OKULI SINISTRA MUHAMMAD ZAKY H1A 007 043 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2013 PENDAHULUAN Katarak adalah penyakit gangguan penglihatan yang dicirikan oleh adanya penebalan lensa secara gradual dan progresif. Banyak orang tidak wapada terhadap katarak karena perubahan penglihatan terjadi secara perlahan. Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain: trauma, toksin, penyakit sistemik (misalnya diabetes), merokok dan herediter. Katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di dunia saat ini. ata dari !orld "ealth #rgani$ation (!"#), saat ini ada sekitar %&' juta penduduk dunia yang memiliki penglihatan lemah dan (' juta orang menderita kebutaan di seluruh dunia. Berdasarkan jumlah tersebut, )*+ diantaranya berada di negara berkembang dan sepertiganya berada di ,sia -enggara. i .ndonesia diketahui bahwa pre/alensi kebutaan berkisar sebesar %,0+ dari jumlah penduduk dan katarak menduduki peringkat pertama dengan persentase terbanyak yaitu *,1+. Berbagai studi cross-sectional melaporkan pre/alensi katarak pada indi/idu berusia 2'31( tahun adalah sebanyak '*+4 pre/alensi ini meningkat hingga 1*+ pada indi/idu diatas 1' tahun. LAPORAN KASUS 1. Ide!"!#$ %#$"e 5ama : -n. 657 8mur : '( tahun 9enis kelamin : :aki3:aki ,gama : .slam ,lamat : ;erewa, :ombok Barat Pekerjaan : Pendidikan -erakhir : -anggal pemeriksaan : 0( 9uni 0*%& 2. A#&e$"$ Ke'()# (!#&# * Penglihatan Kabur sejak < % tahun yang lalu. R"+#,#! Pe,#-"! Se-#.#/* Pasien mengeluhkan penglihatan dirasakan semakin lama semakin kabur. "al ini pertama kali dirasakan pada mata kanan terlebih dahulu, kemudian diikuti kekaburan pada mata kiri. Pasien merasa tetap kabur pada saat melihat dekat dan jauh. Pasien mengakui bahwa pandanganya terasa seperti melihat asap dan sering terasa silau terutama pada siang hari, dan keluhannya ini mengganggu akti/itasnya sehari3hari. Pandangan seperti melihat terowongan disangkal, keluhan sakit kepala, mual dan muntah juga disangkal oleh pasien. Pasien mengaku tidak merasa nyeri dan berair pada matanya. =ata merah (3), kotoran mata (3). R"+#,#! Pe,#-"! D#)('(* Pasien menyangkal riwayat penyakit serupa, hipertensi, riwayat diabetes mellitus, riwayat trauma pada mata. >iwayat operasi katarak pada mata kanan pada tanggal %?3230*%&. R"+#,#! Pe/01#!#* Keluarga pasien mengakui bahwa pasien tidak pernah menggunakan obat untuk mengatasi keluhan yang dialaminya dan pasien tidak pernah berobat ketempat lain sebelumnya. R"+#,#! Pe,#-"! Ke'(#./# d# S0$"#'* Keluarga pasien mengakui tidak ada keluarga dan tetangganya yang memiliki keluhan serupa. R"+#,#! #'e./" * >iwayat alergi makanan (3), alergi obat3obatan (3) 3. Pe&e."-$## F"$"- Status Generalis K8 : Baik Keadaan sakit : ;edang Kesadaran@AB; : Bompos mentis@C ( D ' = 2 Keadaan gi$i : Bukup Pemeriksaan Tanda Vital -ekanan darah : %'*@?* mm"g 5adi : ?( kali@menit Erekuensi 5apas : %? kali@menit ;uhu : &2,( o B Status Lokalis N0 Pe&e."-$## M#!# K## M#!# K"." %. Disus naturalis '@2* %@&** 0. :apang pandang - -es konfrontrasi dbn dbn &. Aerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah (. Kedudukan bola mata 3 "irscberg test 3 Bo/er n unco/er #rtoforia #rtotropia #rtoforia #rtotropia '. Palpebra superior Cdema (3) (3) "iperemi (3) (3) Blepharospasme (3) (3) Pseudoptosis (3) (3) =assa (3) (3) Cntropion (3) (3) Cktropion (3) (3) :agophtalmos (3) (3) =argo palpebra Krusta (3) Krusta (3) ;ikatrik (3) (3) :uka gores (F) (3) 2. Palpebra .nferior Cdema (3) (3) "iperemi (3) (3) =assa (3) (3) Cntropion (3) (3) Cktropion (3) (3) ;ikatrik (3) (3) =argo palpebra Krusta (3) Krusta (3) 1. Eissura palpebra F %* mm F %* mm ?. Konjungti/a palpebra ;uperior "iperemi Eolikel@Papil ;ikatriks =assa (3) (3) (3) (3) (3) (3) (3) (3) .nferior "iperemi Eolikel@Papil ;ikatriks =assa (3) (3) (3) (3) (3) (3) (3) (3) ). Konjungti/a bulbi .njeksi konjungti/a (3) (3) .njeksi silier (3) (3) "ematom subkonjungti/a (3) (3) %*. Kornea Bentuk Permukaan cembung Permukaan cembung Kejernihan 9ernih, dengan arkus senilis (F) 9ernih, dengan arkus senilis (F) Cdema (3) (3) Permukaan :icin :icin .nfiltrat (3) (3) Benda asing (3) (3) %%. Bilik mata depan Kedalaman "ifema "ipopion Kesan dalam (3) (3) Kesan dalam (3) (3) %0. .ris !arna ;truktur Boklat >egular Boklat >egular %&. Pupil Bentuk Bulat Bulat >efleks langsung (F) (F) >efleks tidak langsung (F) (F) %(. :ensa Kejernihan .ris shadow 9ernih (3) Keruh (3) %'. -.# Palpasi Kesan normal Kesan normal %2. Eunduskopi -C -C 4. G#&1#. %#$"e 7-ampakan lensa pada kedua mata pasien keruh7 IDENTIFIKASI MASALAH aftar masalah yang terjadi pada pasien adalah : %. Penglihatan kabur perlahan3lahan 0. ;ilau &. :ensa mata keruh (. .ris shadow (3) ANALISA KASUS 1. S(12e-!"3 #. Pe/'")#!# -#1(. %e.'#)#4'#)# Penglihatan yang kabur dapat disebabkan oleh kelainan yang timbul di sepanjang jaras optik dan jaras /isual neurologik. Pemeriksaan harus mempertimbangkan adanya kelainan refraksi, ptosis, pengeruhan atau gangguan media mata (misalnya edema kornea, katarak, atau perdarahan dalam /itreus atau ruang aGueous), dan gangguan fungsi retina (makula), ner/us opticus, atau jaras /isual intrakranial. Pada pasien ini, penglihatan yang kabur timbul secara perlahan3lahan. "al ini dapat disebakan oleh beberapa penyakit diantaranya adalah katarak, glaukoma kronik, retinopati diabetik, retinopati hipertensif. Katarak merupakan diagnosis yang paling mungkin diderita oleh pasien ini, karena dari anamnesis pasien mengeluhkan pandangan kabur dan merasa bahwa pandanganya seperti melihat asap. "al ini juga didukung oleh hasil pemeriksaan fisik yaitu lensa mata yang keruh. Pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat3agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transplaransinya, hal ini menyebabkan terjadinya kekeruhan pada lensa sehingga penglihatan menjadi kabur dan pandangan seperti melihat asap. >etinopati hipertensif belum dapat disingkirkan pada pasien, karena pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah %'*@?* dan e/aluasi fundus dengan menggunakan funduskopi belum dapat dilakukan karena terhalang oleh kekeruhan pada lensa. #leh karena itu hal ini masih perlu dikonfirmasi kembali. >etinopati diabetik kemungkinannya kecil terjadi karena pasien menyangkal adanya riwayat =, namun hal ini masih perlu dikonfirmasi kembali. 1. S"'#( ;ilau dapat timbul pada gangguan refraksi yang tidak dikoreksi, dilatasi pupil yang berlebihan, dan media mata yang keruh seperti edema kornea atau katarak. Katarak merupakan diagnosis yang paling mungkin diderita oleh pasien ini, karena dari anamnesis pasien mengeluhkan pandangan kabur secara perlahan3lahan dan ditambah dengan hasil pemeriksaan fisik yaitu lensa mata keruh. Pada katarak, pasien akan mengeluh rasa silau karena terjadinya pembiasan yang tidak teratur oleh karena lensa yang keruh. 2. O12e-!"3 #. Le$# 1e.+#.# %(!") -e.() :eukokoria dapat disebabkan agregasi3agregasi protein dan abnormalitan epitel pada lensa, pertumbuhan sel ganas dalam retina yang eksofitik, atau juga dapat terjadi karena abses yang meluas. ,da beberapa penyakit yang dapat memberikan manifestasi leukokoria, yaitu katarak, retinoblastoma dan endoftalmitis. Katarak merupakan diagnosis yang paling besar kemungkinannya terjadi pada pasien ini, hal ini dikarenakan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala3gejala yang mengarah ke katarak, seperti penglihatan yang kabur secara perlahan dan lensa yang keruh. >etinoblastoma kemungkinannya kecil terjadi karena sebagian besar terjadi sebelum usia & tahun. Cndoftalmitis dapat disingkirkan karena pada pasien tidak ditemukan adanya gejala mata merah, bengkak dan nyeri. b. .ris shadow (3) .ris shadow pada pasien menunjukkan bahwa katarak yang dialami pasien sudah berada pada stadium matur. 3. A$$e$$&e! D"#/0$"$ * K#!#.#- Se"' S!#d"(& M#!(. O-('" S""$!.# 4. P'#"/ #. U$('# %e&e."-$## '#2(!# - Pemeriksaan gula darah untuk menyingkirkan kemungkinan = - Pemeriksaan darah lengkap, B-, B- 1. T#!#'#-$## 50%e.#$" e-$!.#-$" -#!#.#-6 ;atu3satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan (operasi ekstraksi katarak). pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan. - Pengangkatan lensa i. .ntracapsular Bataract CHtraction (.BBC) Pembedahan dilakukan dengan mengangkat lensa in toto, yakni mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya. ii. CHtracapsular Bataract CHtraction (CBBC) -indakan operasi dengan meninggalkan bagian posterior kapsul lensa. Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. .nsisi dibuat pada limbus atau kornea perifer, bagian superior atau temporal. ibuat sebuah saluran pada kapsul anterior , dan nukleus serta korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraokular ditempatkan pada kantung kapsular yang sudah kosong, disangga oleh kapsul posterior yang utuh. iii. Eakoemulsifikasi -eknik ini menggunakan /ibrator ultrasonik genggam untuk menghancurkan nukleus yang keras hingga substansi nukleus dan korteks dapat diaspirasi melalui insisi berukuran sekitar & mm. 8kuran insisi tersebut cukup untuk memasukkan intraokular yang dapat dilipat. 9ika digunakan lensa intraokular kaku, insisi perlu dilebarkan sekitar ' mm. 7. KIE - Pasien dan keluarganya dimoti/asi untuk mau menjalani operasi. Pasien kemungkinan dapat melihat jelas kembali apabila dilakukan bedah ekstraksi lensa. - Pasien dianjurkan menggunakan pelindung mata (kaca mata hitam) untuk melindungi mata dari paparan luar seperti debu dan sinar ultra/iolet. 8. P.0/0$"$ Prognosis untuk penglihatan pasien pada kasus ini adalah dubia ad bonam. RINGKASAN AKHIR Pasien laki3laki berusia '( tahun datang ke >;P& mengeluhkan penglihatan kabur sejak < % tahun yang lalu, yang dirasakan semakin lama semakin kabur. Pasien mengakui bahwa pandanganya terasa seperti melihat asap dan sering merasa silau. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: D# : '@2* dan D#;: %@&**, lensa keruh. Pasien didiagnosis dengan katarak senil stadium matur pada mata kiri. >encana tatalaksana adalah dilakukan tindakan operasi ekstraksi katarak, yaitu dilakukan pengangkatan lensa dan penanaman lensa yang baru. Prognosis pasien baik.