Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh : Nurhasanah
Pembimbing : dr. Anthony Simangunsong,Sp.B
Latar Belakang
Appendik merupaan organ tubular yang
terletak pada pangkal usus besar yang berada
di perut kanan bawah
Insiden appendisitis akut di Indonesia
dilaporkan menempati urutan tertinggi
diantara kasus-kasus gawat darurat
Pada beberapa keadaan appendisitis akut agak
sulit didiagnosis, misalnya pada fase awal dari
gejala appendisitis akut dan tandanya masih
sangat samar apalagi bila sudah diberikan
terapi antibiotika.
Appendisitis dapat mengenai semua kelompok
usia
Riwayat perjalanan penyakit pasien dan
pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling
penting dalam mendiagnosis apendisitis.
Tujuan Penulisan
Mengetahui etiologi, patogenesis, diagnosis dan
penatalaksanaan appendisitis.
Manfaat Penulisan
menambah pengetahuan mengenai appendisitis
sebagai proses pembeajaran bagi dokter muda
yang sedang mengikuti kepanitraan klinik bagian
ilmu bedah.
Anatomi Appendiks
Apendiks merupakan organ berbentuk
tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran
3-15 cm) dan berpangkal di sekum. Lumennya
sempit di bagian proksimal dan melebar di
bagian distal.
Menurut letaknya apendiks dibagi menjadi beberapa
macam :
Apendiks retrocecalis, terletak dibelakang sekum.
Apendiks pelvicum, terletak menyilang a.iliaca
ekterna dan masuk ke dalam pelvis.
Apendiks antececalis
Apendiks retroileal
Apendiks descenden, terletak descenden ke
caudal
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.
Vagus yang mengikuti a.mesenterika superior
dan a.apendikularis
sedangkan persarafan simpatis berasal dari
n.torakalis X.
Fisiologi Appendiks
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir
tersebut secara normal dicurahkan ke dalam lumen
dan selanjutnya mengalir ke caecum. Hambatan aliran
lendir di muara apendiks sepertinya berperan pada
patogenesis apendisitis.
Imunoglobulin yang dihasilkan oleh GALT (Gut
Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat disepanjang
saluran cerna termasuk apendiks adalah IgA.
Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung
terhadap infeksi.
Histologi
Komposisi histologi serupa dengan usus besar,
terdiri dari empat lapisan yakni mukosa,
submukosa, muskularis eksterna dan lapisan
serosa.
Definisi Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan pada organ
apendiks vermiformis
suatu kasus medical emergency dan
merupakan salah satu kasus akut abdomen
yang paling sering ditemui.
Epidemiologi Appendisitis
Apendisitis dapat ditemukan pada semua
umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun
jarang dilaporkan.
Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun, setelah itu menurun.
Insiden pada laki-laki dan perempuan
umumnya sebanding. Kecuali pada umur 20-
30 tahun, insiden pada laki-laki lebih tinggi.
Etiologi appendisitis
Apendisitis disebabkan karena adanya
obstruksi pada lumen apendik
Beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya apendisitis, diantaranya :
1. Faktor sumbatan
2. Infeksi
3. Kecenderungan familial
4. Ras dan diet
Klasifikasi
1. Appendisitis akut
a. Appendisitis akut sederhana (Cataral
appendisitis)
b. Appendisitis akut purulent (Supurative
Appendisitis)
c. Appendisitis akut gangrenosa
2. Appendisitis infiltrat
3. Appendisitis abses
4. Appendisitis perforasi
5. Apendisitis kronik
Patofisiologi
Obstruksibendungan mukustekanan
intralumen meningkataliran limfe
terhambatapendisitis akut lokalnyeri
epigastrium
Sekresi mukus berlanjuttekanan terus
meningkatobstruksi vena,edema bertambah &
bakteri akan menembus dindingperadangan
mengenai peritonium setempat (nyeri kanan
bawah) apendisitis supuratif akut
Aliran arteri tergangguinfark dinding
apendiks+ gangrenapendisitis
gangrenosadinding pecahapendisitis
perforasi
Manifestasi Klinis
Nyeri abdominal
Mual-muntah
Nafsu makan menurun (anoreksia)
Obstipasi dan diare
Demam
Diagnosis
Anamnesis
Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri visceral)
yang beberapa waktu kemudian menjalar ke
perut kanan bawah.
Muntah oleh karena nyeri visceral
Demam
Gejala lain adalah badan lemah dan kurang
nafsu makan, penderita Nampak sakit dan
menghindarkan pergerakan pada perut.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
o Nyeri tekan (+) Mc Burney
o Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum
o Defans muskuler (+) karena rangsangan M. Rektus
abdominis
Perkusi : nyeri ketuk (+)
Pemeriksaan khusus/tanda khusus
o Rovsing sign
o Blumberg sign
o Psoas sign
o Obturator sign
o Pemeriksaan Rectal Toucher
psppp
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan darah
o Pemeriksaan urin
Foto polos abdomen
USG
Barium enema
CT Scan
Skor Alvarado
Gejala klinik Value
Gejala Adanya migrasi nyeri 1
Anoreksia 1
Mual/muntah 1
Tanda Nyeri RLQ 2
Nyeri lepas 1
Febris 1
Lab Leukositosis 2
Shift to the left 1
Total 10
Diagnosis banding
Gastroenteritis
Limfadenitis mesenterica
Peradangan pelvis
Kehamilan ektopik
Diverticulitis
Batu ureter atau batu ginjal
Komplikasi appendisitis
Perforasi
Peritonitis
Massa Periapendikuler
Penatalaksanaan
Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat
dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik
adalah appendiktomi.
Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak
perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis
gangrenosa atau apendisitis perforata.
Apendiktomi bisa dilakukan secara terbuka ataupun
dengan cara laparaskopi.
Bila apendiktomi terbuka, insisi Mc Burney paling
banyak dipilih oleh ahli bedah.
Prognosis
Apendiktomi yang dilakukan sebelum
perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat
terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi
masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus
apendik perforasi atau apendik gangrenosa.