Вы находитесь на странице: 1из 7

METODE PEMBELAJARAN (Metode Pemberian Tugas)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, maka
semakin kompleks pula pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Dalam hal
inipun guru harus mampu dan dituntut untuk dapat menggunakan metode
pembelajaran secara baik, sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, alat bantu dan
evaluasi yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu alat untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan dan merupakan salah satu komponen yang harus
dikuasai oleh guru, karena dengan menguasai metode pembelajaran, guru dapat
mengkomunikasikan bahan pelajaran dengan baik dan terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif.
Proses pembelajaran adalah suatu aspek dari lungkungan sekolah yang
diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran turut
menentukan sejauhmana lingkungan menjadi lingkungan belajar yang baik.
Lingkungan belajar yang baik adalah apabila bersifat menantang dan merangsang
siswa belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang
diharapkan.
Kualitas belajar siswa dapat dicapai dengan menggunakan metode
pembelajaran yang efektif, karena metode pembelajaran merupakan salah satu
factor yang mendukung terhadap keberhasilan siswa disamping faktor-faktor lainnya,
seperti bahan pelajaran, perlengkapan pelajaran, kondisi belajar dan sebagainya.
Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa, guru dapat
memberikan berbagai tugas secara bervariasi, aktivitas yang dilakukan oleh siswa
selama duduk di bangku kelas hendaknya tidak hanya terpaku kepada
mendengarkan ucapan guru saja, tetapi ia harus aktif mengembangkan informasi
yang diterimanya dari guru. Tugas yang diberikan biasanya aplikasi (penerangan)
konsep-konsep atau teori-teori yang diberikan oleh guru.
Dengan cara seperti ini pemahaman siswa tentang pelajaran yang diberikan
semakin matang. Proses berfikir siswa didalam menyelesaikan pengajaran akan
lebih baik dibandingkan hanya mendengarkan ceramah saja
Berangkat dari pemikiran tersebut, maka penulis menetapkan kajian metode
pembelajaran dan memfokuskan pada metode pemberian tugas. Karena metode
pemberian tugas ini merupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan
tujuh keterampilan proses siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini ialah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian metode pembelajaran?
2. Apa pengertian metode pemberian tugas?
3. Apa kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas?
4. Bagaimana prosedur pemakaian metode pemberian tugas?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini ada dua macam, yaitu:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang inin dicapai ialah memiliki kemampuan dan
penguasaan terhadap metode pembelajaran, dapat mengembangakan metode
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pendidikan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah:
a. Ingin mengetahui pengertian metode pembelajaran
b. Ingin mengetahui pengertian metode pemberian tugas
c. Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas
d. Ingin mengetahui prosedur pemakaian metode pemberian tugas


II. KAJIAN TEORI

A. Pengertian Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang dapat membina
serta mengembangkan kreativitas, Karen adengan mengembangkan kreativitas
berarti menimbulkan perasaan dihargai serta mendorong keberanian
menciptakan gagasan kreatif bagi anak (Rusyan, 1996).
Untuk menciptakan susana tersebut maka diperlukan suatu cara yang
disebut metode. Metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dan dalam proses pembelajaran berarti
menggunakan metode pembelajaran yang tujuannnya erat dengan pelaksanaan
proses bealajar mengajar. Secara lebih lanjut, berikut akan dipaparkan beberapa
pengertian metode pembelajaran.
Menurut Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2007), metode pembelajaran
adalah cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut S. Hamid Hasan (Supriatna, 2007), metode pengajaran
adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa dalam belajar. Dari dua pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa metode pengajaran ialah suatu cara yang digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan optimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan
berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan proses belajar
mengajar dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling ketergantungan.
Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan sangat bergantung
pada pengaturan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang baik
dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga
merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.
Metode pembelajaran dapat menciptakan siswa belajar dengan baik
dalam suasana yang wajar tanpa tekanan, dalam kondisi yang merangsang
untuk belajar. Metode pembelajaran yang baik dapat memberikan bantuan dan
bimbingan bagi siswa yang mendapat berbagai kesulitan belajar serta
memberikan dorongan untuk memahami bahan pengajaran dalam berbagai
kegiatan belajar, karena dalam kegiatan belajar siswa memerlukan sesuatu yang
memungkinkan siswa berkomunikasi secara baik dengan guru, dengan teman,
maupun dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan dan
perhatian guru bisa dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran
yang efektif.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat beragam.
Diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas,
eksperimen, demonstrasi, kerja kelompok, proyek, dan sebagainya. Dalam
menggunakan metode pembelajaran, guru harus pintar dalam memilih mana
yang terbaik. Karena tidak semua metode sesuai dengan materi pelajaran yang
diajarkan.
Djamarah, Syaiful Bahri (2005:229-231) dalam bukunya Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Prikologis,
mengemukakan bahwa dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar adalah:
1. Berpedoman pada tujuan
2. Perbedaan individual anak didik
3. Kemampuan guru
4. Sifat bahan pelajaran
5. Situasi kelas
6. Kelengkapan fasilitas
7. Kelebihan dan kelemahan metode

Diketahui pula bahwa dalam metode mengajar mempunyai hubungan
yang erat dengan keterampilan proses dalam bentuk kemampuan mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan
penelitian, dan mengkomunikasikan.
Dari empat metode, yaitu pemberian tugas, eksperimen, proyek, dan
diskusi dapat dikembangkan tujuh (seluruh) keterampilan proses. Dalam metode
karyawisata dapat dikembangkan enam jenis keterampilan proses, kecuali
meramalkan tidak termasuk didalamnya. Yang dikembangkan dari Tanya jawab
dan demonstrasi adalah lima jenis keterampilan proses, yaitu kemampuan
mengamati, menggolongkan, menafsirkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan. Lain halnya dengan metode bermain peran/sosiodrama
dan bercerita, didalamnya dapat dikembangkan empat jenis ketersmpilan proses
yaitu kemempuan mengamati, menafsirkan, menerapkan, dan
menkomunikasikan. Dua jenis keterampilan proses lainnya, yaitu mengamati dan
mengkomunikasikan dapat dikembangkan dalam metode ceramah. Sedangkan
metode latihan dapat dikembangkan tiga macam keterampilan proses, yaitu
kemampuan mengamati, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
Diketahui bahwa metode pemberian tugas adalah metode yang terbanyak
menampilkan segi-segi keterampilan proses. Begitu juga dengan metode diskusi,
eksperimen, dan proyek. Keempat metode tersebut sama-sama menampilkan
tujuh macam kemampuan dalam keterampilan proses. Sedangkan metode
ceramah adalah metode yang paling sedikit menampilkan segi-segi keterampilan
proses. Karenanya, metode ceramah yang sering digunakan guru dalam
mengajar di kelas perlu dibatasi pemakaiannya.

B. Pengertian Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi
belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu tugas atau lebih tugas yang
diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat dilakukan
secara perseorangan atau secara kelompok sesuai dengan perintahnya.
(Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993)
Sedangkan Supriatna, Nana, dkk (2007:200) mengemukakan bahwa
metode penugasan (pemberian tugas) adalah suatu penyajian bahan
pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil dari tugas yang
dikerjakannya. Metode ini mengacu pada penerapan unsure-unsur learning by
doing.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas
adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dengan cara guru memberikan
tugas tertentu agar diselesaikan siswa sebagai salah satu bentuk kegiatan
belajarnya, baik secara individu atau kelompok dan adanya laporan sebagai hasil
dari tugas tersebut tanpa terikat dengan tempat.
Hal-hal yang hendaknya diketahui oleh guru dalam menggunakan metode
pemberian tugas adalah sebagai berikut:
1. Tugas dapat ditujukan kepada siswa secara perseorangan, kelompok, atau
kelas
2. Tugas dapat diselesaikan atau dilaksanakan di lingkungan sekolah (dalam
kelas atau luar kelas) dan di luar sekolah
3. Tugas dapat berorientasi pada satu bidang studi ataupun berupa integrasi
beberapa bidang studi (unit)
4. Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru,
mengingat pelajaran yang telah diberikan, menyelesaikan latihan-latihan
pelajaran, mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah serta tujuan yang lain
5. Metode pemberian tugas adalah sebagai komponen pengajaran di kelas
jenjang dasar (elementary) atau sekolah dasar (Rosenshine dalam Supriatna,
Nana, dkk, 2007:201). Namun demikian untuk menerapkan metode
pemberian tugas secara efektif, guru hendaknya mempertimbangkan jumlah
siswa, kemampuan siswa, dan jenis-jenis tugas yang diberikan.
Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang
anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok. (Sumantri,
1998/1999)

1. Jenis-Jenis Tugas
Davies (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993), mengemukakan bahwa
beberapa tugas merupakan kegiatan akademis atau intelektual, sedangkan
lainnya terutama berhubungan dengan keterampilan fisik. Selain itu, tugas
seringkali merupakan kegiatan akademis/intelektual dan keterampilan fisik
sekaligus.
Davies lebih lanjut mengutarakan bahwa untuk dapat mengemukakan
tentang apa yang sebenarnya akan diajarkan (melalui sejumlah tugas), maka
seorang guru memerlukan analisis tugas yang benar. Analisis tugas dilakukan
dengan tujuan:
a. Menerangkan tugas yang harus dipelajari siswa
b. Mengisolasi tingkah laku yang diperlukan
c. Mengidentifikasikan kondisi dimana tingkah laku terjadi
d. Menetapkan suatu criteria untuk tingkah laku atau penampilan yang dapat
diterima
Berdasarkan pendapat Davies dan Gage & Berliner, dapat dipisahkan
jenis-jenis tugas berikut ini:
a. Tugas latihan
b. Tugas membaca/mempelajari buku tertentu
c. Tugas unit/proyek
d. Studi eksperimen
e. Tugas praktis
Sedangkan Rusyan, A. Tabrani (1996:14) mengemukakan bahwa
metode pemberian tugas dapat dilakukan dengan cara:
a. Membuat rangkuman
b. Membuat makalah/paper
c. Menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu
d. Mengadakan observasi atau wawancara
e. Mengadakan latihan
f. Mendemonstrasikan sesuatu
g. Menyelesaikan pekerjaan tertentu

2. Syarat-Syarat Tugas
Penerapan metode pemberian tugas akan memberikan hasil optimal
jika pada saat guru memberikan tugas memperhatikan syarat atau prinsip
pemberian tugas. Kepedulian terhadap syarat-syarat pemberian tugas juga
didasarkan pada adanya perbedaan karakteristik siswa, karakteristik bidang
studi, dan karakteristik tujuan. Adapun syarat-syarat pemberian tugas
diantaranya sebagai berikut:
a. Kejelasan dan ketegasan tugas
b. Penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi
c. Diskusi tugas antara guru-siswa
d. Kesesuaian tugas dengan kemampuan dan minat siswa
e. Kebermaknaan tugas bagi siswa

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas
1. Kelebihan Metode Pemberian Tugas
Kelebihan dari metode pemberian tugas adalah:
a. Relevan dengan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA)
b. Merangsang siswa belajar lebih banyak, baik dekat de4nga guru maupun
pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah
c. Mengembangkan sifat kemandirian pada diri siswa
d. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa
yang dipelajarai
e. Membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi
dan komunikasi
f. Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama
g. Merangsang kegairahan belajar siswa karena dapat dilakukan dengan
bervariasi
h. Membina tanggung jawab dan disiplin siswa
i. Mengembangkan kreativitas siswa.
2. Kekurangan Metode Pemberian Tugas
Kekurangan metode pemberian tugas adalah:
a. Sulit mengontrol siswa apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain
b. Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
c. Tugas yang monoton dapat membosankan siswa
d. Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beba dan keluhan siswa
e. Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau siswa yang rajin dan
pintar
f. Kurang adanya balikan bagi guru

D. Prosedur Pemakaian Metode Pemberian Tugas
Bellack dan kawan-kawan (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993),
mengemukakan adanya rangkaian kegiatan yang diulang secara terus menerus
dalam pemakaian metode pemberian tugas. Rangkaian kegiatan yang
digambarkan oleh Bellack dan kawan-kawan tersebut adalah:
1. Guru menggambarkan secara singkat tentang topik atau isu yang
didiskusikan,
2. Guru meminta suatu respons atau jawaban dari siswa tentang suatu
pertanyaan/permasalahan,
3. Seorang siswa merespons atau menjawab pertanyaan/permasalahan, dan
4. Guru menanggapi jawaban-jawaban siswa
Langkah-langkah dalam pemakaian metode pemberian tugas adalah
sebgaai berikut:
1. Fase pemberian tugas(persiapan)
a. Merumuskan masalah (scope and sequenes) dengan jelas
b. Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas
c. Menentukan jenis tugas (kelompok/individu)
d. Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugas
e. Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
f. Menentukan limit waktu pelaksanaan
2. Fase pelaksanaan tugas
a. Mengadakan bimbingan/pengawasan dalam pelaksanaan tugas
b. Memberikan motivasi/dorongan sehingga anak mau bekerja
c. Memberikan pelayanan kebutuhan
d. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
e. Dianjurkan agar siswa menctat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik
dan sistematik
3. Fase pertanggungjawaban tugas
a. Pelaporan secara lisan/tulisan, tindakan/demonstrasi
b. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas
c. Melaksanakan penilaian proses dan hasil pelaksanaan
d. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh
siswa selama pelaksanaan tugas.

III. KESIMPULAN

Metode pembelajaran adalah suatu cara penyajian pembelajaran. Metode
pembelajaran merupakan salah satu factor terpenting yang mempengaruhi proses
pembelajaran, karena menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menciptakan
suasana yang baik dan kondisi yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Kualitas belajar siswa dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran
yang efektif. Tidak ada satupun metode pembelajaran yang baik dan sempurna.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu,
metode yang paling baik adalah metode yang cocok, relevan dengan materi, dan
sesuai tujuan pembelajaran.oleh karena itu, keterampilan dan kemampuan guru
untuk memilih metode yang terbaik sangat diperlukan untuk keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Karena pemilihan metode yang salah akan
menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Guru jangan sesuka hati memilih
metode, ia harus berpedoman pada tujuan pembelajaran.
Dalam memilih metode pembelajaran harus memperhatikan kadar
keterampilan proses yang dimiliki oleh setiap metode. Metode dengan kadar
keterampilan proses yang tinggi lebih mengoptimalkan belajar siswa, salah satu
metode dengan kadar keterampilan proses tinggi adalah metode pemberian tugas.
Dan metode yang paling sedikit menampilkan segi-segi keterampilan proses ialah
metode ceramah. Oleh karena itu, metode ceramah yang sering digunakan guru
dalam mengajar di kelas perlu dibatasi pemakaiannya.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Moedjiono dan Dimyati, M. (1992/1993). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta:
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Rusyan, A. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta: PT Amanah Duta.
Sumantri, M. d. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi Proyek PGSD.
Supriatna, N. d. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.

Вам также может понравиться