Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB 3.

PEMBAHASAN
Skenario
Seorang ibu rumah tangga usia 44 tahun datang ke RSGM bagian konservasi gigi dengan keluhan gigi
depan atas kiri berlubang. Berdasarkan anamnese 6 bulan yang lalu gigi tersebut pernah sakit
sampai bengkak tetapi tidak pernah diobati. Pemeriksaan objektif menunjukkan keadaan gigi karies
profunda perforasi, pemeriksaan tekanan dan perkusi tidak sakit, dan hasil tes vitalitas adalah
negatif. Pada roentgen foto tampak jarum miller masuk saluran akar sampai apikal. Berdasarkan
pemeriksaan di atas, apa yang harus dilakukan pada penderita tersebut?

2.1 Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar pada Skenario
1. Indikasi
a. Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik
(untuk pilar restorasi jembatan)
b. Gigi tidak goyang dan periodontal normal
c. Belum terlihat adanya fistel
d. Foto rontgen; resorpsi akar tidak lebih 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi geligi sulung
e. Kondisi pasien baik serta menginginkan giginya untuk dipertahankan serta bersedia untuk
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
f. Keadaan ekonomi pasien mengizinkan
g. Diagnose nekrosis pulpa totalis

2. Kontraindikasi
a. Gigi tidak dapat direstorasi lagi
b. Resorbs akar lebih 1/3 apikal
c. Kondisi pasien jelek,mengidap penyakit kronis; diabetes mellitus, TBC, dll
d. Terdapat belokan akar dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan atau sukar dilakukan
tindakan bedah endodontik.

2.2 Alat dan Fungsi pada Perawatan Saluran Akar
Berikut ini adalah instrument yang sering digunakan dalam endodonsi, digolongkan menurut
penggunaannya :
A. Alat untuk preparasi orifice
1. Paket peralatan dasar
a. Sonde endodontik berujung ganda
Membantu dalam menentukan letak orifice dan fraktur gigi pada dasr kamar pulpa.
b. Excavator
Untuk menyendok isi kamar pulpa dan mengungkit batu pulpa selama preparasi kavistas orifice.
c. Kaca mulut
Untuk melihat kedalaman kamar pulpa dan untuk menahan lidah.
d. Pinset berkerat
Untuk memegang paper point, gutta percha dan alat saluran akar.

Gambar 2.1. Alat dasar kedokteran gigi
e. Dissposable syringe
Untuk mendepositkan larutan irigasi berupa sodium hipoklorit ke dalam saluran akar.

Gambar 2.2. Dissposable syringe

f. Petridish bersekat
Untuk menempatkan cotton roll, cotton pellet dan paper point

Gambar 2.3 Petridish bersekat

2. Bur
a. Friction grip
Bur fisur yang runcing digunakan pada awal preparasi orifice untuk mendapatkan outline yang tepat.

Gambar 2.4. Friction Bur


b. Rosehead
Bur rosehead normal dan ekstra panjang dapat digunakan mengangkat atap kamar pulpa dan
menghilangkan dentin yang berlebih.

Gambar 2.5. Rosehead

c. Safe-ended diamond
Bur safe-ended diamond dengan ujung yang tidak tajam dapat digunakan untuk meruncingkan dan
menghaluskan preparasi kavitas orifice. Ujung yang tidak tajam mencegah bur merusak dasar kamar
pulpa.

Gambar 2.6. Safe-ended diamond

d. Gates glidden drill
Bur ini mempunyai ujung potong yang berbentuk seperti kuncup, terpasang pada lengan yang kecil
yang melekat pada pegangan tipe latch. Alat ini harus digunakan dengan bantuan handpiece.
Kegunaan gates glidden drill adalah sebagai berikut.

Gambar 2.7 Gates glidden drill

3. Rubber dam
Digunakan untuk:
a. Melindungi pasien dari tertelan atau terhirupnya alat, obat-obatan, gigi dan kotoran serta bakteri
dan jaringan pulpa yang nekrosis
b. Untuk mendapat daerah operasi yang bersih, kering dan bebas dari kontaminasi ludah
c. Untuk mencegah lidah dan pipi menutupi daerah operasi
d. Untuk menghalangi agar pasien tidak bicara, kumur-kumur dan mengganggu kerja operator
Peralatan yang digunakan untuk pemasangan rubber dam adalah:
a. Rubber dam
Untuk endodontik biasanya digunakan yang tebal atau ekstra tebal, karena bahan yang lebih tebal
mempunyai ketepatan yang lebih kuat sekitar leher gigi. Bahan yang tebal juag tidak mudah robek
dank arena tebalnya, dapat melindungi jaringan lunak di bawahnya secara efektif.
b. Rubber dam clamp
Untuk menjangkarkan dam pada gigi dan untuk meretraksi gingival dari gigi.

Gambar 2.8 Rubber dam

c. Rubber dam frame
Untuk meregangkan dam sehingga tidak menghalangi penglihatan operator dan untuk kenyamanan
pasien.
d. Rubber dam clamp holder
Digunakan untuk meletakkan, menyesuaikan dan mengangkat penahan rubber dam.
e. Rubber dam puch
Untuk membuat lubang pada rubber dam.

Gambar 2.9 (a) Rubber dam; (b) Rubber dam frame; (c) Rubber dam puch; (d) Rubber dam puch


B. Alat untuk preparasi saluran akar
1. Hand instrument
a. Reamer
Reamer diputar dan ditarik mundur sehingga pemotongannya terjadi ketika rotasi. Digunakan untuk
:
1) Membesarkan dan memperbaiki bentuk saluran akar yang tidak teratur menjadi kavitas dengan
potongan melintang yang bulat.
b. Eksterpasi
Digunakan untuk :
1) Untuk mengambil jaringan pulpa / jaringan nekrotik
2) Untuk mengambil jaringan nekrotik
3) Untuk mengambil bahan pengisi
4) Untuk pengait
c. File
Macam macam File :
File tipe K (KERR)
- Penampang segi empat
- Flute berbentuk spiral
- Terbuat dari stainless steel
- Daya potong file tipe K baik
- Efektif pada arah tarikan & mendorong
FILE TIPE K FLEX (lebih baik dari pada tipe K)
- Penampang jajaran genjang
- Flute berbentuk sdt potong tajam & tumpul
- Fleksibilitas >>
-Terbuat dari stainless steel
File tipe H (Hedstroem)
- Penampang heliks
- Flute terbalik arahnya (dari pada K) menghadap handel
- Daya potong efektif dalam arah tarikan
- Dari stainless steel
File - Cutting Zone > Rapat daripada Reamer
Hasil Preparasi > Bersih dan Halus
File digunakan dengan gerak mengerok dan gerak mendorong menarik. Gerakan ini lebih efisien jika
instrument memiliki lebih banyak pelintiran atau spiral yang bekontak dengan dinding saluran akar.
Alat ini berfungsi untuk :
1) Menghaluskan dinding saluran akar
2) Mengambil jaringan keras selama pelebaran saluran akar


Gambar 2.10 (a) Jarum eksterpasi; (b) Reamer tipe K; (c) File tipe K; (d) File K-Flex

2. Alat saluran akar dengan bantuan listrik
1) Handpiece
Handpiece memberikan aksi mekanis terhadap alat preparasi saluran akar. System ini dibuat untuk
mengurangi waktu yang digunakan pada preparasi saluran dan sekarang terdiri dari handpiece lurus
yang dapat diberi jarum-jarum ulir dengan desain khusus.

Gambar 2.11 Handpiece
2) System preparasi saluran SET
Sistem finder saluran terdiri dari contra-angle handpiece yang dimotori oleh mikromotor atau
kompresor. Motor bekerja kurang dari 300 rpm sehingga dapat mempercepat pekerjaan.
Alat yang digunakan untuk system finder saluran adalah :
a) File K dengan sudut bulat yang digunakan seperti pada waktu mencari orifice, untuk masuk
pertama kali ke saluran
b) Modifikasi hedstroem file untuk menyelesaikan preparasi akhir dan melebarkan bagian korona
saluran akar
c) Plugger dan file pengisi yang dapat digunakan pada tekhnik kondensasi lateral
d) Stop yang dipasang pada ujung contra-angle handpiece untuk mengkontrol panjangnya
3) Racer
4) Ultrasonic
Alat berbentuk handpiece yang dapat menghasilkan daya ultrasonik dengan disertai sistem irigasi.
Handpiece ultrasonik dihub. dengan :File tipe K / diamond file
Cara kerja Ultrasonik:
Handpiece ultrasonik dihubungkan dengan suatu piezoblectrical ceramic untuk meneruskan &
memindah energi gel.ultrasonik ke file silinder yang berisi cairan irigasi (terpisah) dialirkan melalui
handpiece.

Ketentuan pemakaian alat preparasi . S.A.
1. Cavity Entrance sesuai anatomi ruang pulpa
a. Jalan masuk S.A. lurus
Gigi Anterior : Cavity Entrance di Palatal / Lingual pada For. Caecum
Gigi Anterior yang fraktur : Cav.Entrance sudah terlihat
Gigi dengan tumpatan :Tumpatan jangan dibongkar untuk membuat Cavity Entrance seperti biasa
Gigi posterior : dilihat letak orifice

b. Mencari Orifice :
Dengan Yodium Tinctura
Dengan As.Hydrochlorid, diulaskan biarkan 2-3, netralisir dengan sodium bikarbonat, ulas yodium
tinct titik orifice
2. Alat yang halus mendahului alat yang kasar
3. Pakai nomor secara berurutan
Bila tidak :
Panjang S.A./P.Kerja tidak terpenuhi
Terjadi step
Dinding tersumbat bubukan dentin
4. Reamer diputar - putaran
5. File dengan gerakan menarik keluar
6. Pakai stop
7. Pemakaian alat jangan secara paksa
8. Selalu diikuti irigasi
9. Selama preparasi, S.A. dalam keadaan basah (dengan CHKM)
10. Jaringan infected & kotoran tidak boleh terdorong ke apikal
11. Reamer / file jangan di FLAMBEER










2.3 Tahapan, Teknik dan Kegagalan yang terjadi pada Perawatan Saluran Akar
a. Tahap Asepsis
Berbagai bahan kimia dan teknik telah digunakan untuk membuag dan mengahancurkan kontaminan
bakteri dari dari permukaan gigi, cengkeram, dan karet sekelilingnya. Bahan kimia yang dipakai
antara lainalkohol, senyawa ammonium kuaterner, natrium hipoklorit, ioium organic, garam-garam
merkuri, dan hydrogen peroksida. Teknik yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Plak dibuang dengan karet dan pumis
2. Pemasangan isolator karet
Pemasangan isolator karet merupakan hal yang harus dilakukan . pemasangan isolator karet pada
gigi normal, dengan beberapa latihan, hanya memerlukan waktu kira-kira setengah menit. Walaupun
demikian dipraktek pribadi masih jarang dilakukan pemasangan isolator karet ini. Keuntungan
pemakaian isolator karet ini adalah:
a. Mencegah tertelannya instrument endodontik yang digunakan.
b. Daerah kerja kering dan jelas serta mudah didesenfeksi.
c. Melindungi gusi, lidah dan pipi dari trauma iatrogenic.
d. Mempersingkat waktu perawatan yang dilakukan dokter gigi.
Sedangkan kerugiannya adalah:
a. Mempersulit foto rontgen
b. Dapat terjadi trauma pada papilla gingival.
Isolator karet terdiri dari:
a. Lembaran Karet
Ada yang berwarna terang dan gelap. Warna gelap membuat daerah kerja menjadi lebih jelas tetapi
kurang baik untuk pengambilan foto rontgen.
Ketebalan dari lembar karet ada bermacam-macam.



b. Bingkai
Bingkai isolator karet terbuat dari logam dan plastik. Gunanya untuk menahan atau meregang
lembaran karet yang digunakan. Saat ini yang sering dipakai adalah Starlite visiframe.

c. Cengkram
Untuk setiap elemen gigi mempunyai cengkeram tersendiri.

3. Permukaan gigi, cengkeram, dan karet di sekelilingnya diulas dengan hydrogen peroksida 30 %
4. Permukan dioles dengan desinfektan iodium tinktur 5%, natrium hipoklorit juga bisa digunakan
untuk menggantikannya.

Sterilisasi instrument
Sterilisasi adalah proses pemusnahan semua mikroorganisme. Disinfeksi bakteri berarti
menghilangkan organisme vegetative yang menyebabkan penyakit. Instrument yang digunakan
dalam perawatan endodontik memerlukan disinfeksi, tetapi hal ini tidak begitu memuaskan Karena
tiga alas an yaitu:
1. Metode disenfeksi yang digunakan tidak dapat bergantung pada eliminasi organisme yang dapat
menyebabkan penyakit.
2. Organsme yang secara normal adalah nonpatogenik dapat menimbulkan penyakit jika
memperoleh tambahan jaringan yang nekrosisatau rusak yang terdapat dalam ruang pulpa atau
region periapeks.
3. Instrument yang berkontak dengan cairan tubuh dapat memindahkan hepatitis Bdari satu pasien
kepada yang lainnya, kecuali dilakukan sterilisasi.
Oleh kerena itu, jika perawatan hendak dilakukan dalam keadaaan asepsis, semua instrument yang
digunakan dalam ruang pulpa harus disterilisasi terlebih dahulu. Selain itu, harus diingat bahwa
semua instrument yang hendak di sterilisasi harus digosok dan dibersihkan terlebih dahulu dengan
deterjen dan air karena jika terdapat sisa darah kering, jaringan, atau yang lainnya, dapat
menghambat jalannya sterilisasi.
Banyak cara untuk mensterilisasikan instrument dan bahan-bahan endodontik ini, seperti:
1. Autoklaf
2. Oven udara panas
3. Pemanas kering
4. Sterilisasi garam panas

b. Preparasi Kavitas dan Saluran Akar
o Preparasi Kavitas
Pencapaian jalan masuk ke saluran akar adalah tahap awal dari preparasi saluran akar. Mendapatkan
jalan lurus atau akses lurus sampai ke foramen apicalis sangat penting, sehingga memungkinkan
alat-alat dapat digerakkan dengan bebas selama pembuangan kotoran dan preparasi saluran akar
dan semua tahap perawatan selanjutnya akak bergantung pada ketepatan preparasi kavitas ini.
Tujuan preparasi kavitas:
1. Untuk mendapatkan pandangan mengenai letak jalan masuk ke saluran akar.
2. Memungkinkan tercapainya daerah apeks saluran akar secara langsung
Panduan untuk preparasi kavitas:
1. Pelajari gambaran radiografik gigi yang akan di preparasi untuk menentukan ukuran, bentuk, dan
lokasi kamar pulpa serta saluran akar.
2. Jika di perkirakan bahwa saluran akar sukar di temukan, isolator karet sebaiknya tidak di pasang
sampai lokasinya yang benar yakin tercapai. Sering diperlukan preparasi kavitas yang baik terlebih
dahulu sebelum isolator karet di pasangkan sehingga dengan demikian kontur gigi dan inklinasinya,
jaringan gingival, dan jaringan keras yang menutup akar dapat terlihat untuk membantu
menentukan posisi akar.
3. Setelah masuk ke dalam kamar pulpa, gunakan bur bulat dengan kecepatan konvensional untuk
menghilangkan atap kamar pulpa serta semua undercut. Ukuran dan bentuk kamar pulpa
menentukan pula bentuk kavitas
4. Kurangi tonjol-tonjol gigi yang tidak terdukung oleh jaringan yang sehat, atau yang akan di
restorasi dengan suatu penutupan tonjol.
Alat yang di perlukan :
Alat dan bahan standar :
Kaca mulut
Sonde endodontik
Ekskavator endodontik
Pusat endodontik
Instrument plastis ( woodson no. 2)
Penggaris endodontik
Semprit endodontik
Gulungan kapas (cotton rol)
Butiran kapas(cotton pellet)
Alat dan bahan lain:
Kotak pengatur alat dengan file dan reamer standar
Spons untuk memindahkan alat (transfer sponge)
Isolator karet dan kerangkanya
Tang isolator
Cengkraman untuk isolator karet
Desinfektans dan aplikator untuk kapas
Handpiece dan bur ( no. 2, 4, 6, 557 dengan ujung tumpul)
Bahan tumpat sementara
Semprit untuk anastesi
Film radiografik
Pegangan alat atau hemostat.

Tekhnik umum untuk preparasi kavitas:
a) Pasang isolator karet, kecuali jika terdapat kesukaran untuk memperkirakan letak kamar pulpa.
b) Hilangkan semua jaringan karies
c) Setelah ukuran dan letak kamar pulpa di perhitungkan dengan gambar radiografik gunakan bur no.
4 untuk menembus email dan dentin sampai ke kamar pulpa, untuk gigi yang kecil dengan kamar
pulpa sempit gunakan bur no. 2. Jika di jumpai kesukaran untuk menentukan letak kamar pulpa,
lepaskan isolator karet dan buat gambar radiografik untuk menentukan hubungan antara preparasi
dengan kamar pulpa.
d) Dengan menggunakan bur no.4 atau no. 2 pada kecepatan rendah, atap pulpa di buang dengan
menarik bur kea rah oklusal selagi bur berkontak pada gigi.
e) Dengan menggunakan bur berujung tumpul no. 557 berkecepatan rendah berputar, lakukan
pembentukan corong ke oklusal agar di peroleh bukaan langsung pada saluran.

Preparasi untuk gigi anterior:
a) Bor bulat digunakan untuk menembus kamar pulpa
b) Jaringan gigi di buang dengan cara menarik bur dati kamar pulpa.
c) Pembukaan telah selesai dengan dibuangnya atap kamar pulpa serta jaringan gigi sebelah lingual
d) Preparasi kavitas yang telah selesai bentuknya halus serta membesar dari orifis kea rah kavitas
Jika preparasi kavitas terlalu kecil maka file akan bengkok dan tidak dapat berkontak dengan dinding
saluran akar sebelah lingual. Pembukaan seperti corong memungkinkan semua dinding saluran akar
tercapai.
Untuk gigi anterior yang abrasi, tekniknya yaitu dengan pembukaan dari insisal dikarenakan lebih
mudah. Anomali yang sering terjadi pada gigi incisive bawah yaitu 20% kemungkinannya mempunyai
dua saluran akar yang terpisah dan umumnya bergabung menjadi satu di apeks.

Preparasi kavitas untuk gigi premolar:
a) Preparasi kamar pulpa untuk gigi premolar dilakukan dengan bur bulat
b) Pelebaran dan pengasahan agar kavitas divergen dapat menggunakan bur fissure dengan ujung
yang tumpul untuk mencegah perforasi ke dasar kamar pulpa
Preparasi kavitas pada gigi molar:
Preparasi kavitas pada gigi molar hampir sama dengan preparasi premolar. Kamar pulpa dapat
dicapai dengan menggunakan bur bulat, dan atap kamar pulpa dapat dibuang dengan cara menarik
bor sambil ditahan tetap berkontak dengan dinding dentin.
Bur fissure berujung tumpul digunakan untuk menghilangkan undercut dan membuat divergen ke
arah oklusal

o Ekstirpasi Pulpa
Pulpektomi dan debridemen makroskopik saluran akar adalah langkah selanjutnya dalam
membersihkan dan membentuk saluran akar. Harus digunakan barbed broached, yang merupakan
alat endodontik bertangkai pendek yang digunakan untuk ekstirpasi seluruh pulpa dan untuk
pengambilan debris nekrotik, poin absorben, butiran kapas dan bahan asing lainnya dari saluran
akar. Alat ini dibuat dari kawat besi runcing lunak dan bulat yang pada permukaannya dibuat
potongan-potongan bersudut untuk menghasilkan kait. Broach berduri tersedia dalam berbagai
ukuran dari tripel ekstra halus sampai ekstra besar. Broached berduri mudah patah, terutama kalau
terjepit pada saluran akar. Untuk menghindari terjepit dan patahnya, banyak klinisi memulai
eksplorasi dan instrumentasi saluran akar dengan rimer dan kikir kecil. Jaringan pulpa diambil, dan
saluran akar dibersihkan dengan irigasi dan aspirasi. Broach berduri tidak dimasukkan kedalam
saluran akar sebelum saluran akar dibersihkan seluruhnya sampai ukuran rimer atau kikir mencapai
No. 20 atau 25. Tindakan ini mencegah terjepitnya dengan tidak sengaja broach kecil dan yang
mudah patah.
Pemilihan broach yang cocok ukurannya untuk mengambil pulpa dan debridemen makroskopik
adalah penting. Suatu broach berduri yang terlalu lebar tidak memungkinkan pengambilan semua
jaringan pulpa, justru dapat menekan pulpa ke apikal bila broach dimasukkan dalam saluran. Dapat
juga terjepit dalam saluran bila diputar, disamping itu akan patah, atau duri-durinya akan tertanam
dalam dentin bila broach ditarik. Sebaliknya bila broach terlalu sempit, tidak cukup menggaet
jaringan pulpa untuk memungkinkan pengambilannya.
Dengan membandingkan ukuran broach denga ukuran alat terakhir yang digunakan dalam saluran
akar atau suatu perkiraan ukuran dari gambaran radiograf, harus dipilih suatu broach berduri yang
terletak agak kendur di dalam sepertiga apikal saluran akar. Saluran akar diirigasi dengan larutan
sodium hipoklorit 5,2% dan broach berduri dimasukkan sampai dirasakan kontak yang tidak terasa
dengan dinding-dinding saluran akar. Broach ditarik sekitar 1 mm dan dioutar 360o untuk menggaet
jaringan pulpa; ditarik lagi untuk mengambil jaringan ini.
Bila saluran akar luar biasa lebar, seperti pada gigi muda, bahkan suatu broach berduri kasar tidak
akan dapat menggaet dan mengambil jaringan pulpa yang masif, Pada kasus semacam ini, dua
broach berduri halus dimasukkan ke dalam saluran akar dan diputar dalam waktu yang bersamaan
sampai jaringan pulpa tergaet dan terambil.
Pendarahan setelah pengambilan pulpa ditanggulangi dengan irigasi yang berlebihan dengan larutan
sodium hipoklorit 5,2%, diikuti dengan pengeringan saluran menggunakan penyedotan dan point
absorben steril. Tiap poin harus tetap tinggal di dalam saluran akar untuk kira-kira satu menit dan
tidak menyentuh puntung pulpa. Bila perdarahan bertahan, harus dicurigai adanya suatu tag atau
sisa pulpa yang tertinggal di dalam saluran akar. Harus diperiksa adanya saluran tambahan yang
tidak dirawat atau perforasi akar. Semua upaya harus dilakukan untuk mengambil seluruh jaringan
pulpa pada satu kunjungan. Bila fragmen pulpa tertinggal, harus diambil dengan mengulangprosedur
broach berduri atau pada waktu membersihkan dan membentuk saluran akar dengan kikir dan rimer
dan irigasi.
Suatu broach berduri dapat dibersihkan dengan menyikat menggunakan sikat bur. Cara efektif lain
membersihkan broach yang mempunyai tag jaringan/ debris nekrotik pada durinya adalah
menempatkannya ke dalam larutan sodium hipoklorit selama setengah jam. Jaringan akan larut
seluruhnya. Lalu broach dicuci dengan air kran, dikeringkan dengan udara, dan disterilkan dalam
panas kering. Karena broach tidak mahal, kecuali bila patah dan merintangi suatu saluran akar, dan
sukar untuk dibersihkan, kelihatannya lebih baik untuk membuangnya daripada membersihkannya.

o Panjang Kerja
Panjang kerja adalah panjang dan alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu
melakuakan preparasi saluran akar. Panjang kerja alat preparasi diukur 0,5 1 mm lebih pendek dari
panjang gigi sebenarnya,. Hal ini untuk menghindari rusaknya apical construction (penyempitan
saluran akar di apical) atau masuknya alat preparasi ke jaringan periapikal.
Khusus model kerja, pengukuran panjang gigi dilakukan sebelum gigi di tanam pada kotak berisi
malam. Gigi di ukur mulai dari insisal / oklusal (cusp tertinggi ) hingga ujing akar dengan
menggunkan jangka.Panjang gigi kemudian dikurangi 1 mm sehingga di dapatkan panjang kerja .
Misal panjang gigi yang diukur sebelum ditanam pada model kerja 22 mm, maka panjang kerjanya
yaitu 21 mm.

Penentuan Panjang
Radiografi diagnostic yang asli sekarang dapat dipelajari dan di ukur untuk memperkirakan panjang
kerja gigi, dari permukaan oklusal sampai apeks. Panjang ini nanti akan dibuktikan dengan
memasukkan instrument pada panjang kerja yang diperkirakan pada setiap saluran akar dan
membuat radiografi instrumentasi. Panjang kerja sebenarnya dai setiap saluran ditentukan dengan
menyesuaikan panjang insersi supaya ujung instrument berakhir 0,5 dari apeks akar.

Alat Alat
Alat-alat diagnostic atau eksploratori biasanya adalah kikir K No. 10 sampai 20. Alat-alat ini cukup
lentur untuk mengikuti pembengkokan saluran akar dan pas pada saluran yang berliku-liku serta
cukup kaku untuk dimasukkan melalui debris dan jaringan sampai mencapai apeks akar.Bila sebuah
instrumnen diambil dari saluran, operator harus memeriksa adnya kurvatur, yang tidak jelas pada
perabaan atau pemeriksaan radiografi.
Pemasangan stop instrument pada panjang kerja yang tepat untuk tiap saluran berharga dalam
membatasi instrument dalam saluran akar, untuk mencegah trauma atau penekanan debris dan
bacteria ke dalam jaringan periradikular. Stop dapat di buat dengan memasukkan bilah instrument
melalui sepotong kecil isolator karet atau pita karet. Stop karet silicon berbentuk tetesan air mata
mempunyai keuntungan tambahan karena tidak lepas dari instrument selama strelisasi pada 4500.
Tehnik
Pertama-tama kikir K-file dimasukkan ke dalam saluran akar melalii kavitas jalan masuk dengan
gerakan agak bergoynag untuk menghindari haling atau debris dan dengan lembut dibawa melalui
seluruh panjang saluran sampai panjang kerja saluran yang diperkirakan. Radiografi dibuat untuk
membandingkan letak instrument saluran akar dengan kedalaman insersi yang di ukur. Prosedur ini
menyelesaikan eksplorasi taktil(dengan perabaan) saluran akar dan menentukan panjang kerja yang
tepat yang harus digunakan selama instrumentasi berurutan dari saluran akar.
Bila suatu perubahan sensasi taktil pada waktu eksplorasi saluran akar member kesan pada
instrument terdapat pada konstriktur apical meskipun kelihatannya lebih pendek daripada panjang
kerja yang diperkirakan harus dibuat suatu radiograf untuk mengetahui lokasi ujung instrumen.
Panjang kerja ditentikan secara acak 0,5 mm sampai 1,0 mm lebih pendek daripada panjang saluran
yang diukur, karena panjang sebenarnya gigi adalah 1,2 mmkurang daripada gambar radiografik dan
foramen apical adalah kira-kira 0,3 mm lebih pendek dari ujung akar yang sebenarnya.



Keselahan yang berhubungan dengan pengukuran panjang kerja
Yakni pada perluasan preparasi atau pengisian saluran akar. Belum ada penetapan panjang kerja.
Dan tingkat pengisian saluran akar yang ideal dan pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0.5 mm, 1 mm
atau 1-2 mm lebih pendek dari akar radiografis dan disesuaikan oleh usia penderita. Tingkat
keberhasilan yang rendah biasanya berhubungan dengan pengisian yang berlebih.

o Preparasi Saluran Akar
Tujuan umum preparasi saluran akar adalah membersihkan saluran akar dari sisa-sisa zat organik
dan dibentuk sedemikian rupa sehingga seluruh ruang saluran akarnya dapat diisi dengan hermetis
dalam tiga dimensi.

Pembersihan
Menurut definisinya, debridement adalah pembuangan iritan dari sistem saluran akar. Tujuannya
adalah membasmi habis iritan tersebut walaupun dalam kenyataan praktisnya hanyalah sebatas
pengurangan yang signifikan saja. Prinsip debridement sebenarnya adalah suatu prinsip yang
sederhana. Idealnya, instrumen berkontak dan mengerok dinding saluran akar untuk melepaskan
debris. Selanjutnya, irigan secara kimia akan melarutkan sisa-sisa zat organik dan menghancurkan
mikroorganisme dan kemudian irigan ini akan membersihkan semua debris dari rongga saluran akar.
Semua ini akan membebaskan rongga saluran akar dari iritan. Walaupun sebenarnya debridement
yang sempurna sulit dicapai. Ketika pembersihan, yang ingin diperoleh adalah dinding saluran yang
halus. Kehalusan dinding dievaluasi dengan jalan menekankan ujung instrumen kecil pada dinding
saluran akar ketika menariknya keluar. Dinding saluran akar akan terasa halus di semua dimensi.
Walaupun sampai saat ini cara ini merupakan indikator paling baik, indikator ini juga tidak benar-
benar akurat.

Pembentukan
Prinsip-prinsip pembentukan saluran akar yang diuraikan oleh Schilder adalah membentuk saluran
akar melebar secara kontinyu dari apeks ke arah korona. Preparasi di daerah apeksnya harus sekecil
mungkin dan dalam posisi yang tidak berubah. Selain itu, pengambilan dentin di seluruh regio dan
semua dimensi hendaknya sama (seragam).
Saluran akar harus dilebarkan sampai cukup besar untuk melakukan debridement yang baik dan
dapat dimanipulasi dan mengendalikan instrumen serta material obturasi dengan baik, tetpi tidak
sampai melemahkan gigi serta meningkatkan peluang terjadinya kesalahan prosedur. Secara umum,
ketirusan hasil preparasi juga harus cukup sehingga instrumen penguak dan pemampat gutaperca
dapat berpenetrasi cukup dalam. Ketirusan yang berlebihan hanya menghambur-hamburkan dentin
dan bisa melemahkan akar.
Prosedur pembentukan yang adekuat pada dasarnya mencerminkan bahwa saluran akar siap
menerima obturasi, artinya, baik dengan kondensasi lateral maupun vertikal, saluran akar harus
berbentuk corong ke arah korona dan dalam ukuran cukup besar sehingga instrumen pemampat dan
penguak dapat masuk cukup dalam.
Untuk mengetes keadekuatan itu, cobalah instrumen obturasi yang sudah dipilih selama prosedur
sedang dilakukan. Jika ketirusannya cukup bagi penguak sehingga dapat berpenetrasi cukup dalam
sampai ke dalam saluran akar (0 sampai 1 mm dari apical stop) dan tersedia ruangan yang terkuak
bagi gutaperca, maka ketirusan saluran akar dianggap adekuat. Dengan kondensasi lateral, maka
dalam penetrasi pertamanya dalam menguak gutaperca akan makin baik kerapatan apeksnya.
Dengan kondensasi vertikal, ketirusan harus cukup agar pemampat dapat masuk sampai 3-5 mm dari
panjang kerja.

Penentuan Kirgi Apeks Master (Kam) (MAF-Master Apical File)
Kirgi apeks master, (master apical file) adalah kirgi terbesar yang bisa agak sesak pada ujung panjang
kerjanya. KAM ditentukan dengan menempatkan kirgi secara pasif dan bertahap dengan ukuran
sepanjang panjang kerja sehingga akhirnya diperoleh kirgi terbesar sepanjang panjang kerja yang
ujungnya tersasa sedikit sesak. Penentuan ini dilakukan setelah akses lurus diperoleh. Akses lurus
akan memungkinkan kirgi dapat dimasukkan tanpa bertahan dari kamar pulpa sampai ke daerah
mulai melengkungnya saluran akar, sehingga menghilangkan gangguan sejak serviks sampai ke
konstriksi apeks. Setelah KAM ditentukan, prosedur berikutnya adalah prosedur pembersihan dan
pembentukan secara step-back.

Preparasi Apeks
Tujuan tambahan dari preparasi saluran akar adalah tercapainya daerah apeks yang terpreparasi
dengan baik. Panjang adalah penting, namun yang bahkan lebih penting adalah terciptanya
matriks apeks atau konstriksi. Matriks apeks mempunyai dua tujuan : (1) membantu agar
instrumen, material, dan zat kimia tetap bekerja di lingkungan saluran akar, tidak melewatinya; (2)
untuk menciptakan atau mempertahankan suatu barier guna mengkondensasikan gutaperca.
Bergantung kepada konfigurasi foramen apikalisnya dan bentuk serta ukuran saluran akarnya,
akhirnya akan terbentuk apical stop (suatu barier pada ujung preparasi), apical seat (tidak ada barier
sempurna, tetapi terdapat suatu konstriksi), atau apeks-terbuka (preparasi apeksnya menyerupai
suatu silinder yang terbuka,tidak terdapat barier maupun konstriksi). Bentuk apa pun yang
diperoleh, semua akan mempengaruhi pemilihan teknik obturasinya dan mungkin juga prognosis
akhirnya.
Konsep patensi apeks (apical patency) adalah cara lain yang diusulkan dalam menangani apeks.
Tekniknya adalah melaksanakan trefanasi apeks yakni melewatkan kirgi kecil melawati foramen
apikalis tanpa sekali-kali membesarkannya selama preparasi tanpa sekali-kali membesarkannya
selama preparasi saluran akar. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya sumbatan pada
foramen apikalis oleh jaringan keras atau lunak sehingga akan meningkatkan debridement dan
mengurangi iritan. Namun untuk cara pendekatan ini belum ada dukungan dari penelitian
eksperimental. Sesungguhnya, penggunaan kirgi melewati apeks yang berulang-ulang dan siler
saluran akar yang melewati apeks akan merusak jaringan periradikuler dan menyebabkan inflamasi.
Instrumen yang digunakan untuk evaluasi adalah instrumen yang besarnya satu atau dua nomor
lebih kecil daripada yang digunakan untuk preparasi apeks (KAM). Jika instrumen yang lebih kecil ini
dimasukkan sepanjang panjang kerja, digerakkan ke segala arah dan menyentuh ujung yang buntu di
semua daerah, maka ini adalah suatu apical stop. Jika kirgi ini mendapat sedikit hambatan tetapi
dapat terus lewat melewati konstriksi, maka ini adalah suatu apical seat. Jika instrumen ini dapat
lewat tanpa hambatan melalui preparasi apeks, maka ini berarti tidak ada apical seat maupun apical
stop. Keadaan ini disebut suatu open apex (apeks terbuka). Tidak adanya stop atau seat adalah suatu
keadaan yang tidak diinginkan dan ini biasanya dapat dicegah.
Preparasi saluran akar meliputi pembuangan jaringan pulpa vital (ekstirpasi) dan pembersihan serta
pembentukan saluran akar. Metode pembersihan dan pembentukan secara historis bervariasi
bergantung pada situasi dan pemilihan material obturasinya. Namun, saat ini yang digunakan adalah
dua cara pendekatan dasar yakni ketirusan standar (standarized taper) dan ketirusan yang lebih
lebar ke arah korona (bentuk corong) (step-back atau crown-down). Metode untuk mencapai hal ini
bervariasi.

Jenis Preparasi Saluran Akar
Merupakan teknik klasik yang awalnya digambarkan sebagai metode yang paling baik guna
membersihkan dan membentuk saluran akar. Hasil akhir yang diinginkan adalah terciptanya
preparasi yang memiliki ukuran, bentuk, dan ketirusan yang sama dengan instrumen standar. Teknik
ini merupakan akibat dari standarisai ukuran instrumen, yang diperkenalkan di tahun 1950-an,
sebagai pedoman bagi pembuatan instrumen endodonsia.
Preparasi standar diindikasikan bagi obturasi dengan kon perak tetapi dapat juga digunakan untuk
gutaperca walaupun harus dengan berhati-hati terutama pada akar bengkok. Preparasi dengan
instrumen yang lebih besar pada akar yang melengkung akan mentranspor preparasi yang
cenderung akan membentuk ketidakteraturan (birai dan zip) dan problem-problem lain di masa
datang.

a) Preparasi Berbentuk Corong
Ini adalah suatu preparasi yang tirus, yang menggunakan teknik step-back atau crown-down atau
gabungan keduanya. Konsep step-back (juga dikenal sebagai teknik corong atau preparasi serial)
boleh dikatakan relatif baru. Teknik step-back menciptakan ketirusan yang gradual dari apeks ke
arah korona. Teknik ini dengan instrumen baja antikarat merupakan teknik yang banyak sekali
diajarkan dan digunakan dewasa ini. Teknik crown-down, juga disebut step-down juga relatif baru
dan juga menciptakan preparasi yang tirus. Teknik preparasi yang berbentuk corong ini dan
menggunakan instrumen nikel-titanium, baik genggam atau digerakkan mesin, makin lama makin
populer. Yang juga populer adalah teknik kombinasi step-back dan crown-down dengan instrumen
genggam dan/atau rotatif.
Tujuannya adalah untuk menjaga agar preparasi daerah apeks tetap kecil dan praktis tetapi
debridementnya sempurna dan dengan ketirusan yang maik melebar dari apkes ke korona. Selain
itu, preparasi apeksnya harus tetap berada pada posisi saluran akar yang asli dan tidak menjauhinya.
Seyogianya, dentin di semua dinding saluran akar dapat dibersihkan, mulai dari apeks sampai ke
korona. Pembersihan ini ternyata sukar dilakukan namun lebih mudah diperoleh dengan teknik
corong.
Metode :
1. Jajagi ruang seluruh saluran akar dengan kirgi kecil hingga mencapai panjang kerja.
2. Preparasi dentin korona (lebarkan saluran akar korona) guna mempermudah penempatan kirgi
yang lebih besar di daerah tengah daerah apeks, dengan memakai bur Gates Glidden, instrumen
pembuka orifis, atau kirgi genggam.
3. Tentukan ukuran kirgi yang sesuai dengan ukuran sebagian besar ruang saluran akar apeks. Ini
adalah kirgi apeks master (KAM).
4. Lebarkan ruang saluran akar apeks dan tengah dengan preparasi corong (step-back atau crown-
down) untuk membersihkan dan membentuk saluran akar.
Yang dilakukan kemudian adalah teknik preparasi manual dengan kirgi baja antikarat dan/atau kirgi
Ni-Ti. Pertama, preparasi akses, kemudian tahap step-back pasif, dan penentuan panjang kerja.
Setelah menyelesaikan preparasi akses lurus dan menentukkan KAM, maka langkah berikutnya
adalah teknik step-back. Perhatikan bahwa preparasi daerah apeks memiliki dua fase yakni fase awal
dan fase akhir. Fase awalnya kecil saja untuk meminimalkan transportasi. Pada fase akhir, preparasi
apeksnya ditingkatkan tiga atau empat nomor lebih besar selama pembersihan apikal (apical
clearing); ini akan meningkatkan debridement dan obturasinya.

Preparasi Apeks
Ini adalah langkah setelah akses lurus selesai dan KAMnya ditentukan. Guna menjaga saluran akar
tetap kecil tetapi debridementnya baik, 1 sampai 2 mm dari apeks dilebarkan dengan cara reaming
(memotong melalui rotasi), umumnya sampai satu atau dua nomor lebih besar daripada KAM.
Berhati-hatilah untuk tidak melakukan preparasi berlebihan di regio apeks, terutama pada saluran
akar yang bengkok.
Makin tajam kelengkungan atau kurvator saluran akarnya, makin kecil preparasi apeksnya. Jika
saluran akarnya kecil dan kelengkungannya agak tajam, KAMnya biasanya tidak lebih dari kirgi No.
20. Saluran akar yang lebih lurus atau tidak begitu bengkok memungkinkan dipakainya KAM yang
lebih besar.
Jika bagian apeks dari saluran akar yang bengkok secara anatomik lebih besar dari kirgi No. 25, guna
meminimalkan transportasi, jangn sekali-kali melebarkan daerah ini menjadi lebih lebar lagi daripada
kirgi yang sudah pas. Sekali lagi diingatkan bahwa kirgi manapun yang pas sepanjang kerja adalah
KAM. Step-back dimulai dari titik ini.
Ketirusan
Setelah preparasi apeks, penirusan saluran akar (berbentuk corong ke arah korona) sisanya
dilakukan dengan memendekkan panjang kerja 0,5 mm setiap kali mengganti kirgi dengan satu
nomor yang lebih besar dan dengan melakukan filling perifer. Hal ini akan menciptakan suatu step-
back.

Rekapitulasi
Setiap selesai menggunakan kirgi step-back, lakukan rekapitulasi dengan kembali ke panjang KAM
(atau kirgi yang lebih kecil). Instrumen dirotasikan dengan hati-hati guna mengeluarkan debris tetapi
tidak melebarkan saluran akar di apeks.

Irigasi
Paling sedikit gunakan 2 ml iritan di antara dua pemakaian kirgi setelah rekapitulasi.

Ukuran Preparasi
Instrumentasi step-back biasanya harus sampai palings edikit kirgi No. 70. Ini akan memberikan
cukup debridement bagi sebagian besar saluran akar di samping ketirusan yang memadai sehingga
instrumen penguak atau pemampat dapat masuk dengan cukup dalam. Suatu step-back yang lebih
besar diperlukan bagi saluran akar yang lebih besar.

Pelebaran Apeks Akhir
Ini akan meningkatkan debridement pada bagian apeks saluran akar.

Macam-Macam Teknik Preparasi Saluran Akar
1. CROWN-DOWN
Teknik crown-down pressureless dan teknik step-down adalah modifikasi dari teknik step-back.
Ketiga teknik ini menghasilkan hasil yang serupa yakni bentuk preparasi seperti corong yang lebar
dengan pelebaran daerah apeks yang kecil. Seperti teknik step-back, teknik-teknik ini terutama
bermanfaat pada saluran akar kecil di molar mandibula dan maksila. Para pendukung teknik ini
menganjurkan agar saluran akar sedapatnya dibersihkan dengan baik dahulu sebelum instrumen
ditempatkan ke daerah apeks sehingga kemungkinan terjadinya ekstrusi debris ke jaringan periapeks
dapat dikurangi.
Teknik ini dianjurkan sebagai pendekatan dasar dengan menggunakan instrumen nikel-titanium
rotatif. Walaupun terbukti bahwa teknik ini efektif dan bentuk preparasi menjadi seperti yang
diinginkan, masih belum ada bukti bahwa teknik ini lebih unggul secara klinis daripada teknik step-
back dengan instrumen genggam. Akan tetapi, sifat ancangan ini yang logis membuatnya menjadi
alternatif yang baik.

2. STEP-BACK PASIF
Teknik step-back pasif menggunakan kombinasi instrumen genggam (kirgi) dan instrumen rotatif
(GGD dan rimer Peeso) dalam upaya memperoleh bentuk corong yang memadai sebelum preparasi
saluran akarnya. Dengan teknik ini, pelebaran saluran dapat dilakukan secara gradual dan tidak dapt
dipaksakan dalam arah apeks ke korona. Teknik ini dapat diaplikasikan juga pada setiap tipe saluran
akar, gampang dikuasai, mengurangi terjadinya kecelakaan prosedur, dan nyaman bagi pasien serta
operatornya.
Pada sebagian besar kasus, instrumen yang digunakan adalah kirgi tipe K nomor 10 sampai 40, GGD
nomor 2 dan 3, rimer Peeso, dan bur intan kecepatan tinggi.

Teknik Klinis dan Tujuan
a) Langkah Pertama: Preparasi Akses
Dengan menggunakan bur berukuran sesuai dan henpis kecepatan tinggi dilakukan penetrasi ke
kamar pulpa dan membuka atapnya. Setelah orifis ditemukan, buat kavitas akses berbentuk corong
pada orifis dengan bur intan tipis tirus. Tentukan panjang kerja perkiraan melalui radiograf
doagnostik atau dengan EAL, kemudian letakan kirgi nomor 15 sepanjang panjang kerja perkiraan
tersebut.
b) Langkah Kedua: Instrumentasi Manual Step-Down Pasif
Genangi kamar pulpa dengan larutan irigasi NaOCl. Kirgi nomor 10 atau 15 kemudian dimasukkan
sampai ke apeks radiogarafik dengan sperdelapan atau seperempat putaran yang sangat ringan dan
gerakan menarik dan mendorong untuk memperoleh potensi saluran akar tanpa ada atau hanya
sedikit mengalami hambatan. Setelah itu, masukkan kirgi K nomor 20, 25, 30, 35, dan 40, dengan
gerakan yang sama sejauh mungkin secara pasif untuk membuang sedikit dentin. Setelah itu, saluran
akar diirigasi dengan larutan NaOCl.
c) Langkah Ketiga: Pemakaian GGD secara pasif
Masukkan GGD nomor 2 ke dalam saluran akar yang telah sedikit berbentuk corong sampai sejauh
instrumen ini terasa sesak. Tarik kembali instrumen ini sejauh 1 sampai 1,5 mm dan kemudian
aktifkan putarannya (dengan henpis kecepatan rendah). Dengan gerakan ke atas dan ke bawah serta
tekanan ringan, dinding saluran akar yang dikehendaki dikerok dan dihaluskan dan regio koronanya
dibentuk seperti corong dengan GGD nomor 3. GGD nomor 4 dipakai untuk saluran akar yang lebar.
Saluran akar harus selalu diirigasi dengan NaOCl setiap pergantian alat
d) Langkah Keempat: Pemakaian Rimer Peeso Pasif
Letakkan rimer Peeso nomor 2 dalam saluran akar sampai titik mulai terasa sesak. Kemudian
instrumen ditarik sepanjang 1 sampai 1,5 mm dan aktifkan henpis kecepatan lambat. Gunakan
gerakan ke atas dan ke bawah secara hati-hati sehingga bagian korona akan berbentuk corong yang
lebih lebar. Dengan teknik yang sama, 2 sampai 3 mm daerah korona dicorongkan dengan rimer
Peeso nomor 3.
e) Langkah Kelima: Konfirmasi Panjang Kerja
Karena tindakan men-corongkan dan meluruskan saluran akar akan mengurangi panajang kerja,
penting sekali untuk mengkonfirmasikan panjang kerja yang benar sebelum saluran akar dibentuk
dan di-corongkan lebih jauh. Jadi, setelah menempatkan kirgi nomor 15 (kirgi patensi) atau nomor
20 dalam saluran akar, konfirmasikan panjang kerja baik dengan radiografi atau EAL.
Langkah Keenam: Preparasi Apeks
Setelah bentuk corong tercapai dan panjang kerja yang benar ditentukan, kirgi nomor 20 harus
dapat dimasukkan sampai panjang kerja tanpa hambatan. Saluran akar kemudian dipreparasi
dengan instrumen yang makin besar dengan panajang makin dikurangi. Saluran akar sempit atau
yang bengkok jangan dilebarkan lebih dari ukuran kirgi nomor 25 atau 30.

IRIGASI
Pada pengkirgian (filing), proses penting lainnya dalam debridement saluran akar adalah irigasi.
Secara teori, kirgi akan melonggarkan dan merusak material yang berada di dalam saluran akar dan
membuang dentin dan dinding saluran akar saat pengerokan; material dan bubuk dentin tersebut
dibuang dengan irigan. Proses ini lebih bersifat teoritis. Keefektifan irigan dan irigasi hanya moderat
saja. Faktor pentingnya adalah sistem pengaliran irigan dan bukan larutan irigannya.
Teknik Irigasi
Jarum. Tersedia berbagai tipe jarum walaupun tidak ada satu pun yang tepat. Yang penting adalah
ukurannya yang harus kecil. Lebih disukai berukuran 27 atau 28. Jarum ukuran ini berpotensi untuk
berpenetrasi lebih dalam sehingga pengeluaran lautan dapat lebih baik demikian juga pembersihan
debrisnya. Jarum yang lebih kecil cenderung menjadi tersumbat; kecenderungan ini dapat
diminimalkan dengan aspirasi setiap setelah irigasi.
Pemakaian. Faktor yang paling penting adalah penetrasi jarum dan volume irigasi. Jarum akan
mengalirkan larutan irigan dan akan membilas hanya ke arah korona dari titik ujung penetrasi jarum.
Oleh karena itu, jarum yang kecil, bersama-sama dengan pelebaran saluran akar dan irigasi yang
banyak dan sering akan menghasilkan pembilasan yang lebih baik.
Keamanan. Untuk mencegah terdorongnya irigan atau debris ke luar apeks, ujung jarum jangan
sampai menyangkut. Insersi yang hati-hati atau menariknya sedikit supaya menyangkut (atau daya
memompa yang ringan saja ketika melakukan irigasi) akan meminimalkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan hipoklorit yang merupakan kecelakaan serius. Aliran balik yang bebas ini sangat
penting terutama jika apical stop tidak ada atau jika foramen apikalis membuka langsung ke dalam
sinus maksilaris.

Pencegahan kesalahan preparasi
Kesalahan preparasi paling banyak terjadi dalam saluran akar kecil, bulat, melengkung dan panjang.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya instrument tidak didesain untuk melebarkan saluran akar
yang bengkok dan kecil, instrument ini selalu mencoba untuk meluruskan dirinya dan memotong
bagian luar dari kelengkungan saluran diregio apeks. Pemakaian instrument yang lebih besar akan
memperparah kesalahan preparasi dan efeknya. Hasil akhirnya akan berupa perbesaran yang tidak
diinginkan.kunci dari semua itu dalah instrumentasi yang hati-hati.



Problem yang Serig Terjadi Pada Saat Preparasi:
1. Instrumentasi berlebihan
Kesalahan yang banyak terjadi adlah perlebaran yang berlebihan dari saluran akar yang kecil dan
bengkok.kirgi dalam upaya meluruskan dirinya, memotong daerah luar kelengkunagn saluran akar
dan memotong bagian dalam kelengkungan region servikal. Hal ini terjadi akibat pemakaian
instrument yang terlalu besar atau pemakaian berlebihan dari instrument kecil didaerah apeks
yangmelengkung.
2. Birai
Derajat kelengkungan adalah suatu problem, makin besar kelengkungannya semakin besar
kemungkinan terbentuknya birai. Karena instrument melurus ujungnya akan mengerok dentin
disamping cenderung memotong lurus kedepan, operator akan makin meningkatkan tindakan ini
dengan mengebor lebih dalam kedalam dentin dalam upaya untuk memperoleh kembali panjang
kerja. Upaya Untuk mencoba memperoleh panjang kerja yang asli akan mengakibatkan pengeboran
lurus kedepan kedentin. Pengeboran berlanjut akan menciptakan perforasi yang menyimpang dari
foramen apikalis
3. Zipping saluran akar apeks
Transportasi mungkin akan menciptakan bentuk corong terbalik dari preparasi apeks karena kirgi
akan meluruskan saluran akar yang melengkung. Jika preparasinya diteruskan melampaui apeksdan
menjadi lurus akan terjadi perforasi panjang atau Zipping akibatnya obturasi yang rapat akan sukar
diperoleh karena bentuk corong yang terbalik ini.
4. Perforasi di bifurkasi (stripping)
Perforasi strip adalah dalam kebanyakan kasus suatu perforasi yang sangat merusak. Bagian serviks
instrument (kirgi atau GGD) akan meluruskan saluran akar gigi berakar ganda yang akhirnya
menyebabkan terjadinya komunikasi dengan furkasi. Saluran akar dan dentin yang menghadap ke
furkasi dikatakan sebagai zona bahaya.
Dizona bahaya struktur giginya lebih sedikit dibandingakan dengan bagian yang lebih perifer dari
dentin akar. Terdapat kecenderungan terutama pada saluran akar yang yang tanpa akses lurus untuk
membuang dentin dari sona bahaya. Suatu perforasi stripping juga bias terjadi selama preparasi
akses lurus dengan penggunaan GGd yang berlebihan kedalam Zona bahaya. Perforasi striping ke
daerah furkasi umumnya akan menyebabkan kegagalan jika material obsturasinya keluar
keperiodontium. Kuncinya adalah pencegahan. Perforasi seperti ini sangat sukar untuk dikoreksi.

Pencegahan yang Dapat Dilakukan:
Problem-problem seperti ini mudah terjadi dan upaya pencegahannya merupakan suatu tantangan.
Langkah paling penting adalah step-back pasif untuk preflaring, kemudian akses garis lurus yang
baik, dan selanjutnya pemakaian instrument yang benar dan hati-hati disekitar kelengkungan untuk
menjaga preparasi apeks tetap kecil. Kirgi yang besar yang digunakan sekitar kelengkungan tidak
akan menghasilkan debridement yang baik. Sekali lagi diingatkan bahwa preparasi apeks saluran
akar kecil yag kelengkungannya cukup besar hendaknya memakai KAM tidak lebih dari no 20.
Cara lain untuk saluran akar yang lebih bengkok adalah dengan teknik repeat step back. Teknik ini
meliputi pembuangan dentin yang minimal sekitar kelengkungan selama step back pertama
kemudian dilakukan pembuangan dentin yang lebih agresif sebesar 0.5 mm inkremen selama step-
back kedua. Rekapitulasi adalah teknik pencegahan lain. Pembuangan dentin dengan kirgi kecil ini
membantu mencegah pelurusan saluran akar. Juga irigasi yang banyak dan sering terutama setelah
rekapitulasi, meminimalkan terpadatkannya serpihan dentin. Akumulasi serpihan dentin diapeks ini
memudahkan terjadinya defleksi dan pelurusan ujung instrument.

Teknik alternatif pembersihan dan pembentukan saluran akar:
Ada beberapa teknik preparasi saluran akar yang lain. Beberapa cara yang unik telah diperkenalkan
termasuk alat ultrasonic dan sonic serta henpis kecepatan lambat model baru yang digerakkan
mesin untuk kirgi NI-TI khusus.
1. Gaya seimbang
Metode ini boleh dikatakan suatu metode berbeda dan teknik ini juga menggunakan desain
instrument yang diubah. Kirgi yang dipakai adalah kirgi yang ujungnya telah dimodifikasi yakni tidak
memotong. Preparasi saluran akar terdiri atas rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam
digabungkan dengan tekanan daerah apeks.
2. Sistem vibrasi berenergi
Teknik sonic dan ultrasonic diperkenalkan ditahun delapan puluhan. Sejumlah pengarang
berpendapat bahwa teknik ini merupakan gelombang masa depan.. instrument Ni-Ti rotatif
tampaknya dapat mengisi peran itu.sistem vibrasi saat ini hanya sedikit manfaatnya dalam preparasi
saluran akar.
3. Instrument ultrasonic
Pada dasarnya mesin endosonik adalah suatu adaptasi dari apparatus ultrasonic yang digunakan
untuk skaling. Sumber dayanya ditransfer ke insert khusus yang memegang suatu instrument yang
serupa dengan kirgi. Alat ini tampaknya merupakan alat paling efektif untuk membersihkan dan
membentuk saluran akar yang mudah dipreparasi. Untuk yang lebih sukar, seperti saluran akar yang
kecil dan bengkok instrument ultrasonic tidak lebih efektif dari teknik instrument genggam standar.
Instrument ultrasonic ini digunakan bagi pengeluaran pasak,poin perak, pasta obturasi dan
instrument yang patah.
4. Instrument sonic
Telah dikembangkan henpis khusu yang member vibrasi pada instrument Saluran akar yang
mempunyai desain bervariasi. Henpis ini dijalankan dengan unit gigi standar yang mempunyai
kecepatan tinggi. Jika diaktifkan instrument agan bergerak menggosok dalam gerakan oval pada
frekuensi sekitar 1500 sampai 1800 getar per detik. Henpis sonic tidak bekerja sebaik pada preparasi
step back tetapi menghasilkan hasil yang sama dengan instrumentasi ultrasonic.


c. Sterilisasi
Desinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang mensyaratkan
pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan dan pelebaran
saluran dengan cara biokimiawi dan pembersihan isinya dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar
dilengkapi dengan medikamen intrasaluran.
Syarat desinfeksi saluran akar adalah sebagai berikut : (1) harus suatu germisida dan fungisida yang
efektif. (2) harus tidak mengiritasi jaringan periapikal. (3) harus tetap stabil dalam larutan. (4) harus
mempunyai efek antimicrobial yang lama. (5) harus aktif dengan adanya darah, serum dan derivate
protein jaringan. (6) harus mempunyai tegangan permukaan rendah. (7) harus tidak menganggu
perbakan jaringan periapikal. (8) tidak menodai struktur gigi. (9) harus mampu dinonaktifkan dalam
medium biakan. (10) harus tidak menginduksi respon imun berantara-sel.
Sesuai dengan prinsip umum pentalaksanaan saluran akar, dressing desinfektan sebaiknya diganti
setiap minggu dan tidak lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal
dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme.
Secara tradisional, melakukan dressing saluran akar terdiri dari memasukkan poin absorben pendek
dan tumpul yang telah dibaasahi dengan medikamen saluran akar, meletakkan bulatan kapal yang
kelebihan medikamennya telah diperas di dalam kamar pulpa dan menutup kavitas jalan masuk.
Namun pada saluran yang sempit, poin absorben yang basah tidak cukup kaku untuk dapat
dimasukkan ke dalam saluran. Pada kasus semacam itu, suatu absorben kering dimasukkan dan
butiran kapas yang dibasahi dengan medikamen diletakkan pada poin absorben untuk
membasahinya. Bulatan kapas kering digunakan untuk mengabsorpsi kelebihan medikamen dan
kavitas ditutup.
Banyak endodontis lebh senang melalukan dressing sauran akar dengan butiran kapas yang
kelebihan medikamennya telah diperas. Mereka mengandalkan penguapan medikamen dalam
kamar pulpa untuk menghilangkan bakteri dan mereka tidak meletakkan poin absorben di dalam
saluran akar Uap yang keluar dari medikamen cukup untuk mendesinfeksi kavitas pulpa. Tidak
digunakannya poin absorben menyediakan ruang di dalam saluran untuk akumulasi eksudat cairan,
mengurangi kemungkina iritasi periapikal karena merembesnya medikamen secara tidak sengaja
atau terdorongnya poin absorben ke dalam jaringan periapikal, menghilangkan kemungkinan
timbulnya masalah dalam pengeluaran absorben basah yang terjepit dalam saluran akar pada
kunjungan berikutnya, dan mempersingkat waktu perawatan. Saluran akar ditutup setelah
penempatan butiran kapas steril kering yang kedua di atas butiran akapas yang diberi obat , atau
meletakkan bahan penutup sementara di atas butoran kapas yang diberi obat dan menyelesaikan
penutupan ganda dengan penutup luar sementara seperti cavit, semen seng oksida eugenol atau
IRM.

d. Pengisian Saluran Akar
Pada obiturasi teknik kondensasi lateral, sebuahkerucut guta-perca, disebut kerucut utama atau
kerucut induk (master cone) dipaskan pada saluran yang telah diinstumenkan. Kerucut utama
dimasukkan kedalam saluran akar pada panjang kerja yang telah ditetapkan. Harus pas sekali dan
melawan pengambilan (tug-back). Suatu radiograf dibuat untuk menentukan penyesuaian (fit)
apikal dan lateral kerucut utama. Kerucut guta perca disesuaikan bila menonjol keluar melalui
foramen apikal, ujungnya harus dipotong sehingga keruvut yang dimasukkan kembali pas sekali
mempunyai tug-back, dan menutup saluran apikal kira-kira 1 mm kurang dari pertemuan pulpo-
periapikal. Bila pada penyesuaian pertama pada kerucut utama kurang 2 atau 3 mm dari apeks,
suatu kerucut utama lain dipaksakan. Radiograf lain dibuat memeriksa penyesuaian kerucut.
Tujuan pengepasan kerucut utama lebih pendek dari apeks saluran adalah untuk menghindari
pengisian saluran akar yang berlebihan yang kurang hati-hati pada waktu kondensasi. Pada
kondensasi lateral, pada kerucut utama didorong ke arah lateral pada dinding saluran untuk
membuat ruang bagi pemasukkan kerucut tambahan, akan terlihat suatu komponen gerakan apikal
pada ujung kerucut utama. Kecuali bila gerakan ini diantisipasi dan di imbangi sebelumnya, kerucut
utama akan terdorong melebihi foramen apikal dalam jaringan pariapikal.
Bila kerucut utama telah terletak tepat dalam saluran akar kerucut tersebut dikeluarkan dan saluran
dikeringkan lagi. Dinding-dinding saluran dilapisi dengan saluran tipis semen atau siler. Separuh
apikal kerucut utama dilapisi dengan semen dan dengan hati-hati ditempatkan kembali kedalam
saluran. Sebuah spreader dimasukkan di sisi kerucut utama ditekan ke arah apikal. Spreader
dilepaskan dari kerucut dengan memutarnya di antara ujung-ujung jari atau, bila menggunakan
spreader yang bertangkai panjang, dengan memutar tangkai dalam busur. Begitu dilepaskan
spreader dapat diambil tanpa menggunakan guta perca yang telah dimasukkan di dalam ruang yang
sebelumnya di tempatkan oleh spreaser. Tindakan ini dilakukan dengan meletakkan kerucut
tambahan (sekunder lateral) sejajar bila spreader dan segera memasukkannya ke dalam lubang yang
tercipta setelah spreader dikeluarkanpelapisan semen tidak diperlukan untuk kerucut-kerucut
sekunder proses ini diulangi sampai seluruh saluran terisi dengan bahan pengisi guta-perca yang
dipadatkan dengan baik setelah ketepatan obturasi saluran diperiksa dengan radiograf kelebihan
guta perca dalam kasus ini pulpa dipotong dengan instrumen panas kamar dibersihkan san suatu
tumpatan sementara diletakkan dalam kavitas masuk.
Ukuran spreader ditentukan oleh lebar saluran yang direparasi dan ketepatan lateral kerucut utama
makin besar ruang antara dinding saluran dan pangkal guta perca makin besar lebar spreader yang
digunakan jumlah kekuatan yang digunakan untuk mnempatkan ditentukan olehpenyesuaian apikal
kerucut utama dan oleh jarak yang harus dilewati kerucut utama untuk menutup saluran akar
sampai hubungan apikalnya kerucut sekunder tambahan dimasukkan kembali suatu indikasi bahwa
saluran akar di sebelah lateral telah dikondensasi penuh.
Berbagai radiograf harus dibuat sementara saluran diobturasi untuk memeriksa ketepatan prosedur
kesesuaian kerucit utama dibuktikan oleh prosedur. Kesesuaian kerucut utama dibuktikan oleh
radiograf lain harus dibuat bila dua atau tiga kerucut skunder telah dikondensasikan ke dalam
saluran akar untuk menentukan jumlah aliran ke foramen apikal. Suatu radiograf akhir pengisian
saluran akar yang telah disesuaikan harus dibuat.

Metode Kondensasi-Vertikal (Guta-Perca Panas)
Teknik kondensasi vertikal atau teknik guta perca panas untuk pengisian saluran akar akan
diperkenalkan oleh schilder dengan tujuan mengisi baik saluran lateral dan aksesori maupun saluran
akar utama. Metode kondensasi ini digunakan dengan teknik step-back preparasi saluran akar
menggunakan pluger yang dipanaskan dilakukan penekanan pada guta perca yang telah dilunakkan
dengan panas ke arah vertikal dengan demikian menyebabkan guta-perca menglir dan mengisi
seluruh lumen saluran akar.
Schilder menjelaskan langkah-angkah dalam pembersihan dan pembentukan saluran akar dalam
pemberrsihan dan pembentkan saluran akr pada preparasi untuk obturasi dengan kondensasi
vertikal pada dasarnya syarat-syaratnya adalah (1) harus terdapat suatu corong meruncing yang
kontinyu dari orifis saluran akar ke apaks akar: (2) saluran akar harus ipreparasi sedemikian hingga
mempunyai kontinuitas dengan bentuk saluran; (3) bentuk foramen apikal tidak boleh berubah atau
dipindah. Dan (4) foramen apikal harus kecil sehingga kelebihan guta perca tidak terdorong melalui
foramen pada waktu kondensasi fertikal. Langkah-langkah kondensasi vertikal adalah sebagai
berikut:
1. kerucut guta-perca utama sesuai dengan instrumen terakhir yang digunakan dipaskan pada
saluran dengan cara yang biasa
2. dinding saluran dilapisi dengan lapisan tipis semen saluran akar
3. kerucut disamen
4. ujung koronal kerucut dipotong dengan instrument panas
5. suatu pembawa panas, seperti misalnya pluger saluran akar dipanasi sampai merah dengan segera
didorong ke dalam sepertiga koronal guta perca koronal terbakar oleh pluger bila diambil dari
saluran
6. sebuah kondenser vertikal dengan ukuran yang sesuai dimasukkan, dan tekanan vertikal
dikenakan pada guta perca yang telah dipanasi untuk mendorong guta perca yang menjadi plastis ke
arah apikal
7. aplikasi panas berganti-ganti oleh pembawa panas dan kondenser diulangi sampai guta perca
plastis menutup saluran-saluran aksesoris berdasar dan mengisi lumen saluran dalam tiga dimensi
sampai foramen apikal bagian sisa salura diisi dengan potongan tambahan guta perca panas

Lifshitz dkk. Menggunakan mikroskop elektrom skaning untuk menentukan keefektifan metode
kondensasi vertikal pada saluran akar bersama dengan siler para peneliti ni menemukan suatu
adaptasi guta perca dari dinding ke dinding pada daerah apikal seperti yang ditunjukkan oleh suatu
antar permukaa padat diantara siler dentin dan guta perca pada suatu studi in vitro goodman dkk.
Menunjukkan behwa temperatur regional maksimum yang mengenai guta perca selama kondensasi
vertikal adalah 80 C, dan temperatur pada daerah apikal adalah antara 40 dan 42 C.
Keuntungan teknik ini adalah penutupa saluran yang bagus sekali ke arah dan lateral serta obturasi
saluran lateral dan saluran aksesori yang besar. Kerugian teknik ini adalah memerlukan waktu lama
ada resiko fraktur vertikal akar disebabkan karena kekuatan yang tidak semestinya dan kadang-
kadang atau semen yang tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.

Metode Seksional
Metode seksional pengisian saluran akar mendapatkan nemanya dari teknik mnggunakan suatu
bagian kerucut guta perca untuk mengisi suatu bagian saluran akar. Dinding saluran dilapisi dengan
semen suatu pluger saluran akar yang dapat dimasukkan ke dalam saluran sampai 3 atau 4 mm dari
apeks dipanaskan ke dalam sterilisator garam panas selama 10 detik. Suatu kerucut pada guta perca
yang kira-kira sama ukurannya dengan saluran yang telah dipreparasi dipotong menjadi beberapa
bagianmasing masing dengan panjang 3 atau 4 mm. Potongan apikal ditempelkan pada pluger yang
telah dipanasi, dimasukkan ke dalam saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur, dan
ditekan kearah vertikal. Pluger dilepaskan dengan hati-hati untuk mencegah keluarnya bagian guta
perca yang dimasukkan dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian yang di
kondensasi. Bagian berikutnya dimasukkan kedalam eukaliptol dipanaskan dengan tinggi di atas
nyala api, dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertikal untuk memampatkan
pengisian seluruh saluran diisi dengan cara ini. Bila akan dibuatkan mahkota pasak, hanya bagian
pertama atau bagian yang digunakan sebagai pengisi saluran.
Keuntungan pengisian ini adalah bahwa dapat mengisi saluran ke arah apikal dan lateral. Kerugian
teknik ini adalah memakan waktu sukar untuk menarik kembali potongan guta perca apabila saluran
diisi berlebihan, dan sukar untuk menempatkan bagian-bagian guta perca menjadi massa yang
homogen sehingga sering ditemui kekosongan antara bagian guta tersebut.

Metode Kompaksi (McSpadden)
Metode kompaksi diperkenalkan oleh McSpadden, mengunakam panas untuk mengurangi viskositas
guta-perca dan menaikan pelastisitasnya.panas diciptakn dengan memutar alat pemadat pada
contra-angle handpiece berkecepatan renda pada 8.000 sampai 10.000 r.p.m.di sisi kerucut guta-
perca dalam saluran akar. Kompaktor yang galurnya membentuk spiral 90 serupa dengan galur kikir
hedstroem tetapi kebalikannya, mendorong guta-perca yang telah lunak ke arah pikal dan lateral.
Karena bilah kompaktor mudah patah bila terjepit,metode ini hanya di gunakan untuk mengisi
saluran lurus saja.dengan menggunakan metode setep-back,saluran harus dibesarkan sampai paling
sedikit ukuran instrument no 45.kerucut guta-perca dimasukan dalam saluranyang telah di perparasi
lebih pendek dari apeks akar dan suatu bilah kompaktor, dipilih menurut lebar dan panjang saluran
yang diperapasi di masukan di antara guta-perca dan dinding saluran.denga setop karet pada bilah
kompaktor,ujung bilah yang berputar di pandu sampai 1,5 mm dari apeks akar guta-perca plastis
bergerak ke lateral dan apical karena galur terbalik pada bilah kompaktor mendorong guta-perca
yang dilunakan ke depan dan ke samping bahkan bila bilah yang berputar ditarik dari saluran.
Keuntungan metode kompaksi adalah kemudahan seleksi dan insersi guta-perce menghemat waktu
mengisi dengan cepat saluran di bagianlateral dan apical termasuk ruang tidak teratur di dalam
saluran bilah digunakan siler kerugiannya adalah bahwa teknik ini tidak dapat digunakan pada
saluran sempit,bilah kjompaktor sering patah pengisian saluran sering berlebihan dan pengeruta
bahan pengisi bilah telah dingin dan mengeras.

Guta-Perca Yang Diplastiskan Secara Kimiawi(Eukaperca, Kloroperce)
Guta-perca dapat diplastiskan cengan pelaut kimiawi seperti klorofom, eukalipolatau xylol. Hasilnya
adalah guta-perca yang agak lembek dan sangat plastis yang dapat didorong ke dalam saluran kecil
yang berliku-liku ke tempat daimana bahan pengisi padat lainnya tidak dapat dimasukan dengan
baik.
Eukaperca mengantikan kloroperca karena klorofrommungkin sekali adalah suatu karsinogen88
eukaperca adalah suatu pasta yang dibuat dengan melunakkan permukaan guta-perca, seperti
klorofrom kerucut guta-perca yang di lunakkan dapat digunakan untuk melapisi dinding saluran
dengan lapisan tipis eukaperce. kemudian kerucut yang sama dapat dimasukan dan dimampatkan
dengan peluger sampai hubungan apical untuk menutup saluran akar dan saluran aksesori.
Sayangnya sukur untuk menghindari pengisian saluran akar yang berlebih. Kelebihan eukaperca yang
tertekan melalui foramen apical biasanya terabsorpsi dalam waktu setahun pada mulanya dapat
bertindak sebagai suatu iritan tetapi tidak mengganggu perbaikan jaringan perapikal.
Kerugian pengunaan bahan pengisi yang di larutkan secara kimiawi adalah ketidak mampuan untuk
mengontrol pengisian berlebihan yang mengakibatkan reaksi jaringan periapikal dan pengerutan
bahan pengisi setelah mengeras dan menghasilkan penutupan apical dan lateral yang tidak baik.

Obturasi Kor-Logam
Obturasi kor-logam (metal core) termasuk mengobturasi saluran akar dengan kerucut perak, kerucut
perak yang dipotong per bagian, baja anti karat (bilah instrument), atau amalgam.

Metode Kerucut Perak
Kerucut perak telah berhasil digunakan untuk mengisi saluran akar dalam kurun waktu lebih dari 50
tahun. Umumnya penggunaannya terbatas pada gigi dengan saluran kecil, berkelok-kelok, yang tidak
dapat diisi dengan kerucut gutta perca secara tepat. Meskipun kerucut perak dibuat dengan mesin
pada ukuran tepat sesuai dengan instrument yang digunakan untuk preparasi saluran, masih
diperlukan tambahan semen saluran akar untuk mengimbangi adaptasinya yang jelekpada dinding
saluran dan kualitas penutupannya yang jelek. Bila kerucut perak utama telah disemen, guta perca
dikondensasikan kea rah lateral di sekitar kerucut untuk menjamin suatu penutupan lateral yang
baik. Kerucut perak dikontraindikasikan untuk mengisi daluran akar bila gigi akan direstorasi dengan
pasar dan kor. Penggunaaan bur yang digerakkan oleh mesin untuk memotong pangkal kerucut
perak cukup dalam bagi penempatan suatu pasak dapat menyebbkan terungkitnya kerucut, dengan
hilangnya penutup apical, atau perforasi akar.
Bila mengisi saluran akar dengan kerucut perak dan semen, pilih sebuah kerucut ang sesuai
ukurannya dengan instrument terbesar yang digunakn pada preparasi saluran. Sterilkan kerucut
dengan memanaskan nyala api alcohol tiga kali atau dengan melewatkannya melalui nyala api
terbuka dua atau tiga kali. Masukkan kerucut ke dlaam saluran menggunakan penjepit kerucut perak
atau tang Stieglitz, dan tekan ke arah apical. Kerucut harus pas sekali dan harus menjepit pada
foramen apical karena sesuai dengan diameter dan keruncingan saluran yang dipreparasi. Saluran
yang diinstrumentasi untuk obturasi kerucut perak harus mempunyai dinding-dinding meruncing
konvergen yang berbeda bentuknya dari saluran yang dipreparasi dengan menggunakan teknik step-
back. Buat radiografi untuk memeriksa kesesuaian kerucut dalam saluran. Bila kerucut ke luar
melebihi apeks, kelebihannya dipotong pada ujung sehingga kesesuaian akhir akan berakhir 0,5 mm
kurang dari apeks. Bila kerucut perak terlalu pendek, pilih kerucut lain yang pas atau preparasi
saluran sedemikian dingga kerucut yang dipilih mendapatkan kedudukan yang tepat. Lapisi saluran
dengan semen dan masukkan kerucut perak yang telah disterilkan dengan tekanan ringan pada
panjang yang telah diukur. Buat radiograf lain untuk menjamin bahwa bahan pengisi telah terletak
dengan baik. Kerucut guta perca sekunder dikondensasikan ke arah lateral di sekitar kerucut perat
utama.
Untuk menyelesaikan pengisian saluran dengan kerucut perak dan guta perca, hilangka kelebihan
guta perca di dalam kamar dengan dipanasi, usap bersih dinding dengan kloroform atau alcohol, dan
isi mahkota dengan semen seng fosfat, yang dapat berperan sebagai restorasi sementara. Bila
kemudian diperlukan suatu restorasi permanent, begit semen menjadi keras, potong semen dan
kerucut 3 atau 4 mm di bawah permukaan oklusal degan bur konus terbalik pada handpiece
berkecepatan tinggi, dan tutup kembali kavitas jalan masuk dengan restorasi permanent.
Metode seksional atau split-cone mengisi suatu saluran dengan kerucut perak yang didesain untuk
gigi yang memerlukan restorasi pasak dan kor/inti. Metodenya terdiri dari penyesuaian kerucut
dengan pas. Kerucut ditarik kira-kira 6 mm dari ujung apical, disterilkan dan disemen dalam saluran
akar. Kerucut yang telah disemen dan terjepit diputar sampai patah pada takik, dan bagian yang
bebas diambil, untuk meninggalkan cukup ruap bagi preparasi suatu pasak.
Keuntungan pokok mengisi saluran dengan kerucut perak adalah lebih kuat daripada guta perca dan
karenanya lebih mudah untuk memasukkannya ke dalam saluran kecil yang bengkok. Kerugiannya
adalah penutupan lateral jelek, kecuali bila pengisian dikontaminasi dengan guta perca yang
dimampatkan ke arah lateral; kesukaran menarik kembali kerucut perak bila diperlukan perawatan
ulang; dan nilai keberhasilan lebih rendah daripada guta perca.

Metode Kikir Baja Anti Karat
Kikir baja anti karat dapat digunakan untuk mengisi saluran kecil bahan tersebut yang bengkok.
Semula dianjurkan oleh Sampeck, baha tersebut telah digunakan sebagai pengganti kerucut perak.
Karena kikir baja jauh lebih kaku daripada kerucut perak, dapat lebih mudah dimasukkan ke dalam
saluran. Bila kikir telah disemenkan, tangkainya harus dipoong dengan bur berkecepatan tinggi, 3
atau 4 mm di bawah permukaan oklusal, untuk menyediakan ruang bagi suatu restorasi. Fox dkk,
melaporkan bahwa hanya terdapat 6 sampai 7% angka kegagalan pada 304 saluran akar yang diisi
dengan cara ini.
Timpawat dkk, menemukan bahwa kerucut perak atau kikir baja anti karat, bila digunakan dengan
sealer untuk obturasi, tidak begitu mudah bocor daripada guta perca dan sealer pada saluran yang
sangat bengkok.

Teknik Injeksi untuk Mengobturasi Saluran
Konsep menginjeksi bahan pengisi ke dalam saluran akar tetap merupakan suatu gagasan baru
meskipun bukan sama sekali terbaru. Greenberg menganjurkan penggunaan alat semprit tekanan
untuk memasukkan semen ke dalam saluran, dan Krakow serta Berk mempopulerkan gagasan
menutup saluran akar dengan semen menggunakan alat semprit bertekanan.
Hydron
Hydron adalah bahan plastik hidrofilik yang cepat mengeras dan digunakan sebagai suatu sealer
saluran akar tanpa penggunaan kor. Menurut Goldman dkk, Hydron adalah suatu polimer hydroxyl-
etil-methacrylate dan dianggap sebagai suatu bahan biocompatible yang menyesuaikan diri sengan
bentuk saluran akar karena plastisnya.
Instruksi penggunaan Hydron menyatakan bahwa saluran harus kering, dan bahannya mengeras di
dalam saluran akar memerlukan penggunaan alat semprit dan jarum khusus.

Metode Termoplastik Guta perca
Peralatan penekanan pada metode ini terdiri dari barel alat semprit yang dipanaskan dengan listrik
yang disekat dan diseleksi jarum berkisar dalam ukuran dari 18 sampai 25 gauge. Alat penyedot
didesain untuk mencegah pengaliran kembali guta perca. Derajat panas diatur untuk menetapkan
ekstrusi guta perca yang tepat menurut ukuran jarum.
Untuk cara injeksi, preparasi saluran harus dibatasi ke arah apical dengan mengembangkan badan
saluran kea rah lubang jalan masuk (preparasi step back). Torabinajed dkk, menganggap bhwa injeksi
gut aperca yang diplastiskan dari alat semprit tekanan menghasilkan obturasi yang sama
memuaskannya seperti pada kondensasi lateral atau vertical.
Metode termoplastik lain melibtkan penggunaan suatu kapsul yang mengandung formulasi guta
perca dengan temperature rendah (70%). Suatu alat pemanas khusus memanasi guta perca sampai
dapat mengalir bila ditekan, dan dikeluarkan melalui sebuah jarum dengan gauge cocok, langsung ke
dalam saluran akar.
Metode termoplastik mempunyai suatu cacat yang sama dengan semua teknik injeksi, yaitu kurang
dapat membawa gut perca dengan tepat ke dekat foramen apical dan tidak melebihinya, sekalipun
metode ini dapat mengisi saluran lateral pada semua celah-celah nya. Teknik injeksi mengandalkan
pada guta perca yang dipanasi dan diplastiskan untuk mengalir ke apical dengan tekanan apical yang
minimal, bila dibandingkan dengan kekuatan dan tekanan yang digunakan pada kondensasi lateral
dan vertical. Kecuali bila tekanan vertika dikombinasi dengan metode injeksi obturasi, penutupan
interface antara guta perca dan dinding saluran akan menjadi lemah, dan kekosongan dapat terjadi
pada pengerasan akhir bahan pengisi.

Kegagalan Saat Pengisian Saluran Akar
Kegagalan perawatan saluran akar dapat disebabkan karena kesalahan-kesalahan yang terjadi saat
pengisian saluran akar, yaitu (Ingle, 1985; Cohen, 1994; Walton & Torabinejad, 1996: Weine, 1996) :
1. Pengisian yang tidak sempurna.
2. Pengisian yang berlebih (overfilling), pengisian yang kurang (underfilling) atu pengisian yang tidak
hermetis, dapat memicu terjadinya inflamasi jaringan periapikal, saluran akar dapat terkontaminasi
bakteri dari periapikal sehingga terjadi reinfeksi.
3. Pengisian saluran akar dilakukan pada saat yang tidak tepat.
4. Pengisian saluran akar dilakukan pada keadaan belum steril, masih terdapat eksudat yang
persisten atau masih terdapat sisa jaringan yang terinfeksi.
5. Pengisian saluran akar dilakukan pada keadaan tidak steril.
6. Keadaan rongga mulut maupun alat-alat yang digunakan pada waktu dilakukan pengisian saluran
akar, tidak steril.

2.4 Test Perbenihan Mikroba
Tujuan:
1. Mendeteksi adanya bakteri; jika pengambilan samplingnya cukup dan media biakan sesuai.
2. Membantu mengevaluasi teknik asepsis.
3. Mengambil contoh kuman dari eksudat pada waktu eksa serbasiakut untuk tes sensitivitas
antibiotika.
4. Membantu evaluasi pembersihan saluran akar yang memadai.

Bahan dan instrument yang digunakan:
1. Kertas isap yang steril
2. Media biakan
3. Lampu Bunsen
4. Incubator

Teknik Pengambilan Kultur:
1. Sewaktu isolator karet masih terpasang, gigi dan daerah kerja diolesi desinfektan. Kemudian
tumpatan sementara dibuka dengan bur steril dan kapas yang berisi obat di ambil dengan jarum
ekstirpasi yang steril
2. Ambil kertas isap yang diameternya sedikit lebih kecil daripada saluran akar dengan tang penjepit
yang steril dan dimasukkan ke dalam bagian apeks saluran akar yang sudah di preparasi. Putar kertas
isap sedemikian rupa hingga menyinggung seluruh dinding saluran akar
3. Kemudian masukkan kertas isap ke dalam tabung biakan dan beri catatan mengenai nama pasien,
tanggal, dan gigi diperiksa. Jika pada waktu diangkat kertas isap kering, masukkan kertas isap lain
yang telah dibasahi aquades steril, putar dalam saluran akar, dan masukkan ke dalam tabung yang
sama.
4. Media biakan dieramkan pada suhu 37 derajat Celcius minimal selama 48 jam. Jika terdapat cukup
mikroorganisme yang tumbuh, media akan menjadi keruh atau positif.

Hasil:
Hasil biakan yang positif ditandai dengan warna cairan yang digunakan sebagai media menjadi
keruh, sedangkan pada media biakan agar terlihat adanya koloni-koloni pada bekas hapusan.





2.5 Anastesi Saat Perawatan Endointrakanal
Pada perawatan endointrakanal sebenarnya tidak perlu dilakukan anastesi karena gigi yang akan
dirawat sudah non vital. Namun untuk pasien yang ketakukan, anastesi merupakan indikasi pada
setiap tahap perawatan selama preparasi dan pengisian saluran akar. Jika perawatan diperkirakan
akan menimbulkan rasa sakit disarankan untuk menggunakan anastesi. Karena itulah disarankan
pula untuk melakukan anastesi pada pemasangan cengkram isolator karet saat pengisian saluran
akar, sehingga mencegah rasa sakit di bagian gingiva.














BAB 4. KESIMPULAN
Indikasi dan kontraindikasi pada saat akan melakukan perawatan saluran akar harus diperhatikan
dan dipertimbangkan dengan seksama. Gigi yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi, baik dari segi
kondisi gigi itu sendiri dan kondisi jaringan pendukungnya. Jika kondisi gigi dan jaringan
pendukungnya masih dapat dipertahankan, maka perawatan saluran akar dapat dilakukan. Namun,
apabila keadaan gigi dan jaringan pendukungnya sudah tidak dapat dipertahankan lagi, perawatan
saluran akar tidak perlu dilakukan, melainkan langsung dapat mengekstraksi gigi tersebut.
Alat-alat yang digunakan untuk perawatan saluran akar, pada intinya ada hand instrument dan
engine instrument. Setiap tahapan dalam perawatan sluran akar menggunakan alat-alat yang
berbeda pula, disesuaikan dengan bentuk dan fungsi alat tersebut.
Tahapan-tahapan perawatan saluran akar meliputi: 1) asepsis, 2) preparasi, baik preparasi kavitas
dan saluran akar, 3) sterilisasi, 4) pengisian saluran akar. Dalam setiap tahapan terdapat
kemungkinan terjadinya kegagalan. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang berasal
dari kesiapan dan kemampuan operator, perilaku pasien termasuk kekooperatifannya, serta dari segi
kesesuaian alat-alat yang digunakan.
Tes perbenihan mikroba dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri yang kemungkinan masih
terdapat di dalam saluran akar. Jika tes perbenihan menunjukkan hasil positif, maka perlu dilakukan
sterilisasi ulang. Namun, jika hasilnya negatif maka pengisian saluran akar dapat dilakukan.
Anastesi pada perawatan endointrakanal sebenarnya tidak perlu dilakukan, namun untuk
memberikan kenyamanan kepada pasien yang memiliki tekanan psikologis yang relatif tinggi, maka
anastesi dapat dilakukan kepada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Bence, Richard. 1990. Endodontik Klinik. Jakarta: Universitas Indonesia
Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC
Walton, R. and Torabinejad, M., 1996. Principles and Practice of Endodontics. 2 nd ed. Philadelphia :
W.B. Saunders Co.
http://endahart.multiply.com/journal/item/56/GIGI_Root_Canal_TreatmentEndodontikPerawatan_
Saluran_Akar

BAHAN DAN OBAT STERILISASI PADA
PERAWATAN SALURAN AKAR
Posted by De Haantjes van Het Oosten in Apr 21, 2010, under Ilmu Konservasi Gigi, Menu
Dento Inkubator
ChKM ( Chlorophenol Kamfer Menthol )sebagai desinfektan , antibakteri
dengan spectrum luas.
Cresophene Cresatin Formokresol TKF ( Tri Kresol Formalin )
Eugenol sebagai sedative . digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang
dikombinasikan pada saat dilakukan devitalisasi .
Preparat poliantibiotik :
Grossman :
Penisilinefektif terhadap gram (+)
Streptomysinefektif terhadap gram ()
Sodium kapsilatefektif terhadap jamur
Kombinasi antibiotik kortikosteroid : Kortikosteroidmengurangi keradangan periapikal .
Antibiotik membunuh bakteri ex : septomixine dan ledermix .
Bahan devitalisasi
Arsen ( As2O3 ) digunakan pada gigi permanen.
Caustinerf Pedodontique / fortedigunakan pada gigi sulung.
TKF ( Tri Kresol Formalin )
Medikamen Intrakanal yang biasa digunakan :
Golongan Fenol :
Eugenol CMCP ( Camphorated Monoparachlorophenol )
Parachlorophenol ( PCP )
Camphorated parachlorophenol ( CPC )
Metakresilasetat ( cresatin )
Kresol Creosote ( beechwood )
Timol
Aldehid :
Formokresol Glutaraldehid
Halida :
Natrium hipoklorit
Iodine kalium iodida
Steroid
Hidroksida kalsium
Antibiotik Kombinasi

Вам также может понравиться