Вы находитесь на странице: 1из 9

1

GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA GASTRITIS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMASKAMPAR KIRI HULU KECAMATAN KAMPAR KIRI HULU
KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2012

(The description of food consumption pattern of gastritis patients in service area of Kampar
Kiri Hulu health centre of Kampar Kiri Hulu subdistrict of Kampar district Riau in 2012)

Sulastri
1
, Muhammad Arifin Siregar, Albiner Siagian


1
Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Staff Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU
ABSTRACT

Gastritis is disorder of health that appear caused by wrong food consumption pattern.
Usually, gastritis was happen to whoses havent a food a regular food consumption pattern until
excited production or mucous acid.
This research is a descriptive study using cross-sectional design. The aim of the research
was to know the description of food consumption pattern among gastritis patients. The sample is
all gastritis patient was visiting puskesmas Kampar Kiri Hulu for December 2011-January 2012
amounting to 53 people.
The result of research is showed 37,7% gastritis patient have a good quantity of food and
62,3% less food quantity. 17% gastritis patients where eat with right food wich be not increase
gastritis and 83% not match, temporary that 28,3% gastritis patient eat with regular schedule
and 71,7% unreguler. Seldom relapse frequency with good food quantity in average 24,2% and
75,8% often relapse 30% gastritis patient increased seldom relapse with less food quantity and
70% gastritis patient increased often relapse. Gastritis patient eat right food with seldom relapse
frequency 100% and for variety food which unright gastritis that seldom 31,8% and 68,3% often.
For regular eat that schedule can increase seldom gastritis relapse is 100% where as fo
unreguler eat schedule can increase seldom gastritis relapse 36,8% and 62,2% is often.
It is suggested for public health to increase the healthy service given the information
about a right food consumption pattern unreguler must to tose their bad habit it to decrease the
suffer of gastritis and ensure for gastritis sufferer to eat gradually.

Keyword : food consumption pattern, gastritis patient

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit gastritis adalah gangguan
kesehatan yang sering muncul akibat pola
makan yang salah dan stres (Siswono,
2007). Penyakit gastritis adalah suatu
penyakit luka atau lecet pada mukosa
lambung. Seseorang penderita penyakit
gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada
lambung, mual, muntah, lemas, kembung,
dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati, tidak
ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan
naik,keringat dingin, pusing atau
bersendawa serta dapat juga terjadi
perdarahan saluran cerna (Mansyoer, 2001).
Menurut data dari World Health
Organization (WHO) bahwa Indonesia
berada pada urutan keempat menurut
banyaknya jumlah penderita gastritis setelah
Amerika Serikat, Inggris dan Bangladesh
2

dengan jumlah 430 juta penderita gastritis
(Depkes RI, 2004). Di Negara-Negara Asia,
Indonesia berada pada urutan ke tiga setelah
negara India dan Thailand yaitu berjumlah
123 ribu penderita. Sedangkan di Indonesia
sendiri kota yang penduduknya paling
banyak menderita penyakit gastritis adalah
Kota Jakarta yaitu 25 ribu penduduk.
Pemicu dari penyakit gastritis di Jakarta
yaitu dipengaruhi oleh jumlah penduduk
yang padat dan berpotensi gila kerja
sehingga mengakibatkan makan menjadi
tidak teratur dan banyak menderita penyakit
gastritis ini (Profil Dinkes, 2004).
Di Indonesia angka kejadian
gastritis cukup tinggi. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI
angka kejadian gastritis dibeberapa kota di
Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6%
yaitu di Kota Medan, lalu di beberapa kota
lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar
46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%,
Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan
Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan
oleh pola makan yang tidak sehat (Rial,
2010).
Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas ini cenderung tidak
memperhatikan pola makan mereka,
dikarenakan kebiasaan mereka makan
makanan yang mengandung gas seperti
sayur kol dan nangka, selain itu mereka juga
cenderung makan makanan yang asam
seperti asam pedas, asam durian dan
makanan pedas yang dapat merangsang dan
meningkatkan asam lambung, dan makanan
tersebut yang paling berisiko meningkatkan
gastritis.
Berdasarkan data yang diperoleh di
Puskesmas Kecamatan Kampar Kiri Hulu
diperoleh data yang menderita gastritis dari
bulan Desember 2011-Januari 2012
berjumlah 53 orang yang menderita gastritis.



Perumusan Masalah
Untuk mengetahui gambaran pola
makan penderita gastritis di wilayah kerja
Puskesmas Kampar Kiri Hulu Kecamatan
Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Riau
tahun 2012.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pola makan penderita
gastritis. Tujuan khususnya adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran jumlah
makanan yang dikonsumsi penderita
gastritis.
2. Untuk mengetahui gambaran jenis
makanan yang dikonsumsi penderita
gastritis
3. Untuk mengetahui jadwal makan
penderita gastritis
4. Untuk mengetahui hubungan kuantitas
makanan dengan frekuensi kekambuhan
gastritis, jenis makanan dengan frekuensi
kekambuhan gastritis serta antara jadwal
makan dan frekuensi kekambuhan
gastritis.

Manfaaat
1. Sebagai bahan masukan bagi dinas
kesehatan Kabupaten Kampar dalam
rangka pencegahan penyakit gastritis
2. Sebagai bahan masukan kepada petugas
puskesmas dalam meningkatkan
pelayanan kepada penderita gastritis
3. Sebagai bahan perbandingan bagi
peneliti lain di bidan gizi kesehatan
masyarakat
4. Sebagai pengembangan wawasan
keilmuan peneliti mengenai upaya
pencegahan gastritis.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dengan desain penelitian cross sectional,
untuk mengetahui gambaran pola makan
penderita gastritis di wilayah keja
Puskesmas Kampar Kiri Hulu Kecamatan
3

Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Riau
Tahun 2012. Penelitian ini di lakukan di
wilayah kerja puskesmas Kampar Kiri Hulu.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Kampar Kiri Hulu pada kurun waktu
tertentu yaitu pada bulan Desember 2011-
Januari 2012 yang berjumlah 53 orang.
Aspek pngukuran dilakukan dengam
memperhatikan jmlah makanan, jenis
makanan, jadwal makanan dan kejadian
gastritis dengan menggunakan food recall
24 jam dan food frequency.
1. Kuantitas Makanan
Untuk mengukur kuantitas makanan
yang dikonsumsi penderita gastritis
setiap harinya digunakan metode food
recall 24 jam dengan kategori :
1= Untuk kuantitas makanan yang
dikonsumsi < 2054 kkal
2= Untuk kuantitas makanan yang
dikonsumsi 2054 kkal.
2. Jenis Makanan
Jenis makanan diperoleh dengan
wawancara memakai formulir food
frequency, dengan kategori :
1= Untuk jenis makanan yang
dikonsumsi dapat meningkatkan asam
labung
2= Untuk jenis makanan yang
dikonsumsi tidak dapat meningkatkan
asam labung.
3. Jadwal Makan
Jadwal makan diperoleh melalui
wawancara memakai food frequency
dengan kategori :
1= Untuk jadwal makan tidak teratur
dengan frekuensi makan < 3x sehari
2= Untuk jadwal makan teratur dengan
frekuensi makan 3x sehari dengan 2x
makan selingan.
4. Untuk mengukur hasil dari frekuensi
kekambuhan gastritis sesuai dengan
jumlah kekambuhan selama 1 bulan
terakhir dapat dikategirikan :
Jarang 2x dalam sebulan
Sering 2x dalam sebulan
5. Gastritis diukur berdasarkan data
penunjang seperti nyeri pada lambung,
mual, muntah, lemas, kembung, dan
terasa sesak, nyeri pada ulu hati, tidak
ada nafsu makan, wajah pucat, suhu
badan naik, keringat dingin, pusing dan
bersendawa serta dapat juga tetrjadi
perdarahan saluran cerna, berdarakan
penegakan diagnoda dokter.

HASL DAN PENELITIAN
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara
manual yaitu editing, coding dan
tabulating.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas Kampar
Kiri Hulu meliputi 16 desa. Wilayah kerja
di Puskesmas Kecamatan Kampar Kiri Hulu
Kecamatan Kampar Kiri Hulu ini
merupakan daerah pertanian, dimana
masyarakat cenderung bekerja sebagai
petani karet. Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas ini cenderung tidak
memperhatikan pola makan mereka,
dikarenakan kebiasaan mereka makan
makanan yang mengandung gas seperti
sayur kol dan nangka, selain itu mereka juga
cenderung makan makanan yang asam
seperti asam pedas, asam durian dan
makanan pedas yang dapat merangsang dan
meningkatkan asam lambung, dan makanan
tersebut yang paling berisiko meningkatkan
gastritis.

Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur,
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel
4.1 di bawah ini :


4

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Penderita
Gastritis Berdasarkan Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikaan
dan Pekerjaan di Puskesmas
Kampar Kiri Hulu
Kecamatan Kampar Kiri
Hulu Kabupaten Kampar
Riau Tahun 2012
Karakteristik
Responden
Frekuensi
Umur n %
24 tahun
25 30 tahun
31 36 tahun
37 tahun
43
5
3
2
81,1
9,4
5,7
3,8
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
25
28
47,2
52,8
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
8
21
19
5
15,1
39,6
35,8
9,5
Pekerjaan
PNS
Wiraswasta
Petani
IRT
Pelajar
5
18
15
8
7
9,7
34,0
28,3
15,1
13,2
`
Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa dari 53 orang responden ditemukan
usia responden 24 tahun sebesar 81,1%,
jenis kelamin responden perempuan sebesar
53,3% lebih sedikit dibandingkan dengan
jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 47,2%
sedangkan berdasarkan jenjang pendidikan
formal yang pernah ditempuh, sebagian
besar tingkat pendidikan responden adalah
SMP yaitu 39,6%. Sebagian besar pekerjaan
responden adalah wiraswasta sebesar
47,16% dan minoritas responden bekerja
sebagai PNS sebesar 9,5%.



Pola Makan
Pola makan pada penelitian ini adalah
menggambarkan jumlah makanan yang
dikonsumsi responden berdasarkan food
recall 24 jam, jenis makanan dilihat melalui
food frequency untuk melihat kebiasaan
makan penderita gastritis serta jadwal
makan penderita gastritis.
Kuantitas Makanan
Distribusi jumlah makanan penderita
gastritis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Penderita
Gastritis Berdasarkan Kategori
Jumlah Makan di Puskesmas
Kampar Kiri Hulu Kecamatan
Kampar Kiri Hulu Riau 2012
Kategori
Frekuensi
n %
Baik
Kurang
20
33
37,7
62,3
Jumlah 53 100,0

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa
distribusi frekuensi responden berdasarkan
jumlah makan ada 37,7% dengan kategori
baik dan 62,3% kategori kurang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
30% penderita gastritis mengalami
kekambuhan gastritis jarang dengan
kuantitas makan baik dan 24,2% dengan
kuantitas makan kurang sedangkan untuk
kuantitas makan baik dengan frekuensi
kekambuhan sering 70% dan 75,8%
kuantitas makan kurang. Hal ini dapat
dilihat pada lampiran ( tabel 3 ).
Hasil penelitian ini menunjukkan
jumlah makanan mempengaruhi frekuensi
kekambuhan penderita gastritis pada
penderita di Puskesmas Kampar Kiri Hulu.

Jenis Makanan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
jenis makanan dengan kategori sesuai untuk
dikonsumsi penderita gastritis yaitu jenis
makanan yang tidak dapat meningkatkan
5

asam lambung sedangkan kategori tidak
sesuai untuk jenis makanan yang
dikonsumsi penderita gastritis yaitu
makanan yang dapat meningkatkan asam
lambung seperti makanan yang pedas,
makanan yang mengandung gas dan asam.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Penderita
Gastritis Berdasarkan
Kategori Jenis Makanan di
Puskesmas Kampar Kiri Hulu
Tahun 2012
Kategori Frekuensi
N %
Sesuai
Tidak Sesuai
9
44
17,0
83,0
Jumlah 53 100,0

Berdasarkan hasil penelitian yang
pada Tabel 4 dibawah ini dapat diketahui
bahwa dari 44 orang penderita gastritis
mengkonsumsi jenis makanan yang tidak
sesuai dengan jenis makanan yang
dianjurkan oleh penderita gastritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
100% penderita gastritis mengalami
kekambuhan gastritis jarang dengan
mengonsumsi jenis makanan yang sesuai
sedangkan untuk jenis makanan yang tidak
sesuai sebesar 31,8%. 68,2% penderita
gastritis mengalami kekambuhan gastritis
sering dengan mengonsumsi jenis makanan
yang tidak sesuai. Hal ini dapat dilihat pada
lampiran ( tabel 5 ).
Dari hasil food recall 24 jam dapat
dilihat bahwa penderita gastritis masih
banyak yang mengonsumsi jenis makanan
yang dapat memproduksi peningkatan asam
lambung seperti makanan yang mengandung
terlalu banyak cabe, sayuran dan buah yang
mengandung gas seperti kol, nangka,
kembang kol serta minuman yang bersoda
dan mengandung kafein seperti kopi. Hal ini
menunjukkan jenis makan yang dikonsumsi
dapat mempengaruhi frekuensi kekambuhan
gastritis pada responden.

Jadwal Makan
Dari hasil penelitian didapat hasil
bahwa jadwal makan untuk penderita
gastritis dikategorikan untuk jadwal makan
teratur dengan pola makan teratur 3x sehari
dengan selingan diantara makan pagi dan
siang sedangkan untuk jadwal makan tidak
teratur adalah jadwal makan yang tidak
sesuai dengan jadwal.
Table 6 Distribusi Frekuensi Penderita
Gastritis Berdasarkan
Kategori Jadwal Makan di
Puskesmas Kampar Kiri
Hulu Kecamatan Kampar
Kiri Hulu Riau 2012
Kategori Frekuensi
N %
Teratur 15 28,3
Tidak
Teratur
38 71,7
Jumlah 53 100,0

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa
distribusi frekuensi responden berdasarkan
waktu makan responden adalah 28,3%
dengan kategori teratur dan 71,7% berada
pada kategori tidak teratur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita gastritis dengan frekuensi
kekambuhan jarang yang memiliki jadwal
makan teratur sebesar 100% dan yang tidak
teratur sebesar 36,8%. Untuk frekuensi
kekambuhan gastritis sering dengan jadwal
makan tidak teratur sebesar 63,2%, dimana
dari hasil food recall 24 jam dapat dilihat
bahwa penderita gastritis masih banyak yang
tidak sarapan pagi dan terlambat makan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran (tabel 7).

Kuantitas Makan Penderita Gastritis
Dalam penelitian ini jumlah makan
juga perlu diperhatikan oleh penderita untuk
meringankan pekerjaan saluran pencernaan
dimana sebaiknya makanan diberi dalam
porsi kecil tapi sering. Makan tiga kali
sehari dalam porsi kecil, untuk menghindari
6

makan dalam keadaan lapar dan dalam porsi
yang besar. Jangan makan dengan tergesa-
gesa, sehingga makanan yang masuk dapat
lebih sedikit dan makanan dapat lebih
dinikmati.
Dari tabel distribusi frekuensi
penderita gastritis berdasarkan kuantitas
makan 62,3% kategori kurang dan dari
jumlah tersebut terdapat penderita yang
tergolong sering mengalami kekambuhan
75,8%. Hal ini disebabkan mereka
mengonsumsi makanan dalam porsi besar
tapi dengan frekuensi makan jarang dan
mengonsumsi makanan dalam frekuensi
sering dalam porsi banyak.

Jenis Makanan
Jenis makan merupakan salah satu
faktor penyebab dari penyakit gastritis. Jenis
makanan adalah variasi bahan makanan
yang jika dimakan, dicerna diserap akan
menghasilkan paling sedikit susunan menu
sehat dan seimbang jenis dan ragam
makanan. Mengkonsumsi makanan pedas
secara berlebihan akan merangsang sistem
pencernaan, terutama lambung dan usus
untuk berkontraksi
Dari tabel distribusi frekuensi
penderita gastritis berdasarkan jenis
makanan yang dikonsumsi penderita
gastritis adalah 83% kategori tidak
sesuaidan dari jenis tersebut terdapat
penderita yang tergolong mengalami
frekuensi kekambuhan sering sebanyak
45,3%. Hal ini disebabkan karena responden
tidak memperhatikan makanan yang
dikonsumsinya, faktor kesibukan,
mengkonsumsi makanan yang instan, pedas,
asam-asaman, alcohol, makanan yang
mengandung kafein seperti kopi yang dapat
meningkatkan produksi asam lambung dan
pada akhirnya kekuatan dinding lambung
menurun. Tidak jarang kondisi seperti ini
menimbulkan luka pada dinding lambung
dan menyebabkan penyakit gastritis.
Sebaiknya penderita gastritis menghindari
makanan yang bersifat merangsang dinding
lambung untuk memproduksi zat asam yang
berlebihan, diantaranya makanan yang
pedas,asam, makanan yang mengandung gas
maupun mengandung bumbu-bumbu
rempah yang dapat meningkatkan
kekambuhan penyakit gastritis.

Jadwal Makan
Gastritis atau sakit maag sering
disebabkan karena jadwal makan yang tidak
teratur, sering terlambat makan atau sering
makan yang berlebihan. Untuk mendapatkan
cukup energi, makanan harus menempuh
perjalanan panjang dalam tubuh kita. Waktu
yang dibutuhkan untuk membantu mencerna
makanan adalah 4 jam tergantung dari
banyaknya makanan yang dimakan (olfa,
2006).
Dari tabel distribusi frekuensi
penderita gastritis berdasarkan jadwal
makan ada 71,7% kategori tidak teratur dan
dari hasil tersebut penderita gastritis yang
tergolong sering mengalami kekambuhan
penyakit gastritis adalah sebanyak 63,2%.
Hal ini menunjukkan jadwal makan yang
tidak teratur pada penderita gastritis yang
dapat mengakibatkan sering mengalami
kekambuhan dari penyakit gastritis.
Pada saat perut harus di isi, tapi
dibiarkan kosong, atau di tunda
pengisiannya, asam lambung akan mencerna
lapisan mukosa lambung, sehingga timbul
rasa nyeri.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kuantitas makanan yang
dikonsumsi penderita gastritis pada
umumnya kurang baik sehingga
mengakibatkan frekuensi kekambuhan
gastritis sering. Jenis makanan yang
dikonsumsi penderita gastritis pada
umumnya tidak sesuai sehingga
mengakibatkan frekuensi kekambuhan
gastritis oleh penderita gastiris yang lebih
7

sering makanan yang bersifat
merangsang produksi asam lambung
diantaranya makanan penghasil gas
maupun mengandung banyak bumbu dan
rempah. Jadwal makan yang tidak teratur
lebih sering menimbulkan kekambuhan
penyakit gastritis.

Saran
Berdasarkan hasil penelitiaan yang
dilakukan maka dapat disampaikan saran-
saran kepada pihak terkait, yaitu sebagai
berikut :
1. Kepada petugas kesehatan agar lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan pada
penderita gastritis yaitu dengan
memberikan informasi tentang pola
makan yang benar melalui pengarahan
tentang pengaturan diet atau pola makan.
2. Bagi penderita gastritis yang
mempunyai pola makan yang tidak teratur
hendaknya menghilangkan kebiasaan buruk
tersebut untuk menghindari penyakit
gastritis dan upayakan bagi penderita untuk
makan secara sedikit-sedikit tapi sering
setiap 4 jam sekali.

DAFTAR PUSTAKA
Ainun, H. 2011. Kesalahan-kesalahan Pola
Makan Pemicu Seabrak Penyakit
Mematikan. Buku Biru, Jogjakarta

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Aprianto.2009. Faktor Risiko Gastritis
Pada Pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji dan Rumah
Sakit Pelamonia Tingkat II Kota
Makassar Tahun 2009, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Timur Makassar.

Astawan, M. 2008. Khasiat Warna-Warni
Makanan. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Awi, M. 2011. Data 10 Penyakit
Terbanyak di Rumah Sakit (RS) di
Indonesia.Http//www.
Infodokterku/index.php=com-conten
& view-article &id=137=data 10
penyakit terbanyak di Rumah Sakit di
Indonesia Senin 28 November 2011).

Baliwati, F. 2004. Pengantar Pangan dan
Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta

Barus, S. 2006. Penyakit Bawaan
Makanan. WHO. EGC

Bustami, R. 2004. Fisiologi Pencernaan.
Andalas University Press, Padang

Brunner & Suddart, 2002. Keperawatan
Medikal Bedah. EGC

Eridha,N. 2009.Gambaran Pengetahuan
dan Prilaku Pencegahan Gastritis
pada Mahasiswa S1 Fakultan
Keperawatan USU.Skripsi.
Universitas Sumatera Utara Medan.

Inayah, I. 2004. Asuhan Keperawatan
Pada Klien dengan Gangguan
Pencernaan. Salemba Medika, Jakarta

Jusup, L. 2010. Masakan Sehat dan Lezat
Untuk Penderita Gastritis (Tukak
Lambung/Maag).Kompas Gramedia,
Jakarta
Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi
Untuk Kesehatan. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta

Endang. L. 2001. Penyakit maag dan
gangguan pencernaan, penerbit
kansius, Yogyakarta

Mansyur,2005. Kapita Selekta
Kedokteran. EGC

8

Moehyi, S. 1995. Pengaturan Makanan
dan Diit Untuk Penyembuhan
Penyakit. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Mustakim, 2009. Mengenal Penyakit
Organ Cerna, Pustaka Populer Obor.
Jakarta

Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

Rial,D. 2010. Pola Makan Dalam
Kehidupan Orang-Orang Yang
Terkena Gastritis.
Http://www.Gastritis-Bulletin-and-
diet. Htm. Sabtu 12 November 2011.

Rona, dkk. 2011. Hubungan Pola Makan
dengan Timbulnya Gastritis pada
Pasien di Universitas
Muhammadiyah Malang Medical
Center ( UMC ). Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
Malang
Sitorus, R. 2009. Makanan Sehat dan
Bergizi. CV.Yrama Widya, Bandung

Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan
Aplikasinya Untuk Keluarga dan
Masyarakat. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suhardjo, dkk, 2004. Pangan Gizi dan
pertanian. UI, Jakarta

Supariasa B, Bakri, I Fajar. 2002. Penilaian
Status Gizi. EGC, Jakarta
Suratum, 2010. Asuhan Keperawatan
Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Trans Info Medika,
Jakarta

Suyono, S. 2001. Ilmu Penyakit Dalam.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Taruna, 2006. Hubungan Stres dan Pola
Makan Dengan Frekuensi
Kekambuhan Penyakit Pada
Penserita Gstritis di Ruangan
Penyakit Dalam RSU Daerah
Gunungsitoli Tahun 2010. Skripsi.
STIKes Sari Mutiara Indonesia Medan.

Yuliarti, 2009.Maag : Kenali, Hindari dan
Obati. Andi, Yogyakarta




























9

LAMPIRAN

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Penderita Gastritis Berdasarkan Kategori
Kuantitas Makanan di Puskesmas Kampar Kiri Hulu Tahun 2012
Kategori
Kuantitas


Frekuensi
Kekambuhan
Total
Jarang Sering
n % n % n %
Baik
Kurang
6
8
30,0
24,2
14
25
70,0
75,8
20
33
100,0
100,0 ,0



Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Penderita Gastritis Berdasarkan Jenis
Makanan di Puskesmas Kampar Kiri Hulu Tahun 2012
Jenis
Makanan
Frekuensi
Kekambuhan
Total
Jarang Sering
n % N % n %
Sesuai

Tidak Sesuai
9

14
100,0

31,8
0

30
0,0

68,2
9

44

100,0

100,0



Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Penderita Gastritis Berdasarkan Kategori
Jadwal Makan di Puskesmas Kampar Kiri Hulu Tahun 2012
Jadwal
Makanan
Frekuensi
Kekambuhan
Total
Jarang Sering
n % N % n %
Teratur
Tidak teratur
15
14
100,0
36,8
0
24
0,0
63,2
15
38
100,0
100,0

Вам также может понравиться