Вы находитесь на странице: 1из 4

TINJAUAN PUSTAKA

332
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
TINJAUAN PUSTAKA
331
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
iPS dan ditransplantasikan kembali untuk
berdiferensiasi sesuai kebutuhan jaringan
resipien tanpa risiko reaksi penolakan jaringan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
proses translasi adalah
23
1) menghilangkan
genom virus yang terintegrasi 2) menghilang-
kan risiko terbentuknya tumor 3) protokol
diferensiasi yang efisien, dan terakhir 4) me-
lakukan sequencing DNA koloni sel iPS yang
menjadi kandidat untuk digunakan dalam
terapi. Genom sel hasil induksi lalu dibanding-
kan dengan genom sel resipien sehingga
mutasi yang terjadi selama proses transduksi
dapat diidentifikasi.
24
Sel iPS menjanjikan masa depan yang me-
narik, baik di bidang penelitian dasar mau-
pun aplikasi klinis. Tidak adanya problem
etika seperti pada sel punca embrional me-
nyebabkan penelitan sel iPS meningkat secara
eksponensial hanya dalam 4 tahun sejak
terobosan oleh Yamanaka pada tahun 2006.
Kendala yang ada menunjukkan teknologi
ini masih pada tahap awal dan membutuhkan
lebih banyak perhatian dari komunitas ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dimos JT et al. Induced pluripotent stem cells generated from patients with ALS can be differentiated into motor
neurons. Science 2008;321:1218-21.
2. Viczian AS SE, Lyou Y, Zuber ME. Generation of functional eyes from pluripotent cells. PLoS Biology 2009;7.
3. Lamba DA, McUsic A, Hirata RK, Wang P-R, Russell D, Reh TA. Generation, purification and transplantation of
photoreceptors derived from human induced pluripotent stem cells. PLoS ONE 2010; 5.
4. Wernig M et al. Neurons derived from reprogrammed fibroblasts functionally integrate into the fetal brain and
improve symptoms of rats with Parkinson's disease. Proc. Natl. Acad. Sci. 2008;105:5856-61.
5. Stem Cells Basics. National Institute of Health, 2009
6. Alberio R, Campbell KH, Johnson AD. Reprogramming somatic cells into stem cells. Reproduction 2006;132:709-20.
7. Gurdon JB, Melton DA. Nuclear reprogramming in cells. Science 2008;322:1811-5.
8. Yamanaka S. Pluripotency and nuclear reprogramming. Philosophical Trans. Royal Soc. B: Biol.Sci. 2008; 363:2079-87.
9. Suhr ST, Chang EA, Rodriguez RM, Wang K, Ross PJ, Beyhan Z, Murthy S, Cibelli JB. Telomere dynamics in human
cells reprogrammed to pluripotency. PLoS ONE 2009; 4.
10. Eminli S, Utikal J, Arnold K, Jaenisch R, Hochedlinger K. Reprogramming of neural progenitor cells into induced
pluripotent stem cells in the absence of exogenous Sox2 expression. Stem Cells 2008; 26: 2467-74.
11. Geoghegan EBL. Mouse induced pluripotent stem cells. Int.J.Dev.Biol. 2008; 52.
12. Aoi T et al. Generation of pluripotent stem cells from adult mouse liver and stomach cells. Science 2008; 321: 699-702.
13. Freund CD,Gkatzis RP, Ward-van Oostwaard K, D, Mummery CL. The first reported generation of human induced
pluripotent stem cells (iPS cells) and iPS cell derived cardiomyocytes in the Netherlands. Netherlands Heart Journal
2010;18.
14. Tat PA, Sumer H, Jones KL, Upton K, Verma PJ. The efficient generation of induced pluripotent stem (iPS) cells from
adult mouse adipose tissue-derived and neural stem cells. Cell Transplantation 2010.
15. Welstead GG, Brambrink T, Jaenisch R. Generating iPS cells from MEFS through forced expression of Sox-2, Oct-4,
c-Myc, and Klf4. JoVe 2008; 14.
16. Hamilton B, Feng Q, Ye M, Welstead GG. Generation of induced pluripotent stem cells by reprogramming mouse embryonic
fibroblasts with a four transcription factor, Doxycycline Inducible Lentiviral Transduction System. JoVe 2009; 33.
17. Stadtfeld M, Nagaya M, Utikal J, Weir G, Hochedlinger K. Induced pluripotent stem cells generated without viral
integration. Science 2008; 322: 945-9.
18. Okita K, Nakagawa M, Hyenjong H, Ichisaka T, Yamanaka S. Generation of mouse induced pluripotent stem cells
without viral vectors. Science 2008;322:949-53.
19. Zhou H et al. Generation of induced pluripotent stem cells using recombinant proteins. 2009; 4: 381-4.
20. Shao L, Wu W-S. Gene-delivery systems for iPS cell generation. Expert Opinion on Biological Therapy 10, 231-42.
21. Sun N, Longaker MT, Wu JC. Human iPS cell-based therapy considerations before clinical applications. Cell Cycle 2010;8.
22. Cohen JB, Krause DS. Understanding the mysteries of iPS cells. Yale J. Biol. Med. 2009;82.
23. Rolletschek A, Wobus AM. Induced human pluripotent stem cells: promises and open questions. Biological Chemistry
2009;390: 845-9.
24. Nakayama M. Cell therapy using induced pluripotent stem (iPS) cells meets next-next generation DNA sequencing
technology. Current Genomics 2009;10.
Pendahuluan
Embryonic stem cell (ESC), yang memiliki
kemampuan untuk memperbanyak dirinya
secara terus-menerus dan berdiferensiasi men-
jadi berbagai jenis sel secara in vitro, sangat
menjanjikan dalam bidang pengobatan pe-
nyakit degeneratif. Kunci untuk membuka
potensi ini adalah dengan mengembangkan
metode untuk mengendalikan ekspresi gen
dan, sebagai hasilnya, diferensiasi sel. Sel ini
juga menyediakan suatu sistem untuk mem-
pelajari dasar mekanisme molekular yang me-
ngendalikan awal perkembangan. Tantangan
terbesar saat ini adalah bagaimana mengem-
bangkan metode pengarahan diferensiasi ESC
dengan pengontrolan untuk menghasilkan
populasi individu dari jenis sel yang spesifik.
Pemahaman jalur molekular yang menerang-
kan pluripotensi ESC, self-renewal, dan diferen-
siasi sangat penting untuk memecahkan
tantangan tersebut.
4,5,9
Beberapa tahun terakhir, RNA interference
(RNAi) merupakan teknik yang sangat ber-
potensi untuk menghambat ekspresi gen
secara in vitro. Sampai saat ini, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa RNAi bekerja
di dalam Planaria, Trypanosoma, lalat, mencit,
dan tumbuhan. Penelitian-penelitian tersebut
dapat dijadikan acuan yang mendasari di-
gunakannya RNAi untuk inaktivasi gen pada
manusia.
6
Pemahaman tentang RNAi dapat menjelaskan
proses ketika double-stranded RNA (dsRNA),
paling umum dikenal sebagai short-interfering
atau small-interfering RNA (siRNA), menyebab-
kan penurunan target mRNA yang homolog.
Dalam lintasan tersebut, siRNA untai ganda
(double stranded) dipercaya bertemu dengan
suatu rangkaian protein, dikenal sebagai RNA-
induced silencing complex (RISC), yang me-
ngatur hibridisasi urutan antisense siRNA ke
urutan target komplementernya dan memu-
lai pembelahan mRNA target. Walaupun
RNAi sangat menjanjikan sebagai alat untuk
mempelajari dasar biologi stem cell atau untuk
mengarahkan diferensiasi dengan cara spesifik,
penghambat efisiensi gen peredam dapat
membatasi kegunaan RNAi. Efisiensi trans-
feksi yang tinggi memerlukan identifikasi
urutan siRNA yang aktif dan spesifik, yang
hingga saat ini masih menjadi tantangan bagi
peneliti stem cell yang menggunakan teknik
RNAi.
4
RNAi dapat dimanfaatkan untuk memanipu-
lasi pemberian lintasan sinyal spesifik dalam
waktu tertentu; hal tersebut akan mempe-
ngaruhi pemilihan lintasan spesifik diferensiasi
stem cell yang pluripoten. Untuk menyelidiki
kemungkinan tersebut, RNAi telah digunakan
untuk menentukan apakah faktor transkripsi
Oct4 diperlukan untuk menjaga tahap tidak
berdiferensiasi ESC dan apakah penekanan
ekspresi Oct4 dapat menyebabkan dife-
rensiasi ke arah trophectoderm. ESC mencit
menunjukkan adanya ketergantungan akan
tingkat ekspresi Oct4 untuk menjaga agar
stem cell tidak berdiferensiasi, termasuk tidak
terjadinya diferensiasi ke arah trophectoderm.
5
RNA interference
Asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA)
adalah bahan genetik yang memainkan peran
utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma
pokok genetika molekular, RNA merupakan
perantara informasi yang dibawa DNA dan
ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam
bentuk protein.
8
RNA hadir di alam dalam berbagai wujud atau
tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud
sepasang pita (dsRNA). Dalam genetika mo-
lekular klasik, telah dikenal tiga tipe RNA
yang terlibat dalam proses sintesis protein:
14
1. RNA-kurir (messenger-RNA, mRNA), yang
berfungsi menyandi urutan asam amino
pada polipeptida;
2. RNA-ribosom (ribosomal-RNA, rRNA), yang
-- bersama protein ribosomal -- berfungsi
membentuk ribosom sebagai tempat
sintesis protein;
3. RNA-transfer (transfer-RNA, tRNA), yang ber-
fungsi membawa asam amino ke ribosom
pada saat translasi.
Peranan RNA interference pada
Embryonic Stem Cell
Dwi Agustina, Caroline T. Sardjono, Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra
Stem Cell and Cancer Institute, Kalbe Pharmaceutical Company, Jakarta 13210, Indonesia
ABSTRAK
Mekanisme diferensiasi embryonic stem cell (ESC) masih terus dipelajari. ESC memungkinkan produksi berbagai jenis sel secara
in vitro untuk pengobatan penyakit degeneratif. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi tersebut adalah dengan
pengontrolan pengarahan diferensiasi ESC untuk menghasilkan populasi jenis sel yang spesifik. Berbagai penelitian menunjukkan
berbagai metode untuk memurnikan jenis sel yang akan diarahkan dari ESC, dengan tujuan meningkatkan spesifisitas sel. Tidak
menutup kemungkinan dipakainya metode penekanan terhadap ekspresi gen tertentu sehingga hanya ekspresi gen yang
diinginkanlah yang akan terekspresi. RNA interference (RNAi) merupakan salah satu cara ekspresi gen tertentu dihambat secara
in vitro. RNAi menguraikan double-stranded RNA (dsRNA), paling umum dikenal sebagai short-interfering RNA (siRNA),
menyebabkan penurunan target mRNA yang homolog. Akan dijelaskan peranan RNAi dalam ESC; para peneliti berfokus pada
proses diferensiasi ESC yang melibatkan penurunan ekspresi gen Oct4, yang berperan menjaga tahap undifferentiated dari ESC.
Kata Kunci: Embryonic stem cell, perkembangan, RNA interference, gen Oct4, diferensiasi.
TINJAUAN PUSTAKA
334
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
TINJAUAN PUSTAKA
333
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
Pada tahun 2006, Mello dan Fire menerima
Nobel untuk penelitian mereka yang dimulai
sejak tahun 1998, ketika bersama SiQun Xu,
Mary Montgomery, Stephen Kostas, dan Sam
Driver mempublikasikan tulisan ilmiah yang
menceritakan bagaimana potongan kecil RNA
menghancurkan mRNA (RNA-kurir) sebelum
dapat memproduksi protein. Hal ini dapat
menghilangkan dampak gen tertentu, dan
memungkinkan manusia untuk memerangi
penyakit, seperti AIDS dan kanker.
15
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21,
diketahui RNA hadir dalam berbagai bentuk
dan terlibat dalam proses pasca-translasi.
Dalam pengaturan ekspresi genetik, kini di-
kenal RNA-mikro (miRNA), yang terlibat dalam
"peredaman gen" atau gene silencing, dan
siRNA, yang terlibat dalam proses pertahanan
terhadap serangan virus. siRNA berperan
menghapuskan mRNA target, sedangkan
miRNA biasanya mengontrol tingkat trans-
kripsi mRNA target dan, dengan demikian,
menghalangi proses translasi protein.
11,14,15
RNAi telah menjadi suatu alat penting untuk
menganalisis fungsi suatu gen melalui pe-
nekanan terhadap produk gen tertentu, dan
telah digunakan secara luas dalam penelitian-
penelitian pada Caenorhabditis elegans. Pada
tahun 1998, ditemukan bahwa injeksi dsRNA
pada C. elegans lebih efektif dalam menekan
ekspresi gen dibanding single-stranded anti-
sense RNA. Baru-baru ini, RNAi telah terbukti
bermanfaat dalam studi pada sistem mama-
lia, termasuk ESC dari mencit dan manusia.
Tantangan utama teknik siRNA adalah me-
ningkatkan efisiensi masuknya dsRNA ke sel
mamalia yang hanya terjadi dalam jangka
waktu pendek (bersifat sementara).
6,15,16,20
RNAi merupakan gen yang sangat spesifik.
dsRNA meliputi sedikitnya sekitar 300 bp
urutan penyandian yang homolog; ukuran
dan jumlah urutan penyandian spesifik yang
harus ada sampai saat ini belum dipahami.
Proses ini dapat berjalan jika terdapat introns
pada RNAi yang diharapkan.
1
Secara alami,
RNAi diaktifkan oleh dsRNA, yang sebelum-
nya dibelah oleh suatu enzim ribonuclease
III yang dikenal dengan sebutan Dicer
(Gambar 1). Enzim Dicer akan memotong-
motong dsRNA menjadi siRNA dengan pan-
jang sekitar 20-26 nukleotida.
Dicer mengandung dua daerah RNase III dan
satu daerah PAZ (Piwi Argonaute Zwille
domain). Perbedaan molekul kedua bagian
tersebut ditentukan dari panjang dan sudut
connector helix, yang menentukan panjang
siRNA yang akan diproduksi.
13

Pada mamalia, dsRNA yang panjang akan
mengaktifkan protein kinase R (PKR) dan
RNaseL, yang berperan sebagai kunci lintasan
sinyal interferon, yang akan menyebabkan tidak
spesifiknya efek yang diinginkan; sementara
itu, siRNA cukup pendek untuk melewati
bagian tersebut. Di dalam RNAi, potongan
kecil RNA untai ganda (siRNA; small interfering
RNA) disintesis secara kimiawi dan langsung
masuk ke sel, atau diekspresikan dari vektor-
vektor DNA. Di dalam sel, siRNA dapat men-
dorong penurunan messenger RNA (mRNA)
yang berisi urutan tepat siRNA. mRNA adalah
produk transkripsi DNA, yang secara normal
dapat diterjemahkan ke dalam protein.
Penurunan mRNA akibat induksi siRNA
merupakan proses rumit yang melibatkan be-
berapa tahapan, dimulai dengan penempelan
siRNA pada RISC (RNA-induced silencing
complex), diikuti aktivasi RISC, yang meng-
hasilkan pengenalan terhadap mRNA target,
dan akhirnya terjadi penurunan mRNA target.
Teknik siRNA sangat disukai karena mampu
mengganggu fungsi gen tertentu tanpa mem-
pengaruhi gen lain yang terkait. Pada mama-
lia, bagian kecil dsRNA memiliki panjang
kurang dari 30 pasang basa dan direkrut oleh
RNA yang akan menginduksi peredaman
yang kompleks, mendorong ke arah pecahnya
RNA yang homolog dalam suatu proses yang
dikenal sebagai RNA interference (RNAi).
2,3,17,19

Gambar 1. Sel dapat menggunakan protein Dicer untuk memotong dsRNA, membentuk siRNA. Suatu siRNA
dapat diproses pada single strand anti-sense RNA dan digunakan untuk menghancurkan mRNA. Beberapa
protein (berbentuk oval dan berwarna) diperlukan untuk efisiensi RNAi. Proses tersebut dikenal sebagai
RNA-induced silencing complex (RISC).
15
Urutan spesifik RNAi telah ditunjukkan dalam
embrio mencit tahap preimplantasi dan dalam
oosit melalui penyuntikan dsRNA. Ketika di-
masukkan ke zigot mencit, dsRNA terbukti
efektif menekan GFP (green fluorescent protein)
selama tahapan blastosit sampai E6.5. Hasil
penelitian terbaru menunjukkan bahwa ESC
yang dijaga dalam tahap tidak berdiferensiasi
atau tahap diferensiasi juga dapat merespons
dsRNA untuk "peredaman gen" (gene silencing).
Dalam penelitian lain, dsRNA digunakan untuk
menekan ekspresi PU.1 dan C/EBP dalam sel
CD34
+
pada EB. PU.1 merupakan pengatur
pusat seluruh garis keturunan hematopoietik
dan aktivitas stem cell. Sementara itu, C/EBP
(CCAAT/enhancer binding protein alpha)
merupakan salah satu faktor transkripsi
spesifik dari garis keturunan hematopoietik.
Akibatnya, tingkatan ekspresi reseptor sel
M-CSF (CD115), target PU.1, dan C/EBP
menurun selama 2-3 hari setelah transfeksi.
Dengan keberhasilan RNAi menekan gen pada
ESC dan penemuan terbaru yang memasuk-
kan siRNA ke sel mamalia, RNAi mungkin
efektif sebagai alat untuk mempelajari diferen-
siasi ESC dan untuk terapi gen.
16
RNA interference dalam ESC
RNAi dapat digunakan pula sebagai metode
untuk menguji fungsi suatu gen, yaitu dengan
mengurangi ekspresi gen yang diinginkan
(Gambar 2). Alasannya terutama karena RNAi
dapat bekerja secara efisien di dalam sel so-
matik, ditambah dengan beberapa kemajuan
dalam penerapan teknologi ini pada ESC.
17
Kemampuan menghasilkan ESC yang stabil
lewat upaya modifikasi secara genetik mem-
buka pemahaman baru mengenai diferen-
siasi dan self-renewal ESC. Sebagai contoh,
gen-gen pelapor dapat digunakan untuk me-
ngikuti ekspresi protein yang telah ditentukan
selama diferensiasi, ekspresi dapat ditingkatkan,
dan siRNA dapat dimasukkan ke dalam sel
untuk menurunkan ekspresi protein tersebut.
4
Penelitian Matin et al. (2004), Hay et al. (2004),
Gerrard et al. (2005), Zaehres et al. (2005),
dan Hough et al. (2006) menunjukkan bahwa
RNAi efektif untuk menurunkan regulasi gen
yang diinginkan pada ESC. Gen target adalah
Oct4 dan Nanog; kedua faktor transkripsi ini
berfungsi sebagai pengatur utama pluri-
potensi dan self-renewal pada ESC.
4,5,7,10,18
Telah diketahui sebelumnya bahwa tingkatan
ekspresi Oct4 menentukan arah perkembangan
ESC. Pada mESCs, peningkatan regulasi ber-
hubungan dengan komitmen ke arah extra-
embryonic endoderm dan mesoderm, sedang-
kan penurunan regulasi ke arah pembentukan
trophectoderm. Penggunaan RNAi meng-
hambat Oct4 dalam mESCs dan human em-
bryonic stem cell (hESC) menandai peranan
Oct4 dalam menjaga pluripotensi dengan
mencegah terjadinya diferensiasi ke arah
extraembryonic lineages.
4,10
Tidak seperti Oct4, overekspresi Nanog dapat
mengesampingkan kebutuhan leukemia inhi-
bitory factor (LIF) untuk menjaga tahap pluri-
poten dalam kultur mESC. Dari penelitian ter-
sebut, diketahui bahwa senyawa RNAi dapat
digunakan untuk menurunkan regulasi ekspresi
Nanog atau Oct4 secara spesifik dan efektif,
mendorong ke arah perubahan fenotip yang
berhubungan dengan diferensiasi ke arah
extraembryonic lineages.
4,10
Waktu optimal RNAi dalam mempengaruhi
ekspresi Oct4 telah dilaporkan oleh Matin dkk.
pada tahun 2004. Pada penelitian tersebut,
sel-sel 2102Ep diberi perlakuan dengan Oct4
dan 2M siRNA, kemudian ekspresi Oct4
dianalisis dengan western blot pada hari ke-3,
ke-5, dan ke-7 setelah RNAi.
Tingkatan ekspresi protein Oct4 terlihat kon-
stan pada kultur yang diberi perlakuan siRNA
pada 2M. Sebagai pembanding, terjadi pe-
nurunan regulasi pada hari ke-3 dan ke-5
setelah perlakuan dengan Oct4 siRNA, dan
nilai tersebut mulai dipulihkan dalam 7 hari
(Gambar 3).
5

Gambar 3. siRNA diarahkan untuk menurunkan
regulasi ekspresi protein Oct4. Uji western blot me-
nunjukkan ekspresi Oct4 pada sel 2102Ep yang di-
beri siRNA, begitu juga dengan 2M (jalur 1, 3, dan
5) atau Oct4 (jalur 2, 4, dan 6) setelah 3 hari (jalur 1,
2), 5 hari (jalur 3, 4), dan 7 hari (jalur 5, 6).
5
Selain gen Oct4 dan Nanog, faktor transkripsi
lain yang juga menjaga pluripotensi adalah
Sox2 dan Stat3. Dalam penelitian Wegmller
dkk. pada tahun 2007, dilakukan penekanan
Stat3 pada CCS ESC yang menyebabkan ter-
amatinya penanda morfologis dan biokimiawi
untuk tahapan diferensiasi. Selain itu, dilaku-
kan pula induksi RNAi spesifik terhadap post-
transcriptional regulator Brf1 (Zfp36L1) yang
Gambar 2. Penggunaan RNAi untuk modifikasi stem cell.
17
TINJAUAN PUSTAKA
334
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
TINJAUAN PUSTAKA
333
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
Pada tahun 2006, Mello dan Fire menerima
Nobel untuk penelitian mereka yang dimulai
sejak tahun 1998, ketika bersama SiQun Xu,
Mary Montgomery, Stephen Kostas, dan Sam
Driver mempublikasikan tulisan ilmiah yang
menceritakan bagaimana potongan kecil RNA
menghancurkan mRNA (RNA-kurir) sebelum
dapat memproduksi protein. Hal ini dapat
menghilangkan dampak gen tertentu, dan
memungkinkan manusia untuk memerangi
penyakit, seperti AIDS dan kanker.
15
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21,
diketahui RNA hadir dalam berbagai bentuk
dan terlibat dalam proses pasca-translasi.
Dalam pengaturan ekspresi genetik, kini di-
kenal RNA-mikro (miRNA), yang terlibat dalam
"peredaman gen" atau gene silencing, dan
siRNA, yang terlibat dalam proses pertahanan
terhadap serangan virus. siRNA berperan
menghapuskan mRNA target, sedangkan
miRNA biasanya mengontrol tingkat trans-
kripsi mRNA target dan, dengan demikian,
menghalangi proses translasi protein.
11,14,15
RNAi telah menjadi suatu alat penting untuk
menganalisis fungsi suatu gen melalui pe-
nekanan terhadap produk gen tertentu, dan
telah digunakan secara luas dalam penelitian-
penelitian pada Caenorhabditis elegans. Pada
tahun 1998, ditemukan bahwa injeksi dsRNA
pada C. elegans lebih efektif dalam menekan
ekspresi gen dibanding single-stranded anti-
sense RNA. Baru-baru ini, RNAi telah terbukti
bermanfaat dalam studi pada sistem mama-
lia, termasuk ESC dari mencit dan manusia.
Tantangan utama teknik siRNA adalah me-
ningkatkan efisiensi masuknya dsRNA ke sel
mamalia yang hanya terjadi dalam jangka
waktu pendek (bersifat sementara).
6,15,16,20
RNAi merupakan gen yang sangat spesifik.
dsRNA meliputi sedikitnya sekitar 300 bp
urutan penyandian yang homolog; ukuran
dan jumlah urutan penyandian spesifik yang
harus ada sampai saat ini belum dipahami.
Proses ini dapat berjalan jika terdapat introns
pada RNAi yang diharapkan.
1
Secara alami,
RNAi diaktifkan oleh dsRNA, yang sebelum-
nya dibelah oleh suatu enzim ribonuclease
III yang dikenal dengan sebutan Dicer
(Gambar 1). Enzim Dicer akan memotong-
motong dsRNA menjadi siRNA dengan pan-
jang sekitar 20-26 nukleotida.
Dicer mengandung dua daerah RNase III dan
satu daerah PAZ (Piwi Argonaute Zwille
domain). Perbedaan molekul kedua bagian
tersebut ditentukan dari panjang dan sudut
connector helix, yang menentukan panjang
siRNA yang akan diproduksi.
13

Pada mamalia, dsRNA yang panjang akan
mengaktifkan protein kinase R (PKR) dan
RNaseL, yang berperan sebagai kunci lintasan
sinyal interferon, yang akan menyebabkan tidak
spesifiknya efek yang diinginkan; sementara
itu, siRNA cukup pendek untuk melewati
bagian tersebut. Di dalam RNAi, potongan
kecil RNA untai ganda (siRNA; small interfering
RNA) disintesis secara kimiawi dan langsung
masuk ke sel, atau diekspresikan dari vektor-
vektor DNA. Di dalam sel, siRNA dapat men-
dorong penurunan messenger RNA (mRNA)
yang berisi urutan tepat siRNA. mRNA adalah
produk transkripsi DNA, yang secara normal
dapat diterjemahkan ke dalam protein.
Penurunan mRNA akibat induksi siRNA
merupakan proses rumit yang melibatkan be-
berapa tahapan, dimulai dengan penempelan
siRNA pada RISC (RNA-induced silencing
complex), diikuti aktivasi RISC, yang meng-
hasilkan pengenalan terhadap mRNA target,
dan akhirnya terjadi penurunan mRNA target.
Teknik siRNA sangat disukai karena mampu
mengganggu fungsi gen tertentu tanpa mem-
pengaruhi gen lain yang terkait. Pada mama-
lia, bagian kecil dsRNA memiliki panjang
kurang dari 30 pasang basa dan direkrut oleh
RNA yang akan menginduksi peredaman
yang kompleks, mendorong ke arah pecahnya
RNA yang homolog dalam suatu proses yang
dikenal sebagai RNA interference (RNAi).
2,3,17,19

Gambar 1. Sel dapat menggunakan protein Dicer untuk memotong dsRNA, membentuk siRNA. Suatu siRNA
dapat diproses pada single strand anti-sense RNA dan digunakan untuk menghancurkan mRNA. Beberapa
protein (berbentuk oval dan berwarna) diperlukan untuk efisiensi RNAi. Proses tersebut dikenal sebagai
RNA-induced silencing complex (RISC).
15
Urutan spesifik RNAi telah ditunjukkan dalam
embrio mencit tahap preimplantasi dan dalam
oosit melalui penyuntikan dsRNA. Ketika di-
masukkan ke zigot mencit, dsRNA terbukti
efektif menekan GFP (green fluorescent protein)
selama tahapan blastosit sampai E6.5. Hasil
penelitian terbaru menunjukkan bahwa ESC
yang dijaga dalam tahap tidak berdiferensiasi
atau tahap diferensiasi juga dapat merespons
dsRNA untuk "peredaman gen" (gene silencing).
Dalam penelitian lain, dsRNA digunakan untuk
menekan ekspresi PU.1 dan C/EBP dalam sel
CD34
+
pada EB. PU.1 merupakan pengatur
pusat seluruh garis keturunan hematopoietik
dan aktivitas stem cell. Sementara itu, C/EBP
(CCAAT/enhancer binding protein alpha)
merupakan salah satu faktor transkripsi
spesifik dari garis keturunan hematopoietik.
Akibatnya, tingkatan ekspresi reseptor sel
M-CSF (CD115), target PU.1, dan C/EBP
menurun selama 2-3 hari setelah transfeksi.
Dengan keberhasilan RNAi menekan gen pada
ESC dan penemuan terbaru yang memasuk-
kan siRNA ke sel mamalia, RNAi mungkin
efektif sebagai alat untuk mempelajari diferen-
siasi ESC dan untuk terapi gen.
16
RNA interference dalam ESC
RNAi dapat digunakan pula sebagai metode
untuk menguji fungsi suatu gen, yaitu dengan
mengurangi ekspresi gen yang diinginkan
(Gambar 2). Alasannya terutama karena RNAi
dapat bekerja secara efisien di dalam sel so-
matik, ditambah dengan beberapa kemajuan
dalam penerapan teknologi ini pada ESC.
17
Kemampuan menghasilkan ESC yang stabil
lewat upaya modifikasi secara genetik mem-
buka pemahaman baru mengenai diferen-
siasi dan self-renewal ESC. Sebagai contoh,
gen-gen pelapor dapat digunakan untuk me-
ngikuti ekspresi protein yang telah ditentukan
selama diferensiasi, ekspresi dapat ditingkatkan,
dan siRNA dapat dimasukkan ke dalam sel
untuk menurunkan ekspresi protein tersebut.
4
Penelitian Matin et al. (2004), Hay et al. (2004),
Gerrard et al. (2005), Zaehres et al. (2005),
dan Hough et al. (2006) menunjukkan bahwa
RNAi efektif untuk menurunkan regulasi gen
yang diinginkan pada ESC. Gen target adalah
Oct4 dan Nanog; kedua faktor transkripsi ini
berfungsi sebagai pengatur utama pluri-
potensi dan self-renewal pada ESC.
4,5,7,10,18
Telah diketahui sebelumnya bahwa tingkatan
ekspresi Oct4 menentukan arah perkembangan
ESC. Pada mESCs, peningkatan regulasi ber-
hubungan dengan komitmen ke arah extra-
embryonic endoderm dan mesoderm, sedang-
kan penurunan regulasi ke arah pembentukan
trophectoderm. Penggunaan RNAi meng-
hambat Oct4 dalam mESCs dan human em-
bryonic stem cell (hESC) menandai peranan
Oct4 dalam menjaga pluripotensi dengan
mencegah terjadinya diferensiasi ke arah
extraembryonic lineages.
4,10
Tidak seperti Oct4, overekspresi Nanog dapat
mengesampingkan kebutuhan leukemia inhi-
bitory factor (LIF) untuk menjaga tahap pluri-
poten dalam kultur mESC. Dari penelitian ter-
sebut, diketahui bahwa senyawa RNAi dapat
digunakan untuk menurunkan regulasi ekspresi
Nanog atau Oct4 secara spesifik dan efektif,
mendorong ke arah perubahan fenotip yang
berhubungan dengan diferensiasi ke arah
extraembryonic lineages.
4,10
Waktu optimal RNAi dalam mempengaruhi
ekspresi Oct4 telah dilaporkan oleh Matin dkk.
pada tahun 2004. Pada penelitian tersebut,
sel-sel 2102Ep diberi perlakuan dengan Oct4
dan 2M siRNA, kemudian ekspresi Oct4
dianalisis dengan western blot pada hari ke-3,
ke-5, dan ke-7 setelah RNAi.
Tingkatan ekspresi protein Oct4 terlihat kon-
stan pada kultur yang diberi perlakuan siRNA
pada 2M. Sebagai pembanding, terjadi pe-
nurunan regulasi pada hari ke-3 dan ke-5
setelah perlakuan dengan Oct4 siRNA, dan
nilai tersebut mulai dipulihkan dalam 7 hari
(Gambar 3).
5

Gambar 3. siRNA diarahkan untuk menurunkan
regulasi ekspresi protein Oct4. Uji western blot me-
nunjukkan ekspresi Oct4 pada sel 2102Ep yang di-
beri siRNA, begitu juga dengan 2M (jalur 1, 3, dan
5) atau Oct4 (jalur 2, 4, dan 6) setelah 3 hari (jalur 1,
2), 5 hari (jalur 3, 4), dan 7 hari (jalur 5, 6).
5
Selain gen Oct4 dan Nanog, faktor transkripsi
lain yang juga menjaga pluripotensi adalah
Sox2 dan Stat3. Dalam penelitian Wegmller
dkk. pada tahun 2007, dilakukan penekanan
Stat3 pada CCS ESC yang menyebabkan ter-
amatinya penanda morfologis dan biokimiawi
untuk tahapan diferensiasi. Selain itu, dilaku-
kan pula induksi RNAi spesifik terhadap post-
transcriptional regulator Brf1 (Zfp36L1) yang
Gambar 2. Penggunaan RNAi untuk modifikasi stem cell.
17
TINJAUAN PUSTAKA
335
CDK 186/Vol .38 no.5/Jul i - Agustus 2011
menghasilkan cardiomyocyte saat pemben-
tukan EB. Hal ini menunjukkan bahwa Brf1
merupakan regulator yang berpotensi untuk
pembentukan cardiomyocyte dari ESC.
10.12
SIMPULAN
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa RNAi
secara spesifik dapat digunakan untuk me-
nurunkan regulasi ekspresi gen pada ESC,
dengan konsekuensi pada perilaku sel. Dengan
meningkatnya pemahaman mekanisme genetik
yang mengontrol diferensiasi secara selular,
pengaturan aktivitas gen oleh RNAi mem-
buktikan manfaatnya untuk memanipulasi
diferensiasi ESC. Hasil penelitian lain memper-
lihatkan bahwa, berlawanan dengan peranan
LIF, faktor transkripsi lain, Oct4, terlihat me-
mainkan peranan yang sama pada ESC manu-
sia dan murine. Dari penelitian-penelitian ter-
sebut, diharapkan akan berkembang suatu
metode pengontrolan pengarahan diferen-
siasi ESC untuk menghasilkan populasi jenis
sel yang spesifik. Hal ini dapat terwujud tidak
hanya dengan memberikan sesuatu yang
dapat meningkatkan kespesifikan sel, tetapi
juga dengan menekan ekspresi gen tertentu,
sehingga hanya ekspresi gen yang diingin-
kanlah yang akan terekspresi dan menghasil-
kan protein-protein yang dapat mengarah-
kan ESC menjadi sel yang spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Double-Stranded RNA Interference with Gene Expression: RNAi. 2007. http://avery.rutgers.edu/ WSSP/
StudentScholars/project. 15 Januari 2007.
2. Denning C, Priddle H. New frontiers in gene targeting and cloning: success, application and challenges in domestic
animals and human embryonic stem cells. Reproduction. 2003; 126: 1-11.
3. Gong W, Ren Y, Xu Q, et al. Integrated siRNA design based on surveying of features associated with high RNAi
effectiveness. BMC Bioinformatics. 2006; 7: 516.
4. Hough SR, Clements I, Welch PJ, et al. Differentiation of mouse embryonic stem cells after RNA interference-
mediated silencing of Oct4 and Nanog. Stem Cells. 2006; 24: 1467-75.
5. Matin MM, Walsh JR, Gokhale PJ, et al. Specific knockdown of Oct4 and 2-microglobulin expression by RNA
interference in human embryonic stem cells and embryonic carcinoma cells. Stem Cells. 2004; 22: 659-68.
6. Milhavet O, Gary DS, Mattson MP. RNA interference in biology and medicine. Pharmacological Rev. 2003; 55:
629-48.
7. Moore JC, van Laake LW, Braam SR, et al. Human embryonic stem cells: Genetic manipulation on the way to
cardiac cell therapies. Reproductive Toxicology. 2005; 20: 377-91.
8. Newsrx. Genomics and genetics weekly: RNA interference aids in inhibiting cell proliferation and gene expression.
http://newsrx.com/newsletters/Genomics-and-Genetics-Weekly/2006-09-08.html. (15 Januari 2007).
9. National Institutes of Health. Stem cells: Scientific progress and future research directions. 2001; http://www.nih.gov/
news/stemcell/scireport.htm. (1 Maret 2003).
10. Pan G, Thomson JA. Nanog and transcriptional networks in embryonic stem cell pluripotency. Cell Research. 2007;
17: 42-9.
11. Shivdasani RA. MicroRNAs: regulators of gene expression and cell differentiation. Blood. 2006; 108: 3646-3653.
12. Wegmller D, Raineri I, Gross B, Oakeley EJ, Moroni C. A cassette system to study ES cell differentiation by inducible
RNA interference. Stem Cells published online Jan 11, 2007.
13. Wikipedia. Dicer. 2007; http://en.wikipedia.org/wiki/Dicer. 14 Januari 2007.
14. Wikipedia. RNA. 2007; http://en.wikipedia.org/wiki/RNA. 14 Januari 2007.
15. Wikipedia. RNA interference. 2007; http://en.wikipedia.org/wiki/RNA interference. 14 Januari 2007.
16. Wobus AM and Boheler KR. Embryonic stem cells: Prospects for developmental biology and cell therapy. Physiol
Rev. 2005; 85: 635-78.
17. Yu J, Thomson JA. Regenerative Medicine 2006: 1. Embryonic stem cells. 2006; http://www.nih.gov. 14 Januari
2007.
18. Zaehres H, Lensch MW, Daheron L, et al. High-efficiency RNA interference in human embryonic stem cells. Stem
Cells. 2005; 23: 299-305.
19. Zhang X-N, Xiong W, Wang J-D, Hu Y-W, et al. siRNA-mediated inhibition of HBV replication and expression.
World J Gastroenterol. 2004; 10(20): 2967-71.
20. Zheng GD, Hidaka K, Morisaki T. Stable and uniform gene suppression by site-specific integration of siRNAexpression
cassette in murine embryonic stem cells. Stem Cells. 2005; 23: 1028-34.
IKLAN
FIXEF

Вам также может понравиться

  • Universitas Negeri Medan
    Universitas Negeri Medan
    Документ5 страниц
    Universitas Negeri Medan
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Pemanfaatan Lendir Lele Dab Gabus
    Pemanfaatan Lendir Lele Dab Gabus
    Документ5 страниц
    Pemanfaatan Lendir Lele Dab Gabus
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ6 страниц
    1 PB
    sarmedi damanik
    Оценок пока нет
  • Sistem Gerak Manusia Fix
    Sistem Gerak Manusia Fix
    Документ47 страниц
    Sistem Gerak Manusia Fix
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Pembelajaran (Sap)
    Satuan Acara Pembelajaran (Sap)
    Документ15 страниц
    Satuan Acara Pembelajaran (Sap)
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Ap PRD Gema ELDA 1
    Ap PRD Gema ELDA 1
    Документ22 страницы
    Ap PRD Gema ELDA 1
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Silabus Dan SAP Kurikulum Dan Pembelajaran
    Silabus Dan SAP Kurikulum Dan Pembelajaran
    Документ19 страниц
    Silabus Dan SAP Kurikulum Dan Pembelajaran
    Jeruk Keriput
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan Flip Ebookdd
    Pendahuluan Flip Ebookdd
    Документ3 страницы
    Pendahuluan Flip Ebookdd
    Yudhi Pramana
    Оценок пока нет
  • Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Документ1 страница
    Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Silabus Dan SAP Kurikulum Dan Pembelajaran
    Silabus Dan SAP Kurikulum Dan Pembelajaran
    Документ19 страниц
    Silabus Dan SAP Kurikulum Dan Pembelajaran
    Jeruk Keriput
    Оценок пока нет
  • Skripsi Buku Digital
    Skripsi Buku Digital
    Документ216 страниц
    Skripsi Buku Digital
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Format RPP
    Format RPP
    Документ6 страниц
    Format RPP
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • SK Pembagian Tugas Guru
    SK Pembagian Tugas Guru
    Документ8 страниц
    SK Pembagian Tugas Guru
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • P.K Chapter
    P.K Chapter
    Документ11 страниц
    P.K Chapter
    Nurul Rahma Dhana
    Оценок пока нет
  • RKH Kelas 1
    RKH Kelas 1
    Документ7 страниц
    RKH Kelas 1
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Kurikulum SMP 2013 Dan Kompetensi Dasar SMP
    Kurikulum SMP 2013 Dan Kompetensi Dasar SMP
    Документ116 страниц
    Kurikulum SMP 2013 Dan Kompetensi Dasar SMP
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • RKH Kelas 1
    RKH Kelas 1
    Документ7 страниц
    RKH Kelas 1
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Kisi-Kisi Olimpiade Sains Ipa SD
    Kisi-Kisi Olimpiade Sains Ipa SD
    Документ3 страницы
    Kisi-Kisi Olimpiade Sains Ipa SD
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    82% (11)
  • Limbah 130324224929 Phpapp01
    Limbah 130324224929 Phpapp01
    Документ34 страницы
    Limbah 130324224929 Phpapp01
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Документ1 страница
    Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Sap-Gbpp Evolusi 2008
    Sap-Gbpp Evolusi 2008
    Документ15 страниц
    Sap-Gbpp Evolusi 2008
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Olimpiade Ipa
    Olimpiade Ipa
    Документ2 страницы
    Olimpiade Ipa
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Документ1 страница
    Kalender Akademik Unimed Sem. GENAP
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • ELEARNING Angket
    ELEARNING Angket
    Документ7 страниц
    ELEARNING Angket
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Surat Izin
    Surat Izin
    Документ3 страницы
    Surat Izin
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • Teknik PCR
    Teknik PCR
    Документ3 страницы
    Teknik PCR
    Sri Winarsih
    Оценок пока нет
  • Jaw Aban
    Jaw Aban
    Документ18 страниц
    Jaw Aban
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет
  • 2.8 Penulisan & Analisis Soal
    2.8 Penulisan & Analisis Soal
    Документ73 страницы
    2.8 Penulisan & Analisis Soal
    Bobby Nyetal
    Оценок пока нет
  • Biomolecular 2
    Biomolecular 2
    Документ11 страниц
    Biomolecular 2
    Wenny Pintalitna Tarigan Silangit
    Оценок пока нет