Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura 2014
KASUS TEMPO.CO, Bekasi - Tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Klinik Sapta Mitra, lokasi sembilan orang keracunan gas genset lima orang di antaranya tewas. Puslabfor masih menyelidikinya, kata Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Timur Komisaris Suyud, Selasa, 11 Februari 2014.
Puslabfor menyelidiki untuk memastikan penyebab kejadian tersebut. Karena itu, Suyud belum bisa memastikan penyebab sampai korban meninggal akibat keracunan tersebut. Belum bisa disimpulkan, karena masih diselidiki, racun yang membuat korban meninggal dunia, katanya.
Suyud menambahkan, berdasarkan hasil analisis sementara, tak ada ventilasi di klinik tersebut. Sedangkan genset diletakkan di dalam ruang resepsionis. Adapun korban ditemukan tewas di dalam kamar lantai dua klinik tersebut. Genset sudah jadi barang bukti, bagaimana sampai menyebabkan orang meninggal, kami masih menyelidiki, ia kembali menegaskan.
Sebelumnya, sembilan orang keracunan. Adapun empat orang yang masih dirawat di rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur adalah Santi Siwi, 20 tahun, Siti Nurjanah (21), Hendra Rukwanto (17), dan Ifa Riana Dewi (20). Sedangkan korban tewas adalah Ani Dwi Pastiwi (23), M. Zamroni (19), dr Friska (26), Desi Purwono (21), dan Slamet Afriana (21).
Polisi terus mengembangkan kasus tewasnya 5 orang dan 4 orang lainnya pingsan karena keracunan karbon monoksida di Klinik Sapta Mitra, Bekasi Timur. Penyidik polres Bekasi Kota memeriksa Direktur Klinik dan Komisaris.
"Benar ya saat ini pemeriksaan terhadap Direktur Klinik, Nuredy dan Komisaris Klinik, Supriyadi dilakukan pukul 11.00 WIB. Hingga saat ini masih berlangsung di Polresta Bekasi Kota," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Senin (17/2/2014).
Rikwanto melanjutkan, berdasar hasil uji laboratorium ditemukan gas karbon monoksida yang cukup banyak. Genset pun kini telah disita oleh pihak kepolisian guna barang bukti.
"Mengandung karbon monoksida cukup tajam, Hasil lab diketahui di darah korban ada kandungan karbon monoksida yang cukup besar," tambah Rikwanto.
Peristiwa yang terjadi pada Senin 10 Februari 2014 itu bermula saat mati lampu di lokasi kejadian. Seorang karyawan pun berinisiatif menyalakan mesin genset. Khawatir dicuri, mesin genset pun dipindah ke dalam ruangan.
Sampai pagi harinya, Selasa 11 Februari 2014, seorang karyawan lainnya masuk ke dalam klinik. Saat itulah ditemukan 9 orang sudah terkapar di klinik yang berukuran 6x6 di lantai 1 dan 2. (Mut/Ism)
PEMBAHASAN Dari berita kasus diketahui bahwa Laboratorium Klinik Sapta Mitra memiliki luas ukuran 6x6 m 2 dan 2 lantai. Berdasar PERATURAN MENTRI KESHATAN RI NO 411/MENKES/PER/III/2010 tentang laboratorium klinik, Laboratorium Klinik Sapta Mitra merupakan laboratorium klinik tingkat pratama, yaitu berdasar Pasal 3 adalah laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaaan specimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana. Berdasarkan Pasal 13 dalam lampiran I, fasilitas bangunan Klinik Sapta Mitra tidak memenuhi persyaratan minimal sebagai laboratorium klinik. Karena walaupun memiliki luas bangunan yang berukuran 6x6 m dan 2 lantai telah memenuhi syarat sebagai laboratorium klinik pratama namun diketahui bahwa klinik tidak memiliki ventilasi. Berdasar PERATURAN MENTRI KESHATAN RI NO 411/MENKES/PER/III/2010 Pasal 13 tentang laboratorium klinik luas ventilasi harus 1/3 luas lantai atau menggunakan AC 1 PK/20 m 2 . Hal ini seharusnya menjadi perhatian karena kondisi ruang yang tertutup dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja seperti timbulnya infeksi jamur karena lembab, penyebaran infeksi melalui inhalasi di ruang tertutup dan khususnya pada kasus ini kematian akibat keracunan gas buangan genset. Dalam kasus para petugas lab menyalakan genset ketika mati lampu dan karena takut dicuri genset yang dihidupkan diletakkan diruang resepsionis. Penggunaan genset dan tata letak genset pada laboratorium klini seharusnya tidak diletakkan diruangan dan para petugas dalam lab tidak menggunakan APD berupa masker sehingga menyebab terhirupnya keracunan gas. Gas juga dapat menyebabkan kontaminasi terhadap berbagai specimen yang disimpan dalam klinik. Hal ini tidak sesuai dengan Permenaker No 8 tahun 2011 tentang APD. Seharusnya laboratorium klinik Sapta Mitra memiliki ventilasi sesuai dengan Undang-Undang Pasal 13, yaitu ventilasi seukuran 1/3 luas lantai dan pihak Klinik harus mebuat Standard Operasional Prosedur dalam penggunaan genset sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja. Akibat tidak adanya ventilasi dalam gedung dan penggunaan genset yang tidak tepat menyebabkan 5 petugas tewas dan 4 masih dirawat.