Вы находитесь на странице: 1из 4

Definisi

Emboli Paru adalah pembendungan pada ateri pulmonalis (atau salah satu cabangnya)
oleh bekuan darah, lemak, udara atau sel tumor, emboli yang sering terjadi adalah
trombo emboli, yang terjadi ketika bekuan darah (trombosis vena) menjadi berpindah dari
tempat pembentukan dan menyumbat suplai darah arteri pada salah satu
Emboli Paru adalah sumbatan arteri pulmonalis yang disebabkan oleh trombus pada
trombosis vena dalam di tungkai bawah yang terlepas dan mengikuti sirkulasi menuju arteri
di paru. Setelah sampai diparu, trombus yang besar tersangkut di bifurkasio arteri pulmonalis
atau bronkus lobaris dan menimbulkan gangguan hemodinamik, sedangkan trombus yang
kecil terus berjalan sampai ke bagian distal, menyumbat pembuluh darah kecil di perifer paru

C. Etiologi
ada tiga faktor utama yang menyebabkan timbulnya trombosis vena dan kemudian
menjadi emboli paru yaitu sebagai berikut :
1. Stasis atau melambatnya aliran darah
2. Luka dan peradangan pada dinding vena
3. Hiperkoagulasibilitas
Trias klinis klasik yang merupakan predisposi trombo emboli paru dideskripsikan oleh
Rudolph Virchow tahun 1856, yaitu:
1. Trauma lokal pada dinding pembuluh darah;
2. Hiperkoagulabilitas;
3. Stasis darah
Sebagian besar pasien dengan Emboli Paru memiliki kondisi klinis yang berkaitan
dengan faktor-faktor predisposisi ini, seperti trauma mayor, pembedahan dalam waktu dekat
sebelumnya, obesitas dan imobilitas, merokok, peningkatan usia, penyakit keganasan, pil
kontrasepsi oral, kehamilan, terapi insulin hormon, dan keadaan lain yang lebih jarang

Pemeriksaan fisik
1. Pola aktifitas / istirahat
Gejala: kelelahan, dispnea, ketidak mampuan untuk tidur, tirah baring lama,
tanda: gelisa, lemah, imsomnia, kecepatan jantung tak normal.
2. Pola makana dan cairan
Gejala: kehilang napsu makan, mual / muntah.
Tanda: berkeringat, edema tungkai kiri atas glukosa dalam urin
3. Pola eliminasi
Gejala: penurunan frekuensi urin
Tanda: urin kateter terpasang, bising usus samar
4. Sistim kardiovaskuler
Tanda: takikardia
Penurunan tekanan darah (hipotensi), nadi lemah dapat menunjukan anemia.
5. Sistem respirasi
Gejala: kesulitan bernapas
Tanda: peningkatan frekuensi / takipnea penggunaan asesori pernapasan
6. Sistem neurosensori
Gejala: kehilangan kesadaran sementara, sakit kepala daerah frontal
tanda: perubahan mental (bingung, somnolen), disorientasi
7. Integrasi ego
Gejala: perasaan takut, takut hasil pembedahan, perasaan mau pingsan, perubahan pola hidup,
takut mati.
Tanda: ketakutan, gelisah, ansietas, gemetar, wajah tegang, peningkatam keringat.
8. Keamanan
Gejala: adanya trauma dada
Tanda: berkeringat, kemerahan,kulit pucat


Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic emboli paru menurut brunner dan suddarth, (2001.622) adalah :
1. Rontgen dada
Rontgen dada pada emboli paru biasanya normal tetapi dapat meunjukkan pneumokontriksi,
infiltrat, atelektasis, elevasi diagfragma pada posisi yang sakit, atau dilatasi besar arteri
pulonal dan efussi pleura.
2. EKG
EKG biasanya menunjukkan sinus takikardia, atrial flutter atau fibrilasi dan kemungkinan
penyimpangan aksis kanan, atau regangan vcentrikel kanan.
3. Pletismografi impedans
Pletismografi impedans dilakukan untuk menentukan adanya troimbosis pada vena profunda.
4. Gas darah arteri
Gas darah arteri pada emboli paru dapat mennjukkan hipoksemia dan hipokapnea.

F. Komplikasi
Komplikasi akibat emboli paru adalah :
1. Gagal napas,
2. Gagal jantung kanan akut, dan
3. Hipertensi

Pemeriksaan Penunjang
a. Lung Scan (Ventilation/Perfusion Scan)
Dapat menunjukkan pola perfusi abnormal pada area ventilasi atau tidak adanya ventilasi dan
perfusi.
b. Pulmonary Angiography
Terdapatnya efek atau arteri cut off dengan tidak adanya darah pada distal aliran darah.
c. Chest X-ray
Sering kali normal (terutama pada keadaan subakut), tetapi dapat menunjukkan bayangan
bekuan darah, kerusakan pembuluh darah, elevasi diafragma pada area yang terkena, efusi
pleura, dan infiltrasi/konsolidasi.
d. ABGs
Dapat menunjukkan penurunan PaO
2,
PaCO
2
(hipoksemia/hipokapnia), dan elevasi pH
(respiratory alkalosis) terutama jika obstruksi paru-paru berat.
e. Darah Lengkap
Dapat menunjukkan peningkatan Ht (hemokosentrasi), peningkatan RBCs (Red Blood Cells-
polisitemia).
f. ECG (Electro Cardio Graph)
Mungkin normal atau menunjukkan perubahan yang mengindikasikan gangguan ventrikel
kanan, misal: perubahan pada gelombang T atau segmen ST, aksis deviasi/RBB, takikardia,
dan distritmia sering kali timbul.
Laboratorium
D-Dimer
D-Dimer merupakan produk degradasi fibrinogen. Kadarnya sering meningkat pada
tromboemboli vena akut, selain itu juga meningkat pada operasi, perdarahan,
keganasan, trauma atau sepsis. Karena itu pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
yang sensitif namun tidak spesifik untuk tromboemboli vena. Kadar D-Dimer 500 g/L
memiliki sensitivity 98% dan spesifisiti 39%. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
D-Dimer lebih bermanfaat untuk menyingkirkan daripada menegakkan diagnosis emboli
paru.

Analisis gas darah
Hipoksemia sering ditemukan pada pasien emboli paru akut. Emboli paru tidak dapat
disingkirkan berdasarkan PO2 yang normal, sebaliknya emboli paru harus dipikirkan
pada pasien thrombosis vena dalam dengan hipoksemia.

Troponin
Pemeriksaan troponin merupakan baku emas untuk diagnosis kerusakan miokard pada
infark miokard akut. Manfaat pemeriksaan pada kasus emboli paru akut juga semakin
banyak diteliti. Meyer menemukan bahwa peningkatan troponin T pada pasien emboli
paru akut berhubungan bermakna dengan terjadinya disfungsi ventrikel kanan yang
dinilai dengan ekokardiografi. Peningkatan enzim ini mungkin dapat mendeteksi
ketidakstabilan hemodinamik pada emboli paru akut. Satu penelitian mendapatkan
peningkatan troponin T pada 50% pasien emboli paru.

Foto toraks
Gambaran foto toraks pada emboli paru sering tidak spesifik, namun biasanya tidak
normal (12-22%) kelainan yang paling sering ditemukan asdalah plate-like atelectasis,
efusi pleura atau elevasi diafragma. Gambaran radiologis normal pada pasien dengan
keluhan sesak dan hipoksemia tanpa bronkospasme atau pirau intrakardiak harus
menimbulkan kecurigaan terhadap emboli paru.

Ventilation/perfusion scanning
Pemeriksaan noninvasive dan telah lama menjadi bagian dalam evaluasi pasien dengan
kecurigaan emboli paru. Pemeriksaan ini telah digunakan secara luas dalam banyak
penelitian klinis namun hasil pencitraan harus disimpulkan sesuai dengan kondisi
pasien.

Arteriografi pulmonal
Pemeriksaan invasive ini dipertimbangkan bila dengan pemeriksaan noninvasive tidak
dapat dilakukan.

CT scan
CT scan semakin luas digunakan dalam diagnosis emboli paru. Pemeriksaan ini dapat
mengidentifikasi thrombus di arteri pulmonalis segmental ke proksimal dengan
sensitivitas lebih dari 90%.

Magnetic resonance imaging (MRI)
Mulai banyak diteliti untuk mendeteksi emboli paru meskipun sensitivitasnya hanya 46%.

Вам также может понравиться