Вы находитесь на странице: 1из 10

http://sellypermata83.blogspot.

com/2013/03/pembelajaran-pendidikan-
matematika.html
Pembelajaran Pendidikan Matematika ealistik
Pendidikan matematika realistik (PMR) merupakan suatu pendidikan dalam pembelajaran
matematika di Belanda. Penggunaan kata realistic sebenarnya berasal dari bahasa
belanda zich realiseren yang berati untuk dibayangkan. Penerapan PMR diberbagai negara
telah disesuaikan dengan budaya dan kehidupan masyarakat. Karena PMR berawal dari
suatu hal yang nyata dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat. al
ini yang menjadi salah satu alasan mengapa PMR dapat diterima di !ndonesia dan dikenal
dengan nama Pendidikan Matematika Realistik !ndonesia (PMR!). Menurut "hadi# ($%&%'()
menyatakan PMR! merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang
mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk
memehamkan persoalan matematika. Pembelajaran matematika dengan pendekatan
matematika realistik yang dimulai dengan hal)hal yang nyata* dapat dibayangkan* dekat
dengan siswa dan lingkungannya. +adi pendidikan matematika realistik merupakan suatu
pendidikan matematika yang lebih menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang
bisa dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa.
Pendidikan matematika realistik adalah suatu pendekatan yang menggunakan
masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Melalui akti,itas matematisasi
hori-ontal dan ,ertikal diharapkan siswa dapat menemukan dan mengkontruksikan konsep)
konsep matematika.
a. Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik
Menurut "o.a ($%%/) 0da tiga prinsip utama dalam PMR* yaitu' guided reinvention and
progressive mathematizing, didactical phenomenology, self-developed models. Ketiga prinsip
tersebut dapat dijelaskan se1ara singkat sebagai berikut'
&. Guided reinvention/progressive mathematizing (penemuan kembali
terbimbing2pematematikaan progresi.)
Prinsip ini menghendaki bahwa dalam PMR* dari masalah kontekstual yang diberikan
oleh guru diawal pembelajaran* kemudian dalam menyelesaikan masalah siswa diarahkan
dan diberi bimbingan terbatas* sehingga siswa mengalami proses menemukan kembali
konsep* prinsip* si.at)si.at dan rumus)rumus matematika sebagaimana ketika konsep* prinsip*
si.at)si.at dan rumus)rumus matematika itu ditemukan. "ebagai sumber inspirasi untuk
meran1ang pembelajaran dengan pendekatan PMR yang menekankan prinsip penemuan
kembali (re-invention)* dapat digunakan sejarah penemuan konsep2prinsip2rumus
matematika.
Menurut penulis* prinsip penemuan ini menga1u pada pandangan kontrukti,isme* yang
menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditrans.er atau diajarkan melalui pemberitahuan
dari guru kepada siswa* melainkan siswa sendirilah yang harus mengkontruksi (membangun)
sendiri pengetahuan itu melalui kegiatan akti. dalam belajar.
$. Didactical phenomenology (.enomena pembelajaran)
Prinsip ini terkait dengan suatu gagasan .enomena pembelajaran* yang menghendaki
bahwa di dalam menentukan suatu masalah kontekstual untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan pendekatan PMR* didasarkan atas dua alasan* yaitu' (&) untuk
mengungkapkan berbagai ma1am aplikasi suatu topik yang harus diantisipasi dalam
pembelajaran dan ($) untuk dipertimbangkan pantas tidaknya masalah kontekstual itu
digunakan sebagai poin)poin untuk suatu proses pematematikaan progresi..
3. Self developed models (model)model dibangun sendiri).
Menurut prinsip ini* model)model yang dibangun ber.ungsi sebagai jembatan antara
pengetahuan in.ormal dan matematika .ormal. 4alam menyelesaikan masalah kontekstual*
siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri model matematika terkait dengan masalah
kontekstual yang dipe1ahkan. "ebagai konsekuensi dari kebebasan itu* sangat dimungkinkan
mun1ul berbagai model yang dibangun siswa.
Berbagai model tersebut pada mulanya mungkin masih mirip dengan masalah
kontekstualnya. !ni merupakan langkah lanjutan dari re-invention dan sekaligus menunjukkan
bahwa si.at bottom up mulai terjadi. Model)model tersebut diharapkan akan berubah dan
mengarah kepada bentuk matematika .ormal. 4alam PMR diharapkan terjadi urutan
pengembangan model belajar yang bottom up.
b. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik
Pendekatan PMR mememiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan pendekatan
yang lain. Menurut 5re..ers (dalam 0riyadi.$%&$'$&) merumuskan lima karakteristik
pendidikan matematika realistik* yaitu'
&) Penggunaan Konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika.
Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan*
penggunaan alat peraga* atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa
dibayangkan dalam pikiran siswa.
$) Penggunaan Model untuk Matematisasi Progresi.
4alam pendidikan matematika realistik* model digunakan dalam melakukan matematisasi
se1ara progresi.. Penggunaan model ber.ungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan
dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat .ormal.
3) Peman.aatan asil Kontruksi "iswa
"iswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi peme1ahan masalah sehingga
diharapkan akan ada strategi yang ber,ariasi. asil kerja dan kontruksi siswa selanjutnya
digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. Karakteristik ketiga ini tidak
hanya berman.aat dalam membantu siswa memahami konsep matematika* tetapi juga
sekaligus mengembangkan akti,itas dan kreati,itas siswa.
6) !nterakti,itas
Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses indi,idu melainkan juga se1ara
bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat
dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.
7) Keterkaitan
Konsep)konsep dalam matematika tidak bersi.at parsial* namun banyak konsep matematiak
yang memiliki keterkaitan. Pendidikan matematika realistik menempatkan keterkaitan
(intertinement) antara konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran. Melalui keterkaitan ini suatu pembelajaran matematika diharapkan bisa
mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika se1ara bersamaan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan* maka yang dimaksud dengan pembelajaran
matematika realistik dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran matematika yang
memiliki enam prinsip* yaitu' Prinsip guided reinvention and progressive mathematizing*
didactical phenomenology, self-developed models. Ketiga prinsip tersebut kemudian
dioprasionalkan menjadi lima karakteristik* yaitu' menggunakan masalah konteks dunia nyata
sebagai pangkal tolak pembelajaran* menggunakan model matematika yang dikembangkan
sendiri oleh siswa* mempertimbangkan kontribusi siswa* mengoptimalkan interaksi siswa
dengan siswa* siawa dengan guru* dan siswa dengan sarana pendukung lainnya* dan
mempertimbangkan keterkaitan antara topik dalam pembelajaran.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut "o.a ($%%/) 8angkah)langkah di dalam proses pembelajaran
matematika dengan pendidikan matematika realistik* adalah sebagai berikut'
&) 8angkah pertama' memahami masalah kontekstual* yaitu guru memberikan masalah
kontekstual dalam kehidupan sehari)hari dan meminta siswa untuk memahami masalah
tersebut.
$) 8angkah kedua' menjelaskan masalah kontekstual* yaitu jika dalam memahami masalah
siswa mengalami kesulitan* maka guru menjelaskan situasi dan kondusi dari soal dengan
1ara memberikan petunjuk)petunjuk atau berupa saran seperlunya* terbatas pada bagian)
bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
3) 8angkah ketiga' menyelesaikan masalah kontekstual se1ara indi,idual menyelesaikan
masalah kontekstual dengan 1ara mereka sendiri. 9ara peme1ahan dan jawaban masalah
berbeda lebih diutamakan. 4engan menggunakan lembar kerja siswa mengerjakan soal.
:uru memoti,asi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan 1ara mereka sendiri.
6) 8angkah keempat' membandingkan dan mendiskusikan jawaban* yaitu guru
menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan
mendiskusikan jawaban masalah se1ara berkelompok. "iswa dilatih untuk mengeluarkan ide)
ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk
mengoptimalkan pembelajaran.
7) 8angkah kelima' menyimpulkan* yaitu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
d. Kelebihan dan Kerumitan Penerapan Pendidikan Matematika Realistik
Beberapa kelebihan dari Pendidikan Matematika Realistik (PMR) menurut so.a ($%%/) antara
ain sebagai berikut'
&) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang
keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari)hari (kehidupan dunia nyata) dan
kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.
$) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa
matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh
siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.
3) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa
1ara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama
antara orang yang satu dengan yang lain. "etiap orang bisa menemukan atau
menggunakan 1ara sendiri* asalkan orang itu bersungguh)sungguh dalam mengerjakan
soal atau masalah tersebut. "elanjutnya dengan membandingkan 1ara penyelesaian
yang satu dengan 1ara penyelesaian yang lain* akan bisa diperoleh 1ara penyelesaian
yang paling tepat* sesuai dengan proses penyelesaian soal atau masalah tersebut.
6) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam
mempelajari matematika* proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan untuk
mempelajari matematika orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk
menemukan sendiri konsep)konsep matematika* dengan bantuan pihak lain yang sudah
lebih tahu (misalnya guru). 5anpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut*
pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi.
"edangkan menurut so.a ($%%/) beberapa kerumitan dalam penerapan pendekatan PMR
lain sebagai berikut'
&) ;paya mengimplementasikan PMR membutuhkan perubahan pandangan yang sangat
mendasar mengenai berbagai hal yang tidak mudah untuk dipraktekkan* misalnya
mengenai siswa* guru dan peranan soal kontekstual. 4i dalam PMR siswa tidak lagi
dipandang sebagai pihak yang mempelajari segala sesuatu yang sudah jadi* tetapi
sebagai pihak yang akti. mengkonstruksi konsep)konsep matematika. :uru dipandang
lebih sebagai pendamping bagi siswa.
$) Pen1arian soal)soal kontekstual yang memenuhi syarat)syarat PMR tidak selalu
mudah untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswa* terlebih lagi karena
soal)soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan berma1am)ma1am 1ara.
3) ;paya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai 1ara untuk menyelesaikan
soal* juga bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru.
6) Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui soal)soal kontekstual* proses
pematematikaan hori-ontal dan proses pematematikaan ,ertikal juga bukan merupakan sesuatu
yang sederhana* karena proses dan mekanisme* berpikir siswa harus diikuti dengan 1ermat* agar
guru bisa membantu siswa dalam melakukan penemuan kembali terhadap
Penerapan Pendidikan Matematika !ogis "nt"k
#nak $sia %ini
Jul 2nd, 2013 0 Comment Dibaca 321
P&'&#P#' P&'%(%()#' M#*&M#*()# !+,(- $'*$) #'#) $-(# %('(
Oleh
Estha Setyarini
PLS ni!ersitas "e#eri $alan#

#bstrak
"as%ah yan# ber&udul Penera'an Pendidi%an $etemati%a Lo#is untu% (na% sia Dini men#a&u%an
masalah ba#aimana 'enera'an Pendidi%an $atemati%a Lo#is 'ada (na% usia dini) ntu% men#atasi
masalah diatas 'enulis 'en#a&u%an %onse' a#ar ana% usia dini bisa memahami 'ela&aran matemati%a
den#an mudah dan menyenan#%an) Pada ana% usia dini 'er%emban#an %emam'uan matematis dimulai
se&a% %ecil, dan berlan&ut saat ana%*ana% ber%emban# secara mental,+isi%,dan sosial,yan# ber'en#aruh
secara lan#sun# terhada' 'er%emban#an dan %emam'uan mere%a) Pendidi%an matemati%a da'at
diberi%an %e'ada ana% se&a% usia 0,- tahun) (na% 'ada usia 0,- tahun 'erlu menda'at 'erhatian
%husus %arena 'ada usia inilah %esia'an mental dan emosional ana% mulai dibentu%) Pendidi%an (na%
sia Dini .P(D/ i%ut serta dalam men&amin mutu 'endidi%an dan %eberhasilan a%ademis secara
si#ni+i%an di'en#aruhi oleh %ualitas masu%an 'endidi%an yaitu %esia'an mental dan emosional ana%
memasu%i se%olah dasar)
)ata )"nci: Pendidi%an matemati%a P(D
0endahnya mutu 'endidi%an masih disandan# ban#sa 1ndonesia) 2al ini da'at diminimal%an den#an
men#o'timal%an 'endidi%an 'ada ana% se&a% dini, terutama 'endidi%an matemati%a) $en#in#at ima#e
masyara%at terhada' matemati%a yan# men#an##a' 'ela&aran yan# mena%ut%an) Padahal, matemati%a
da'at diberi%an %e'ada ana% se&a% usia 0,- tahun) (na% mulai bela&ar dan berada'tasi den#an
lin#%un#annya se&a% bayi) 2al ini di%arena%an 'ertumbuhan ota% bayi dibentu% 'ada usia 0,- tahun)
Oleh sebab itu asu'an nutrisi yan# cu%u' &u#a harus di'erhati%an) $enurut $u&ib dan $ud&a%ir
.2001340/ 5didalam ota% terda'at neurolo#i se%itar 607 %a'asitas %ecerdasan manusia ter&adi 'ada usia
8 tahun, 90:7 ter&adi %eti%a usia 9 tahun, dan 1007 %eti%a ana% menca'ai usia 9 ; 19 tahun<)1tulah
sebabnya, men#a'a masa ana%*ana% dinama%an masa %eemasan) Sebab, setelah masa 'er%emban#an
ini le=at, bera'a'un %a'abilitas %ecerdasan yan# dica'ai oleh masin#*masin# indi!idu, tida% a%an
menin#%at la#i) >a#i yan# memili%i ana%, tentu tida% in#in mele=at%an masa %eemasan ini)
Pada dasarnya setia' ana% dianu#erahi %ecerdasan matemati%a lo#is) ?ardner.1@@@312/ mende+inisi%an
%ecerdasan matematis lo#is seba#ai %emam'uan 'enalaran ilmiah, 'erhitun#an secara matematis,
ber'i%ir lo#is, 'enalaran indu%ti+ atau dedu%ti+, dan %eta&aman 'ola*'ola abstra% serta hubun#an*
hubun#an) Da'at diarti%an &u#a seba#ai %emam'uan menyelesai%an masalah yan# ber%aitan den#an
%ebutuhan matemati%a seba#ai solusinya) (na% den#an %emam'uan ini a%an senan# den#an rumus dan
'ola*'ola abstra%) Aida% hanya 'ada bilan#an matemati%a, teta'i &u#a menin#%at 'ada %e#iatan yan#
bersi+at analitis dan %onse'tual) $enurut ?ardner.1@@@328/ ada %aitan antara %ecerdasan matemati%
dan %ecerdasan lin#uisti%) Pada %emam'uan matemati%a, ana% men#analisa atau men&abar%an alasan
lo#is, serta %emam'uan men#%onstru%si solusi dari 'ersoalan yan# timbul) Becerdasan lin#uisti%
di'erlu%an untu% merunut%an dan men&abar%annya dalam bentu% bahasa) Oleh sebab itu masalah yan#
dia&u%an dalam tulisan ini adalah ba#aimana meran#san# %ecerdasan matematis lo#is ana% se&a% usia
dini dan ba#aimana %ita menanam%an %onse' matematis lo#is se&a% dini dalam %ehidu'an sehari*hari)
Merangsang )ecerdasan Matematis !ogis #nak -ejak $sia %ini
Bita bisa men#enal%an 'ertama %ali 'emahaman %onse' matemati%a se&a% usia dini dari lin#%un#an
se%itar %ita dan 'en#alaman sehari*hari ana% serta memberi%an stimulasi yan# mendu%un#) Aentu sa&a
hal ini dila%u%an tan'a 'a%saan dan te%anan, dan melalui 'ermainan*'ermainan) Dalam 'endidi%an
ana%, 'eran oran#tua ta% ter#anti%an dan rumah meru'a%an basis utama 'endidi%an ana%) >anya%
'ermainan e%s'lorasi yan# bisa men#asah %emam'uan lo#i%a matemati%a ana%, namun tentu hal ini
harus disesuai%an den#an usia ana%) Saat ana% balita bermain 'asir, ana% sesun##uhnya sedan#
men#hidu'%an otot tan#annya yan# melatih motori% halusnya sehin##a %ela% ana% mam'u meme#an#
'ensil, men##ambar dan lain*lain) Den#an bermain 'asir ana% sesun##uhnya bela&ar estimasi den#an
menuan# atau mena%ar yan# %ela% semua itu ada dalam matemati%a) .Damayanti,0atna,D=i dan
Cahyuni 2006321/
Beti%a %ita men#enal%an an#%a 'ada ana% &an#an hanya seba#ai simbol, misalnya %ita mem'unyai dua
a'el, sedia%an dua buah a'el) Sehin##a ana% 'aham tentan# %onse' an#%a dan bilan#an) La#u &u#a bisa
men&adi media untu% mem'er%enal%an berba#ai tema tentan# an#%a) Se'erti la#u balon%u ada lima)
(tau %ita bisa ber%reasi menci'ta%an la#u sederhana sendiri sambil mem'era#a%an &ari %ita seba#ai
alat untu% men#hitun#, sehin##a secara 'erlahan ana% mudah menan#%a' %onse' abstra% dalam
bilan#an) Setelah ana% men#enal bilan#an 1 sam'ai 10, ma%a bisa di%enal%an bilan#an nol)
$emberi%an 'emahaman %onse' bilan#an nol 'ada ana% usia dini tida%lah mudah) Permainan ini da'at
dila%u%an den#an men#hitun# ma#net yan# ditem'el%an di %ul%as) Cobalah men#ambil satu 'ersatu
dan mintalah ana% men#hitun# yan# tersisa) La%u%an berulan#%ali sehin##a ma#net di %ul%as tida%
ada la#i yan# mele%at) Saat itu da'at diun&u%%an bah=a yan# dilihat 'ada %ul%as adalah 0 .nol/ ma#net)
Menanaman )onsep Matematis !ogis -ejak %ini dalam )ehid"pan -ehari-hari
Saat berada di da'ur, %ita bisa men#enal%an %onse' %lasi+i%asi dan 'en#elom'o%an
yan#ber%aitan den#an %onse' lo#i%a matemati%a, misalnya den#an cara ana% diminta
men#elom'o%%an sayuran berdasar%an =arna) $en#asah %emam'uan berhitun# dalam 'en#o'erasian
bilan#an sederhana, misalnya %eti%a ti#a buah a'el dima%an satu buah ma%a sisanya bera'a) >isa &u#a
membuat bentu%*bentu% #eometri melalui 'oton#an sayuran) Sese%ali la%u%an &u#a %e#iatan membuat
%ue bersama, selain da'at menambah %ea%raban dan %ehan#atan %eluar#a, ana%*ana% &u#a da'at bela&ar
matemati%a melalui %e#iatan menimban#, mena%ar, men#hitun# =a%tu) $emasa% sambil melihat rese'
&u#a melatih %eteram'ilan membaca dan bela&ar %osa%ata) Jan#an risau%an %eadaan da'ur yan# a%an
men&adi %otor dan beranta%an den#an te'un# dan baran#*baran# yan# bertebaran, %arena se'erti slo#an
sebuah i%lan bah=a berani %otor itu bai%) (na% senan# dan tan'a sadar mere%a telah bela&ar banya%
hal) Saat dime&a ma%an 'un %ita men#a&ar%an 'emba#ian den#an bertanya 'ada ana%, misalnya su'aya
%ita se%elur#a %eba#ian semua, 'udin# ini %ita 'oton# &adi bera'a yaD Lalu bila 'udin# sudah di'oton#*
'oton#, an#%at satu ba#ian dan tanya%an sebera'a ba#ian%ah ituD 2al ini ter%ait den#an %onse'
'ecahan)
Bita da'at &u#a memberi%an %onse' matemati%a se'erti 'emahaman %uantitas, se'erti bera'a &umlah
i%an hias di a%uarium) Beti%a bersantai di de'an rumah, ana% dia&a% men#hitun# bera'a banya% motor
yan# le=at dalam 10 menit) Benal%an &u#a %onse' 'erbandin#an se'erti lebih besar, lebih %ecil dan
seba#ainya, misalnya den#an menanya%an 'ada ana% roti bolu den#an roti donat mana yan# u%urannya
lebih besar) Saat %ita men#enal%an dan menanya%an 'ada ana% bah=a mobil ber#era% lebih ce'at
dari'ada motor, 'ohon %ela'a lebih tin##i dari 'ohon &ambu, atau tas %a%a% lebih berat dari'ada tas
adi%, sebenarnya hal ini sudah termasu% men#a&ar%an ana% 'ada %onse' %ece'atan, 'an&an# dan berat,
sehin##a +un#si %ecerdasan matemati%anya men&adi a%ti+)
ntu% %e#iatan di luar rumah, %eti%a %ita men#a&a% ana% berbelan&a, libat%an ia dalam transa%si
sehin##a sema%in melatih %eteram'ilan 'en#o'erasian se'erti 'en&umlahan dan 'en#uran#an) >isa
&u#a den#an 'ermainan to%o*to%oan atau 'asar*'asaran den#an teman*temannya) Bita &u#a da'at
memberi%an ana% mainan*mainan yan# edu%ati+ se'erti balo%*balo%, tiruan bentu%*bentu% #eometri
den#an dihubun#%an den#an benda*benda dise%itar mere%a (da bentu%*bentu% #eometri se'erti
se#iti#a, se#iem'at, lin#%aran, 'erse#i 'an&an# dan lain*lain) Pen#enalan bentu% #eometri yan# bai%,
a%an membuat ana% lebih memahami lin#%un#annya den#an bai%) Saat melihat roda mobil misalnya
ana% a%an tahu %alau bentu%nya lin#%aran, me&a bentu%nya se#iem'at, ata' rumah se#iti#a dan
seba#ainya) Bita &u#a bisa memberi%an game-game dalam %om'uter yan# edu%ati+ yan# mam'u
meran#san# %ecerdasan ana%)
$enurut 2arlan .200931/ Permainan*'ermainan tradisional 'un da'at meran#san# dan menin#%at%an
%ecerdasan matematis lo#is ana% se'erti 'ermainan con#%la% atau da%on seba#ai sarana bela&ar
berhitun# dan &u#a berman+aat melatih %emam'uan mani'ulasi motori% halus terutama melatih
%e%uatan &ari tan#an yan# di %emudian hari berman+aat untu% 'ersia'an menulis) Selama bermain ana%
dituntut untu% +o%us men#i%uti alur 'ermainan yan# 'ada #ilirannya a%an melatih %onsentrasi dan
%ete%unan ana% yan# dibutuh%an saat ana% men#i%uti 'ela&aran dise%olah)
-imp"lan
>a#i usia 'rase%olah, %eti%a oran#tua sudah mulai meran#san# %ecerdasan lo#is matematis dirumah,
ma%a a%an lebih mudah ba#i ana% menerima %onse' matemati%a %eti%a mulai masu% se%olah) >a#i
ana% yan# telah masu% se%olah, oran#tua &u#a harus terus mendu%un# den#an memberi%an berba#ai
macam e%s'lorasi atau'un 'ermainan*'ermainan yan# sema%in men#asah %ecerdasan matemati% lo#is
ana% den#an cara yan# %reati+ dan menyenan#%an untu% terus menari% %ein#intahuan ana%) Den#an
demi%ian ana% a%an menyu%ai 'ela&aran matemati%a %arena matemati%a ternyata ada dise%itar mere%a
dan mere%a men#etahui tu&uan bela&ar matemati%a)
-aran
Aentu hal ini harus didu%un# den#an 'ola 'en#a&aran matemati%a di se%olah yan# menyenan#%an,
%reati+, %onte%stual, realisti%, mene%an%an 'ada 'roses dan 'emahaman sis=a dan problem solving
.'emecahan masalah/, %reati+ dalam men#enal%an dan men#a&ar%an %onse' matemati%a serta den#an
berba#ai macam 'ermainan dan alat 'era#a yan# menari% sehin##a matemati%a a%an men&adi 'ela&aran
yan# menyenan#%an dan ditun##u*tun##u) Disini tu#as oran#tua dan 'endidi%lah yan#
mem'ertahan%an si+at*si+at yan# men&adi dasar %ecerdasan ana% a#ar bertahan sam'ai tumbuh de=asa,
den#an memberi%an +a%tor lin#%un#an dan stimulasi yan# bai% untu% meran#san# dan men#o'timal%an
+un#si ota% dan %ecerdasan ana%)$isalnya den#an 'endidi%an matemati%a lo#is ini)

%#.*# $/$)#'
Damayanti,0atna,D=i dan Cahyuni)2006)Program Pendidikan Anak Usia Dini di Prasekolah
Islam)Ja%arta3?ramedia Cidiasarana 1ndonesia
2o=ard,?ardner)1@@@) Multiple Intelligences)Aer&emah%an oleh $och 2ana+i)2000)>andun#3 0ema&a
0osda%arya
2arlan)2009)Matematika untuk PAUD..htt'3=== $atemati%a P(D)co)id,dia%ses 30$ei 2010/
$u&ib dan $ud&a%ir)2001 Tumbuh Kembang Anak.Surabaya30ema&a 0osda%arya

Вам также может понравиться

  • Contoh Soal Wmi
    Contoh Soal Wmi
    Документ3 страницы
    Contoh Soal Wmi
    Mbem NyakshieDedet
    0% (1)
  • Book 1
    Book 1
    Документ2 страницы
    Book 1
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Book 1
    Book 1
    Документ2 страницы
    Book 1
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Latihan 2
    Latihan 2
    Документ26 страниц
    Latihan 2
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Book 1
    Book 1
    Документ2 страницы
    Book 1
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • LOKER
    LOKER
    Документ5 страниц
    LOKER
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • LOKER
    LOKER
    Документ5 страниц
    LOKER
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Aali - LK TW I
    Aali - LK TW I
    Документ64 страницы
    Aali - LK TW I
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Berita
    Berita
    Документ23 страницы
    Berita
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Artikel
    Artikel
    Документ10 страниц
    Artikel
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Psak 22
    Psak 22
    Документ36 страниц
    Psak 22
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • 229 658 1 PB
    229 658 1 PB
    Документ7 страниц
    229 658 1 PB
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Contoh Surat PERJANJIAN KONTRAK RUMAH
    Contoh Surat PERJANJIAN KONTRAK RUMAH
    Документ4 страницы
    Contoh Surat PERJANJIAN KONTRAK RUMAH
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Print Tugas Manajemen
    Print Tugas Manajemen
    Документ10 страниц
    Print Tugas Manajemen
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Draft Ruu Ojk
    Draft Ruu Ojk
    Документ48 страниц
    Draft Ruu Ojk
    hartinah
    Оценок пока нет
  • Lampiran Fatwa DSN Terkait Asuransi Syariah
    Lampiran Fatwa DSN Terkait Asuransi Syariah
    Документ0 страниц
    Lampiran Fatwa DSN Terkait Asuransi Syariah
    Mbem NyakshieDedet
    Оценок пока нет
  • Bu Elia Rossa - Psak-Etap
    Bu Elia Rossa - Psak-Etap
    Документ141 страница
    Bu Elia Rossa - Psak-Etap
    Torida Lithania Aza
    Оценок пока нет