urinary inkontinensia : keluarnya urin secara involunter
yang menimbulkan masalah sosial dan hygiene serta secara objektif tampak nyata. urge incontinence : inkontinensia karena adanya OAB no menstrual period : menopause apical-radial pulse deficit : denyut nadi yang tidak sama antara apex kordis dengan ateri radialis (atrial fibrilasi), biasanya jumlah denyut jantung lebih besar daripada jumlah denyut nadi. exertional dyspnea : sesak napas saat melakukan aktivitas fatigue : lemah atau mudah lelah headache : sakit kepala densitometry : alat untuk mengukur kepadatan tulang
IDENTIFIKASI MASALAH A. seorang wanita 65 tahun mengalami inkontinensia urin B. dia takut untuk keluar rumah karena masalah urge incontinencenya. C. dia mengalami menopause pada usia 50 tahun. D. dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan : Obesitas dengan BB 89 kg, TB 161 cm. Tekanan darah 165/70 mmHg Pulse deficit antara apex kordis-a.radialis Suhu 36,50C Densitometer : - lumbal -3,0 - femoral -2,7
HIPOTESIS Seorang wanita, 65 tahun, mengalami inkontinensia urin tipe urgensi, dengan obesitas, hipertensi sistolik, atrial fibrilasi, menopause, osteoporosis dan beban psikologis keluar rumah.
SINTESIS PROSES MIKSI NORMAL Kandung kemih mulai terisi oleh urin peningkatan aktivitas Simpatis&otonom Rangsang syaraf ke pelvis kemudian ke medula spinalis
Penggembungan kandung kemih syaraf kortikal akan disadari menghambat pengeluaran urin desakan berkemih rangsang syaraff d korteks kemudian medula spinalis baru ke pelvis dan otot detrusor
aksi kolinergik syaraff pelvis aktivasi syaraf simpatis dan otonom menurun
fase pengosongan
PERUBAHAN MORFOLOGIS DAN FISIOLOGIS SIS.URINARIA PADA GERIATRI Morfologis kandung kemih - Trabekulasi - Fibrosis - Saraf otonom - Pembentukan divertikula uretra - Komponene seluler
PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnesis Etiologi Obstruksi ureter? Sistitis? Apakah merasakan disuria atau ketika selesai miksi masih terdapat sisa? Infeksi traktus urinarius? Menggunakan obat-obatan, misalnya diuretic, antidepresan, sedatif? Urge incontinence BAK tanpa bisa ditahan sebelum mencapai toilet?? Sudah berapa kali? Berapa kali miksi dalam sehari? Berapa kali miksi pada malam hari? Berat IU Apakah menggunakan pads/ popok?? Berapa yang dipakai dalam sehari? Pernakah anda tidak menyadari bahwa pads sudah penuh dan urin menembus hingga pakaian luar anda? Riwayat penyakit dahulu mencakup masalah medis Riwayat pernah menjalani operasi Riwayat fungsi buang air besar dan erektil Riwayat obstetrik seperti jumlah paritas, riwayat persalinan sulit, riwayat persalinan lama perlu dicari pada wanita dengan stress incontinence. Riwayat penggunaan obat-obatan Riwayat kondisi fisik yang mempengaruhi kemampuan fungsional berkemih Riwayat nyeri atau ketidaknyamanan area suprapubik atau perineal Mencari tahu keterbatasan sosial yang disebabkan oleh karena inkontinensia. Hal ini penting karena akan menentukan strategi manajemen
INTERPRETASI P.FISIK No PEMERIKSAAN KASUS INTERPRETASI 1 BB & TB BMI =34,33 OBESITAS DER.II 2 TEK.DARAH 165/70 mmHg HIPERTENSI SISTOLIK 3 APICAL RADIAL PULSE DEFICIT FIBRILASI ATRIAl 4 SUHU 36,5C NORMAL 5 DIPSNEA,FATIGUE N HEAD ACHE - NORMAL 6 LUMBAL .D. FEMORAL .D.
-3 -2,7 OSTEOPOROSIS 7 LABOR - NORMAL PEMERIKSAAN TAMBAHAN INKONTINENSIA URIN Urinalisis Adanya infeksi, sumbatan akibat batu sal. Kemih atau tumor Pengukuran volume residu urin post-miksi dengan kateter ataupun USG Membantu menentukan ada tidaknya obstruksi saluran kemih Jika volume residu urin 50 ml inkontinensia urin tipe stres Volume residu urin > 200 ml kelemahan detrusor atau obstruksi - Pemeriksaan ginekologik Pemeriksaan urologik Cystouretroskopi Uji urodinamik
Simpel Observasi proses pengosongan kandungkemih Uji batuk Cystometri simpel
Kompleks Urine flowmetry Multichannel cystometrogram Pressure-flow study Leak-point pressure Urethral pressure profilometry Sphincter electromyography Video urodynamics
ATRIAL FIBRILASI N HIPERTENSI Fungsi renal Elektrolit TSH Cardiac troponin (jika terjadi nyeri dada) Tes koagulasi
DIAGNOSIS BANDING IU TIPE URGENSI IU TIPE STRES IU TIPE OVERFLOW IU TIPE FUNGSIONAL IU TIPE CAMPURAN DIAGNOSIS KERJA INKONTINENSIA URIN DEFINISI keluarnya urine yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi dan jumlahnya, yang mengakibatkan masalah sosial dan higienitas penderitanya (Sudoyo, Aru. W. 2006 : 1392).
FAKTOR RESIKO Meningkatnya usia/ usia lanjut Jenis kelamin perempuan Kondisi-kondisi patologik misalnya depresi, TIA, stroke, CHF, konstipasi, obesitas, PPOK, batuk kronis, gangguan mobilitas, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.
KLASIFIKASI IU AKUT IU PERSISTEN 1. TIPE URGENSI 2. TIPE STRES 3. TIPE FUNGSIONAL 4. TIPE OVERFLOW 5. TIPE CAMPURAN
PREVALENSI IU meningkat sejalan dengan bertambahnya usia Wanita > laki laki
Perubahan Vesica Urinaria sel fibrosit (sel inaktif yang berasal dari j.ikat fibroblast) Kolagen Perubahan Uretra Fungsi kontraktil VU deposit Kolagen Penipisan otot uretra Rentan infeksi Atrofi mukosa uretra Sfingter uretra mengendur Urin mengental (protein inflamasi, bakteri) sensitasi sfingter uretra Sfingter uretra mudah mengendur Usia Mekanisme: 1. IU TIPE URGENSI DEFINISI masalah tersering fase pengisian/ penyimpanan urin timbul tatkala kandung kemih gagal untuk tetap rilaks sampai waktu tang tepat untiuk berkemih. Overactiv bladder (OAB) menunjukkan aktivitas dettrusor yang berlebihan selama fase pengisian/penyimpanan baik timbul secara spontan maupun dengan dirangsang
ETIOLOGI Non-neurogenik : - inflamasi atau iritasi pada kandung kemih, - kelemahan otot dasar panggul akibat proses menua, - idiopatik Neurogenik : - ssp yang menghambat kontraksi kandung kemih terganggu - kelainan neorologik akibat lesi supraponti ( parkinson,stroke), trauma medula spinalis, - obat2an, - kelainan metabolik seperti hipoksemia dan ensefalopati
2. OBESITAS FAKTOR RESIKO Terdapat predisposisi genetik. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan dan pola hidup seperti banyaknya ketersediaan makanan baik dalam jumlah maupun variannya, kurang olah raga, dan makanan yang mengandung gizi tidak seimbang (mengandung lemak dan HUBUNGAN DENGAN KASUS Pasien dengan IMT besar (obesitas) memiliki resiko tinggi mengalami inkontinensia urin. Pasien hipertensi yang gemuk mempunyai prognosis lebih baik dibandingkan pada yang kurus. Karena pada hipertensi gemuk peningkatan TD dikarenakan peningkatan volume plasma,
3. ATRIAL FIBRILASI ETIOLOGI Mitral atau tricuspid disease Kondisi-kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan atrial yang dapat menyebabkan AF Disfungsi ventrikel kiri Pulmonary hypertension Systemic hypertension Tumor intracardiac Trombi Coronary artery disease Menyebabkan inflamasi pada jantung, khususnya pada atrium yang dapat menyebabkan AF Myocarditis Pericarditis Penggunaan obat : stimulant, alcohol, kokain dapat mencetuskan AF Gangguan hormonal : hyperthyroidism & pheochromocytoma Neurologis : Subarachnoid hemorrhage yang menyebabkan tekanan intracranial tinggi atau stroke Familial AF (genetic) Postoperative AF : setelah cardiothoracic atau esophageal surgery
HUB.AF DENGAN KASUS Hipertensi sistolik merupakan faktor resiko terjadinya atrial fibrilasi 4. HIPERTENSI SISTOLIK Definisi : sebagai suatu tekanan sistolik yang berada > 140 mm Hg dengan suatu tekanan diastolik yang masih < 90. Dikarakteristikkan oleh suatu tekanan nadi (pulse pressure) yang meningkat (melebar). Tekanan denyutan (pulse pressure) adalah selisih antara tekanan darah sistolik dan diastolik.
HUBUNGAN DENGAN KASUS Proses menua yang menyebabkan elastisitas pembuluh darah hilang sehingga menyebabkan kekakuan aorta akibatnya ia mengalami hipertensi sistolik
5. OSTEOPOROSIS DEFINISI Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
HUBUNGAN DENGAN KASUS Menopause yang dialaminya menyebabkan penurunan estrogen yang mengakibatkan reabsobsi lebih menurun sehingga terjadi osteoporosis 6. MENOPAUSE DEFINISI Berhentinya menstruasi (sekret fisiologik darah dan jaringan mukosa serta bersiklus yang melalui vagina dari uterus tidak hamil, dibawah pengendalian hormon). HUBUNGANNYA DENGAN KASUS Menopause menyebabkan estrogen tubuh menurun yang dapat mengakibatkan osteoporosis, penipisan lapisan mukosaa vagina dan uretra yang dapat mencetuskan inkontinensia urin Mekanisme hubungan menopause dengan osteoporosis
Menopause aktivitas osteoklas absorbsi kalsium di usus eksresi kalsium ginjal densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang Gangguan homeostasis tulang Tulang menjadi rapuh dan mudah patah Osteoporosis Hipoestrogen Hubungan Menopuase dengan Gejala Menopause Penipisan dinding vagina tonus otot vagina otot pintu saluran kemih uretra
estrogen mekan resiko terkena infeksi Pengentalan urin Sensitasi relaksasi Sfingter uretra Pelepasan mediator inflamasi (prostaglandin) mekan kontraksi otot detrusor pean penghambatan proses pengeluaran urin Inkontinensia urin 7. MASALAH SOSIAL & PSIKOLOGIS HUBUNGAN IU DENGAN MASALAH SOSIAL DAN PSIKOLOGIS PASIEN :
Inkontinensia urin dapat mengakibatkan dampak psikologis dan sosial pada pasien :
DAMPAK PSIKOLOGIS IU : gangguan tidur, masalah psiko sosial seperti depresi, mudah marah, - dan rasa terisolasi,
Dampak sosial Hilang percaya diri Aktivitas sosial menurun Sexual menurun Ketergantungan
Keingingan berkemih Osteoporosis Obesitas 1. laju metabolisme lemak 2. Deposit lemak subkutan Estrogen Menopause Arterosklerosis PD besar Dinding PD menebal dan complaince Tua (65 tahun) Tumpukan lipid di PD Volume darah
Tekanan diastolik Cardiac output
Pompa jantung memompa lebih kuat Tekanan sistolik Sulit untuk beraktivitas Kompensasi Urin Ekskresi garam dan air Ginjal Mengganggu ADL 1. kerja osteoblastik 2. matriks tulang 3. deposit kalsium dan fosfat tulang Atrial fibrilasi Infark miokard pada sebagian jantung TATALAKSANA IU TIPE URGENSI MODALITAS SUPORTIF NON SPESIFIK - edukasi - memakai subtitusi toilet - manipulasi lingkungan - pakaian tertentu dan pads - modifikasi intake cairan dan obat
TERAPI FARMAKOLOGI : Antikolinergik 1 x/hari (oksibutinin / tolterodin dengan dosis 4 mg ) NONFARMAKOLOGI - Latihan kegel - Blader training OBESITAS TERAPI NONFARMAKOLOGI Terapi diet. Terapi diet bertujuan untuk membuat defisit 500-1000 kcal/hari. Aktivitas fisik : berolahraga Terapi perilaku : mengurangi kebiasaan makan yang sering Farmakoterapi. Sibutramine dan orlistat dapat digunakan untuk membantu menurunkan berat badan.
PADA KASUS Olah raga Diet / modifikasi diet HIPERTENSI SISTOLIK TERAPI Tujuan: Target terapi hipertensi sistolik terisolasi pada orang tua adalah untuk mempertahankan tekana darah dibawah 140/80-85 mmHg FARMAKOLOGI : Short acting beta blocker Ca channel antagonist (diltiazem) Cegah stroke antikoagulan coumadin Mengembalikan ritme sinus antikoagulasi Implantasi pacemaker Implantable cardiomaker defibrillator NONFARMAKOLOGI: Lifestyle berhenti merokok, penurunan BB yang berlebihan, berhenti/mengurangi asupan alcohol, mengurangi asupan garam, perkaya diet buah-buahan, sayuran, dan diet rendah lemak.
PADA KASUS Short acting Beta bloker
ATRIAL FIBRILASI TERAPI 1. Mengembalikan irama ke sinus dan mempertahankannya FARMAKOLOGI : obat antiaritmia efek pada action potentials individual cell lebih dari satu efek pada action potentials Amiodarone efek class I, II, III, IV Sotalol aktifitas - blockade( class II ) efek memperpanjang action potentials ( class III ) DC cardioversi Dilakukan pada AF yang tidak stabil Mengontrol frekuensi respon ventrikel Short acting beta blocker Ca channel antagonist (diltiazem) Mencegah terjadinya tromboemboli sistemik(mencegah terjadinya stroke) antikoagulan (acetyl salicilyc acid) NONFARMAKOLOGIS Lifestyle
PADA KASUS Diberikan antikoagulan saja karena dia memiliki faktor resiko hipertensi yang dapat mengakibatkan tromboemboli OSTEOPOROSIS TERAPI NONFARMAKOLOGI : Diet dengan cukup vitamin d dan kalsium. Dibutuhkan 700 mg per hari Lebih sering melakukan aktivitas diluar sehingga lebih sering terpapar cahaya matahari. Kurangi merokok, konsumsi alkohol dan kopi Melakukan olahraga ringan Hindari terjadinya fraktur
FARMAKOLOGI: Hormonal replacement therapy (hrt) Suplemen kalsium dan vitamin d Biphosphonat calcium 1000 1500 mg/hari Vitamin d3 500 800 iu/ hari Anti resorbtive agent (raloxiphene, kelompok bifosfonat, kalsitonin)
PADA KASUS FARMAKOLOGI Biphosphonat calcium Dosis : 1000-1500 mg/d NONFARMAKOLOGI Olahraga ringan MASALAH PSIKOLOGIS Edukasi Konsul ke psikiatri
KOMPLIKASI KOMPLIKASI IU infeksi saluran kencing, infeksi kulit daerah kemaluan, OBESITAS diabetes melitus hipertensi dislipidemia albuminuria sindroma metabolik Menopause Obesitas, inkontinensia urin, penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis Penggunaan hormone replacement therapy dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
OSTEOPOROSIS Instabilitas (jatuh) Lebih mudah terjadi fraktur HIPERTENSISISTOLIK Strok demensia vaskular AF Gagal jantung, tromboemboli terutama stroke. MASALAH PSIKOLOGIS & SOSIAL Depresi Hilangnya kepercayaan diri Menurunnya aktivitas sosial diluar rumah terisolasi
PROGNOSIS BONAM KDU kompetensi 4, dokter umum harus mampu mendiagnosis dan melakukan pengobatan