0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
75 просмотров3 страницы
Kolam tampungan dibangun untuk mengendalikan banjir akibat peningkatan permukaan tanah yang tidak mampu menyerap air hujan. Kolam bertujuan menampung sementara limpasan hujan agar tidak membebani saluran dan menunggu muka air pembuangan surut sebelum mengalirkan. Kolam dirancang dengan volume dan saluran keluar sesuai debit masukan dan pembuangan, serta terhubung ke saluran drainase untuk mengalirkan air ke pembuangan akhir.
Kolam tampungan dibangun untuk mengendalikan banjir akibat peningkatan permukaan tanah yang tidak mampu menyerap air hujan. Kolam bertujuan menampung sementara limpasan hujan agar tidak membebani saluran dan menunggu muka air pembuangan surut sebelum mengalirkan. Kolam dirancang dengan volume dan saluran keluar sesuai debit masukan dan pembuangan, serta terhubung ke saluran drainase untuk mengalirkan air ke pembuangan akhir.
Kolam tampungan dibangun untuk mengendalikan banjir akibat peningkatan permukaan tanah yang tidak mampu menyerap air hujan. Kolam bertujuan menampung sementara limpasan hujan agar tidak membebani saluran dan menunggu muka air pembuangan surut sebelum mengalirkan. Kolam dirancang dengan volume dan saluran keluar sesuai debit masukan dan pembuangan, serta terhubung ke saluran drainase untuk mengalirkan air ke pembuangan akhir.
1. Latar Belakang Perlunya Pembuatan Kolam Tampungan
Ketika suatu kawasan berkembang, maka jumlah luas area yang kedap air (impervious) seperti jalan, bangunan, area parkir semakin meningkat. Luas lahan lahan yang terbatas membuat pemilik lahan memanfaatkan lahan miliknya seefisien mungkin untuk kebutuhannya, sehingga area terbuka untuk taman yang berfungsi sebagai lahan resapan dianggap tidak penting. Berkaitan dengan perubahan penutupan permukaan lahan, maka total limpasan permukaan dapat meningkat. Disamping itu, kecepatan aliran permukaan di atas lahan yang kedap juga bertambah untuk mencapai saluran. Dampak perubahan permukaan lahan adalah kapasitas saluran drainase yang ada tidak mampu lagi menampung limpasan permukaan dari kawasan tersebut. Dengan kata lain pengembangan suatu kawasan akan membebani saluran drainase yang ada. Perubahan hidrograf aliran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :
Hal lain yang perlu diketahui dari perubahan penggunaan lahan, ialah bahwa limpasan permukaan juga membawa polutan dari permukaan lahan, dan partikel tanah permukaan yang subur (erosi permukaan). Masalah lain yang mendasari pemikiran perlunya kolam tampungan, adalah muka air di pembuangan akhir. Apabila muka air di pembuangan akhir lebih tinggi daripada muka air di saluran, maka pembuangan tidak dapat berjalan secara gravitasi. Kasus : Suatu saluran sekunder terhambat alirannya ke saluran primer, karena muka air di saluran primer lebih tinggi daripada muka air di saluran sekunder Suatu saluran primer terhambat pembuangan alirannya ke sungai, saat muka air di sungai tinggi (banjir) atau pembuangannya ke laut saat muka air laut pasang. Tertahannya aliran dalam saluran menyebabkan muka air di saluran bertambah tinggi dan kecepatan aliran berkurang. Oleh karena tidak dapat mengalir secara gravitasi, maka aliran akan tetampung di saluran-saluran yang ada. Apabila saluran tidak di desain mengatasi kondisi ini, maka dapat menyebabkan peluapan dan menggenangi lahan di sekitar saluran.
2. Tujuan Pembangunan Kolam Tampungan Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka tujuan pembuatan kolam tampungan adalah : 1. Menurunkan debit puncak dengan cara menampung sementara limpasan hujan dan mengatur pembuangannya agar tidak membebani saluran yang ada. 2. Menampung sementara limpasan hujan dengan tujuan menunggu turunnya muka air di pembuangan akhir, sampai dengan kondisi memungkinkan mengalirkan air secara gravitasi atau membuangnya segera dengan bantuan pompa. Tujuan lain adalah menampung aliran dan memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan, misalnya untuk air baku kebutuhan sehari-hari (penyiraman pekarangan, air minum dsb). Dalam hal kualitas yang lebih baik, air perlu diolah terlebih dahulu apabila ada indikasi tercemar oleh polutan.
3. Konsep Perencanaan Kolam Tampungan Kolam tampungan yang dibuat untuk tujuan pengendalian banjir berbeda dengan kolam tampungan biasa. Kolam tampungan biasa dibuat untuk estetika lingkungan, atau untuk pemeliharaan ikan. Pemeliharaan kolam semacam ini adalah dengan menguras dan membuang lumpur secara periodik, kemudian mengisinya kembali dengan air. Sedang kolam tampungan untuk pengendalian banjir selalu dihubungkan dengan saluran yang berhubungan dengan pembuangan akhirnya. Lihat Gambar 1 dibawah ini.
busem Saluran primer Saluran sekunder Saluran diperlebar Long storage saluran pintu air
Konsep perencanaan kolam tampungan meliputi : 1. Volume kolam cukup untuk menerima aliran dari daerah pematusan saluran- saluran yang bermuara padanya. 2. Harus terdapat pembuangan akhir yang menerima debit outflow dari kolam atau ada saluran yang 3. Debit keluaran (outflow) tidak boleh lebih besar daripada debit yang dihasilkan area yang bersangkutan sebelum ada perubahan penggunaan lahan. 4.
Tujuan Pembangunan Busem . Sebaliknya dalam hal muka air di pembuangan akhir (drainage based) lebih tinggi daripada muka air di saluran drainase (hilir), maka air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Pengerukan saluran dengan maksud menampung aliran lebih besar saat terjadi banjir tidak selalu berhasil menurunkan muka air, apabila muka air di pembuangan akhir lebih tinggi daripada muka air di saluran. Terlebih bila dasar saluran di hilir lebih rendah daripada dasar pembuangan akhir (muara). Kesimpulannya, pengaliran di hilir (outlet) sangat tergantung pada kondisi permukaan air di hilir. Pada daerah pantai ditentukan oleh posisi permukaan air saluran terhadap permukaan air laut.