Вы находитесь на странице: 1из 30

Dwita Puspa Dewi

Pembimbing : dr.Hj. Mariana H Yunizaf, Sp.THT


PENDAHULUAN
Benda asing di esofagus benda tajam ataupun
tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit
di esofagus karena tertelan secara sengaja
ataupun tidak sengaja.
Lokasi tersangkut biasanya pada salah satu tempat
penyempitan fisiologis esofagus.
Penyebabnya dewasa dan anak berbeda
Mortalitas terjadi karena adanya komplikasi
Penatalaksanaan pengangkatan secara
endoskopik.
DEFENISI
Benda asing di esofagus :
benda yang tajam atau tumpul, ataupun makanan yang
tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan,baik
secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Terjadi pada semua umur
Sering di daerah penyempitan fisiologis
Komplikasi fatal jika sudah perforasi

EPIDEMIOLOGI
Sumbatan jalan napas penyebab ketiga
kematian mendadak pada anak < 1 tahun, dan
penyebab keempat pada anak usia 1-6 tahun.
Di Amerika Serikat insiden benda asing di esofagus
tidak diketahui secara pasti.
Mortalitas tergantung komplikasi
Tidak ada perbedaan dalam hal ras ataupun jenis
kelamin
Lebih sering terjadi pada anak-anak
Lokasi paling banyak di daerah servikal tepat pada
sfingter esofagus atas
ANATOMI ESOFAGUS
suatu organ silindris berongga dengan panjang pada
orang dewasa sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm
saat kosong dan 3 cm saat berisi makanan.
Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm.
Ujung bagian atas pada tulang rawan krikoid (vertebra
servikal 6) dan bagian bawah pada orifisium kardia
(vertebra torakal 10).
Terdapat 2 sfingter :sfingter esofagus bagian atas (m.
krikofaringeus) dan sfingter esofagus bagian bawah
Anatomi Esofagus
Lapisan Esofagus
DINDING ESOFAGUS terdiri atas 4 lapisan :

1. Lapisan mukosa : Bersifat alkali
2. Lapisan sub mukosa : Banyak sel sekretori
3. Lapisan muskularis : Sirkular (dalam) dan
Longitudinal (luar)
4. Lapisan serosa : Jaringan ikat longgar

PERSARAFAN
Ekstrinsik Simpatis
Parasimpatis (N. Vagus)
Intrinsik Pleksus Aurbach
Pleksus Meissner
Perdarahan
atas a. tiroidea inferior,a. subklavia
Bagian tengah a.bronkialis,cabang aorta
bawah a. gastrika sinistra,a.frenika


atas v.tiroidea inferior
Bagian tengah v.azygos
bawah v.esofageal
Aliran Limfatik
Bagian servikal dan mid-esofagus nodus paraesofageal
servikal dan nodus jugularis inferior.
Bagian torakal dari esofagus nodus mediastinum
superior, peribronkhial, hilar, dan paraesofageal.
Bagian abdominal dari esofagus nodus gastrika sinistra
Fisiologi Menelan
Dimulai dari pergerakan volunter lidah dan diteruskan
dengan serangkaian refleks dalam faring dan esofagus.
Bagian aferen refleks ini merupakan serabut-serabut
yang terdapat dalam saraf V, IX, dan X.
Pusat menelan terdapat pada medula oblongata.
Bagian eferen melalui saraf kranial V,X, dan XII menuju
otot-otot lidah,faring,laring,dan esofagus.
3 fase menelan :
1. Fase oral
secara sadar
pendorongan bolus ke posterior
kontraksi m. veli palatini
2. Fase Faringeal
refleks
pergerakan faring dan laring ke atas
kontraksi m.stilofaring,m.salfingofaring,
m.tirohioid,dan m.palatofaring
3. Fase esofageal

relaksasi m. krikofaringeus Sfingter esofagus
bagian atas terbuka

gerakan peristaltik kontraksi lebih kuat

bolus terdorong

masuk sfingter esofagus bawah tidak refluks
Etiologi dan faktor Predisposisi
ANAK

Anomali kongenital,retardasi mental
Belum tumbuhnya gigi molar
Koordinasi menelan dan sfingter laring belum
optimal
Kebiasaan memasukkan benda asing dalam mulut


DEWASA

Pemakaian gigi palsu yang sudah tidak tepat
Kurangnya sensasi taktil
Makan yang terburu-buru
Gangguan mental/psikosis
Dalam pengaruh alkohol
Narapidana,pengedar obat-obatan terlarang
Penyakit yang mendasari kelainan anatomi
PATOGENESIS
Empat daerah penyempitan fisiologis :
1. Sfingter esofagus atas
2. Penyilangan dengan arkus aorta
3. Penyilangan dengan bronkus kiri benda asing
4. Sfingter esofagus bawah di esofagus
Atau adanya kelainan anatomis

lama

Inflamasi,toksisitas,perforasi komplikasi
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri di daerah leher/tidak enak di epigastrium
Disfagia/odinofagia
Hipersalivasi
Regurgitasi
Muntah
Hematemesis
Nyeri punggung :perforasi
Gangguan napas :stridor,jika menekan laring
Lama : iritabilitas,gangguan pertumbuhan pada
anak
Perforasi Sepsis: demam, syok
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Riwayat ingesti
Riwayat orangtua melihat anaknya memasukkan benda ke
dalam mulut
Gejala,kadang asimptomatik terutama anak-anak

PEMERIKSAAN FISIK
Kekakuan lokal pada leher
Perforasi ; mediatinitis,emfisema auskultasi : suara
getaran,palpasi : adanya krepitasi
Tanda komplikasi lainnya


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tidak terlalu berperan,kecuali sudah ada komplikasi

2.Pemeriksaan Radiologi
posisi AP dan lateral
foto ulangan untuk melihat benda asing berpindah/tidak
sangat jelas melihat benda radioopak seperti uang logam
benda radiolusen: dilihat apakah ada tanda inflamasi
periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring dan esofagus
bagian proksimal.

FOTO POLOS
ESOFAGOGRAM
Esofagogram pada benda asing radiolusen akan
memperlihatkan filling defect persistent.
Kontras : barium
CT SCAN
Indikasikecurigaan adanya benda asing di
esofagus tapi pada foto polos servikal/toraks tidak
ditemukan atau negatif, sedangkan pada
esofagogram terlihat atau positif.
Dapat menunjukkan adanya gambaran inflamasi
jaringan lunak dan abses, juga gambaran benda
asing yang tidak terlihat dengan foto roentgen.
Ct scan juga bisa untuk mengevaluasi ada atau
tidak komplikasi setelah ekstraksi benda asing.
Gambaran CT Scan
MRI
Dapat menunjukkan gambaran semua keadaan patologik
pada esofagus
Dapat menampilkan keseluruhan gambar jaringan/massa
servikotorakal dan hubungan dengan jaringan
neurovaskular sekitar.
MRI juga dapat menunjukkan adanya perluasan abses
atau pembentukan granuloma.
Tapi bukanlah pemeriksaan inisial untuk melihat adanya
benda asing.
PEMERIKSAAN LAINNYA
USG
Detektor metal : non invansif, pada anaktap tidak
bisa mengetahui lokasi dengan tepat
KOMPLIKASI
Laserasi mukosa,perdarahan,perforasi lokal
dengan abses leher/retrofaringeal atau mediastinitis
Perforasi: selulitis lokal,fistula trakeoesofagus
Pneumotoraks/piotoraks
Striktur esofagus
Nekrosis esofagus
Trauma vaskular
PENATALAKSANAAN
Pengangkatan benda asing dengan esofagoskopi dan
cunam yang sesuai dengan benda asing
Pasang NGT jika curiga perforasi kecil
Tidak bisa dengan esofagoskopi :pembedahan
Secara umum penatalaksanaan berdasarkan kondisi
pasien: stabil atau tidak stabil
Tidak stabil : management airway, endoskopi urgensi
Stabil : endoskopi (gold standar), observasi (jika benda
kecil),obat yang merelaksasi sfingter
Endoskopi : tatalaksana yang paling direkomendasikan
KESIMPULAN
Terdapat tempat penyempitan fisiologi di esofagus yang dapat
mempermudah terperangkapnya benda asing apalagi pada anak-
anak dimana koordinasi menelan belum sempurna dan ukuran
lumen esofagus yang masih sempit.
Benda asing di esofagus kejadiannya paling banyak pada anak-
anak dibawah usia 5 tahun, sedangkan pada orang dewasa
kejadian tertelan benda asing di esofagus berhubungan dengan
pemakaian gigi palsu,alkoholisme,gangguan psikiatri/psikosis.
Gejala yang muncul berupa disfagia,odinofagia, hipersalivasi,
regurgitasi, muntah, bahkan hematemesis.
Pada anak-anak gejala tidak jelas sehingga diperlukan anamnesis
yang lengkap dari orang tua.
Komplikasinya diantaranya dapat berupa laserasi mukosa
esofagus,perdarahan, perforasi, abses
leher,mediastinitis,selulitis,fistel trakeoesofagus.
Penatalaksanaan segera diperlukan untuk pengangkatan benda
asing dengan menggunakan esofagoskop.







DAFTAR PUSTAKA
1. Mariana,Y. Benda Asing di Esofagus. Dalam:Soepardi EA,Iskandar NH. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,edisi 6.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI ; 2007. hal 299-302.
2. Harry A Asroel. Ekstraksi Benda Asing di Bronkus dan Esofagus. Dalam :
Majalah Kedokteran Nusantara, volume 40. 2007. hal 157-59.
3. David WM. Esophageal Foreign Bodies in Emergency Medicine Medication.
Diakses dari http://emedicine.com pada tanggal 04 Juli 2011.
4. John,JH. Esofagus. Dalam : Richard EB,Robert K,Ann MA. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak,edisi 15. Jakarta: EGC;2000. hal 1302-03.
5. Leighton,GS. Penyakit Jalan Napas Bagian Bawah, Esofagus dan
Mediastinum: Pertimbangan Endoskopik.Dalam: George LA,Boies RB. Buku
Ajar Penyakit THT,edisi 6. Jakarta : EGC; 1997. hal 455-64.
6. Sri Herawati J. Benda Asing Esofagus pada Anak di RSU Dr. Soetomo
Surabaya. Dalam : Jurnal Kedokteran YARSI,edisi 13. 2005. hal 306-312.
7. Lorraine MW,Glenda NL. Gangguan Esofagus. Dalam : Sylvia AP, Lorraine
MW. Patofisiologi volume 1,edisi 6. Jakarta: EGC;2005. hal
404-07

Вам также может понравиться