Вы находитесь на странице: 1из 9

Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai

petunjuk kualitas air.


[1]
Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan
menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya.
[1]

Daftar isi
1 Syarat
2 Jenis
o 2.1 Indikator Bakteri
2.1.1 Koliform
2.1.2 Koliform tinja
2.1.3 Streptococcus Tinja - Enterococcus
2.1.4 Clostridium
2.1.5 Pseudomonas
2.1.6 Bacteroides spp. dan Bifidobacteria spp.
o 2.2 Indikator Virus
o 2.3 Indikator Protozoa
3 Kelemahan
4 Indikator Makanan
5 Referensi
Syarat
Untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
oleh mikroorganisme tersebut, kendati demikian, persyaratan ini tidak mutlak untuk dipenuhi
seluruhnya, tergantung kondisi yang ada. Syaratnya antara lain
[1]
:
Dapat digunakan untuk berbagai jenis air
Mikroorganisme harus muncul bila patogen enterik dan sumber polusi muncul
Tidak ada di air yang terpolusi
Mudah diisolasi, murah, mudah diidentifikasi, dan mudah dihitung
Lebih banyak jumlahnya dan lebih tahan dibanding patogen
Bukan merupakan patogen
Tidak berkembang biak di air
Merespon perlakuan dan kondisi lingkungan
Kepadatan indikator harus berkaitan langsung dengan derajat polusi
Menjadi bagian dari mikroflora dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas
Jenis
Mikroorganisme indikator dapat dibedakan menjadi indikator bakteri, indikator virus, dan
indikator protozoa
[1]
.
Indikator Bakteri
Terdapat lima bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
[1]
:
Koliform
Koliform tidak termasuk dalam taksonomi bakteri namun hanya istilah untuk menyebutkan
kelompok mikroorganisme yang berada di air. Ciri-ciri bakteri koliform adalah gram negatif,
berbentuk batang, merupakan anaerob fakultatif yang dapat memfermentasikan laktosa dengan
pembentukkan asam dan gas pada suhu 35 C selama 24-48 jam. Memiliki enzim tambahan yaitu
sitokrom oksidase dan beta-galaktosidase. Koliform dapat ditemukan di saluran pencemaran
hewan, tanah, atau secara alami pada sampel lingkungan.
Pada keadaan normal, koliform terdapat di air dalam jumlah standar dan dapat diukur, namun
bila terjadi pencemaran air, jumlah koliform akan menjadi banyak dan dapat melebihi jumlah
bakteri patogen lain.
[2]
Oleh karena itu, koliform dapat digunakan sebagai indikator pencemaran
air.
[2]
. Jika terdapat bakteri koliform dalam air, belum tentu bakteri patogen juga ada di air
tersebut, namun jika bakteri koliform terdapat dalam jumlah besar maka perlu diperiksa kembali
keberadaan bakteri patogen lain.
[2]

Koliform tinja
Digunakan untuk mendeteksi pencemaran tinja. Merupakan bakteri termotoleran yang dapat
beradaptasi dengan cara stabilisasi protein pada suhu di saluran pencernaan. Koliform tinja dapat
melakukan fermentasi dengan menghasilkan asam dan gas pada suhu 44.5 C. Koliform tinja
memiliki korelasi yang kuat dengan pencemaran tinja hewan berdarah panas. Untuk mendeteksi
E.coli pada koliform tinja secara lebih spesifik dapat digunakan enzim MUG yang aka[n
berpendar dengan sinar UV
[1]
.
Streptococcus Tinja - Enterococcus
Merupakan mikrobiota pada manusia dan hewan. Contoh Streptococcus pada manusia adalah S.
faecalis dan S. faecium
Clostridium
Merupakan mikrobiota pada hewan berdarah panas dan limbah. Sifatnya lebih stabil dibanding
patogen dan memiliki spora sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi polusi yang terjadi di
waktu lampau
[1]
.
Pseudomonas
Digunakan sebagai indikator kolam renang selain Staphylococcus aureus. Memiliki sifat tahan
terhadap desinfeksi kimiawi. Berpigmen pyocyanin dan dapat berpendar
[1]
.
Bacteroides spp. dan Bifidobacteria spp.
Banyak ditemukan di feses 100 kali dibanding yang lain. Kedua bakteri ini sulit dideteksi karena
bersifat sangat anaerob dan dapat musnah bila terkena oksigen, sehingga untuk mendeteksi perlu
kondisi yang sangat anaerob pula. Beberapa jenis Bacteroides spesifik pada manusia
[1]
.
Indikator Virus
Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus
[1]
.
Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri
yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding
selnya. Sifatnya tidak spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya.
Contohnya adalah myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae.
Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F
+
)
sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat
spesifik pada feses. Contohnya adalah leviviridae
Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat
rendah sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya
Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi
banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah
[1]
.
Indikator Protozoa
Sesungguhnya tidak ada indikator yang berlaku secara universal bagi parasit protozoa
[1]
.
Indikator bergantung pada sumber air yang dugunakan pada suatu daerah tertentu. Contoh yang
telah diidentifikasi adalah indikasi menggunakan spora Clostridium dan bakteri aerob
termostabil
[1]
.
Kelemahan
Tidak ada indikator yang ideal untuk semua lingkungan dan memenuhi semua persyaratan
[1]
.
tidak ada suatu indikator yang dapat mencangkup semua jenis indikator
[1]
. Hal ini disebabkan
karena tidak semua bakteri dapat dijadikan indikator bagi patogen. Virus dan protozoa memiliki
perbedaan ukuran, respon terhadapat tekanan lingkungan, dan perlakuan
[1]
. Media dan kondisi
yang berbeda-beda juga membuat tidak ada indikator yang benar-benar cocok untuk kundisi
tertentu
[1]
. Karena itu dibuat suatu kriteria untuk mentoleransi ketidaksempurnaan tersebut.
Setiap negara, setiap daerah memiliki kriteria yang berbeda-beda
[1]
.Contohnya di Indonesia
dilakukan pengelolaa kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Air digolongkan
berdasarkan kriteria mutu mejadi kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas IV. Untuk air minum kadar
koliform tinja maksimal 2000 dan kadar total koliform maksimal 10000
[1]
.
Indikator Makanan
Mikroorganisme yang menjadi indikator makanan merupakan kelompok bakteri yang
keberadaannya di makanan di atas batasan jumlah tertentu, yang dapat menjadi indikator suatu
kondisi yang terekspos yang dapat mengintroduksi organisme berbahaya dan menyebabkan
proliferasi spesies patogen ataupun toksigen. Misalnya E. coli tipe I, koliform dan fekal
streptococci digunakan sebagai indikator penanganan pangan secara tidak higienis, termasuk
keberadaan patogen tertentu. Mikroorganisme indikator ini sering digunakan sebagai indaktor
kualitas mikrobiologi pada pangan dan air.
Mikroorganisme terdapat di segala macam lingkungan sebagai bagian dari seluruh ekosistem
alam. Sebagian dari mikroorganisme itu adalah produsen, sebagian konsumen pertama, dan
sebagian lagi konsumen ke dua serta ketiga. Kita dapat menemukan mikroorganisme di darah
kutub, di daerah tropik, di dalam air, di dalam tanah, dalam debu di udara. Ada mikroorganisme
yng dapat hidup di satostfer bila terangkat oleh arus udara. Ada mikroorganisme yang dapat
hidup meskipun tidak ada oksigen, misalnya pada dasar laut dan danau danau yang sangat
dalam. Bahkan ada yang hidup di sumber air panas dengan temperatur yang sedemikian tinggi
hingga akan mematikan organisme yang lebih besar. Miroorganisme memegang peranan penting
sebagai penghubung jaring jaring makanan dalam ekosistem darat, laut, danau, sungai dan
kolam. Mereka merupakan pengurai utama dari berbagai zat dan senyawa ( Sastrodinoto, 1980 ).
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi
terutama yang berukuraarn kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai
bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya ( Anonymousa, 2009 ).
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua
organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam
laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis ( Anonymousb, 2009 )
2.1 Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah mikroorganisem yang berukuran sangat kecil ( biasanya
kurang dari 1 mm ) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal ( uniselular ) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Ilmu yang
mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja dibidang ini disebut
mikrobiolog ( Anonymousc, 2009 ).
2.2 Macam Macam Mikroorganisme Perairan
Menurut Zubaidah ( 2006 ), macam macam mikroorganisme adalah sebagai berikut :
1.Bakteri berbentuk basil dan koki gram negatif aerob
Ciri cirinya adalah :
bersifat aerobik
ditemukan pada makanan berupa flora normal pada tanah dan air
dapat mengoksidasi gula
Contohnya : biucella, gluconobacter, acetobacter, dan lain lain.
2.Bakteri basil gram positif, tidak berspora
Ciri cirinya adalah :
berbentuk batang panjang
anaerobik fakultatif
katalase negatif
dapat mensintesa vitamin khususnya jenis lactobacillus
Contohnya : Clostridium, lactobacillus, botalinum
3.bakteri dengan sel bercabang atau bertunas
Ciri cirinya ;
tidak berspora
sangat tahan panas
bersifat patogen
jarang ditemukan pada makanan
Contohnya : corybacterium, microbacterium, propionibacterium sp.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Mikroorganisme
Menurut Zubaidah ( 2006 ), adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
adalah sebagai berikut :
Faktor Intrinsik
- Keasaman PH
Keasaman, kebasaan dan lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan pada aktivitas dan
stabilitas makro molekul seperti enzim, maka dari itu pertumbuhan dan metabolisme dari
mikroba sangat di pengaruhi PH. Sebagaian mikroba dapat tumbuh dengan baik pada kisaran PH
netral ( 6,6 7,5 ) dan sedikit yang dapat bertahan dibawah PH 4.0. Bakteri lebih rentan terhadap
PH ekstrim dibanding khapang dan khamir, dimana bakteri baskteri patogen adalah yang
paling rentan. Itulah sebabnya sebagian besar makanan seperti saurkraut dan keju, diawetkan dari
bakteri patogen dengan asam yang di produksi oleh atau melalui bakteri.
- Water Activity ( Aw )
Salah satu dari metode penyimpanan adalah pengeringan, pengeringan dengann mengeluarkan
air terikat dari bahan yang mengakibatkan mikroba tidak dapat tumbuh. Saat ini telah diterima
istilah umum untuk persyaratan kandungan air yang digunakan oleh mikroba dengan nama water
actfvity ( Aw ) lingkungan. Aw dari sebagian besar makanan segar adalah 0,91. Secara umum
bakteri memerlukan nilai Aw yang lebih tinggi dibanding jamur, dimana bakteri gram negatif
memerlukan nilai Aw yang lebih tinggi dari pada gram positif. Sebagian besar bakteri merugikan
tidak dapat tumbuh dibawah Aw 0.91 sedangkan khapang yang merugikan dapat tumbuh pada
paling rendah 0,80.
Tabel. Nilai Minimum Aw untuk Pertumbuhan Mikroba
Kelompok
Water Activity ( Aw )
Bakteri merugikan
Khamir merugikan
Khapang merugikan
Bakteri halofilik
Khapang xerofilik
Khamir osmofiik
0,90
0,88
0,80
0,75
0,61
0,61
- Potensial Oksidasi Reduksi ( Eh )
Potensial oksidasi reduksi dapat didefinisikan sebagai perubahan yang diakibatkan oleh
substrat yang kehilangan ( oksidasi ) ataupun mendapatkan elektron ( reduksi ). Mikroba aerob
memerlukan nilai Eh positif ( oksidasi ) sedangkan mikroba anaerob memerlukan nilai Eh
negatif ( reduksi ). Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik pada kondisi sedikit reduksi,
dinamakan mikro aerofil.
[ oksidasi ] + H+ + ne [ reduksi ]
- Komponen Antimikroba
Ketersediaan komponen antimikroba pada substrat yang akan dimakan mikroba menjadi
hambatan terpenting bagi pertumbuhannya. Beberapa rempah rempah diketahui mengndung
minyak atsiri yang bisa dapat bertindak sebagai komponen mikroba. Beberapa di antaranya
adalah eugenol pada cengkeh, alisin pada bawang putih.
Faktor Ekstrinsik
- Suhu
Sebagian besar mikroba tumbuh dengan baik pada suhu yang sesuai dengan manusia. Namun,
bakteri tertentu dapat tumbuh pada suhu yang ekstrim dimana hampir semua organisme eukariot
tidak tumbuh.
Tabel. Suhu Pertumbuhan Mikroba
Kelompok
Minimum
Suhu ( oC ) Optimum
Maksimum
Termofilik
Mesofilik
Psikrofik ( Psikofilik Obligat )
Psikotrof ( Fakultatif Psikofilik )
40 45
5 15
-5 ( +5 )
-5 ( +5 )
55 75
30 40
12
25 30
60 90
40 47
15 20
30 35
Jika suhu diturunkan dari suhu optimum, pertumbuhn mikroba akan berlangsung lebih lambat,
sebagan merupakan akibat dari lambatnya reaksi enzimatik yang berlangsung di dalam sel
kontribusi terpenting dari penurunan dan penghambatan pertumbuhan mikroba pada suhu rendah
adalah perubahan struktur membran yang mengakibatkan suplai nutrisi pada sistem enzim dari
dalam sel.
- Ketersediaan dan Konsentrasi Gas Lingkungan
Perubahan konsentrasi gas yang ada dalam ruangan menjadikan faktor penentu bagi
pertumbuhan mikroba. Peningkatan konsentrasi CO2 dapat ditingkatkan pada suhu rendah.
Bakteri gram negatif lebih sensitif terhadap CO2 dibandingkan gram positif. Dimana
pseudomonas menjadi paling sensitive dan bakteri anaerb menjadi yang paling resisten terhadap
CO2.
- Relative Hamidity ( RH )
RH dari lingkungan adalah poin penting yang mempengaruhi Aw, dan pertumbuhan mikroba
pada permukaan suatu bahan. Jika Aw 0,6 adalah sangat penting untuk menyinpan dan
mempertahankan nilai Aw pada kondisi rh yang tidak memungkinkan adanya pengambilan air
dari udara menuju ke dalam permukaan bahan.
2.4 Pengertian Sterilisasi
Menurut Siti ( 1999 ), pengertian sterilisasi adalah sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan sterilisasi dalm mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya
melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah menggunakan
salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan atau media yang
umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya
tersedia berbagai metode lain yang efektif.
Ada tiga cara yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan
kimia, dan penyaringan ( filtrasi ). Bila panas digunakan bersama sama dengan uap air disebut
sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi
panas kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan gas atau radiasi.
Sterilisasi adalah membunuh semua organisme beserta sporanya serta mencegah organisme
tersebut agar tidak kembali hidup ( anonymousd, 2009 ).
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan
perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan
kimia ( Anonymouse, 2009 ).
2.5 Pengertian Media PCA (plate coun agen)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobic dengan inakulasi di atas
permukaan.PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan di antaranya adalah
ceasin,enzymic,hydrolisate,yeast extract,dextrose agar,hingga membentuk suspense
22,5g/l.kemudian disterilisasi.pada autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 C.Media PCA ini
baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba)karna didalamnya mengandung
komposisi hasein enzimic hidro lisate yang menyediakan asam amino dan substansi hitrogen
kompleks lainnya.Serta ekstrak yeast yang mensuplai vitamin B kompleks (Ratna,2004)
Pembatasan medium potato dextrose agar.Kentang sudah ditimbang dan durebus dengan ukuran
kentang 50,31g dan agar 4,03g.Disini menggunakan agar untuk mengentalkan medium
ekstrak.kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan PH-nya.Sebelum dilakukan
sterilisasi,medium berwarna kuning setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna
kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih.setelah didinginkan beberapa saat medium dapat
di Tanami bakteri (Schal,1995).
Pembuatan medium nutrient agar menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 gr,pepton 3gr dan
agar 3gr.Pada awal pengamatan medium nutrien agar.Sebelum proses nutrilisasi berwarna
kuning setelah disterilisasi berwarna agak coklat.Pada pembuatan medium ini ditambah pepton
agar mikroba cepat tumbuh,karna mengandung banyak Na (Saputro,1994)
2.6 Cara Pengitungan Bakteri
Menurut Siti ( 1999 ), cara penghitungan koloni bakteri adalah sebagai berikut :
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat di perlukan didalam berbagai macam
penalahaan mirobiologis. Pada hakikatnya terdapat dua macam pengukuran dasar yaitu
penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi
organisme bersel tunggal ( misalnya bakteri ), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan
tidak hanya bagi organisme bersel tunggal tetapi bagi organisme berfilamen ( misalnya khapang
).
Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan ( plate
count ), hitungan mikroskopis langsung ( direct microscopic count ), atau secara elektronis
dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter ( coulter counter ).
Perhitungan jumlah bakteri dapat melaluiberbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang
secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga ( uji kualitatif, bisa dengan metode MIN ),
uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu, sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa
faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan
menggunakan metode cawan petri ( metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan
pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel ).
Koliform merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran
dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan dan produk produk susu. Bakteri
koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform fekal ( Escherchia colii ) dan
koliform non fekal ( Enterobacter aerogenes ) ( Anonymousf, 2009 ).

Вам также может понравиться