah/Praktikum SKS
Biologi Dasar 2 Kimia Fisika 2
Matematika Dasar 2 Praktikum Kimia Fisika 1
Fisika Dasar 2 Mikrobiologi Virologi 2
Kimia Dasar 2 Praktikum Mikrobiologi Virologi 1
Praktikum Kimia Dasar 1 Parasitologi 2
Kimia Organik I 2 Imunologi 2
Kimia Organik II 2 Farmasi Fisika 2
Praktikum Kimia Organik 1 Praktikum Farmasi Fisika 1
Morfologi Anatomi Tumbuhan 2 Biokimia 2
Praktikum Morfologi Anatomi Tumbuhan 1 Praktikum Biokimia 1
Anatomi Fisiologi Manusia 2 Biologi Sel Molekular 2
Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia 1 Patologi Klinis 2
Statisika Dasar 2 Praktikum Patologi Klinik 1
Kimia Analisis 2
Praktikum Kimia Analisis 1
Jumlah 25 Jumlah 21

Mata Kuliah Keahlian Berkarya Mata Kuliah Keahlian Berkarya
Matakuliah/Praktikum SKS Matakuliah/Praktikum SKS
Farmasetika Dasar I 2 Praktikum Teknologi Sediaan
Farmasi Steril
1
Farmasetika Dasar II 2 Kimia Pangan Gizi 2
Praktikum Farmasetika Dasar 1 Praktikum Kimia Pangan Gizi 1
Kimia Farmasi 2 Kimia Medisinal I 2
Praktikum Kimia Farmasi 1 Kimia Medisinal II 2
Analisis Farmasi 2 Obat Tradisional dan Fitofarmaka 2
Praktikum Analisis Farmasi 1 Toksikologi 2
Farmakognosi 2 Farmakokinetik 2
Praktikum Farmakognosi 1 Farmakoterapi 2
Farmakologi I 2 Metode Penelitian 2
Farmakologi II 2 Penyalaahgunaan Obat dan Zat
Kimia
2
Praktikum Farmakologi 1 Kimia Lingkungan 2
Analisis Farmasi Instrumen I 2 Biofarmasi 2
Analisis Farmasi Instrumen II 2 Kimia Sintetis 2
Praktikum Analisis Farmasi Instrumen 1 Praktikum Kimia Sintetis 1
Fitokimia 2 Seminar Proposal 1
Praktikum Fitokimia 1 Seminar Hasil 1
Teknologi Sediaan Farmasi Steril 2 Skripsi 4
Jumlah 27 Jumlah 29

IV.7 Sarana Prasarana

Fakultas farmasi UHAMKAmemiliki sarana prasarana yang cukup baik.
Sarana prasarana yang dimiliki UHAMKA khususnya farmasi antara lain:
a. Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Fakultas farmasi dan sains UHAMKA memiliki laboratorium dengan
peralatan yang lengkap. Jumlah laboratorium termasuk laboratorium penelitian dan
laboratorium pengabdian kepada masyarakat ada 21 buah termasuk apotek yaitu:
Lab Teknologi Sediaan Farmasi
Non-steril
Lab Teknologi Sediaan Farmasi
Steril
Lab Farmasetika Dasar
Lab Analisis Fisiologi Manusia
Lab Analisis Fisiologi Tumbuhan
Lab Patologi Klinis
Lab Farmakologi
Lab Mikrobiologi
Lab Kimia Analisis Farmasi
Lab Kimia Sintesis
Lab Farmakognosi Fitokimia
Lab Farmasi Fisika
Lab Kimia Pangan dan Gizi
Lab Instrumen
44


b. Fasilitas Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Sarana prasarana fasilitas UHAMKA meliliki gedung yang cukup besar dan
cukup baik untuk belajar, istirahat dan keperluan lainnya. Adapun fasilitas UHAMKA
yaitu :
1. Gedung permanen 4 (empat) lantai.
2. Media center (warnet, rental komputer, fotokopi, penjilidan)
3. Ruang kuliah ber-AC, proyektor , multimedia (LCD).
4. Perpustakaan.
5. Akses internet (WiFi)
6. Apotek pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat.
7. Unit kegiatan mahasiswa (UKM)
8. Kantin.
9. Media center.

c. Beasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
UHAMKA melaksanakan beasiswa dengan persyaratannya yaitu :
1. Beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu dan berprestasi.
2. Pembebasan uang SKS setiap semester, bagi mahasiswa dengan prestasi
tertinggi.
3. Penghargaan bagi lulusan terbaik

IV.7 Proses Pembelajaran
Perkuliahan meliputi teori dan praktikum dengan metode ceramah, diskusi,
presentasi, tugas terstruktur maupun studi kasus. Program apoteker diberikan
tambahan: kapita selekta, kuliah tamu dengan topik yang relevan dan baru sesuai
perkembangan IPTEK kefarmasian, tugas terpadu danpelatihan praktek kerja profesi
apoteker di apotek, rumah sakit, instansi pemerintah dan industri farmasi agar lulusan
siap pakai.
45

IV.8 Hubungan kerja sama dengan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA dengan instalasi lain
UHAMKA selain memiliki kurikulum yang baik, UHAMKA dalam menunjang
sistem pendidikan dan mutu luaran .Contoh lain yaitu bekerja sama dengan industri
farmasi yang dapat menunjang sistem pendidikan dan meningkatan mutu. Industri
farmasi yang saat ini bekerja sama dengan UHAMKA yaitu Indofarma.Indofarma
bekerjasama dengan UHAMKA dalam rangka pengembangan mutu obat dari
Indofarma dalam pengujian Bioavailabilitas dan Bioekuivalensi obat.

IV.9 Lulusan dan Lapangan Pekerjaan
Lulusan UHAMKA sarjana strata S1 lama studi 4 tahun berjumlah 144 SKS,
UHAMKAsetelah menyelesaikan program studi, dapat bekerja diberbagai lapangan
pekerjaan antara lain :
1. Apotek
2. Rumah sakit
3. Industri farmasi (obat, jamu dan kosmetik )
4. Industri makanan dan minuman
5. Laboratorium pengujian mutu
6. Instansi pemerintah
7. Bidang penelitian
8. Bidang pendidikan








46

BAB V
BALAI KONSERVASI KEBUN BALITTRO BOGOR
V.1 Sejarah
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), sebelumnya bernama Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (SK Nomor 06/Per-mentan/OT.140 /3/2006),
kemudian ditetapkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
64/Permentan/OT.140/10/2011. Balittro berada di kawasan kampus Penelitian Pertanian
Cimanggu, tepatnya di jalan Tentara pelajar No. 3 Bogor.
Keberadaan balai penelitian ini tidak lepas dari kebutuhan akan lembaga riset yang
mendukung pengembangan agrobisnis dan agroindustri berbasis tanaman rempah dan obat.
Hal ini sejalan dengan peran Indonesia yang sejak lama telah dikenal sebagai salah satu
negara produsen utama tanaman rempah dan obat dunia. Indonesia memasok berbagai
produk obat alami yang dikenal dengan nama jamu, dan 70% minyak nilam untuk keperluan
industri parfum dunia serta berbagai minyak atsiri lainnya.
V.2 Visi dan misi
Menjadi Balai Berkelas Dunia Dalam Penelitian Dan Diseminasi Inovasi tanaman
Rempah dan Obat
1. Melaksanakan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yang Berkualitas
2. Melaksanakan Diseminasi Inovasi Tanaman Rempah dan Obat Secara Luas
3. Mengembangkan Sumberdaya dan Manajemen Penelitian yang Berkualitas

V.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi adalah sasaran utama atau pekerjaan yang dibebankan kepada
organisasi untuk dicapai dan dilakukan. Adapun tugas pokok dari balittro adalah
melaksanakan penelitian tanaman obat dan aromatik. Sedangkan fungsinya adalah sebagai
berikut:
47

1. Penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan tanaman obat dan aromatic
2. Penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi
3. tanaman obat dan aromatic
4. Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agrobisnis tanaman obat dan
aromatik
5. Pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman obat dan aromatik
6. Penyiapan kerjasama. informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
7. pendayagunaan hasil penelitian tanaman obat dan aromatik
8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai
V.4 Struktur Organisasi
BALITTRO secara struktural merupakan unit pelaksana teknis di bidang penelitian
dan pengembangan yang berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan tugasnya instansi ini dipimpin oleh seorang Kepala Balai dan
dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Teknis, dan Kepala
Seksi Jasa Penelitian (Gambar 1). Di samping Ketiga penjabat eselon IVa tersebut, dalam
melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh seorang Koordinator Program
yang mengkoordinir program komoditas Tanaman Rempah, Obat dan Atsiri, Ketua
Kelompok Peneliti (Kelti) yaitu : 1) Kelti Pemuliaan Tanaman, 2) Kelti Proteksi Tanaman,
dan 3) Kelti Ekofisiologi Tanaman.

V.5 Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang dilakukan dibalai penelitian tanaman rempah dan obat (Balittro) Bogor
antara lain yaitu :
1. Melakukan riset terkait tanaman rempah, aromatik dan obat.
2. Diversifikasi produk tanaman obat.
3. Pemeliharaan taman obat keluarga (TOGA).
48

4. Melakukan eduukasi dan menyediakan fasiltas laboratorium bagi penliti yang akan
melaksanakan penelitian khususnya tanaman rempah, aromatik dan obat.
V.6 Benih Sumber Tanaman Obat dan Rempah
Salah satu persoalan dalam pengembangan tanaman rempah dan obat adalah kurang
tersedianya benih sumber yang berkualitas tinggi dan sehat dari komoditas tersebut sehingga
lebih dekat dan lebih mudah bagi petani. Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan
kegiatan produksi benih sumber tanaman obat, aromatik dan rempah.
Tujuan utama dari kegiatan adalah memproduksi benih sumber yang berkualitas
tinggi dan sehat yang dapat memenuhi kebutuhan benih sumber tanaman obat dan aromatik
yaitu benih kencur, kunyit, jahe putih besar (JPB), jahe putih kecil (JPK), jahe merah (JM),
temu lawak, nilam, serai wangi, pegagan, mentha, sambiloto,dan akar wangi.
Produksi benih tanaman tersebut harus dilakukan setiap tahun karena sifat tanaman
yang panen setahun sekali dan benihnya tidak tahan simpan. Pada tahun anggaran 2013 akan
dilakukan produksi benih sumber yang akan menghasilkan kelas benih dasar dan benih
pokok bersertifikat.
Pembinaan terhadap petani penangkar dilakukan di beberapa lokasi melalui
sosialisasi SOP produksi benih, pemberian bantuan benih unggul. Melalui pembinaan
tersebut diharapkan akan muncul petani penangkar benih tanaman obat dan aromatik di
beberapa propinsi, sehingga ketersediaan benih dan kemudahan dan kedekatan benih
berkualitas ke petani lebih dekat. Rehabilitasi kebun induk yang sudah ada di kebun-kebun
percobaan yang meliputi kebun induk lada di Sukamulya, kebun induk gambir di Laing,
kebun induk mete di Cikampek, kebun induk cengkeh di Cimanggu dan Cicurug.
Perubahan-perubahan jumlah koleksi benih plasma nutfah di lapang dijadikan bahan
untuk memperbaiki data koleksi yang ada di buku induk plasma nutfah di kebun. Perubahan-
perubahan dalam buku induk plasma nutfah di kebun digunakan juga untuk memperbaiki
data-data koleksi plasma nutfah secara keseluruhan yang direkam ke dalam system database
secara komputerisasi. Data koleksi yang sudah terekam dalam system database sebanyak 758
jenis dengan jumlah aksesi sebanyak 2664 aksesi. Penambahan jumlah koleksi terjadi di
kebun koleksi plasma nutfah KP.Manoko dan penurunan jumlah koleksi di KP.Cicurug.
Perubahan jumlah koleksi akibat adanya penambahan dan pengurangan jumlah aksesi yang
49

terdata tahun 2010 di kebun koleksi Manoko sebanyak 55 aksesi mengalami peningkatan
menjadi 172 aksesi tercatat sampai akhir tahun 2011. Dari empat kegiatan diatas sampai
pertengahan tahun 2011 telah diperoleh jumlah koleksi yang di rejuvenasi tumbuh baik
dengan pertumbuhan beragam sesuai dengan ragam genetik yang dimiliki masing-masing
jenis sesuai dengan daya adaptasi masing-masing aksesi dan teramatinya karakter-karakter
pertumbuhan awal yang selanjutnya akan dilengkapi sampai akhir tahun 2011.

V.7 Laboratorium Uji Mutu
Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) merupakan unit
pelaksana pengujian mutu komoditas diantaranya tanaman obat, tanaman aromatik, tanaman
rempah, benih, kapang kontaminan, unsur hara makro mikro, tanah, jaringan tanaman dan
pupuk.
Pengelolaan laboratorium Balittro menerapkan sistem manajemen laboratorium yang
mengacu pada ISO/IEC17025:2005 untuk menjamin keakuratan hasil uji.
TERAKREDITASI sejak tahun 2005. Pengujian dilakukan menggunakan metode standar
internasional, standar nasional dan modifikasi yang telah divalidasi. Pengujian didukung
dengan sarana dan fasilitas peralatan yang memenuhi standar kalibrasi dan SDM/analis yang
berpengalaman.
V.8 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian: GC, TLC Scaner, HPLC, AAS,
Spektrofotometer, Flamefotometer, Freez Dryer, Mikroskop, Fresh Dryer, Alat Penyulingan,
Evaporator, Ekstraktor, Leaf area meter, Refraktometer, Polarimeter, Viscometer.

V.9 Ruang Lingkung Pengujian
Analisisi Minyak Atsiri : Kadar air, kadar minyak atsiri, warna, bobot jenis, indeks bias,
putaran optik, kelarutan dalam alkohol, bilangan ester, vetiverol, citronelal, eugenol, sitral,
patchouli alkohol, a-pinen, masoi lakton, bilangan asam, bilangan penyabunan.
Analisis MInyak Lemak: Asam lemak bebas, bilangan iod, kadar tokoferol, kadar minyak,
bilangan peroksida.
50

Analisis Tanaman Rempah dan Obat : Uji sinensetik, CNSL, stigmasterol, asiaticosid,
gingerol, piretrin, bergapeten dan analisis proksimat.
Analisis Kapang Kontaminan : Aspergilus, penicillum
Analisis Tanah : Kadar air, PH H2O, C-Organik, N-total, keasaman tanah, kation, unsur
mikro
Analisis jaringan tanaman dan pupuk: kadar air, N-total, P-total, unsur hara makro (K, Na,
Ca, Mg), Belerang
Penyulingan: penyulingan uap dan air, steam

V.10 Magang Teknologi
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) telah menghasilkan inovasi
teknologi komoditas obat dan aromatik meliputi: benih varietas unggul, teknik budidaya,
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan teknologi pasca panen. Akan
tetapi inovasi teknologi tersebut belum optimal dimanfaatkan oleh praktisi
pertanian/perkebunan untuk meningkatkan produktivitas, mutu dan sekaligus daya saing
produk. Hal tersebut disebabkan belum optimalnya kegiatan sosialisasi guna
mempromosikan inovasi teknologi tersebut ke masyarakat.
Dalam upaya mendukung pengembangan agribisnis tanaman rempah dan obat,
Balittro melaksanakan kegiatan Magang Teknologi Tanaman Rempah dan Obat yang
penyelenggaraannya dapat direncanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan alokasi
waktu pengguna.
Magang teknologi bertujuan agar para petugas dari Dinas Provinsi atau
Kabupaten/Kota dan praktisi swasta serta petani secara berkelompok atau mandiri dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menguasai penerapan teknologi
pengembangan komoditas rempah dan obat.




51

V.10.1 Program Magang
Magang teknologi Tanaman Rempah dan Obat ini memberikan bekal kepada peserta
tentang teknologi dan informasi mutakhir komoditas TOA yang disampaikan oleh para
pakar dalam bentuk diskusi di kelas dan praktikum serta kunjungan lapang. Magang
profesi akan dilaksanakan selama 2 - 3 hari tergantung jenis pelatihan, khusus magang
teknologi kultur jaringan waktunya selama 5-6 hari.
V.10.1.1 Peserta Magang
- Peserta adalah utusan dari Dinas Provinsi, Kabupaten/Kota atau individu (praktisi swasta),
petani.
- Calon peserta mengirimkan surat permohonan atau pesan via e-mail untuk menjadi peserta
ditujukan kepada Kepala Balittro, dengan mencantumkan jenis magang yang diminati.
- Jumlah peserta magang /bimbingan teknis untuk setiap program minimal 4 orang, kecuali
dalam keadaan tertentu, jumlah peserta dapat berubah disesuaikan dengan kesepakatan dan
kondisi biaya.
V.10.1.2 Jenis magang

1) Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD), 2-3 hari
Penyulingan Minyak Atsiri dan Ekstraksi Tanaman Obat (2-3 hari)
Teknik Meracik Jamu, Makanan dan Minuman Sehat dari Tanaman Rempah dan
Obat (2-3hari)
2) Penanganan demam berdarah.
Pengenalan minyak Atsiri.
3) Diversifikasi produk dan Pengemasan produk tanaman obat dan aromatik.
52

4) Teknologi Kultur Jaringan Tanaman Rempah dan Obat (5-6 hari)
Pemanfaatan Teknologi Bio-FOB dalam Budidaya Tanaman Ramah Lingkungan (2-3
hari)
5) Teknik Perbanyakan Agensia Hayati Beauveria bassiana (2-3 hari)
6) Teknologi Pembuatan Pupuk dan Pestisida Hayati (2-3 hari)
7) Teknologi Perbanyakan Bahan Tanaman (2-3 hari)
8) Pengenalan Jenis dan Manfaat TOA (2-3 hari)
9) Deteksi Penyakit pada Tanaman Rempah dan Obat serta Strategi Pengendaliannya (1
hari)
10) Teknologi Pembuatan Produk Herbal (2-3 hari)
11) Teknik Penangkaran Benih Bermutu TOA (2-3 hari)
12) Pemanfaatan Tanaman Obat menuju Kemandirian Pelayanan Kesehatan dan
meningkatan Kesejahteraan Petani (2-3 hari)
13) SNI 17025 dan Uji Profisiensi Minyak Nilam (2-3 hari) Materi Aromateraphi (2-3
hari)
14) Nutri dan Cosmeceutical Alami (2-3 hari)
15) Pelatihan Pertanian Organik
16) Pemahaman aturan pertanian organik menurut SNI. organik, Pestisida Organik, dll.

V.11 Kawasan Wisata Ilmiah
Kawasan Agro-Widyawisata Penelitian Cimanggu (Cimanggu agro Research Park)
yang terletak di Cimanggu, Kecamatan Bogor Tengah Kotamadya Bogor memiliki potensi
objek wisata pertanian yang berada di bawah pengelolaan 10 Institusi penelitian dan
53

pengembangan pertanaian. Di kawasan ini terdapat Kebun Koleksi Tanaman, Petak Pamer
Tanaman Rempah dan Obat, Kebun Plot Percobaan, Rumah Kaca, Beragam Laboratorium
dan Ruang Kultur, serta workshop pascapanen untuk pengolahan produk pertanian.
Sebagai kawasan wisata, Kampus Penelitian Cimanggu disajikan dengan lanskap
yang indah dan nyaman baik pada area perkantoran dan laboratorium, maupun pada kebun
koleksi, petak pamer dan petak percobaan. Selain itu Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu
dilengkapi dengan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan wisata.
Kawasan Agro-Widyawisata Penelitian Pertanian Cimanggu (KAPP Cimanggu)
merupakan salah satu wahana diseminasi hasil penelitian pertanian, media komunikasi
Institusi penelitian dengan masyarakat di sekelilingnya sebagai tempat wisata yang
berwawasan iptek.
Fungsi Kawasan Agro-Widyawisata Penelitian Cimanggu:
Show window kegiatan litbang pertanian
Pusat informasi terpadu inovasi teknologi pertanian
Akselerasi diseminasi teknologi hasil penelitian
Koleksi plasma nutfah
Tempat magang, workshop teknologi pertanian

V.12 Griya Jamu
Balitro sebagai institusi penelitian tanaman obat memiliki peran yang besar untuk
mensukseskan program Saintifikasi Jamu. Penelitian tentang jenis dan varietas tanaman obat,
proses budi daya yang optimal dan pengolahan pascapanen yang baik diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap ujung tombak berjalannya Saintifikasi Jamu ini. Balittro
diharapkan dapat menjadi leading dalan penelitian dan para peneliti Balittro memberikan
informasi ilmiah pilihan jenis tanaman obat yang dapat digunakan dalam formula saintifikasi
jamu ini. Hal ini sedang dijajagi dalam bentuk kerja sama dengan Badan Litbang Kesehatan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dimotori oleh Pusllibang
Perkebunan mendirikan Griya Jamu dan Spa Aromatik, yang dapat menjadi salah satu pintu
mengenalkan jamu kepada masyarakat umum.
54

Peran yang diambil Puslitbang Perkebunan ini merupakan sebuah langkah untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Griya Jamu dan Spa Aromatik, terletak di Jl. Tentara Pelajar No.1 Kampus Penelitian
Cimanggu Bogor. Gedung ini diresmikan oleh Ibu Wamen Kementan pada tanggal 24 Juni
2012. Griya Jamu dan Spa menyediakan produk-produk herbal berupa 10 macam jamu
godok siap saji dan simplisia keringnya. Griya Jamu dibarengi dengan adanya pelayanan Spa
Aromatik diharapkan dapat menjadi agrowisata pilihan dan memberikan inspirasi bagi
masyarakat tentang pemanfaatan tanaman obat, rempah, dan aroma terapi.
Seiring dengan sosialisasi Saintifikasi Jamu, dimana kita berharap jamu menjadi tuan
rumah di negeri sendiri, peran Griya Jamu dan Spa Aromatik cukup diperhitungkan.
Kunjungan dari ketua Perkumpulan Dokter Herbal Indonesia cabang Palembang, Ketua
Komnas Jamu RI, Perwakilan Badan Litbang Kesehatan, memberikan respon positif dan
berharap keberadaan Griya Jamu dan Spa Aromatik ini dapat memberikan informasi yang
benar tentang jamu dan membuat masyarakat bisa dan mau menggunakan jamu, sebagai obat
tradisional Indonesia untuk usaha promotif, preventif, dan bahkan kuratif dan rehabililitatif
bersinergi dengan obat konvensional.
Di bawah institusi penelitian, produk herbal yang terdapat di griya jamu ini,
mendapatkan apresiasi dan kepercayaan yang lebih dari pihak konsumen. Konsumen yang
datang pun tidak hanya dari masyarakat kampus penelitian Cimanggu saja, tapi juga
masyarakat Bogor dan bahkan saat ini sudah ada konsumen dari Aceh sampai dengan Papua.
Perawatan Spa yang menitikberatkan kepada gabungan pemanfaatan jamu sebagai warisan
tradisi nusantara dengan penelitian ilmiah, menghasilkan paket perawatan yang
mengantarkan konsumen menjadi bugar, sehat, dan cantik ini semakin diminati para
perempuan. Hal inilah yang membuat Griya Jamu dan Spa Aromatik sudah dapat mandiri
dalam mengelola operasional sehari-hari dengan beberapa pegawai terapis dan
kebersihannya.

V.13 Pengelompokan tanaman
Balittro sebagai balai konservasi dan penelitian tanaman obat memiliki berbagai jenis
tanaman obat yang berkhasiat yang ditanam diperkebunan khusus. Jumlah tanaman obat yang
55

dimiliki balittro 1000 tanaman obat yang ditanam dan dirawat sesuai dengan standar
penanaman tanaman obat. Pengelompokan tanaman obat dilakukan berdasarkan family dan
bagian tanaman. Berikut adalah beberapa tanaman obat yang ada dikebun balittro :
a. Bayam

Nama latin:Amaranthus sp.
Family: Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
Kandungan : zat besi (Fe) 3.9 mg- pembentukan sel darah merah supaya tidak
kurang darah,kalsium-267 mg, vitamin (A,B1,C), protein-3,5 g, mineral P-67 mg,
karbohidrat 6,5 g. Khasiat dan kegunaan : zat aktif yang berkhasiat amarantin, bayam
juga bermanfaat memperkuat akar rambut, mempertahankan kebugaran tubuh
(Deptan,2003), obat disentri,diare,mencegah keputihan,melancarkan Air Susu Ibu
(ASI), buang air kemih tidak lancar, dan obat untuk digigit ular (Wijayakusuma et
al,1994).
b. Pare


Nama latin:Momordica charantia
Family: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
56

Kandungan : kalori 15 kal, protein 1g,vitamin A-6%,vitamin C 12. Khasiat
dan kegunaan : zat aktif karantin anti diabetes, protein momorkaran ,anti penyakit
virus HIV,batuk flu, mengurangi perkembangan sel tumor, mengurangi kesuburan
pria.
c. Pegagan


Nama latin:Centella asiatica
Family: Apiaceae
Kandungan : pegagan mengandung tannin serta garam mineral seperti
kalium,natrium magnesium,kalsium dan besi. Khasiat : meningkatkan daya
ingat,meningkatkan tenaga,obat sakit kulit.
d. Terung


Nama latin:Solanum melongena
Family: Solanaceae (suku terung-terungan)
Kandungan : protein-1,4 g, karbohidrat-4g, vitamin C-12 mg, lemak-0.3 mg,
mineral Ca, P, Na, dll, vitamin B1, B2, A. Khasiat dan kegunaan : zat anti kanker,
57

meningkatkan gairah, menurunkan syaraf yang tegang, mencegah aterosklerosis,
menurunkan hipertensi.
e. Jahe


Nama latin:Zingiber officinale
Family: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Kandungan : minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberon. Khasiat dan
kegunaan : membersihkan darah , menekan sel kanker , menambah tenaga,
meningkatkan gairah, mengatasi nyeri rheumatik
anti inflamasi.

f. Kunyit


Nama latin:Curcuma domestica
Family: Zingiberaceae (suku jahe-jahean
Kandungan : mengandung protein-11.4 g, minyak atsiri, kurkumin
sampai11%.Khasiat dan kegunaan : anti kanker (payudara) , melindungi hati
58

hepatitis, anti virus, anti oksidan-mencegah penuaan dini , menurunkan kolesterol,
anti diare.
g. Temulawak



Nama latin:Curcuma xanthorrhia Roxb
Family: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Kandungan : protein, karbohidrat, minyak atsiri. Khasiat dan kegunaan : Zat
aktif -xanthorrhizol, kukumin, penurun kolesterol, anti radang, anti Jerawat, anti
tumor , mencegah penebalan dinding pembuluh darah.
h. Mentimun


Nama latin:Cucurbita oleraceae
Family: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Kandungan : protein-0.60 g, lemak 0.20g, karbohidrat-2.40 g, vitamin B1,
B2, C, mineral K, P, Ca, Fe. Khasiat dan kegunaan : membersihkan darah,
59

meningkatkan kekebalan tubuh ,mencegah hepatitis, menurunkan tekanan darah
tinggi.
i. Belimbing wuluh


Nama latin:Averrhoa balimbi
Family: Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Kandungan : protein-0.61 g, vitamin A,B1,B2,B12, vitamin C- 15.5 mg,
mineral (Kalsium, P, K, Fe). Khasiat dan kegunaan : menurunkan tekanan darah
tinggi, sariawan, gusi berdarah, meningkatkan daya tahan tubuh, batuk.
j. Labu siam

Nama latin:Pangium edule
Family: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Kandungan : vitamin, mineral, protein, karbohidrat. Khasiat dan kegunaan :
menurunkan kadar trigliserida dalam darah, menurunkan tekanan darah tinggi.

60

k. Sambung nyawa


Nama latin:Gynura procumbens
Famili: Asteraceae
Kandungan kimia daun sambung nyawa antara lain : flavonoid (7, 3, 4
trihidroksi-flavon), glikosida kuersetin, fenoleat asid (terdiri dari kafeat asid, penta
kumarat, penta-hidroksi benzoate dan vanilat asid) triterpenoid, alkaloid, saponin dan
tannin. Khasiat dan kegunaan : obat sakit gigi (dikunyah daunnya dengan gigi yang
sakit), mencegah infeksi, mengobati kanker.
l. Meniran

Nama latin: Phyllanthus niruri
Family: Euphorbiaceae
Kandungan : meniran mengandung-phylantin, hypofilantin, quercetin. Khasiat
dan kegunaan : meningkatkan daya tahan tubuh ramuan demam berdarah dengue,
anti hepatitis, obat ginjal.


61

m. Jambu biji


Nama latin:Psidium guajava
Family: Myrtaceae
Kandungan : jambu biji mengandung vitamin C, tannin.Khasiat dan kegunaan
: anti diare non spesifik, anti virus.
n. Papaya

Nama latin:Carica papaya L.
Family: Caricaceae
Kandungan : enzim papain, vitamin A, B, C. Khasiat dan kegunaan : anti
oksidan, menurunkan demam , mengencangkan otot, menurunkan tekanan darah
tinggi, menekan perkembangan sel tumor, mengurangi pembengkakan hati.




62

o. Lidah buaya

Nama latin:Aloe vera
Family: Asphodelaceae
Kandungan : protein- 0.08 %, lemak-0.067 %, karbohidrat 0.043 %, vitamin A-
4.594 IU, vitamin C-3.476 mg, mineral K,P,Ca, Fe, Na, Mn, Mg, cu, asam amino
17 macam. Khasiat dan kegunaan : menyembuhkan kanker, anti virus, meningkatkan
daya tahan tubuh, menghaluskan dan mengencangkan kulit, awet muda, menyuburkan
rambut.
p. Cabe Jawa

Nama latin:Piper retrofractum
Family: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Kandungan : zat aktif-minyak atsiri,piperin,piperidin. Khasiat dan kegunaan :
meningkatkan stamina, menghilangkan sakit, menghentikan pendarahan (hemostatik),
melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi.



63

BAB VI
PEMBAHASAN TUGAS KHUSUS

VI.1 HVAC PUSDOKKES BAGFARMAPOL
PUSDOKKES BAGFARMAPOL merupakan pelaksana teknis Kesehatan yang
memproduksi obat jadi. Sebagai industri farmasi, Lafiau mempunyai tugas utama yaitu
melaksanakan produksi obat jadi, pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan lainnya
dengan pengawasan kualitas dan persyaratan teknis kefarmasian untuk pelaksanaan
dukungan pelayanan kesehatan bagi seluruh anggota POLRI dan keluarganya. Ditinjau dari
sisi manajemennya, Bagfarmapol bukan lembaga yang didirikan untuk bisnis atau mencari
keuntungan (non profit), melainkan untuk memenuhi kebutuhan internal POLRI khususnya
obat-obatan dan perbekalan kesehatan lainnya. Meskipun demikian dalam pelaksanaan
operasionalnya sebagai industri obat, Bagfarmapol berusaha untuk menerapkan CPOB di
seluruh aspek kegiatan produksi guna menjamin mutu/ kualitas produk yang dihasilkan.
VI.1.1 SISTEM TATA UDARA
Pengertian Sistem Tata Udara
Sistem tata udara adalah sistem penanganan tata udara yang disyaratkan CPOB pada
saat pabrik farmasi melakukan aktivitas.persyaratan tersebut meliputi, kualitas udara, suhu,
kelembaban, dan pergantian udara/jam.
Tujuan Sistem Tata Udara :
1. Pasokan udara untuk karyawan
2. Menghindari kontaminasi silang antar produk
3. Menghindari kontaminasi produk kepada karyawan
4. Menghindari kontaminasi karyawan kepada produk
Sistem tata udara untuk keperluan industri dibagi menjadi dua golongan, yaitu untuk
memberikan kenyamanan lingkungan kerja dan untuk mengatur suhu, kelembaban dari udara
yang dipergunakan dalam proses produksi, penyimpanan, dan lingkungan kerja mesin.

64

Sistem pengaturan tata udara menggunakan Air Handling Unit (AHU) dengan Air
Conditioner (AC) sentral. Pemilihan Peralatan Air Conditioner Unit Mencakup :
1. Tempat yang tersedia untuk air conditioner tersebut
a. Memudahkan dalam pemeriksaan rutin.
b. Memudahkan dalam pemeliharaan periodic
2. Power consumption
a. Effisiensi dari peralatan tersebut
b. Sistem control yang terkait dengan peralatan tersebut
3. Sistem Air Conditioner
Dalam memilih system air conditioner harus diperhatikan :
a. Sistem tata udara yang akan digunakan
b. Kondisi udara dan air sekitar

Dalam mengatur kondisi udara didalam suatu ruang secara serentak yaitu untuk
mencapai kondisi udara yang dibutuhkan. Pengaturan tersebut meliputi :
a. Temperatur udara
b. Kelembaban udara
c. Kebersihan udara
d. Distribusi udara
e. Tekanan udara
f. Tingkat kebisingan

Besarnya tekanan udara dalam ruangan dihasilkan dari besarnya bukaan damper yang
terpasang diruangan dan merupakan variable pergantian udara perjam. Dipersyaratkan
sekurang-kurangnya mempunyai pertukaran udara 20 kali perjam pada ruang dengan pola
aliran yang baik.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem tata udara yaitu
1. Keadaan umum : Berdasarkan jenis bangunan baru atau lama, bentuk kontruksi.
2. Keperluan : Berdasarkan tingkat kebersihan, temperatur ruang, kelembaban ruang,
tekanan udara ruang, kontaminasi antar ruang.
65

3. Biaya : Berdasarkan biaya pengadaan peralatan mesin pendingin, pengadaan air filter,
instalasi (instalasi air ducting, pipa refrigerant, pipa chilled water/peralatan control,
listrik untuk mesin pendingin), operasi (operasional cost).

Pada prinsipnya sistem tata udara terdiri dari :
1. Blower/fan : Meniupkan udara keruangan-ruangan melalui ducting
2. Filter : Menyaring udara yang dikeluarkan blower/fan
3. Ducting : Menyalurkan udara dari blower keruangan (berfungsi seperti pipa air atau
selang air)
4. Damper : Mengatur besarnya tekanan yang akan masuk kedalam ruangan-ruangan.
5. Diffuser : Adalah ujung dari ducting yang membawa udara masuk kedalam ruangan
(supply grill) atau ujung dari ducting yang membawa udara keluar ruangan (retum
grill)

Pada system tata udara menggunakan filter untuk penyaring udara yang dikeluarkan
blower/fan. Filter adalah bahan yang digunakan untuk menyaring udara dalam Air Handling
System dengan tujuan untuk menghasilkan udara yang lebih bersih setelah melaluinya.
Tingkat kebersihan udara dalam ruangan dihasilkan dari filter yang terpasang pada
ducting yang berhubungan dengan ruangan tersebut.
Dalam AHS dikenal 3 jenis filter yang terpasang dalam pabrik farmasi :
1. Filter kasar atau coarse filter atau lazimnya disebut pre filter.
Filter ini mempunyai efisiensi 30%-40%.
2. Filter menengah atau medium filter
Filter ini mempunyai efisiensi 85%-95%
3. Filter halus atau HEPA (High Efficiency Particulate Air)
Filter ini mempunyai efisiensi 99,997%.
Pre-filter dan medium filter terpasang dalam rumah filter (bahasa populernya :
housing) sedangkan filter HEPA terpasang dalam ruangan. Pemasangan pre-filter untuk
mengurangi beban medium filter dan komponen blower/fan, sedangkan pemasangan medium
filter untuk mengurangi beban HEPA filter.

66

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan Air Filter adalah :
Effisiency Air Filter harus sesuai dengan tingkat kebersihan yang akan dicapai.
Jenis filter media
Kapasitas air filter harus sesuai dengan jumlah pertukaran udara yang diperlukan.
Initial Resistance air filter dan Rec.Final Resistance
a. Menentukan waktu penggantian air filter
b. Menentukan kebutuhan daya listrik motor fan
Kualitas filter udara yang dihasilkan yaitu :
1.Partikel
Syarat bagi partikel :
a. Ukuran = 0,5 Partikel dengan ukuran = 0,5 dalam ruang pengolahan non
steril, dibatasi jumlahnya.
b. Tidak pathogen
c. Jumlah partikel dihitung saat pabrik belum beroperasi
d. Jumlah partikel dihitung memakai particle counter
2. Kelas 100
1. Arti
a. Udara mengandung partikel 100/feet3
b. Udara dihasilkan dari filter HEPA yang terpasang pada seluruh langit-langit atau
satu sisi dinding yang meniupkan udara kedalam ruangan.
c. Filter akhir yang terdapat pada seluruh area tersebut adalah filter HEPA dengan
efisiensi 99,997%
d. Terminal HEPA filter adalah plafond atau dinding
2. Lokasi
a. Dalam ruangan Laminar Air Flow (LAF)
b. Dalam ruangan atau kamar yang seluruh langit-langit (plafond) atau 1 sisi dinding
terdiri dari filter HEPA
3. Disyaratkan bagi
a. Ruang dalam (Bench) Laminar Air Flow (LAF)
b. Aktivitas pengisian sediaan steril

67

3. Kelas 10.000 (White)
1. Arti
a. Udara mengandung partikel max 10.000/feet3
b. Udara dihasilkan dari filter HEPA yang terpasang pada terminal tertentu yang
meniupkan udara kedalam ruangan.
c. Filter akhir yang terdapat pada terminal tertentu tersebut adalah filter HEPA dengan
efisiensi 99,997%
d. Inlet air griff adalaf filter HEPA
2. Lokasi
a. Dalam ruang pengolahan steril
b. Dalam ruang LAF-lab. Mikrobiologi
3. Disyaratkan bagi
Ruangan pengolahan steril

4. Kelas = 100.000 (Grey)
1. Arti
a. Udara mengandung partikel = 100.000/feet3
b. Udara dihasilkan dari filter MEDIUM yang terpasang pada blower/fan untuk
menyaring udara yang akan ditiupkan melalui ducting kedalam ruangan
2. Lokasi
a. Dalam ruang pengolahan sediaan non steril
b. Dalam ruang sampling
3. Disyaratkan bagi
Ruang pengolahan sediaan non sterilsted

5. Kelas > 100.000 ( Black)
1. Arti
a. Udara mengandung partikel > 100.000/feet3
b. Udara dihasilkan dari filter kasar atau pre filter yang terpasang pada blower/fan untuk
menyaring udara yang akan ditiupkan melalui atau tanpa ducting kedalam ruangan.

68

2. Lokasi
Dalam ruang non pengolahan
3. Disyaratkan bagi
Ruang non pengolahan

Prinsip pasokan udara dalam system tata udara :
1.Unit AHU Black menghasilkan udara berkualitas black untuk (diartikan : mengatur tata)
udara diarea black.
2.Unit AHU Grey menghasilkan udara berkualitas Grey untuk memasok (diartikan :
mengatur tata) udara diarea Grey
3.Unit AHU White menghasilkan udara berkualitas White untuk memasok (diartikan :
mengatur tata) udara diarea White

Cleanroom
Sebuah ruangan dimana kosentrasi partikel yang berterbangan (air-borne particles)
dikontrol dengan suatu batasan-batasan khusus. Selain mengontrol partikel yang
berterbangan diudara juga dilakukan pengontrolan terhadap :
1. Temperatur udara
2. Kelembaban udara
3. Pola aliran udara
4. Gerakan udara
5. Tekanan udara
6. Penerangan/lighting
Industri-industri yang menggunakan clean room :
1. Industri Farmasi
2. Industri Elektronik
3. Industri barang yang memerlukan ketepatan tinggi
4. Industri Makanan
5. Rumah sakit
6. Laboratorium
7. Peternakan dan pertanian
69

VI.2 TINJAUAN LAB QC PT. MARTINA BERTO, TBK
Kecantikan merupakan usaha dasar PT. Martina Berto, Tbk dengan berfokus pada
bahan alam sebagai sumber kecantikan yang tidak akan pernah habis-habisnya. Dengan
perpaduan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan alam diharapakan dapat memecahkan
berbagai persoalan kecantikan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menciptakan
kosmetika terbaik dari bahan alam yang diproses dengan teknologi modern (Nature Techno
Beauty).
Prasarana analisis produk dan produksi pada PT Martina Berto TBK, terdiri atas 8
laboratorium, laboratorium-laboratorium pada Martina Berto adalah laboratorium QC
(Quality Control), Processing Area, Liquid Processing Area, utilities, lipstick processing
area, decorative packing area, laboratorium research and development dan lab
instrumentation
Pengawasan Mutu (Quality Control)
Bagian quality control melakukan pengawasan mutu secara menyeluruh, mulai dari
incoming material, in process control, dan outgoing product. Incoming material meliputi
pemeriksaan terhadap bahan baku dan bahan kemas. Sedangkan in proces control meliputi
pemeriksaan terhadap produk ruahan dan produk antara (work in process) serta pengawasan
di line produksi dan pengemasan.
Pemeriksaan outgoing product meliputi pemeriksaan terhadap produk yang telah
dikemas dalam inner/master box pada tahap akhir pengemasan sebelum dikirim ke gudang
transit.
Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh QC mengacu pada standar yang telah
ditetapkan. Standar yang digunakan adalah standar mutu internal yang dibuat oleh R&D.
Acuan digunakan untuk penetapan standar adalah berbagai kompendial seperti Farmakope
Indonesia, BP, USP, dan sebagainya.
Laboratorium QC terdiri dari 5 bagian pemeriksaan yaitu : (1) pemeriksaan raw
material, (2) pemeriksaan packaging material, (3) pemeriksaan bulk work in process, (4)
pemeriksaan mikrobiologi, dan (5) pemeriksaan in process control dan outgoing product.
Pemeriksaan raw material dilakukan terhadap setiap bahan baku yang datang dari supplier.
Staf QC yang bertugas sebagai sampler bahan baku yang akan menyampling bahan baku
yang telah diberi status karantina. Jumlah sampel yang disampling adalah n+1 (n=kemasan)
70

untuk jumlah kemasan diatas 20 buah. Sedangkan kemasan dalam jumlah dibawah 20 maka
akan diperiksa secara keseluruhan. Jumlah sampel yang diambil dalam tiap kemasan
disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan.
Acuan pada pemeriksaan bahan baku adalah standar bahan baku internal yang
ditetapkan R&D standardisasi. Secara umum bahan baku yang diperiksa meliputi bahan baku
cair, wax atau granular, serbuk, zat warna, dan parfum.
Setiap hasil uji diberi label status sesuai hasil pemeriksaannya. Label status tersebut
antara lain label released (warna hijau) untuk pemeriksaan yang memenuhi spesifikasi
pemeriksaan. Label rejected (warna merah) untuk hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi
spesifikasi pemeriksaan. Label hold (warna jingga) untuk hasil pemeriksaan yang
memerlukan keputusan penanganan lebih lanjut. Bahan baku released dipindahkan
penyimpanannya dari ruang karantina ke ruang penyimpanan bahan baku.
Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada dilakukan pemeriksaan ulang. Setiap
bahan baku memiliki masa periksa ulang yang berbeda. Bahan baku cair mempunyai masa
periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan 3 bulan untuk bahan
yang sensitif. Bahan baku serbuk mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali untuk bahan
yang tidak sensitif dan 6 bulan untuk bahan yang senstif. Sedangkan bahan baku parfum
mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali dan zat warna 2 tahun sekali.
Pemeriksaan packaging material sama seperti pemeriksaan bahan baku. Parameter
pemeriksaan berdasarkan standar bahan kemas yang telah ditetapkan oleh R&D. Packaging
material terdiri dari wadah kemas dan kemas cetak.Kemas cetak meliputi sticker, barcode,
shrink label, dan dos wadah kemas. Pemeriksaan wadah kemas meliputi pemeriksaan warna,
bentuk, dimensi, uji kebocoran, berat, daya cengkram, uji printing, body text, dan uji fungsi.
Uji kebocoran wadah yang dilakukan ada 3 macam yaitu uji kebocoran positif, uji kebocoran
negatif, dan uji kebocoran dengan air pressure. Ketiga metode tersebut dilakukan tergantung
dari jenis wadah kemas. Biasanya wadah botol dilakukan uji kemas positif dan negatif,
sedangkan wadah kemas yang tube dilakukan uji kebocoran dengan air pressure. Sama
seperti wadah kemas, pemeriksaan kemas cetak meliputi warna, bentuk, dimensi, uji printing,
body text, jenis material, berat jenis, daya rekat, dan uji fungsi terhadap wadah.
Bahan kemas cetak yang datang dari supplier, dibuatkan BPPB (Bon Penerimaan
Pembelian Barang) oleh petugas gudang dan masuk ke dalam ruang karantina. Kemudian
71

sampler QC akan melakukan sampling sejumlah tertentu yang telah ditetapkan oleh standar
sampling. Semua sampel tersebut terlebih dahulu diperiksa oleh sampler, kemudian dibawa
ke laboratorium QC untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih detail. Apabila dari hasil
pemeriksaan dtemukan banyak ketidaksesuaian, maka akan dilakukan sampling ulang dan
diperiksa kembali untuk memastikan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan bulk WIP dilakukan terhadap bulk, bulk ruahan, dan produk antara baik
liquid dan dry. Bulk WIP disampling oleh staf QC yang bertugas sebagai sampler. Jumlah
bulk liquid yang disampling mengikuti aturan n+1, dimana n adalah jumlah tempat
penyimpanan bulk. Sampel liquid yang disampling merupakan hasil produksi pada t-24,
karena sebelum disampling sampel harus dalam keadaan dingin. Parameter pemeriksaan
untuk bulk liquid
berdasarkan SPR (standar produk ruahan) yang ditetapkan oleh R&D dan hasilnya
dicatat dalam buku hasil pemeriksaan serta diberi nomor CA dan label status. Bulk liquid
yang sudah memenuhi persyaratkan dari standar dapat langsung dikemas, dan apabila hasil
pemeriksaan tidak memenuhi syarat maka bulk liquid akan diberikan status hold dan
dilakukan penelusuran. Bulk dengan status hold jika masih memungkinkan dilakukan
rework, tapi jika tidak memungkinkan akan diberi status reject dan dimusnahkan. Parameter
pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH, densitas, warna, titik leleh,
dan homogenitas.
Berbeda dengan bulk liquid, pemeriksaan terhadap bulk dry dilakukan terhadap
produk antara dan ruahan. Produk antara merupakan produk hasil produksi yang masih
mengalami pengolahan selanjutnya sebelum siap kemas. Sedangkan produk ruahan
merupakan produk hasil produksi yang dapat langsung dikemas. Parameter untuk
pemeriksaan bulk dry antara lain homogenitas, warna, densitas, moisture content, dan titik
leleh (standar ditetapkan oleh R&D).
Pemeriksaan mikrobiologi juga menjadi bagian dari pengawasan mutu. Parameter
mikrobiologi menjadi perhatian penting bagi produk kosmetik karena resiko kontaminasi
dapat berasal dari berbagai sumber meskipun dalam produk sudah mengandung bahan
antimikroba.
Selain pemeriksaan produk, juga dilakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap bahan
baku dan bahan kemas yang rentan terhadap pertumbuhan mikroba. Bahan baku tertentu
72

seperti bahan yang kaya akan air dan nutrisi makanan untuk mikroba juga dilakukan
pemeriksaan mikrobiologi terhadap bahan tersebut. Parameter pemeriksaan yang dilakukan
antara lain Angka Lempeng Total (ALT), angka kapang dan khamir, serta bakteri patogen.
Standar pemeriksaan mikrobiologi mangacu pada standar BPOM.
Air yang dipakai untuk produksi juga dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Biasanya
dilakukan satu bulan sekali untuk parameter mikrobiologi dan satu minggu sekali untuk
pemeriksaan pH (pH 6.5 7.5). Pemeriksaan mikrobiologi juga dilakukan pada ruang
produksi, air untuk mencuci, dinding, dan lantai serta mesin produksi. Hal ini berkaitan
dengan salah satu aspek pada CPKB yaitu sanitasi dan higienisitas.
Untuk melaksanakan pengawasan mutu secara menyeluruh, pemeriksaan lain yang
penting dilakukan adalah pemeriksaan IPC (In Process Control) dan outgoing product.
Pemeriksaan IPC dilakukan pada tahap awal, tengah, dan akhir pengemasan.

Parameter yang diperiksa oleh IPC antara lain :
a) Kelengkapan lampiran pada PCO (packing order) dan LPK (lembar petunjuk
kemas),
b) Kesesuain pada produk dan kemasan,
c) Hasil penimbangan,
d) Kesesuaian kemasan,
e) Penampilan produk,
f) Fungsi kemasan,
g) Kelengkapan kemasan,
h) Tahap akhir pengemasan meliputi pengecekan nama dan isi produk, nomor batch,
nomor regestrasi/notifikasi, segel, pengambilan retained sample, periksa PSP
penimbangan, inner box.
Untuk produk dry seperti make up base, lipstik, dan dekoratif dilakukan pemeriksaan
outgoing product. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap produk yang telah dimasukkan dalam
inner/master box. Pada pemeriksaannya disesuaikan nama produk dan nama pada inner box,
nomor batch, nomor registrasi/notifikasi, expired date, jumlah produk, dan kondisi produk
serta kelengkapan produk.

73

VI.3 Laboratorium Kimia Fisika Universitas Muhammadiyah Prof. Dr HAMKA
VI.3.1Pendahuluan
Kimia analisa adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan
material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional,
kimia analisa dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif bertujuan
untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia,
baik organik maupun inorganik, sedangkan analisa kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
Salah satu cabang dari kimia analisis adalah kimia farmasi analisis. Kimia Farmasi
Analisis dapat didefinisikan sebagai penerapan berbagai teknik, metode, dan prosedur kimia
analsis untuk menganalisis bahan-bahan atau sediaan farmasi. Pada awalnya, tujuan kimia
analisis adalah terkait dengan penentuan komposisi suatu senyawa dalam suatu bahan atau
sampel yang lazim disebut dengan kimia analisis kualitatif (Gandjar dan Rohman, 2007).
Dengan kata lain, kimia analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
(keberadaan) suatu unsur atau senyawa kimia baik organik maupun anorganik
(id.wikipedia.org). Dalam kimia analisis modern, aspek-aspeknya tidak hanya mencakup
kimia analisis kualitatif, akan tetapi juga mencakup kimia analisis kuantitatif baik dengan
metode konvensional maupun dengan metode modern. Kimia analisis kuantitatif bertujuan
untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan (id.wikipedia.org).
VI.3.2 Jenis analisa
Analisa farmasi kualitatif ini meliputi analisa secara: Fisika Identifikasi secara
organoleptis (bentuk, warna, bau, rasa dan lainnya), kelarutan, tetapan fisika (titik lebur, titik
beku, titik didih, berat jenis, viskositas, dan lainnya), mikroskopis (melihat partikel obat
menggunakan mikroskop). Kimia Analisa dengan menambahkan zat-zat kimia ke dalam
bahan obat/obat yang diperiksa sehingga menimbulkan reaksi-reaksi tertentu yang dapat
diidentifikasi secara kasat mata seperti terbentuknya endapan, warna, bau dan lainnya.
Mikroskopis Analisa ini adalah dengan melihat partikel dari unsur/senyawa yang terkandung
dalam bahan obat/obat. Dapat dilihat langsung menggunakan mikroskop, atau direaksikan
terlebih dahulu dengan zat kimia tertentu kemudian dilihat menggunakan mikroskop.
74

Instrumental Yaitu analisa/penentuan jenis suatu unsur/senyawa dari suatu bahan obat
menggunakan instrumen/alat yang kompleks/modern seperti spektrofotometer, kromatografi,
Atomic Absorbans Spektrofotometri (AAS), dan lainnya.
Analisa farmasi kuantitatif ini meliputi analisa secara: Gravimetri Analisa dengan cara
memisahkan senyawa atau campuran menjadi unsur tertentu dalam bentuk murni dan
dihitung jumlah/kadar zat yang akan diperiksa berdasarkan penimbangan/ berat. Volumetri
Yaitu analisa kadar suatu unsur/senyawa kimia dalam suatu larutan yang berasal dari bahan
obat/obat dengan cara direaksikan dengan zat lain yang kadar/konsentrasinya telah diketahui.
Instrumental Yaitu analisa jumlah/kadar suatu unsur/senyawa dari suatu bahan obat
menggunakan instrumen/alat yang kompleks/modern seperti spektrofotometer, kromatografi,
dan lainnya.

VI.3.3 Metode Analisa
Pada dasarnya metode analisis dibagi menjadi 2, yakni metode klasik atau metode
konvensional dan metode modern. Metode konvensional terdiri atas metode gravimetri dan
metode volumetri. Metode Gravimetri berdasarkan pada penimbangan berat konstan suatu
senyawa yang dianilis. Metode Volumetri merupakan metode analisis yang mendasarkan
pada pengukuran volume larutan baku yang beraksi dengan senyawa yang akan dianlisis dan
reaksinya berlangsung secara kuantitatif (Gandjar dan Rohaman, 2007).
Secara umum metode modern lebih unggul dibandingkan dengan metode
konvensional, karena metode modern menawarkan kepekaan yang tinggi (batas deteksinya
kecil), jumlah sampel yang diperlukan sedikit, dan waktu penerjaannya relatif cepat karena
beberapa metode modern (seperti kromatografi), selain dapat untuk melakukan analisis
kuantitatif juga dapat digunakan untuk melakukan pemisahan senyawa terhadap sampel.
Kelemahan dari metode modern, hampir semua analisis dilakukan dengan menggunakan
baku rujukan. Kelemahan yang lain pada metode modern adalah terkait dengan
reprodusibilitasnya yang rendah dibandingkan dengan metode konvensional (Gandjar dan
Rohman, 2007).
Dasar-dasar yang harus dikuasai dalam menguasai kimia analisis :
75

1. Lambang unsur
2. Rumus empiris, adalah rumus kimia yang menyatakan rasio perbandingan terkecil dari
atom -atom pembentuk senyawa.
Contoh : rumus empiris glukosa : CH2O (http://www.chem-is-try.org)
3. Valensi, adalah bilangan yang menyatakan berapa banyaknya atom H atau atom lain yang
ekeuvalensi dengan H.
Contoh : HCl = valensi atom Cl = 1
H2S = valensi atom S = 2
CH4 = valensi atom C = 4
4. Bilangan Oksidasi, adalah bilangan yang identik dengan valensi tetapi dengan tanda yang
menyatakan sifat muatan ketika terbentuk dari atomnya yang netral (HClO,HClO2,HClO3
HClO4)
5. Rumus bangun atau struktur : konsep dari valensi (komposisi senyawa) : C6H6,C6H6O
Rumus empiris sama belum tentu rumus struktur sama.
Contoh : rumus struktur glukosa (C6H12O6) pada gambar 1

Gambar 1. D - Glukosa
76

6. Persamaan reaksi kimia, adalah penulisan suatu reaksi atau perubahan kimia yang
mengacu ada hukum hukum dasar kimia. Penulisan persamaan reaksi memberikan
kesederhanaan tentang sebuah reaksi. Misalnya jika kita mereaksikan antara larutan timah
hitam nitrat dengan kaliu iodida(gambar 2). Persamaan reaksinya dapat dituliskan dengan
tanda tanda yang menyertainya seperti dibawah ini.












VI.3.4 Instrumen Laboratorium
Instrumen yang terdapat didalam Laboratorium Kimia Farmasi Analisis UHAMKA
adalah :
a. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kromatografi Cair Tenaga Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang tidak

Gambar 2
Mereaksikan Timah Hitam Nitrat
dengan kalium
iodida dan membentuk endapan
kuning

Pb(NO3)2(aq) + 2Kl(aq) Pbl2(s) +
2KNO3(aq)
Penyederhanaan menggunakan istilah-
istilah seperti ;
+ (ditambah) "bereaksi dengan"
(tanda panah) "menghasilkan"
dan keterangan tentang zat-zat yang
terlibat dalam reaksi kimia adalah ;
(s) padatan (s = solid),
(g) gas (g = gas),
(l) cairan atau leburan (l = liquid),
(aq) terlarut dalam air (aq = aquous).
Persamaan reaksi di atas, dibaca dengan
Pb-nitrat yang terlarut dalam air bereaksi
dengan kalium iodida yang terlarut dalam
air menghasilkan Pb-iodida berbentuk
endapan dan kalium nitrat yang terlarut
dalam air (http://www.chem-is-try.org).

77

destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. KCKT
paling sering digunakan untuk : menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti
asam-asam amino, asam- asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis;
menetukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis,
atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi.
Pada HPLC terdapat kolom terbuka yaitu :
1. Low pressure (tekanan rendah)
2. High pressure (tekanan tinggi 76 bar biasanya memakai satuan kpa/kilo paskal).
Pada HPLC terdapat oven untuk pemanas karena pada partikel kecil, cairan ditekan
terjadi gesekan maka digunakan pendingin dan tekanan tinggi (cairan ditekan
menggunakan pompa kemudian didorong, jika ditarik cairan masuk). Tekanan harus
76 bar, antara fase diam dan fase gerak terjadi gesekan sehingga temperatur
meningkat maka harus diturunkan (dengan pendingin liebig/ ion exchange) karena
ikatannya bisa lepas dan bisa juga terjadi bleeding.
Temperatur pada HPLC digunakan untuk menjaga temperatur dalam kolom konstan
sehingga KD tetap.
b. Rotary Evaporator
Suatu alat penguap yang berputar atau rotavap adalah suatu alat yang
digunakan di dalam laboratorium Biokimia untuk penguapan yang lembut dan efisien
tentang bahan pelarut. Komponen utama dari suatu alat penguap yang berputar adalah
suatu sistem ruangan hampa, terdiri dari suatu ruang hampa memompa dan
pengontrol, berputar yang botol penguapan dapat dipanaskan cairan, dan suatu
pemadat dengan suatu air kondensasi yang mengumpulkan botol (Craig, dkk., 1950).
c. Spetrofotometer UV-VIS
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya
oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar
ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar
tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi
78

elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer
UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi
dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang
gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).

d. Spetrofotometer IR
Berdasarkan namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometer ini
berdasar pada penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah
terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan dan jauh. Infra merah pada
spektrofotometer adalah infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang
gelombang 2.5-1000m. Pada spektrofotometer IR meskipun bisa digunakan untuk
analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya
spektrofotometer IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu
senyawa, terutama senyawa organik.
e. Kromatografi Gas
Kromatografi gas adalah cara pemisahan kromatografi menggunakan
gas sebagai fasa penggerak. Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi
dengan fasa tidak bergerak yang terdiri dari bahan terbagi halus yang cocok. Gas
pembawa mengalir melalui kolom dengan kecepatan tetap, memisahkan zat dalam gas
atau cairan, atau dalam bentuk padat pada keadaan normal. Cara ini digunakan untuk
percobaan identifikasi dan kemurnian, atau untuk penetapan kadar.
VII.4 Buah di Balai Konservasi Kebun BALITTRO Bogor
VII.4.1 Delima
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
79

Ordo: Myrtales
Famili: Lythraceae
Genus: Punica
Spesies: P. granatum
Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5-8
m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan
didaerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada
berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan
Asia Tenggara. Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai
tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah
gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam
di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat
dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 25 m. Batang berkayu, ranting
bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih
muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, sampai lanset, pangkal
lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan letaknya berkelompok.
Helaian daun bentuknya lonjong mengkilap, panjang 19 cm, lebar 0,52,5 cm, warnanya
hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang
paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu.
Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 512 cm,
warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu
kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya
banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun
tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih.Dikenal tiga macam delima, yaitu
delima putih, delima merah, dan delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau
cangkok. Pome atau delima sering ditanam sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena
buahnya yang dapat dimakan. Buah delima dapat dimakan dalam keadaan segar, sebagai
campuran rujak buah, salad buah, jus atau sari buah. Untuk membuat jus delima sebaiknya
diminum dengan bijinya karena di dalam biji banyak terkandung senyawa polifenol.
Kandungan Gizi Delima - Promegranate
Delima, hanya arils nilai gizi per 100 g (3.5 oz)
80

Energi 346 kJ (83 kcal)
Karbohidrat 18,7 g
Gula 13.7 g
Diet serat 4,0 g
Lemak 1,2 g
Protein 1,7 g
Thiamine (Vit. B1) 0.07 mg (5%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,05 mg (3%)
Niacin (Vit. B3) 0,29 mg (2%)
Asam pantotenat (B5) 0,38 mg (8%)
Vitamin B6 0,08 mg (6%)
Folat (Vit. B9) 38 mg (10%)
Vitamin C 10 mg (17%)
Kalsium 10 mg (1%)
Besi 0,30 mg (2%)
Magnesium 12 mg (3%)
Fosfor 36 mg (5%)
Kalium 236 mg (5%)
Seng 0,35 mg (3%)
Source: USDA Nutrient database

Manfaat delima
Mengandungi antioksidan
Kajian menunjukkan bahawa kandungan antioksidan dalam buah delima adalah dua atau tiga
kali lebih tinggi berbanding anggur merah. Malah, kualiti antioksidan juga dikatakan lebih
baik daripada buah beri biru,cranberry serta oren kerana polifenol dalam buah delima juga
lebih tinggi. Fungsi Antioksidan ialah ianya dapat melawan radikal bebas yang dapat
merosakkan sel dalam badan kita. Kerosakan sel akan menyebabkan pelbagai penyakit
termasuklah kanser, penyakit jantung dan alzheimer.
Melindungi jantung
81

Berdasarkan kajian Proceedings of the National Academy of Sciences,didapati bahawa jus
delima dapat mencegah pengerasan arteri dan penyakit lain seperti serangan jantung dan
stroke. Buah delima dapat mencegah daripada tompokan plak yang menyebabkan plak
tersumbat di arteri dan buah delima juga dapat meluruhkan tompokan plak yang terlekat di
arteri. Dalam Journal of Cardiology, menyatakan pesakit koroneri (PJK) yang jus buah
delima setiap hari selama tiga bulan menunjukkan peningkatan aliran darah kejantung
sebanyak 1 %. Aliran darah menurun sebesar 18%.
Menurunkan kadar kolesterol
Menurut penelitian di American Journal of Clinical Nutrition, antioksidan dalam buah delima
dapat
mengurangkan oksidasi LDL (kolesterol jahat) pada tikus. Hal ini menurunkan kadar LDL
dan meningkatkan HDL (kolesterol baik).
Mencegah dan mengubati kanser
Buah delima memiliki khasiat mencegah dan mengubati berbagai jenis kanser: Jus buah
delima dapat menghancurkan sel-sel kanser payudara dan membiarkan sel-sel sehat. Buah
delima juga dapat mencegah pembentukan sel kanser payudara. Ekstrak biji delima yang
kaya dengan polifenol dapat memulihkan sel-sel leukemia kembali menjadi normal. buah
delima juga dapat membantutkan perkembangan kanser paru-paru dan kanser prostat. Dalam
sebuah penelitian terhadap 50 lelaki yang telah menjalani pengubatan kanser prostat, yang
minum 205g jus delima setiap hari dapat melambatkan penggandaan PSA (ukuran
perkembangan kanser prostat) dan dapat mengurangkan rawatan seperti kimoterapi atau
terapi hormon.
Mencegah dan memperlambat penyakit Alzheimer
Dalam sebuah studi, tikus yang dibiakkan untuk mengembangkan penyakit Alzheimer diberi
jus delima. Mereka mengakumulasi plak amiloid yang lebih sedikit dan melakukan tugas-
tugas mental yang lebih baik. Sumber nutrisi sebiji buah delima memiliki sekitar 40 %
vitamin C harian untuk orang dewasa, bersama dan ianya juga mengandungi folat, serat,
kalium, niasin dan vitamin A dan E.
Khasiat Buah delima untuk kecantikan kulit
Sumber asid folat dan antioksidan dalam buah delima memberi kesan semula jadi kerana
dapat merangsang, menyaktoksid dan meningkatkan kecantikan kulit semula jadi.
82

Kandungan gula Buah delima mampu bertindak sebagai bahan skrub untuk menyingkirkan
sel-sel kulit mati. Hasilnya kulit akan kelihatan segar dan muda selalu. Buah delima juga
boleh digunakan untuk menghilangkan jerawat, caranya sangat mudah .Selepas makan buah
delima jangan buang kulitnya, ambil kulit buah delima, jemur sehingga kulitnyer kecut,
kemudian kisar atau tumbuk sehingga ianya menjadi serbuk.Kemudian simpan dalam
bekas..dan apabila nak digunakan ambik sedikit serbuk tadi tambahkan sedikit air perahan
limau nipis dan sapukan pada wajah. Biarkan sehingga
kering kemudian basuh.
Khasiat Buah delima untuk ibu mengandung
Buah delima dapat melindungi otak bayi semasa kelahiran. Dalam sebuah kajian Pediatric
Research
dinyatakan bahawa dengan hanya meminum jus buah delima selama kehamilan dapat
membantu melindungi otak bayi yang baru lahir. Jus buah delima dapat melahirkan anak
yang sihat dan cerdas. Bagi ibu yang mengandung ,buah delima merupakan buah terbaik
untuk dimakan kerana ianya kaya dengan kandungan asid folik yang dapat mencegah
kecacatan tiub saraf yang menyebabkan kerosakan pada sumsum tulang belakang dan
lelangit bibir sumbing pada bayi. Jus buah delima juga dapat mengelakkan kejang kaki yang
biasa dihadapi oleh wanita hamil.
Tips memilih buah delima
Ketika membeli buah delima, pilih buah delima yang berat dan kulitnyer bersih tanpa cela
dan kulit tak merekah-rekah. Buah Delima boleh tahan selama 6 bulan kalau disimpan dalam
kulkas. Cara memakan buah delima, terlebih dahulu kopek kulitnya dan hiris kulitnya dari
atas ke bawah pada tiga atau empat bahagian. Dan mulakan aktiviti mengutil isi buahnya ke
dalam mangkuk.dan nikmati keenakannya.







83

VI.4.2 PACE / MENGKUDU
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Asterids
Ordo: Gentianales
Famili: Rubiaceae
Genus: Morinda
Spesies: M. citrifolia
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon
mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan
buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan
ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Secara tradisional, masyarakat
Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan
sebagai salah satu bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa.
Karena itu, mengkudu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu
mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Buah majemuk, terbentuk dari
bakal-bakal buah yang menyatu dan bongkol di bagian dalamnya; perkembangan buah
bertahap mengikuti proses pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung bongkol menuju
ke pangkal; diameter 7,5-10 cm. Permukaan buah majemuk seperti terbagi dalam sekat-sekat
poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari sisa bakal buah
tunggalnya. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi putih kekuningan, dan
akhirnya putih pucat ketika masak. Daging buah lunak, tersusun dari buah-buah batu
berbentuk piramida dengan daging buah berwarna putih, terbentuk dari mesokarp. Daging
buah banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang
timbul karena pencampuran antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom karbon),
C10), asam kaproat (C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir bersifat
antibiotik aktif.
Sejarah Pemanfaatan Mengkudu
Mengkudu berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, penduduk Asia Tenggara
bermigrasi dan mendarat di kepulauan Polinesia, mereka hanya membawa tanaman dan
hewan yang dianggap penting untuk hidup di tempat baru. Tanaman-tanaman tersebut
84

memiliki banyak kegunaan, antara lain untuk bahan pakaian, bangunan, makanan dan obat-
obatan, lima jenis tanaman pangan bangsa Polinesia yaitu talas, sukun, pisang, ubi rambat,
dan tebu. Mengkudu yang dalam bahasa setempat disebut "Noni" adalah salah satu jenis
tanaman obat penting yang turut dibawa. Bangsa Polinesia memanfaatkan "Noni" untuk
mengobati berbagai jenis penyakit, diantaranya: tumor, luka, penyakit kulit, gangguan
pernapasan (termasuk asma), demam dan penyakit usia lanjut. Pengetahuan tentang
pengobatan menggunakan Mengkudu diwariskan dari generasi ke generasi melalui nyanyian
dan cerita rakyat.
Tabib Polinesia, yang disebut Kahuna adalah orang memegang peranan panting dalam
dunia pengobatan tradisional bangsa Polinesia dan selalu menggunakan Mengkudu dalam
resep pengobatannya. Laporan-laporan tentang khasiat tanaman Mengkudu juga terdapat
pada tulisan tulisan kuno yang dibuat kira-kira 2000 tahun yang lalu, yaitu pada masa
pemerintahan Dinasti Han di Cina. Bahkan juga dimuat dalam cerita-cerita pewayangan yang
ditulis pada masa pemerintahan raja-raja di pulau Jawa ratusan tahun yang lalu.
Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian bahan-bahan pewarna alami
sampai ke wilayah-wilayah kolonisasi, karena pada masa itu pewarna sintetis belum
ditemukan. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa menemukan zat pewarna alami yang berasal
dari akar Mengkudu, dan kemudian diberi nama "Morindone" dan "Morindin". Dari hasil
penemuan inilah, nama "Morinda" diturunkan.
Berikut adalah tabel sejarah perkembangan Morinda citrifolia:
Tahun Keterangan
100 M Imigran dari Asia Tenggara tiba di Kep. Polinesia dengan membawa bibit Mengkudu.
1849 Orang-orang Eropa menemukan zat pewarna dari akar Mengkudu, yaitu Morindon dan
Morindin.
1860 Penggunaan Mengkudu untuk pengobatan mulai ditulis dalam literatur Barat.
1950 Penemuan zat antibakteri pada buah Mengkudu.
1960-1980 Riset-riset ilmiah dilakukan untuk membuktikan bahwa Mengkudu dapat
menurunkan tekanan darah tinggi.
1972 Ahli biokimia, Dr. Ralph Heinicke mulai melakukan penelitian tentang xeronine dan
Mengkudu.
1993 Penemuan zat anti kanker (damnacanthal) di dalam buah Mengkudu.
85

Orang-orang Eropa mengetahui khasiat Mengkudu sekitar tahun1800, yang diawali
dengan pendaratan Kapten Cook dan para awaknya di Kepulauan Hawaii (tahun 1778).
Kedatangan mereka turut membawa penyakit-penyakit baru, antara lain gonorrhea, sipilis,
TBC, kolera, influenza, pneumonia yang dengan cepat mewabah ke seluruh wilayah Hawaii
dan mengakibatkan kematian ribuan penduduk. Bahkan pengobatan tradisional masyarakat
setempat tidak sanggup melawan penyakit-penyakit tersebut.
Para peneliti Eropa yang datang kemudian melakukan pencarian dan penelitian tentang
sejarah dan kebudayaan bangsa Polinesia, termasuk sistem pengobatan tradisionalnya. Dan
pada tahun 1860, pengobatan alamiah menggunakan Mengkudu mulai tercatat dalam
literatur-literatur Barat.
KANDUNGAN SENYAWA MENGKUDU

Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada
lemak/minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi
tubuh. Zat-zat terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan selsel
tubuh.
Zat Anti-bakteri
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti
bakteri. Zat-zat yang terdapat di dalam buah Mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan
melawan golongan bakteri infeksi: Pseudonzonas aeruginosa, Proteus morganii,
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Pengujian selanjutnya
menunjukkan bahwa kegiatan zat anti-bakteri dalam buah Mengkudu dapat mengontrol dua
golongan bakteri yang mematikan (pathogen), yaitu: Salmonella dan Shigella. Penemuan zat-
zat anti bakteri dalam sari buah Mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat
penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh
bakteri.
Asam
Asam askorbat yang ada di dalam buah Mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa.
Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk
menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping
proses metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan
86

tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam lemak. Asam
kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam
pada buah Mengkudu.
Nutrisi
Secara keseluruhan Mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi lengkap. Sebagian
besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun sekarang, menggunakan buah Mengkudu
sebagai makanan utama. Penduduk asli kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah
Mengkudu untuk dapat bertahan hidup pada waktu kelaparan Demikian pula, para prajurit
yang menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk
mengkonsumsi buah Mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga. Zat-zat nutrisi yang
dibutuhkan tubuh antara lain: karbohidrat, protein, vitamin, dan mineralmineral esensial juga
tersedia dalam buah maupun daun Mengkudu. Selenium adalah salah satu contoh mineral
yang banyak terdapat pada Mengkudu dan merupakan antioksidan yang hebat.

Scopoletin
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari
buah Mengkudu. Zat-zat scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai
tambahan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang
terdapat dalam buah Mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi
penting di dalam tubuh manusia. Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah
yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin juga
telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur)
terhadap Pythium sp dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi.

Zat Anti-kanker (Damnacanthal)
Beberapa penelitian terbaru tentang Mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-
zat antikanker (damnacanthal ). Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti
kanker pada ekstrak Mengkudu ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat
merangsang pertumbuhan struktur normal dari sel-sel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker)
pada 500 jenis ekstrak tumbuhan. Ternyata zat anti kanker pada Mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
87

Xeronine dan Proxeronine
Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah Mengkudu adalah xeronine. Xeronine
dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang berfungsi untuk
mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel. Xeronine ditemukan
pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah Mengkudu hanya
mengandung sedikit xeronine, tetapi mengandung bahan-bahan pembentuk (prekursor)
xeronine, yaitu proxeronine dalam jumlah besar.
Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino atau asam
nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot molekul relatif besar, lebih dari 16.000.
Apabila kita mengkonsumsi proxeronine maka kadar xeronine di dalam tubuh akan
meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim proxeronase dan zat-zat lain akan
mengubah proxeronine menjadi xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk
dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting
mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh kita akan mengalami
gangguan kesehatan. Secara keseluruhan Mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi
lengkap.
Berikut ini adalah manfaat-manfaat lainnya dari buah Mengkudu yang sudah terbukti secara
ilmiah.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Menormalkan Tekanan Darah
Melawan Tumor dan Kanker
Menghilangkan rasa sakit
Anti peradangan dan anti alergi
Anti bakteri
Khasiat-khasiat Tambahan
Sistem pencernaan: Perut kembung, luka pada usus halus, radang lambung, muntah-
muntah dan keracunan makanan.
Sistem pernapasan: Batuk,bronchitis, sakit tenggorokan, TBC, kolera, demam pada
bayi,sinusitis, asma
Sistem kardiovaskular: Kolesterol tinggi, penebalan otot jantung, meningkatkan
transportasi oksigen di dalam sel.
88

Penyakit kulit: Luka bakar, luka, kudis, bisul, selulit, cacing kulit, ketombe, kurap,
dan radang pada kulit, borok pada kulit, dan masalah-masalah pada kulit lainnya.
Mulut dan tenggorokan: Radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan,sakit
gigi.
Gangguan menstruasi: Sindrom pramenstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri
pada waktu haid.
Awet muda: Sari buah Mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk mengatasi
keriput akibat proses penuaan.
Penyakit-penyakit dalam tubuh: Diabetis, hepatitis kronis, sakit pinggul, sakit kepala,
gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada hormon tiroid.
Defisiensi daya tahan tubuh: Penyakit virus Epstein-Barr, candidiasis kronis, penyakit
akibat infeksi virus HIV, kekurangan tenaga (AES=altered energy syndrome).

VI.4.3 PARE
Pare (Momordica charantia L) Sinonim Momordica balsamina Blanco, Momordica
balsamina Descourt, Momordica cylindrica Blanco, Momordica jagorana C.Koch,
Momordica operculata Vell, Cucumis africanus Lindl. Merupakan tanaman tropis, hidup di
dataran rendah dan dapat merupakan tanaman yang dibudidayakan atau tanaman liar di tanah
kosong. Bila dibudidayakan akan ditanam di ladang, halaman tumah, dirambatkan pada
anjang anjang bambu, atau dipohon dan pagar. Pare mudah tumbuh memerlukan banyak
sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur ditampat yang teduh dan terlindung dari sinar
matahari. Tanaman semusim berumur hanya setahun perambat dengan sulurnya mirip spiral
membelit kuat untuk merambat. Mempunyai banyak cabang, batangnya segi lima. Pare
berdaun tunggal, berjajar diatara batang berselang seling, bentuknya bulat panjang, dengan
panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya
hijau tua.
Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam
satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk
memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah
hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga katup. Biji banyak, coklat
kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada tiga jenis tanaman pare, yaitu pare
89

gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau
keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya
bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil
dan rasanya pahit. Buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil
digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung (Rukmana,
1997). Perbanyakan tanaman Pare dapat dilakukan dengan biji. Dalam waktu tiga bulan
setelah penyebaran biji, tanaman sudah mulai berbuah (Sastrapradja, 1977).
Bagian utama tanaman Pare yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi adalah
buahnya. Bagi para petani peluang pasar Pare merupakan salah satu alternatif usaha tani yang
dapat dijadikan sumber penghasilan dan peningkatan pendapatan. Namun bagi konsumen,
buah pare selain dijadikan berbagai jenis masakan, juga mempunyai fungsi ganda sebagai
tanaman obat.
Tanaman Pare tergolong dalam bangsa Cucurbitaceae, jenis Momordica charantia L.
Penyebarannya meliputi Cina, India dan Asia Tenggara (Williams, 1971). Pemanfaatan buah
Pare bagi masyarakat Jepang bagian Selatan sebagai obat pencahar, laksatif dan obat cacing
(Okabe et al. 1980). Di India, ekstrak buah Pare digunakan sebagai obat diabetik, obat
rheumatik, obat gout, obat penyakit liver dan obat penyakit 1imfa (Dixit et al. 1978). Di
Indonesia, buah Pare selain dikenal sebagai sayuran, juga secara tradisional digunakan
sebagai peluruh dahak, obat penurun panas dan penambah nafsu makan. Selain itu, daunnya
dimanfaatkan sebagai peluruh haid, obat luka bakar, obat penyakit kulit dan obat cacing
(Pramono et al. 1988). Sejak diketahui bahwa tanaman Pare berkhasiat terhadap kesehatan
maka beberapa peneliti berusaha mengetahui dan mengisolasikan bahan yang terkandung
dalam tanaman Pare. Sebagai tumbuhan bangsa Cucurbitaceae, juga buah Pare mengandung
bahan yang tergolong dalam glikosida triterpen atau kukurbitasin (Okabe, et al. 1980).
Hasil isolasi dan ekstrak biji Pare didapatkan beberapa jenis momordikosida yakni,
momordikosida A (C42H72O15), momordikosida B (C42H80,C19), momordikosida C
(C42,H72O14), momordikosida D (C42H70C13) dan momordikosida E (C51H74O19)
(Dixit, et al. 1978; Miyahara, et al. 1981). Isolasi dari ekstrak buah Pare diperoleh empat
jenis momordikosida yang tidak pahit rasanya yaitu, momordikosida F1 (C45H68O12),
momordikosida F2 (C36H58O8), momordikosida G (C45H68O12) dan momordikosida I
(C36H58O8) (Okabe, et al. 1982). Bersamaan dengan itu, telah pula diperoleh jenis
90

momordikosida utama yang pahit yaitu, momordikosida K (C37H58O9), dan momordikosida
L (C36H58O9) (Okabe, et al. 1982). Diduga jenis momordikosida K dan L inilah yang
bersifat sitotoksik (West et al. 1971). Pada esktraksi daun Pare diketahui mengandung
glikosida kukurbitasin yaitu jenis momordisin (Yasuda, et al. 1984).
Terdapat tiga jenis yakni, momordisin I (C30H48O4), momordisin II (C36H58O9) dan
momordisin III (C48H68O16).
Kandungan Gizi Buah Pare




Sumber : 1) Food Composition (1964) Handbook No. 1 Manila (Knott JE & Deanon JR (1967);
2) Direktorat Gizi Depkes RI (1981) dalam : Rukmana (1999)
N0 Kandungan gizi Banyaknya
1 2
1 Kalori (energi) 22,00 kal 29,00 kal
2 Protein 0,90 g 1,10 g
3 Lemak 0,40 g 0,30 g
4 Karbohidrat 4,60 g 6,60 g
5 Serat 0,90 g -
6 Abu 0,70 mg -
7 Kalsium 32,00 mg 45,00 mg
8 Zat besi 0,90 mg 1,40 mg
9 Natrium 2,00 mg -
10 Niasin 0,03 mg -
11 Fosfor 32,00 mg 64,00 mg
12 Kalium 211,00 mg -
13 Vitamin A 335,00 SI 180,00 SI
14 Vitamin B1 0,06 mg 0,08 mg
15 Vitamin B2 0,03 mg -
16 Vitamin C 55,00 mg 52,00 mg
17 Air 93,34 g 91,20 g
18 Bagian yang dapat
dimakan
- 77,00%
91

Manfaat Buah Pare
Kandungan dalam buah pare terutama banyak dimanfaatkan untuk menambah nafsu makan,
melancarkan pencernaan dan menurunkan kadar gula darah. Untuk lebih jelasnya silahkan
lihat manfaat buah pare di bawah ini:
Menambah Nafsu Makan
Kandungan asam trichosanat dan momordicin berkhasiat meningkatkan fungsi pencernaan di
lambung sehingga pengasupnya bisa makan lahap.
Mencegah Kehamilan
Penelitian Oentoeng Soeradi dan Asmarinah (1994) dari Universitas Indonesia pada hewan
coba menunjukkan, hewan yang diberi pare spermatozoid-nya mati terbunuh. Atas dasar
inilah, orang beranggapan pare yang rasanya pahit ini bisa mencegah kehamilan.
Mengatasi Diabetes
Para dokter di India sudah lama menggunakan pare untuk mengatasi diabetes mellitus karena
memiliki sifat hipoglikemik yang kuat. Kemampuan ini dibuktikan Suwijiyo dari Pusat
Penelitian Obat Tradisional Universitas Gajah Mada. Ketika ekstrak buah ini diberikan pada
penderita diabetes selama 2 minggu, hasilnya kadar glukosa darah mereka turun secara
signifikan. Diperkirakan karena senyawa sulfonylurea yang biasanya ada pada obat diabetes.
Juga karena sterol glikosidanya.
Membantu Penderita HIV-AIDS
Pare pun disebut-sebut bisa dipakai membantu melawan AIDS. Penelitian di AS menemukan
senyawa sejenis protein alpha-momocharin atau MAP 30 yang dapat menghambat
pembiakan HIV penyebab AIDS. Penelitian ini diterapkan pada pasien AIDS. Mereka diberi
ekstrak pare selama 3 bulan tingkat kekebalan tubuhnya meningkat.
Manfaatnya Lainnya
Pare yang sudah digunakan sejak zaman nenek moyang kita, dipercaya dapat menurunkan
demam, mengatasi gangguan liver, dan sebagai obat cacing.



92


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1 PUSDOKKES BAGFARMAPOL
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan Praktek Kuliah Kerja Lapangan di
Bagfarmapol dapat disimpulkan bahwa:
1. Bagfarmapol adalah pelaksana teknis yang mempunyai tugas membina
kemampuan dan pelaksanaan produksi obat jadi, pembekalan kefarmasian
dengan pengawasan kualitas dan persyaratan teknis kefarmasian untuk
pelaksanaan dukungan pelayanan kesehatan bagi anggota POLRI.
2. Secara umum Bagfarmapol telah menerapkan dan melaksanakan prosedur
yang memenuhi persyaratan dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
sehingga menghasilkan produk yang aman dan bermutu.
3. Kegiatan, tugas, fungsi serta kewajiban dari masing-masing bagian di
Bagfarmapol telah disusun sesuai kebutuhan dan dilaksanakan dengan baik,
sehingga menjamin berlangsungnya pembuatan obat yang baik dan terkendali.
b. Saran
VII.2 PT MARTINA BERTO, TBK
1. PT Martina Berto secara umum memproduksi sediaan liquid dan dry kosmetik
(lipstik, dekoratif, dan make-up base).
2. Quality Control (QC) berperan dalam pemeriksaan incoming material (raw
material dan packaging material), in process control (selama proses
pembuatan dan pengemasan), dan outgoing inspection.
93

3. Pemeriksaan selama proses pembuatan dilakukan oleh staf QC work in
process (WIP) dan untuk pemeriksaan selama proses pengemasan dilakukan
oleh petugas in process control (IPC).
4. Pemeriksaan WIP meliputi parameter tekstur, penampilan, aplikasi,
homogenitas, moisture content, bulk density, melting range sesuai dengan
standar yang tersedia.
5. Pemeriksaan IPC meliputi pemberian label Go Cetak/Kemas, pemeriksaan
selama pengemasan, dan outgoing inspection.
VII.3 Universitas Prof. HAMKA
a. Kesimpulan
1. Menghasilkan kader persyarikatan, kader umat, kader bangsa yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah, berakhlaq mulia, percaya pada diri sediri, beramal
sesuai dengan bidang Farmasi dan Sains dengan ikhlas demi terwujudnya
masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT.
2. Mewujudkan Fakultas Farmasi dan Sains yang kompeten dalam
pengembangan dan penyebarluasan bidang farmasi dan Sains dan
pemanfaatannya untuk memajukan Islam dan meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip Goog University Governonce.
b. Saran
VII.4 Balai Konservasi Kebun BALITTRO Bogor
Tugas Pokok dan Fungsi adalah sasaran utama atau pekerjaan yang dibebankan
kepada organisasi untuk dicapai dan dilakukan. Adapun tugas pokok dari balittro adalah
melaksanakan penelitian tanaman obat dan aromatik. Sedangkan fungsinya adalah sebagai
berikut:
Penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan tanaman obat dan aromatic
1. Penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi
2. tanaman obat dan aromatic
3. Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agrobisnis tanaman obat dan
aromatik
4. Pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman obat dan aromatik
5. Penyiapan kerjasama. informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
94

6. pendayagunaan hasil penelitian tanaman obat dan aromatik
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai























95

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2010, Petunjuk Operasional Pedoman Cara
Pembuatan Kosmetik yang Baik, BPOM RI, Jakarta
Buku Panduan Akademik UHAMKA
http:/ /orientasi-bidang-studi-ke-bagfarmapol.html
http:// www.Uhamka . ac.id
http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/
http://id.scribd.com/doc/112307884/11/II-6-1-Divisi-Research-and-Development-R-
D
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_analisis
http://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_inframerah
http://jendelafarmasi.blogspot.com/2011/10/kimia-farmasi-analisis.html
http://qualitychem.wordpress.com/kimia-farmasi-analisis/
http://ruthsilalahi.files.wordpress.com/2011/08/hvac.pdf
http://www.chem-is-try.org.
http://www.farmasikepolisian.com
http://www.scribd.com/doc/95745019/HVAC
ISO, Environmental management The ISO 14000 family of International Standards,
2009, Switzerland
ISO, International Standard ISO 9000 Third edition, 2005, Switzerland
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia No.
HK 00.05.4.3870 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, 2003, BPOM
RI, Jakarta.
Liong, Theresa C.Y., 2010, The Martha Tilaar Way Sukses Meraih Bisnis, Penerbit
Buku Kompas, Jakarta









96
























97






















98






















99






















100





























101
























102












103

Вам также может понравиться