Apakah kamu pernah bohong? Sebuah pertanyaan yang tidak relevan untuk ditanyakan, karena kalau dijawab jujur semua oang dari mulai anak kecil hingga orang tua pasti pernah berbohong. Berbohong adalah tindakan tidak menyatakan sesuatu sesuai kenyataannya. Menurut Cecilia Yeti Prawasti M.Si, staff akademik Fakultas Psikologi Universitas Indonesia terdapat beberapa hal yang menjadi dasar atau tujuan seseorang berbohong, yaitu: Memenangkan ego diri sendiri Awalnya seseorang berbohong agar merasa nyaman. Caranya bisa dengan meninggikan diri sendiri atau merendahkan orang lain, Misalnya, mengaku memiliki mobil mewah padahal milik sepupunya. Biasanya cara ini timbul karena merasa nggak PD. Menghindari tanggung jawab Biasanya seseorang yang berbuat salah dan takut dihukum akan berbohong dengan memutar fakta atau melemparkan kesalahan pada sesuatu. Membuat semua lebih enak didengar Dengan mendramatisir cerita, misalnya dengan dengan bilang kita menyukai pemberian seseorang, padahal modelnya nggak banget. Kebiasaan Kebohongan terjadi jika seseorang memaksakan diri mengikuti pola lingkungan atau sesuatu yang lagi tren. Misalnya kebiasaan mencontek karena hampir seisi kelas melakukannya. Keuntungan Maksudnya adalah keuntungan materi. Misalnya penipuan bermodus undian berhadiah. Kita semua pasti pernah bohong, tapi nggak suka kalau dibohongi, benar kan? Berbohong itu seperti lagunya Rhoma Irama yang Gali lubang tutup lubang sekali sudah berbohong pasti akan berlanjut untuk menutupi kebohongannya. Mau tahu cara mendeteksi seseorang yang berbohong? Kita bisa jadi polisi kebohongan dengan memperhatikan: Perhatikan tatapan matanya Pada umumnya, saat pembicaraan berlangsung pasti terjadi kontak mata. Karena menatap mata adalah salah satu kontak paling kuat saat percakapan. Nah kalo seseorang sedang berbohong biasanya dia takut menatap mata kita, dia cenderung melempar pandangannya ke daerah sekitar. So, kalo kamu ingin tau seseorang sedang bohong tatap matanya dalam- dalam saat dia berbicara. Perhatikan pergerakan bola matanya, ke kiri, kanan, atas, bawah, atau muter-muter. Kalau setelah itu kamu tiba-tiba terhipnotis, berarti kamu sedang menatap mata Ojan. Nada Bicaranya Sebuah studi menunjukkan seseorang yang berbohong cenderung berbicara dengan nada yang agak tinggi. Perhatikan ketidak cocokan antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukannya Misalnya seseorang berkata ya tapi pada waktu bersamaan dia menggelengkan sedikit kepalanya yang berarti tidak. Bentuk senyum atau mimik wajahnya Terkadang ada orang yang tersenyum untuk menyembunyikan rasa kecewa. Nah bila ia berbohong, di ujung senyumnya akan terlihat kerutan dan ia tampak terpaksa tersenyum. Itu artinya dia belum bisa menerima kekecewaan dan akhirnya berbohong. Keringatnya Orang yang berbohong cenderung berkeringat lebih deras. Gerakan tubuhnya Bila ia tak bisa diam, tangannya menggaruk-garuk atau cenderung bergoyang-goyang, mungkin ia sedang menyembunyikan rasa gugup karena berbohong. Respon atas sesuatu Terkadang untuk membuat seseorang percaya pada kebohongannya, si pembohong mengungkapkan sesuatu terlalu detail dan terkesan berlebihan atau malah berusaha mengubah topik pembicaraan. Mereka juga sering memanjangkan singkatan, seperti mengatakan tidak dibanding nggak. Setelah tau cara mendeteksinya, sekarang saatnya kamu tahu tips agar tidak dibohongi versi tabloid Aura: Duduk di kursi yang lebih tinggi sebagai bentuk intimidasi yang lebih halus. Tantang sang pendusta dengan menanyakan banyak detail. Cobalah untuk selalu di dekatnya yang membuat dia menjadi canggung dan tidak nyaman. Berusaha untuk meyakinkan dia kalau kita tak mengerti atau kurang mendengar baik apa yang dia katakan dan minta dia mengulanginya. Kita juga bisa mengatakan kata yang berlawanan untuk mengecoh. Yang pasti berbohong jelas bikin kita rugi, yuk belajar menjadi jujur .