Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN PENDAHULUAN

FEBRIS KONVULSI
1. KONSEP DASAR MEDIS
1.1 Definisi
1.1.1 Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( lebih dari 38 derajat celsius ) yang disebabkan oleh proses ekstra
kranial. ( Ngastiyah, 199! ""9 ).
1.1." Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu
meningkat lebih dari 38,#
$
% disebabkan oleh proses ekstra kranial
( &ri' (ansjoer, "$$$ ! )3))
1.1.3 Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya
terjadi antara umur 3 bulan sampai # tahun berhubungan dengan demam
tetapi tidak pernah terbukti adanya in'eksi intra kranial atau penyebab
tertentu. (%onsesnsus *tatement +n ,ebrile *ie-ures, 198$ )
1.2 Klasifikasi Menuru N!asi"a# $Pera%aan Anak Saki& 1''( ) 2*1+
1.2.1 Ke,an! -e.a. se-er#ana.
1.".1.1 .mur / bulan sampai empat tahun.
1.".1." 0ama kejang tidak lebih dari 1# menit.
1.".1.3 Kejang bersi'at umum.
1.".1.) Kejang terjadi 1/ jam pertama setelah timbulnya demam.
1.".1.# 112 normal satu minggu setelah kejang.
1.".1./ 3emeriksaan sara' sebelum dan sesudah kejang normal.
1.".1. ,rekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak lebih dari
empat kali.
1.2.2 Ke,an! -e.a. K/.0leks.
1.".".1 0ama kejang lebih dari 1# menit
1."."." ,rekuensi kejang lebih dari satu kali dalam ") jam.
1.".".3 &nak mempunyai kelainan neurologis atau ri4ayat kejang demam
sebelumnya.
1.".".) ,rekuensi kejang bangkitan dalam satu tuhun lebih dari 1mpat
kali.
1.2.2 E0ile0si "an! -i0r/1/kasi /le# -e.a.
&dalah semua kejang demam yang bukan kriteria diatas.
1.* Fak/r Pen2eus aau Resik/
1.*.1 Menuru Arif Mans,/er $Ka0ia Seleka ke-/keran& 2333) 4*4+
1.3.1.1 5emam tinggi yang disebabkan in'eksi saluran na'as atas,
3neumonia, gastroenteritis dan in'eksi saluran kemih.
1.3.1." 6i4ayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung.
1.3.1.3 3erkembangan terlambat.
1.3.1.) 3roblem pada masa neonatus.
1.3.1.# &nak dalam pera4atan khusus.
1.3.1./ &nak dengan kadar Na rendah.
1.3.1. 6i4ayat keluarga dengan epilepsi.
1.*.2 Menuru N!asi"a# $Pera%aan Anak Saki& 1''( ) 2*3+
1.3.".1 6i4ayat kejang tanpa demam dalam keluarga.
1.3."." Kelainan dalam perkembangan atau kelainan sara' sebelum anak
menderita kejang demam.
1.3.".3 Kejang yang berlangsung lama atau kejang 'okal.
1.3.".) &nak dengan ambang kejang rendah.
1.4 Pa#/fisi/l/!i
3ada keadaan demam kenaikan suhu 1
o
% akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 1$ 7 1# 8 dan kebutuhan +
"
meningkat "$8 sehingga
terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam 4aktu
yang singkat terjadi di'usi dari ion kalium maupun natrium melalui membran
tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. 0epas muatan ini begitu
besar hingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya
dengan bantuan bahan yang disebut 9neurotransmiter9dan terjadilah kejang.
(Ngastiyah,199 : "3$ ).
1.5 Dia!n/sa Ban-in!
5emam
3erubahan Keseimbangan
(etabolisme di otak meninggi
Kebutuhan +
"
dan energi di otak meninggi
5i'usi ion kalium dan natrium
3elepasan muatan 0istrik
Neuro transmitter eksilator Kejang
3enyebab lain kejang yang disertai demam harus disingkirkan, khususnya
meningitis dan ensepalitis.
&nak dengan panas tinggi dapat timbul delirium, menggigil dan sianosis
sehinggga menyerupai kejang demam.
1.6 Pr/!n/sa
;ergantung ,aktor !
1./.1 6i4ayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.
1./." Keluarga dengan kelainan sara'.
1./.3 Kejang yang berlangsung lama atau kejang lokal.
<ila terdapat dua dari tiga 'aktor tersebut maka kemudian hari akan mengalami
serangan kejang demam sekitar 13 8.
1.( Penaalaksanaan
1.(.1 Menuru Arif Mans,/er $Ka0ia seleka ke-/keran& 2333) 4*6+
1.(.1.1 Pen!/7aan fase aku
1). *ering kali kejang berhenti dengan sendirinya, pada 4aktu
kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah dan
muntahan.
"). =alan na'as dibebaskan agar oksigenasi terjamin.
3). +bser>asi tanda?tanda >ital dan 'ungsi jantung.
)). *uhu tubuh yang tinggi dapat diturunkan dengan kompres air
dingin dan pemberian antipiretik.
#) 3emberian obat untuk menghentikan kejang secara cepat
adalah dengan 5ia-epam yang diberikan secara intra>ena atau
intrarektal.
5osis untuk pemberian intra>ena yaitu $,3?$,# mg@Kg<<
dengan kecepatan 1?" mg@ menit dengan dosis maksimal "$
(g.
5osis untuk pemberian intrarektal yaitu # mg (<< A 1$ Kg)
atau 1$ mg (<< B 1$ Kg), bila kejang tidak berhenti dapat
diulang selang lima menit kemudian.
1.(.1.2 Men2ari -an .en!/7ai 0en"e7a7
3emeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis.
1.(.1.* Pen!/7aan 0r/filaksis
&da dua cara pengobatan pro'ilaksis yaitu ! pengobatan
propilaksis intermiten dan pengobatan pro'ilaksis terus menerus
dengan anti kon>ulsi setiap hari. !
1+. Pen!/7aan 0r/filaksis iner.ien 8
5apat digunakan 5ia-epam dengan dosis $,3?$,#
mg@Kg<<@hari dibagi dalam tiga dosis saat pasien demam
dengan cara intra>ena.
5osis untuk intrarektal yaitu # mg (<<A1$Kg) dan 1$ mg
(<<B1$Kg) setiap pasien menunjukkan peningkatan suhu
diatas 38,#
$
%.
2+. Pen!/7aan 0r/0ilaksis erus .enerus.
5apat digunakan ,enobarbital dengan dosis )?#
mg@Kg<<@hari dibagi dalam dua dosis.
1.(.2 Menuru N!asi"a# $Pera%aan Anak Saki&1''( ) 2*2+
1.(.2.1 Me.7eranas ke,an! se2e0a .un!kin.
+bat pilihan utama adalah dia-epam yang diberikan secara
intra>ena dengan dosis sesuai dengan berat badan yaitu ! <<
kurang dari 1$ Kg $,#?$,# mg@Kg<<@hari, dan diatas "$ Kg $,#
mg@Kg<<@hari.
1.(.2.2 Pen!/7aan 0enun,an!.
1). *emua pakaian ketat dibuka.
"). 3osisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi.
3). <ebaskan jalan na'as.
)). <erikan +ksigen dan lakukan section secara teratur.
1.(.2.* Me.7erikan 0en!/7aan Ru.a.
*etelah kejang dapat diatasi harus segera disusul dengan
pengobatan rumat dengan pemberian anti epileptik dengan jangka
kerja yang lebih lama, misalnya 'enobarbital atau de'inil
hidantoin.
1.(.2.4 Men2ari -an .en!/7ai 0en"e7a7.
*ecara akademis pasien yang datang dengan kejang demam
pertama kali sebaiknya dilakukan 'ungsi lumbal,darah lengkap,
gula darah, kalium, magnesium, kalsium, Natrium dan 'aal hati.
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERA9A:AN
2.1 Pen!u.0ulan -aa
2.1.1 I-enias Klien
.mur biasanya enam bulan sampai empat tahun, jenis kelamin laki?laki
perempuan dengan perbandingan "!1, Cnsiden tertinggi pada anak umur
dua tahun. (Ngastiyah, 3era4atan &nak *akit, 199 : "31)
2.1.2 Ri%a"a Kese#aan
2.1.2.1 Kelu#an ua.a
Kejang karena panas.
2.1.2.2 Ri%a"a 0en"aki sekaran!
1). 0ama kejang kurang dari lima menit.
"). Kejang bersi'at general.
3). Kejang terjadi dalam 4aktu 1/ jam setelah timbulnya demam.
)).;idak ada kelainan neurologis baik klinis maupun
laboratorium.
2.1.2.* Ri%a"a 0en"aki -a#ulu
&danya 'aktor predisposisi terjadinya kejang demam antara lain
trauma kepala, Cn'eksi, dan reaksi terhadap imunisasi.(*aharso 5,
199/! )3)
2.1.2.4 Ri%a"a 0en"aki keluar!a
"#?#$ 8 kejang demam mempunyai 'aktor keturunan adanya
'aktor keluarga yang menderita kejang demam, penyakit sara'
atau penyakit lainnya. (*aharso 5, 199/ ! )")
2.1.2.5 Ri%a"a se7elu.n"a
1). 6i4ayat kehamilan ! penyakit yang diderita ibu, perdarahan
per>agina dan obat?obatan yang digunakan.
"). 6i4ayat 3ersalinan ! kelahiran spontan atau dengan tindakan,
perdarahan antepartum, K35, &spiDia. (*aharso 5, 199/ )3)
2.1.2.6 A2i1i" Dail" Li1e
1+. Makanan aau 2airan
3asien akan mengeluh sensiti' terhadap makanan yang
merangsang akti>itas kejang, kerusakan gigi, adanya
hiperplasi ginggi>a sebagai akibat e'ek samping dilantin.
2+. Aki1ias -an Isira#a
3asien mengeluh capek, lelah, kelemahan umum, pembatasan
akti>itas dan perubahan tonus otot.
*+. Ele.inasi
Cncontinensia
,ace Cctal ! peningkatan tekanan blader dan tonus springter.
3ost ictal ! relaksasi otot.
4+. Ri%a"a Psik/ s/sial
(1).3siko
&namnese tentang temperan anak, kemampuan kogniti'
dan respon tentang kondisi sakit serta hospitalisasi.
(").*osial
&namnesa terhadap status dan sumber ekonomi keluarga,
respon keluarga dan pola pera4atan anak sehari?hari.
2.1.2.( Pe.eriksaan
1+. :an-a;an-a 1ial
Kesadaran terjadi penurunan
,ase Cctal ! 3eningkatan nadi, respirasi, tekanan darah dan
*uhu.
3ost ictal ! E# normal kadang depresi.
2+. Pe.eriksaan Fisik
(1). Kepala ! 5isporposi bentuk kepala, kejang umum, tonik
klonik dan sakit kepala.
("). (ata ! 5ilatasi 3upil, gerakan bola mata dan kelopak
mata cepat, re'lek cahaya turun dan konjungti>a merah.
(3). (ulut ! 3roduksi sali>a berlebihan, >omiting dan
%yanosis mukosa mulut.
()). Fidung ! &danya perna'asan cuping hidung, %yanosis.
(#). 0eher ! pada tetanus terjadi kaku kuduk.
()). 5ada !
,ase ictal ! %yanosis, penurunan gerakan perna'asan dan
adanya tarikan intercostae.
3ost ictal ! &pnoe atau na'as dalam dan lambat.
(#). &bdomen
,ase Cctal ! 3eningkatan blader dan tonus otot spingter.
3ost ictal ! relaksasi otot dan hiperperistaltik.
(/). 1kstermitas
,ase Cctal ! kejang pada ekstremitas atas dan ba4ah dan
cyanosis pada jari tangan dan kaki.
3ost ictal ! relaksasi otot dan nyeri serta kelemahan pada
otot.
*+. Pe.eriksaan U.u.
(1). 1lektrolit ! Ketidakseimbangan elektrolit merupakan
predisposisi kejang.
("). 2lukosa ! Fipoglikemia merupakan predisposisi
kejang.
(3). <.N ! 3eningkatan <.N merupakan potensi
kejang.
()). %<% ! &nemia &plastik dapat terjadi sebagai e'ek
samping pemberian obat?obatan.
(#). 03 ! untuk mendeteksi adanya tekanan abnormal
dan tanda in'eksi.
(/). *kull G?ray ! adanya desak ruang dan lesi.
(). 112 ! ,okus akti>itas kejang.
(8). %; scan ! mendeteksi lesi lokal serebral abses tumor
dengan atau tanpa kontras.
2.1.2.< Dia!n/sa Ke0era%aan
1).3eningkatan suhu tubuh sehubungan dengan adanya pirogen
yang mengacaukan termostat, bertambahnya rata?rata
metabolisme dan penyakit dehidrasi.
").6esiko terjadinya ketidake'ekti'an bersihan jalan na'as
sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler dan obstruksi
trakeobroncial.
3).Kurang pengetahuan keluarga sehubungan dengan mis
interpretasi dan keterbatasan in'ormasi.
)).6esiko terjadi injuri atau trauma sehubungan dengan
kelemahan, perubahan kesadaran.
#).2angguan konsep diri (harga diri rendah ) sehubungan dengan
epilepsi dan persepsi yang salah dan tidak terkendali.
2.1.2.' Peren2anaan
1+.Dia!n/sa I
(1). ;ujuan ! *uhu tubuh normal.
("). Kriteria hasil ! *uhu 3/,
# o
% 7 3,
# o
% dan klien bebas dari
demam.
(3). 6encana tindakan dan 6asional
a. +bser>asi ;;E ;iap empat jam
6@ ;;E yang meningkat merupakan mani'estasi akan
terjadinya kejang dan adanya komplikasi.
b. <erikan penjelasan pada keluarga tentang pemberian
kompres.
6@ Kompres dingin dapat menurunkan suhu tubuh.
c. <erikan pakaian tipis yang dapat menyerap keringat.
6@ (emudahkan terjadinya pelepasan panas ke udara.
d. &njurkan klien untuk banyak minum.
6@ (encegah timbulnya dehidrasi.
e. 0aksanakan kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian antipiretik dan antibiotik.
6@&ntipiretik untuk menurunkan suhu tubuh dan
antibiotik untuk pengobatan in'eksi.
2+. Dia!n/sa II
(1). ;ujuan ! mempertahankan e'ekti>itas pola na'as dengan
jalan na'as yang bersih dan tercegah dari aspirasi.
("). Kriteria hasil
66 normal 1#?3$ D permenit dan tidak ada retraksi otot.
(3). 6encana tindakan dan 6asional
a.0etakkan pasien dalam posisi nyaman (semi 'o4ler).
6@ (embebaskan jalan na'as mencegah aspiDia.
b.0onggarkan pakaian terutama pada leher, dada dan
perut.
6@ (emudahkan perna'asan.dan rasa nyaman.
c.<erikan ;ong spatel pada mulut
6@ (encegah trauma pada lidah.
d.*ection jika perlu.
6@ (enghilangkan sekret dan mencegah terjadinya
aspirasi serta membersihkan jalan na'as dari sekret.
e.<erikan $
"
*esuai dengan kebutuhan.
6@ (engatasi hipoksia.
*+. Dia!n/sa III
(1).;ujuan ! *ecara >erbal klien dapat mengungkapkan
stimulasi yang dapat meningkatkan kejang
("). Kriteria hasil !
Klien dapat minum obat secara teratur.
(3). 6encana tindakan dan 6asional
a.Kaji pathologi dan prognosis terhadap kondisi klien.
6@ 5apat menunjukkan dan menentukan tindakan yang
akan dilakukan.
b.Kaji pengobatan yang sudah dijalankan
6@ (encegah terjadinya pertentangan e'ek obat.
c.<erikan makanan yang bergi-i.
6@ (emulihkan kondisi dan keadan umum serta
mencegah penurunan <erat badan.
d.5iskusikan 1'ek obat.
6@ (engetahui adanya tanda?tanda reaksi alergi dan
mengetahui perkembangan kondisi klien.
e. =elaskan cara mencegah Cn'eksi.
6@ (eningkatkan pengetahuan klien dan mencegah
adanya komplikasi.
d.*egera turunkan panas jika terjadi kejang.
6@ 3anas dapat menimbulkan kejang ulang.
'.&jarkan pada keluarga agar memberikan obat anti kejang
dan anti piretik sesuai dengan aturan dari tim medis.
6@ (encegah salah penggunaan obat.
4+. Dia!n/sa IV
(1). ;ujuan ! *ecara >erbal klien dapat mengetahui 'aktor yang
memungkinkan terjadinya trauma.
("). Kriteria hasil !
Klien terbebas dari trauma saat kejang terjadi.
(3). 6encana tindakan dan 6asional
a.=elaskan 'aktor predisposisi kejang
6@ (encegah salah persepsi dan meningkatkan sikap
kooperati' klien.
b.=aga klien dari trauma dengan memberikan pengaman
pada sisi tempat tidur.
6@ 3engaman saat berguna mencegah trauma (jatuh) saat
terjadi kejang.
c.=aga klien jika terjadi aura
6@ (engetahui secara dini akan datangnya kejang dan
mencegah adanya trauma.
d.;etap bersama klien saat 'ase kejang.
6@ dapat mencegah komplikasi sedini mungkin.
5+. Dia!n/sa V
(1).;ujuan ! *ecara >erbal klien tidak mengalami mis
intrepretasi dan tidak terjadi harga diri rendah
("). Kriteria Fasil !
Klien dan keluarga dapat mengetahui secara benar tentang
prognosis, cara pengobatan dan penanganan kejang.
(3). 6encana tindakan dan 6asional
a.<erikan penjelasan tentang penyakitnya, cara
penanganan dan pencegahannya.
6@ (eningkatkan sikap kooperati' dan mencegah mis
intrepretasi.
b.=elaskan cara menghindari 'aktor resiko.
6@ 5engan mengetahui 'aktor resiko klien dapat
menghindari penyebab kejang.
c.=a4ab dan tampung semua pertanyaan klien dan
keluarga.
6@ (emenuhi keterbatasan in'ormasi tentang kejang
demam.
DAF:AR PUS:AKA
&ri' mansjoer ("$$$), KAPI:A SELEK:A KEDOK:ERAN& 1disi CC, =ilid C,
(edia &euculapius ,K.C, =akarta.
0inda jual %arpenito (1998), DIA=NOSA KEPERA9A:AN .12% , =akarta.
(arilyn 1. 5oengoes (1999), REN>ANA ASUHAN KEPERA9A:AN& 1disi CCC,
12%, =akarta.
Ngastiyah (199), PERA9A:AN ANAK SAKI:, 12%, =akarta.
3elatihan 3325, 6*.5. 5r. *oetomo (199/), *urabaya.
*aharso 5 (199/), ILMU KESEHA:AN ANAK& 1disi EC, =ilid CC, 12%, =akarta.

Вам также может понравиться