Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB IV

KEPEMIMPINAN
1. Dasar - dasar kepemimpinan
Kepemimpinana merupakan sumbangan terhadap prorses terwujudnya pencapaian
tujuan, atau dengan kata lain kepemimpinan adalah perbuatan atau pengaruh perorangan yang
memnyebabkan anggota kelompok mempercayakan diri kepada pemimpinnya dan bersedia
dan bersedia untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam usaha mencapai tujuan
bersama. Wibawa itu limpahan kepercayaan dari anggota kepda pemimpinnya.
Proses seseorang untuk terampil dalam memimpin ada tiga cara ialah :
a. Pemimpin ditentukan dengan resmi oleh anggota kelompok lewat pemilahan dan
ditetapkan oleh anggota kelompok. Dalam suatu organisasi pemilihan ini biasanya
berpedoman kepada anggaran dasar.
b. Sesuai dengan peraturan peraturan dan persyarat dan persyratan yang sudah
ditentukan, pemimpin dapat diangkat oleh atasan. Keadaan ini mungkin berdasarkan
persyartan umur, masa kerja, atau pangkat. Dalam hal ini mungkin sekali akan terjadi
bahwa kemampuan pemimpin tidak dipertimbangkan. Hal ini mungkin sekali akan
membentuk kegagalan kemimpinan.
c. Pemimpin dapat muncul secara incidental, pemimpin itu muncul dalam situasi
situasi tertentu, yang sangat segera membutuhkan keputusan. Dalam hal ini situasi
sangat membutuhkan seorang untuk memberikan sumbangan pikiran, pendapat
pengarahan, dan bimbingan sehingga kelompok itu merasakan adanya suatu
pencapaian tujuan yang diinginkan.
2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan tidak lain ialah fungsi manajemen ada pun fungsi manajemen itu
sebagai berikut ;
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Menentukan keputusan
d. Pembimbingan
e. Pengendalian
f. Pengkordisasian
g. Penyempurnaan
Kepemimpinan guru pendidikan jasmani
Dalam usaha membimbing anak didik meruju kea rah kedewasaan anak didik, merupkan
tugas bagi semua guru, kedewasaan anak didik, merupakan tugas bagi semua guru,
khususnya guru pendidikan jasmani. Kedewasaan anak merupakan tujuan yang harus dicapai.
Tujuan tersebut dikatakan tujuan pendidikan. Tentu saja bahwa pencapai tujuan sudah mesti
diusahakan bersama oleh para guru bersama peugas terkait. Jadi tanggung jawab guru
pendidika jasmani akan tetap dituntut secara utuh selama 24 jam, atau harus selalu meneati
persyartan seorang pemimpin. Tentu saja dalam hal ini budi luhur sorang guru banyak
mendukung suksesnya pelaksanaan kepemimpinan yang disebut Trilogi Kepemimpinan Ki
Hajar Dewantara, ialah :
1. Ing rasa sung tuludaha
2. Ing madya ambangun karsa
3. Tut wuri handayani
3. Profil Guru Pendidikan Jasmani
Guru pendidikan jasmanani merupakan bagian dari guru pada umumnya, maka seorang guru
pendidikan jasmani sebaiknya memenuhi profil kemampuan dasar guru pada umumnya ialah
:
a. Sepuluh kompetisi guru ( Dept. P dan K, 1980 : 42 ) adapun sepuluh kompetensi
guru sebagai berikut ;
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program pembelajran
3. Mengelola kelas
4. Mengunakan media atau seumber
5. Menguasai landasan landasan pendidikan
6. Mengelola interaksi pembelajaran
7. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran
8. Mengenal fungsi dan program pelayanan pembimbing dan penyuluhan
9. Mengenal dan menyelengrakan admistrasi sekolah
10. Memahami prinsip prinsip dan mentafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran.
4. Kode Etik Guru Indonesia
Kode etik guru merupakan pedoman kerja atau pedoman tugas seorang guru dalam
membawa anak ke kedewasannya. Kode etik guru ini merupakan putusan kongres PGRI (
persatuan guru republik indonesia). Ke XIII dari tanggal 21 25 November 1973 di Jakarta.
Ada pun kode etik guru ini terdiri dari 9 butir, yang merupakan pedoman pelaksanaan tugas
para calon guru dan para guru.
Sepuluh kompetensi guru dan kode etik guru tersebut, sebaiknya dapat menjiwai dan
mendasari tingkah laku guru dalam melaksanakan tugas dan didasarkan pula dengan
pengertian - pengertian sebagai berikut.
a. Anak didik sebagai manusia seutuhnya
Pengetahuan akan tuntutan anak didik sebagai manusia keseluruhan atau manusia
seutunya, ialah bahwa anak didik terdiri dari aspek pribadi. Jamani, rohani, mahluk
sosial, dan mahluk tuhan.
b. Etika
Guru harus menghayati norma norma hidup, sehingga guru diharapkan mampu
menunjukan norma-norma hidup yang berupa hukum kesusilaan. Dalam hal ini
pemberian tauladan oleh guru merupakan hal yang penting agar ada penilaian dari
orang atau anak didiknya bahwa gurunya memang pantas menjadi tauladan, sebab
benar ada satu kesatuan antara tutur kata dan perbuatan.
c. Estetika
Guru diwajibkan menekankan rasa keindahan kepada anak didiknya tentang rasa
keindahan. Guru wajib untuk membantu anak didiknya mengejar kesempurnaan dan
menjaukan diri dari kebusukan, kejahatan, dan kekejian.
d. Relegius
Guru harus menyadari bahwa anak didik itu merukan subjek relegius, yang
menyadari adanya sang maha pencipta. Oleh karena itu dalam memberikan
pendidikan harus bersusan relegius, dalam hal ini harus bersuasana mengagungkan
tuhan. Ingat pekerjaan mendidik atau membentuk manusia itu sebenarnya merupakan
ibadah.

5. Nglamin Poerwanto, dkk. ( 1997 ). Mengutarakan tentang pemimpin yang baik
sebgai berikut ;
a. Sebagai pelaksana
Harus menjalankan kehendak kelompok, program, dan rencana yang telah ditetapkan
bersama
b. Sebagi pemimpin harus mampu membuat rencana hingga pelaksanaan
kepemimpinannya dapat teratur dan berjalan dengan baik.
c. Sebagai ahli
Ia harus ahli dalam bidang yang dipimpinnya
d. Mewakili kelompok
Baik buruk tindakannya di luar kelompok mencerminkan baik buruk kelomponya
e. Mengawasi hubungan para anggota
Agar tidak terjadi perselisihan, membangun hubungan yang bersifat harmoni, dan
membangkitkan semangat kerja anatara kelompok
f. Memberi pujian dan hukuman
Sanggup memberikan pujian untuk membesarkn hati bagi anggota yang giat bekerja,
tetapi harus juga berani memberika hukuman bagi anggota yang bertindak
merugikan.
g. Bertidak sebagi wasit dan penengah
Penyeleaian perselisihan atau pengaduan antara anggota harus diputuskan secara
tegas dan adil tanpa pilih kasih.
h. Merupakan bagian dari kelompok
Pemimpin merupakan bagian yang tidak tidak terpisahkan dari kelompok hendaknya
semua tindakan pemimpin itu demi kelompok
i. Pemegang tangung jawab
Semua perbuatan kelompok yang dilakukan harus atas nama kelompok, dalam hal ini
seorang pemimpin harus berani bertanggung jawab.
j. Merupakan lambang kelompok
Harus menydari bahwa pemimpin itu merupakan cermin anggota kelompok
k. Sebagai pencipta atau memiliki cita-cita
Bila seorang pemimpin menciptkan cita-cita dengan sendirinya dia akan memiliki
cita-cita atau konsepsi tersebut, maka dia akan mudah dan bersemangat untuk
mencapai cita - cita itu. Namun konsepsi harus baik dan realistik, hingga dalam
menjalnkan kewajibannya, mempunyai garis yang tegas menuju tujuan yang dicita
citakan.

l. Sebagai seorang ayah
Tidndakan terhadap anggota kelompok, merupakan tindakan antara ayah dan anak
dalam suatu keluarga
m. Sebagai kambing hitam
Semua kesalahan dan keburukan anggota kelompok akan dilemparkan orang ke pada
seorang pemimpin kelopmpok.
Rumusan kepemimpinan Ngalim Poerwnto dkk. Ini mengarah kepda jenis
kepemimpinan demokratik.
6. Dasar jenis kepemimpinan ada tiaga macam, ialah ;
a. Demokratik
Pemimpin ada ditengah tengah anggota kelompok hubungan bukan seperti
majikan dengan bawahan, tetapi sebagai teman atau saudara untuk bersama
sama mencapai tujuan sudah ditetapkan.
b. Otoriter
Bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompok, pemimpin pelaksanaan
kehendaknya terhadap anggota kelopmpok
c. Otoriter
Bertindak sebagai diktator terhadap anggoata kelompok pemimpin memaksakan
kehendaknya terhadap anggota kelompok
d. Laissez faire
Dalam jenis kepemimpinan ini pemimpin sebenarnya tidak memberi pimpinan,
tetapi pemimpin memberikan anggotanya untuk berbuat sekehendaknya, tidak ada
control dan koreksi.
Karena dasar negara indonesia pancasila, maka kepemimpinan guru pada umumnya dan
khususnya guru pendidikan jasmani sebaiknya bersifat demokratis.
Bila ditinjau lagi, maka profil guru pada umumnya harus berdasar ;
a. Berbudi luhur dengan dasar pancasila, yang berisikan sifat, memandang anak
sebagai keseluruhan yang utuh, etika, estetika, dan relegik.
b. Berpedoman sepuluh kompetensi
c. Berpedoman pada kode etik guru
d. Demokratik
Sebagai guru pendidikan jasmani untuk pencapaian profil guru yang baik masih dituntut
tentang ;
a. Penguasaan bidang studi pendidikan jasmani
b. Memahami karakteristik anak didik
c. Mampu meningkatkan dan memberikan kesempatan pada anak didiknya untuk aktif
dan kreatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk menumbuh
kembangkan potensi kemampuan motorik dan keterampilan motoric anak didik.
d. Mampu memberikan bimbingan dan pengembangan anak didik dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidika jasmani.
e. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengkoreksi dan menilai
pendidikan jasmani
f. Memahami, memiliki, dan menguasai kemampuan motoric
g. Memahami unsur unsur kondisi jasmani
h. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembakan, dam memanfaatkan
lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmni
i. Mampu mengidentisifikasi potensi anak didik dalam keolahragaan.
j. Mampu menyalurkan hobi dalam olahrag.
Untuk menjadi seorang guru pendidikan jasman profil seperti di atas, diperlukan syarat
syarat sebagai berikut ;
1. Energik dan berketerampilan motoric
2. Mempunyai sikap perwujudan atau berpenampilan menarik
3. Ada kemampuan mendidik melalui aktivitas jasmani
4. Tidak gagap dan tidak buta warna
5. Intelegen
6. Sehat jasmani dan rohani dan berprofil olahragawan

7. Pelaksanaan kepemimpinan guru pendidikan jasmani
Guru sebaiknya dalam pelaksanaan kepemimpinan harus :
1. Bergaul secara akrab dengan peserta didik
2. Mengetahui kekuatan dan kemampuan peserta didik
3. Tahu yang di inginkan dan di sayangi oleh peserta didik
4. Menanamkan rasa tanggung jawab
5. Menanamkan disipin diri pada peserta didik
6. Kepemimpinan berpedoman trilogy kepemimpinan.












ADMINISTRASI PENDIDIKAN JASMANI
BAB IV
KEPEMIMPINAN
Dosen pengampu :
Suhadi, M. Pd










disusun oleh:
RICHY NUUR HUDA
NIM. 11601244023

PENDIDIKAN JASMANI, KESEGATAN dan REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

Вам также может понравиться