Вы находитесь на странице: 1из 4

Ketika Seekor Burung Lupa Dimana Ia Hinggap

Ini merupakan sebuah kisah seorang pemuda yang menggoncang jiwaku. Ini memang
bukan kisah yang saya alami, namun merupakan sebuah kisah yang dipaparkan oleh kakak
saya. Dia menceritakan bahwa ketika ia masih berkuliah di salah satu Universitas Negeri di
kota Surabaya, ia memiliki seorang teman yang dia anggap berbeda dari lainnya yang
bernama Anas. Kakak saya memang tidak sengaja bisa mengenal seseorang yang menurutnya
memiliki perangai yang cukup baik.
Suatu ketika kakak pernah mengisahkan bahwa temannya tersebut memiliki suatu
kebiasaan yang menurutnya jarang sekali dimiliki oleh seorang dengan seumurannya. Anak
tersebut dikenal cukup kritis terhadap kejadian yang terjadi di sekitarnya. Ia cenderung
menggunakan perasaan batinnya untuk menilai suatu kejadian. Bahkan ketika peristiwa terjadi
pada dirinya, bisa-bisa ia akan menyendiri untuk merenungi dan menenangkan jiwanya.
Setelah Kakak saya dan temannya telah menjalin sebuah persahabatan yang cukup
baik, barulah kakak saya menyadari bahwa temannya yang bernama Anas adalah seorang
yang peka terhadap masalah kebatinan. Anas adalah seorang yang berusaha mencari jalan
untuk mencapai ketenangan batin. Ia tidak pernah jemu bercerita pada kakak tentang
hubungan kebatinan dengan Sang Pencipta.
Kebersamaan keduanya telah menciptakan hubungan kepercayaan satu sama lain.
Mereka saling mengerti karakter keduanya. Namun ada satu hal yang masih menjadi
pertanyaan besar bagi Kakak saya. Mengapa temannya itu sangat suka berbicara tentang
filosofi hidup yang selalu dikaitkan dengan kedamaian hidup hanya bisa diperoleh melalui
perkara batin ?
Ya, pada akhirnya Kakak telah menemukan jawaban itu dari temannya tersebut.
Ternyata Anas adalah seseorang yang dianggap gagal oleh orang sekitarnya, bahkan
keluarganya sendiri. Ini berawal ketika Anas selalu gagal dalam melamar pekerjaan. Atas
arahan orang tuanya yang menginginkan anaknya bekerja, ia telah mengikuti tes seperti
kepolisian maupun instansi lainnya. Sayangnya ia selalu gagal ketika sudah mencapai tes
penentuan kelulusan akhir.
Pada akhirnya orang-orang sekitarpun bergumam bahwa ia adalah seseorang yang
ditakdirkan untuk selalu gagal. Bahkan ayahnya mengatakan dia seorang anak yang busuk.
Inilah suatu kenyataan yang sebenarnya tidak bisa diterima oleh Anas, sebab kedua orang
tuanya memiliki jabatan pekerjaan tinggi. Hal ini pula yang membuat batinnya selalu
bergejolak dan selalu mengatakan, Ya Rabb, kemana sebenarnya dirimu, disaat aku seperti
ini ? . Apa salahku sehingga aku selalu bernasib begitu malang dan tidak berguna ?
Ditengah keterpurukan batin inilah, ia menjadi seorang yang cenderung pendiam. Dan
pada akhirnya ia berusaha mencari ketenangan batin. Ia sering membaca filosofi kehidupan
yang bersumber dari peradaban Yunani. Akhirnya ia sedikit terperosok dalam pemikiran dan
pemahaman yang cukup rancu dan bertentangan dengan Islam. Baginya, semuanya jalan
menuju Tuhan adalah benar, sehingga tidak boleh ada satu yang memutlakkan jalan agamanya
yang paling benar.
Pada saat itu, Kakak saya mulai menyadari bahwa temannya telah meniti jalan keliru.
Akhirnya kakak saya mengingatkan bahwa pemikiran tentang itu keliru. Menurutnya hanya
Islamlah agama yang benar. Dalam surat Ali Imran ayat 19 sudah sangat jelas Allah
menegaskan bahwasanya, sungguh agama yang diridhai di sisi Allah adalah agama Islam.
Dalam surat Ali imran ayat 15 pun ditegaskan,Barangsiapa yang mencari agama lain selain
Islam maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong orang-orang yang merugi
Pernah suatu ketika kakak saya juga menemukan sebuah buku yang mengisahkan jalan
ketenangan batin orang-orang Sufi. Ternyata buku itu milik Anas. Kakak saya termenung
pada suatu hal yang ia baca. Sejenak ia merenungi satu kalimat yakni, kita bisa dekat dengan
sang Pencipta hanya dengan menyatukan perasaan kita. Bahkan banyak sekali orang yang
beribadah pada Sang Pencipta namun mereka tidak pernah merasakan ketenangan batin.
Inilah sebagian kisah yang termuat dalam buku tersebut.
Akhirnya kakak menyadari bahwa Anas adalah seorang yang berhati tulus untuk
mencari jalan kebenaran jiwanya yang terombang-ambing itu. Kakak berjanji dan berharap
dalam dirinya untuk selalu setia menemani dan mengarahkan temannya agar suatu saat ia
akan sadar bahwa jalan yang ia tempuh untuk mencari ketenangan batinnya telah
menyimpang.
Suatu hari ditengah kebersamaan mereka, hadir pula diskusi menarik tentang
eksistensi Tuhan. Anas pernah menyatakan bahwa konsep Wihdatul Wujud/Manunggaling
Kawula Gusti ( penyatuan Tuhan dan Makhluk ) yang pernah digagas Syeikh Siti Jenar adalah
sebuah ajaran yang benar. Ia juga mengatakan, jika rasa sudah menyatu dengan sang Pencipta,
itu sudah cukup. Sontak kakak saya langsung bertanya balik kepada temannya, Jika memang
konsep itu benar, mengapa Rasulullah dan para sahabatnya yang hati dan batinnya selalu
terpaut dengan Allah masih melakukan Shalat?. Bukankah Shalat itu merupakan sebuah
kewajiban yang justru membuat kita dekat dengan Allah? Pernahkah engkau mendengar kisah
seorang sahabat Nabi tetap shalat dengan khusuk meskipun panah yang tertancap dibadannya
sedang dicabut pada saat itu?

Mendengar penuturan Kakak saya, Anas terdiam. Lalu kakak saya menimpalinya lagi
dengan sebuah pertanyaan, Apakah sebenarnya hatimu ingin menghilangkan Syariat yang
telah ditetapkan Allah ? bukankah dasar dari tasawwuf itu hanyalah kemalasan sebagaimana
perkataan Imam Syafii ? mereka ingin dekat dengan Sang Pencipta, namun hanya dengan
berdiam diri ? Ia terdiam mendengar pemaparan kakak, namun terlihat jelas dari raut
mukanya yang sedang berfikir.
Menurut penuturan kakak, Anas memang termasuk orang yang haus akan kebenaran
yang hakiki. Tidak akan mudah merubah seseorang yang sudah kerancuan sebuah syubhat.
Tetapi, kakak saya menyadari bahwa sebenarnya Anas selalu mendengarkan nasehatnya itu.
Kakak saya mulai berusaha ingin menata ulang kehidupan Anas. Ia sadar bahwa yang
menjadikan Anas menjadi seperti itu, hanya dikarenakan ia selalu meratapi kegagalan yang
selalu membayangi hidupnya. Kakak juga mengatakan, sebenarnya Anas hanya membutuhkan
seseorang yang bisa memotivasi dirinya untuk bisa bangkit kembali dari keterpurukan dan
mendapatkan apa yang ia harapkan.
Dengan terus berjalannya waktu, akhirnya Allah telah menakdirkan keduanya harus
berpisah. Kakak saya telah menyelesaikan tugas skripsinya, dan lulus kuliah lebih cepat dari
jadwal biasanya. Pada akhirnya kakak saya akan meninggalkan kota Surabaya. Kakak
memilih untuk kembali ke daerah asalnya.
Sebelum berpisah dengan Anas, Kakak sempat berkata pada Anas Engkau adalah
seorang pencari kebenaran yang hebat. Aku tidak tau apa yang akan terjadi pada saat kita
akan berpisah nanti. Aku hanya berharap, jangan sampai engkau melupakan hal-hal terdahulu
yang pernah aku sampaikan padamu. Aku tidak peduli kau mengambil perkataanku atau tidak,
yang penting jangan pernah engkau lupakan akan hal-hal yang pernah kukatakan padamu.
Anas juga berkata, sebenarnya aku sadar bahwa Engkau adalah sahabat terbaik yang
pernah Allah berikan padaku. Disaat semua orang menjauh dan mencaci kegagalan hidupku,
Engkau tetap setia menopang hidupku. Engkau pula orang yang paling mengerti isi batinku.
Aku berharap, kelak kita akan berjumpa kembali. Aku juga berharap, pada suatu saat nanti,
aku akan bisa menunjukkan perubahan pada diriku yang membuatmu dirimu senang.
Pada akhirnya kakak saya berpesan, manusia itu terkadang ibarat burung yang sedang
lapar. Ia memang mengincar sesuatu untuk dimakan, ia terlalu fokus pada sasarannya
sehingga ia lupa dimana ia hinggap. Secara tersirat burung itu sepertinya dekat dengan apa
yang mangsa yang ia incar. Namun ia lupa, bahwa ia telah hinggap, tepat diatas mulut buaya.
Jika kamu menemukan hal tersebut terjadi pada siapapun, selamatkanlah ia sesegera mungkin
sebelum buaya itu siap menerkam dengan mulutnya.
Nama Lengkap : Lukman Hakim
Nama Akun Fb : LuQman Hqym
TTL : Sumenep, 27 Juli 1993
Kampus/Jurusan : Universitas Trunojoyo Madura / Akuntansi
Alamat Lengkap : Jl. Bromo no 17, Pabian, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
No Hp : 085730838281

Вам также может понравиться