Вы находитесь на странице: 1из 31

Nisa Milati Biyantini

160112120525
Dengan semakin banyaknya pasien dengan
keadaan medically compromised, maka
dokter perlu mengetahui tindakan-tindakan
apa saja yang dibutuhkan untuk
menanganinya.
Pada tahap screening, perlu dievaluasi
sumber infeksi apa saja yang dapat
membahayakan hasil bedah
Penyakit pada sistem kardiovaskular yang bisa
menyebabkan pasien menjadi medically
compromised bisa berupa endokarditis,
hipertensi, iskemia jantung, dan gagal jantung

Pemberian antibiotik profilaksis sebelum
tindakan invasif tidak selalu memberikan
hasil yang signifikan, juga masih ada 5%
kemungkinan terjadinya reaksi antimicrobial
semisal reaksi anafilaksis.
Namun pemberian amoxicillin sebelum
tindakan masih dilakukan di beberapa tempat
Hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi
primer (usia di bawah 30) atau hipertensi
esensial, dan hipertensi sekunder (usia 30-50).

parameter laboratorium hipertensi
sekunder preoperatif
plasma
sodium
(rennin-
producing
tumors,
penyakit
ginjal)
potassium
(penyakit
ginjal atau
kelenjar
adrenal)
urine vanilly
lmandelic
acid
(pheochromo
cytoma)
serum
cortisol
thyroid-
stimulating
hormone
brain natriuretic peptide level
<100 pg/ml
Pemeriksaan
laboratorium
digitalis
(ACE) inhibitor
angiotensin receptor blocker
Kombinasi
obat-obatan
konsultasikan pada
dokter jantung yang
menangani pasien
gunakan protocol
pengurangan
kecemasan
gunakan premedikasi
nitrogliserin jika
dibutuhkan
gunakan oksigen
tambahan
memastikan anestesi
local yg digunakan
memang tidak memicu
timbulnya penyakit
menggunakan sedasi
nitrogen oksida jika
dibutuhkan
tanda-tanda vital
diawasi dengan teliti
membatasi
penggunaan epinefrin
maksimum 0,04 mg.
Pasien dengan angina yang
sudah stabil masih perlu
diberikan pengawasan khusus
pada keadaan vitalnya, baik
preoperatif, intraoperatif, dan
post operatif.
Pasien seperti ini juga perlu
mengonsumsi premedikasi
anxiolytic (triazolam,
oxazepam) semalam sebelum
tindakan dan satu jam
sebelumnya.
Gunakan oksigen
intraoperative jika diperlukan
dan hindari penggunaan
epinefrin pada retraksi
jantung.
Anestesi local yang bisa
digunakan adalah epinefrin
(hanya jika diperlukan, dalam
dosis terbatas, maksimum
0.04 mg) atau levonordefrin
(maksimum 0,2 mg).
Evaluasi gejala
kelelahan
Dyspnea
Orthopnea
paroxysmal nocturnal dyspnea
edema ekstremitas
kenaikan berat badan.
segera
dirujuk pada
dokter
jantung dan
hindari
perawatan
elektif
Penatalaksanaan gagal jantung
kongestif (kardiomiopati hipertropik)
menunda hingga dokter
jantung yang menangani
sudah mengizinkan
pemberian
oksigen
tambahan
hindari posisi
berbaring
telentang
protocol
pengurangan
kecemasan
Penyakit paru-paru yang dianggap medically
compromised ada dua, yaitu asthma dan
chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
penyumbatan saluran
nafas yang tidak
permanen dan
diasosiasikan dengan
pengurangan aliran udara.
Tidak ada pemeriksaan
laboratorium yang
diperlukan jika asthma
terkontrol.
Pada pasien dengan
asthma yang tidak
terkontrol : tes fungsi
paru-paru yaitu FEV1 dan
peak expiratory flow.
tunda tindakan hingga asthma benar-
benar terkontrol dan tanpa infeksi
pernapasan apapun
gunakan stetoskop untuk mendeteksi
adanya wheezing preoperatif dan
prasedasi
lakukan protocol pengurangan
kecemasan, termasuk sedasi nitrogen
oksida, tetapi hindari penggunaan
depresan respiratoris
konsultasikan pada dokter spesialis
untuk penggunaan kromolin sodium
preoperative
jika pasien menggunakan kortikosteroid
dalam waktu lama, maka berikan
profilaksis untuk insufisiensi adrenal
sediakan inhaler bronkodilator
hindari penggunaan obat inflamasi
non-steroid.
Penata
laksanaan
(1) tunda tindakan hingga fungsi paru-paru sudah
meningkat
(2) gunakan stetoskop untuk mengetahui kecocokan
bunyi pada dada kiri dan kanan
(3) lakukan protocol pengurangan kecemasan,
termasuk sedasi nitrogen oksida, tetapi hindari
penggunaan depresan respiratoris
(4) berikan oksigen dalam jumlah yang biasa
digunakan. Tapi jika tidak, rujuk dulu ke dokter
spesialis sebelum memberikan oksigen
Penata
laksanaan
(5) jika pasien biasa menggunakan kortikosteroid,
maka berikan profilaksis untuk insufisiensi adrenal
(6) hindari posisi berbaring telentang
(7) sediakan inhaler bronkodilator
(8) memperhatikan secara teliti tingkat pernafasasn
dan denyut jantung
(9) tindakan dilakukan pada siang hari untuk
memungkinkan pembersihan saluran pernapasan dulu
di pagi harinya.
Pemeriksaan laboratorium
hitung darah lengkap
kimia darah
tes koagulasi
tes fungsi liver
urinalisis
(1) hindari penggunaan
obat-obatan yang
dimetabolisme atau
disekresi di ginjal
(2) hindari penggunaan
obat-obatan
nefrotoksik, misalkan
OAINS
(3) menunda tindakan
hingga setelah pasien
melakukan dialysis
(4) konsultasikan pada
dokter spesialis
mengenai penggunaan
antibiotic profilaksis
(5) tekanan darah dan
denyut jantung harus
diperhatikan
(6) perhatikan
keberadaan tanda-
tanda sindrom
hiperparatiroidisme
Pemeriksaan
laboratorium
Hitung darah
Kimia darah
Uji koagulasi
Tes fungsi
liver
Penatalaksanaan preoperatif
Berbagai koagulopati
perlu diperhatikan
pada masa preoperatif
multivitamin dengan
asam folat
pemberian thiamin 100
mg
makanan bergizi
1
caritahu mengenai penyebab kelainan hepar. Jika
penyebabnya adalah virus hepatitis B, maka lakukan
universal precautions
2
hindari penggunaan obat-obatan yang dimetabolisme di
hepar. Jika penggunaan obat tersebut penting, ubah
dosisnya
3
periksa pasien dengan penyakit hepar yang parah untuk
kelainan pendarahan melalui platelet count, prothrombin
time, partial thromboplastin time, dan Ivys bleeding time.
Diabetes mellitus menyebabkan terjadinya keadaan
medically compromised pada pasien.
Pada pasien dengan diabetes mellitus yang terkontrol,
hanya glukosa darah preoperative.
Hipoglikemia dirawat dengan pemberian dekstrosa.
Hiperglikemia dirawat dengan pemberian preparat insulin.
Suatu media yang efektif untuk menilai status
hiperglikemia jangka panjang yaitu Hb.Alc
Nilai <5 % menunjukkan diabetes, dan nilai >7 %
menunjukkan kontrol kadar gula darah yang
buruk. Tes ini berlaku antara 90-120 hari.
Pada pasien yang akan diberikan tindakan operasi
mayor, panel metabolic lengkap dan hitung darah
sebaiknya dilakukan juga
Persiapan preoperatif
obat
hipoglikemik
per oral
pada tipe II
insulin dan
insulin
analog pada
tipe I, II, dan
IV
insulin
pumps pada
tipe I.
Prosedur operasi sebaiknya dilakukan pagi.
Umumnya obat hipoglikemik oral dihentikan
sehari sebelum operasi.

Pemeriksaan
laboratorium
ristocetin
cofactor
activity assay
plasma vWF
antigen
partial
thromboplastin
time
aktivitas factor
VIII dan wakrtu
pendarahan
Kelainan
darah yang
besar
pengaruhnya
pada tindakan
pembedahan
yaitu von
Willebrand
Disease (vWD)
Luka bedah
diberikan surgical
sponge dan dijahit
dengan sutura
yang resorbable.
Hemostasis sebisa
mungkin dipantau
hingga pasien pulang.
Premedikasi : 150
mcg DDAVP.
pasca operasi
diberikan empat dosis
Amicar selama 24 jam.
AIDS merupakan suatu
penyakit yang bisa
diturunkan, didapat,
ataupun bersifat
iatrogenik.
evaluasi perioperatif
pasien positif HIV:
hitung darah lengkap
Subset limfosit dapat
digunakan untuk menilai
suseptibilitas terhadap
infeksi oportunis
CD4
< 200 sel/mm
3
, diberikan
trimethoprim-sulfametoksazole untuk
profilaksis Pneumocystis carinii
<100 sel/mm
3,
suseptibilitas
infeksi toksoplasmosis
sangat meningkat. Diberikan
trimetoprim, tidak perlu
antibiotic profilaksis
tambahan.
50 sel/mm
3,
resiko tinggi
infeksi mycobacterium
avium complex diberikan
clarithromycin atau
azithromycin

Вам также может понравиться