Вы находитесь на странице: 1из 7

BETON PRATEGANG (PRESTRESSED

CONCRETE)

BETON PRATEGANG


1 1. Sejarah
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.Beton tidak
selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang,
hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian
yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat.
Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang
dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak
efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur
karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga
terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton
secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon)
yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan. Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh
Eugene Freyssinet seorang insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi
rangkak,relaksasi dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan
baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system panjang
kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan
system Freyssinet.
Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru
sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah
tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan system ini
dimungkinkanlah penciptaan struktur-struktur yang langsing dan bentang-bentang yang
panjang. Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses
oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet
sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam
mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:
a). Yves Gunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya Beton precontraint (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan
kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh gaya-
gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki
sebagai Gaya Parasit maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar
belakang ilmiah dari beton pratekan.
b). T.Y. Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar
di California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan
gaya-gaya parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963
tentang Load Balancing. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan
gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah datetapkan
dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan
dan karenanya tidak bekerja momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada
penampang struktur bekerja merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal
dan horizontal) merupakan inbalanced load, yang akibatnya pada struktur dapat dihitung
dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir dalam penampang
didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat balanced dan tegangan lentur akibat
unbalanced load. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat.
Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang,
yaitu dimana baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari inbalanced load.
Teori inbalanced load telah mengakibatkan perkembangan yang sangat pesat dalam
menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi. Struktur flat slab,
struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini boleh dikatakan tidak ada
gedung bertingkat yang tidak menggunakan beton pratekan didalam strukturnya.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan
aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan
dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa,
tetapi dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal,
sehingga dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh
gempa.
c). P.W. Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak aliran
full prestressing, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap penggunaan beton
bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan full
prestressing ini tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton
pratekan dan full prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur
yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi.
Dengan demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk
mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau dikenal
dengan nama partial prestressing. Yang mana didalam penampang diijinkan diadakannya
bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik.
Partial prestressing telah disetujui oleh Chief Engineers Departement untuk
digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik boleh terjadi
sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan memasang baja tulangan
biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa partial
prestressing mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori load
balancing dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya partial prestressing karena
pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

2. Aplikasi
Penggunaan sistem prategang pada elemen struktural linier adalah dengan
memberikan gaya konsentris atau eksentris dalam arah longitudinal. Gaya ini mencegah
berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau sangat mengurangi tegangan tarik di
bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja, sehingga dapat meningkatkan
kapasitas lentur, geser, dan torsional penampang tersebut.








Selain itu, pemberian tegangan (stressing) juga digunakan pada cerobong reaktor
nuklir, pipa, dan tangki cairan, yang pada dasarnya mengikuti prinsip-prinsip dasar yang
sama dengan pemberian prategang linier. Tegangan melingkar pada struktur silindris atau
kubah menetralisir tegangan tarik di serat terluar dari permukaan kurvilinier yang disebabkan
oleh tekanan kandungan internal.






Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
a) Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
b) Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
c) Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya
akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang.
d) Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara
efektif.
e) Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa.
f) Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan bentang
besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur berkurang,
sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu
memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Adapun kekurangan dari penggunaan beton prategang adalah :
a) Dengan ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah, maka struktur dengan
bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan natural frequency dari struktur
berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila
struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
b) Penggunaan bahan-bahan bermutu tinggi mengakibatkan harga satuan pekerjaan menjadi
lebih tinggi.
c) Pengerjaan membutuhkan menuntut ketelitian yang lebih tinggi dan pengawasan yang lebih
ketat dari pelaksana ahli.

3. Sifat-Sifat Bahan
a) Beton
Untuk beton pratekan diperlukan mutu beton yang tinggi (min K-300) karena
mempunyai sifat penyusutan dan rangkak yang rendah mempunyai modulus elastisitas dan
modulus tekan yang tinggi serta dapat menerima tegangan yang lebih besar dibandingkan
beton mutu rendah,. Sifat-sifat ini sangat penting untuk menghindarkan kehilangan tegangan
yang cukup besar akibat sifat-sifat beton tersebut.
b) Baja Prategang
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum dipakai pada struktur beton
prategang. Baja untuk beton prategang terdiri dari:
Kawat baja
Kawat baja disediakan dalam bentuk gulungan, kawat dipotong dengan panjang tertentu dan
dipasang di pabrik atau lapangan. Baja harus bebas dari lemak untuk menjamin rekatan antara
beton dengan baja prategang.
Untaian kawat (strand)
Kekuatan batas strand ada 2 jenis yaitu 1720 MPa dan 1860 MPa, yang lazim dipakai adalah
strand dengan 7 kawat.


Tabel spesifikasi strand 7 kawat
Nominal (mm) Luas Nominal mm
2
Kuat Putus (kN)
6,35 23,22 40
7,94 37,42 64,5
9,53 51,61 89
11,11 69,68 120,1
12,70 92,9 160,1
15,24 139,35 240,2

Batang Baja
Batang baja yang digunakan untuk beton prategang disyaratkan pada ASTM A 322, kekuatan
batas minimum adalah 1000 MPa. Modulus elastisitas 1,72 10
5
1,93.10
5
MPa. Batang baja
mutu tinggi tersedia pada panjang sekitar 24 m. Batang-batang baja tersedia sampai 34,9
mm.

Вам также может понравиться