(LKM) PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA Laboratorium Genetika dan Pembenihan Ikan Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Tanggal : 20 Mei 2014
Nama : Asterina Wulan Sari NIM/Prodi : 13030 / THP Asisten : Bagash Prawira Kurniadi Aprilia Ratri Kumalasari
A. ACARA Preparasi Kromosom
B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sedang memasuki fase apa pembelahan sel pada sampel ikan. 2. Untuk mengetahui cara kerja preparasi kromosom
C. TINJAUAN PUSTAKA Preparasi kromosom adalah metode yang paling tepat untuk menentukan poliploidi menyediakan untuk menentukan nomor kromosom yang benar-benar dan informasi kebutuhan penting untuk penelitian sitogenetika (Shao dkk., 2010). Laser capture microdissection (LCM) adalah proses untuk melindungi mengumpulkan populasi sel murni untuk DNA berikutnya dan ekstraksi RNA. Meskipun LCM umumnya digunakan untuk mengisolasi sel-sel tertentu dari bagian jaringan tetap, telah juga efektif untuk isolasi kromosom individu. Preparation chromosome paint, FISH hibridisasi dan DOP- PCR dikombinasikan dengan LCM. Salah satu tantangan microdissecting kromosom adalah sampel diameterof minimal dikumpulkan. Transfer Non kontak LCM pengadaan cepat spesimen homogen hanya 0,5 mikrometer dengan diameter tanpa gangguan ke daerah yang berdekatan (CFIM, 2014). Preparasi kromosom dan banding (pemitaan kromosom) dapat dianggap sebagai seni serta ilmu. Kromosom yang divisualisasikan secara individual hanya selama mitosis dan teknik kemudian telah dikembangkan untuk merangsang sejumlah besar sel untuk memulai divisi melalui penggunaan mitogens seperti phytohaemagglutinin dan pokeweed
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
dan mengumpulkan sel pada metafase menggunakan spindel inhibitor seperti colcemid. Banyak metode yang sekarang tersedia untuk mengidentifikasi kromosom dan mempersiapkan kariotipe untuk tujuan klinis dan penelitian, meskipun kemampuan untuk menganalisa kromosom dan seberapa baik mereka tetap, menyebar dan bernoda (Moore dan Best, 2001). Tanggal 22 Desember 1955, seorang ilmuwan Cina bernama Tjio, mengadakan pengamatan "kultur fibroblast paru-paru embrio manusia, tumbuh dalam cairan ketuban sapi" yang menunjukkan tingginya jumlah sel dalam mitosis di lakukan oleh Provesor Levan di Laboratorium Genetika di University of Lound ( Denmark ) dilakukan oleh Profesor Levan. Preparasi kromosom dibuat oleh Tjio sesuai dengan Protokol disarankan oleh Hsu ( seorang ilmuwan Amerika yang bekerja di University of Galveston, Texas USA), sedikit dimodifikasi, yaitu setelah penggunaan dengan kolkisin (12 - 20 jam) untuk menghentikan siklus sel, sel yang terkena larutan hipotonik tetapi mengurangiwaktu total hanya 1-2 menit. Dia kemudian melanjutkan untuk "fiksasi dalam 60 % asam asetat dengan dua kali penggantian dalam rangka untuk membersihkan garam yang tersisa dari medium kultur dan dari solusi hipotonik". Akhirnya ia diaplikasikan dengan teknik "squashing", diikuti dengan perwarnaan (Euroclone, 2014). Preparasi kromosom memiliki hubungan dengan karyotiping. Menurut Chourrout dan Happe (1986), kurangnya variasi intra individu dalam jumlah kromosom diperoleh dari penyebaran yang baik disebabkan oleh perlakuan hipotonik yang lebih baik. Variasi jumlah kromosom dapat disebabkan kesalahan perhitungan sebagai akibat adanya penyimpangan dari teknik preparasi kromosom, hilangnya kromosom pada proses pembuatan preparat atau selnya aneuploid. Untuk memperoleh metaphase yang memuaskan, yaitu dengan menggunakan hewan yang sehat dan usianya mudah. Pada ikan teleostei jumlah metaphase lebih banyak diperoleh pada ikan muda dan aktif. Selain beberapa hal diatas masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil preparasi kromosom yang baik. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain medium kultur, ketepatan dalam pemberian dosis kolkhisin, lama perendaman dalam larutan hipotonik, pemberian fiksatif, pewarnaan dan sterilisasi semua alat yang digunakan (Pudjirahaju dkk., 2008)
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
D. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Section set 2. Piring preparat 3. Pipet tetes 4. Silde (object glass) 5. Centrifuge 6. Mikroskop Bahan : 1. Sampel ikan 2. Akuades 3. NaCl 0,5% 4. Kolkhisin 0,01% 5. KCl 0,36% 6. Carnoy (3 methanol : 1 asam glasial) 7. Giemsa 3% 8. Label 9. Tissue
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
E. CARA KERJA
Catat dan gambar fase yang terjadi Amati dibawah mikroskop Cuci dengan aquadest dan kering anginkan Warnai dengan larutan giemsa 20% keringkan 5 menit Suspensi diambil ,oleskan di atas gelas obyek Supernatan dibuang diganti dengan larutan Carnoy (2kali) Sentrifuge dengan kcepatan 800 rpm 5 menit Rendam dlm larutan KCL 0,36 % & cacah selama 30 menit Rendam dalam larutan kolkhisin 0,01 %selama 5 menit Rendam dalam larutan NaCl 0,5% 0,5 ml selama 15 menit Ambil jaringan insang 2 lembar
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
F. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan
Kelompok Sampel I Sampel II I Metafase Profase II Profase, Interfase Profase III Profase, Metafase Profase, Metafase IV Metafase Interfase, Anafase, Telofase V Telofase Interfase, Profase VI Telofase I Profase
Langkah pertama yang dilakukan dalam preparasi kromosom adalah mengambil jaringan insang dan direndam dalam larutan NaCl 0,5 % 0,5 ml selama 15 menit. Perendaman dengan larutan NaCl ini berfungsi sebagai desinfektan agar lamella-lamela bersih dari kotoran. Kemudian direndam dalam larutan kolkhisin 0,01 % 0,5 ml selama 5 menit. Larutan kolkisin ini berfungsi untuk menghentikan proses mitosis agar didapatkan kondisi metafase kromosom kemudian direndam dalam KCl 0.036 selama 5 menit. Perendaman dengan KCl atau larutan hipotonik bertujuan menggelembungkan ukuran sel sehingga kromosom memiliki ruang yang lebih luas untuk diamati. Setelah itu, dilakukan pencacahan selama 30 menit agar selnya berpencar dan ukurannya lebih kecil. Langkah selanjutnya adalah jaringan difiksasi dengan larutan Carnoy selama 5 menit, setelah itu supernatant dibuang dan diganti dengan larutan Carnoy. Setalah supernatant diganti, dilakukan sentrifuge pada kecepatan 800 rpm selama 5 menit sebanyak 2 kali. Larutan Carnoy diganti dengan yang baru setiap 5 menit. Sentrifuge bertujuan untuk memisahkan molekul berdasarkan berat molekulnya. Fiksasi merupakan perlakuan untuk mematikan sel tanpa merusak bentuk dan kandungannya. Larutan fiksatif yang paling sering digunakan adalah campuran methanol dengan asam asetat glacial dengan perbandingan 3:1. Larutan ini harus dalam keadaan segar jika akan digunakan Fiksasi dilakukan menggunakan Carnoy sedangkan pewarnaan kromosom dengan Giemsa. Pewarnaan dilakukan agar kromosom mudah diamati di bawah mikroskop. Giemsa merupakan pewarna yang paling sering digunakan untuk mewarnai kromosom, setelah diwarnai kemudian dialiri aquadest sampai bersih dan dikering anginkan kemudian diamati dengan mikroskop perbesaran 100x. Pada praktikum preparasi kromosom ini menggunakan sampel insang dari ikan nila. Insang dipilih karena pada jaringan ini memiliki aktivitas pembelahan sel. Insang sebagai tempat difusi O2 dan CO2, sehingga aktivitas bekerjanya sangat tinggi dan perlu kondisi
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
yang optimal. Apabila pada insang ada kerusakan, maka perbaikan akan cepat berlangsung karena aktivitasnya sangat penting sekali bagi kehidupan ikan dan perbaikannya itu melalui pembelahan sel. Hasil pengamatan pada preparasi kromosom kali ini didapat fase interfase, profase, metaphase, anaphase dan telofase. Berikut ini adalah gambar hasil pengamatan dan penjelasannya:
1. Interfase Hasil pengamatan pada interfase dapat dilihat belum ada kromosom yang terlihat. Periode interfase ialah periode antara dua pembelahan disebut juga periode istirahat karena pada periode ini tidak terjadi pembelahan kromosom atau sitoplasma. Akan tetapipada nucleus dan sitoplasma terjadi peningkatan aktivitas metabolism, akibatnya volume nucleus dan sitoplasma bertambah (Winatasasmita, 1986). Selanjutnya interfase dibagi ke dalam fase gap-1 (G1), fase sintesis (S) dan fase gap-2 (G2). Pada fase G1 sel-sel belum mengaakan replikasi sehingga DNA masih berjumlah 1 salinan. Pada fase S, DNA dalam inti mengalami replikasi sehingga pada fase sistesis akhirnya menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid. Pada fase G2 replikasi DNA telah selesai, dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan (Aryulina dkk.,2007). Menurut Suryo (1998), pada fase Interfase ini keseluruhan waktu yang dibutuhkan yaitu 18-20 jam.
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
2. Profase Gambar disamping menunjukkan adanya kromosom yang terlihat jelas, karena pada fase ini kromosom mulai mengalami penebalan. Pada fase profase kromosom belum tampak tetapi pada fase profase kromosom mulai tampak karena terjadi proses kondensasi. Kromosom membelah memanjang membentuk dua kromatid. Kromosom memendek dan bertambah tebal (Winatasasmita, 1986). Profase ditandai oleh pembentukan spiral benang kromosom menjadi kumparan untuk membentuk kromosom yang dapat diidentifikasi secara mikroskopik; membrane inti dan nucleolus menghilang dan benang mitosis berbentuk kumparan (Behrman dkk.,2010). Tahap profase membutuhkan waktu 60 menit (Yatim, 1996).
3. Metafase Gambar disamping menunjukkan adanya kromosom yang bergerak ke bidang ekuator benang spindel dan kromosom terikat pada benng spindel melalui sentromer. Pada fase metaphase, kromosom berkumpul pada bidang equatorial. Kromosom yang kecil biasanya terletak pada bagian sebelah dalam. Nukelolus hilang (Winatasasmita, 1986). Pada metafase kromosom memudar dan mampak jelas sebagai struktur tersendiri. Sentromer kromosom menempel pada pipamikro kumparan mitosis dan kromosom lurus di tengal sel sepanjang kumparan tersebut (Behrman dkk.,2010). Pada fase ini dibutuhkan waktu sekitar 2-6 menit( Suryo, 1998).
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
4. Anafase Fase anaphase pada gambar disamping ditunjukkan dengan adanya kromosom yang terbagi menjadi dua dan menuju ke kutub pembelahan. Menurut Winatasasmita (1986), sentromer membelah dan kedua kromatid masing-masing memisahkan diri kemudian bergerak meuju kutub sel yang berlawanan. Anafase ditandai oleh pembelahan kromosom sepanjang sumbe longitudinan membentuk dua kromatid anakan dan perpindahan setiap kromatik pasangan menuju ujung sel yang berlawanan (Behrman dkk.,2010).
5. Telofase Gambar telofase disamping ditunjukkan dengan mulai terbentuknya membran inti dan nucleolus kembali muncul. Dapat dilihat pula bahwa sel akan akan membelah namun masih bergandengan. Menurut Winatasasmita (1986), membran nukleus terbentuk mengelilingi nukleus, gelendong menghilang dan nucleoli terbentuk kembali. Telofase yang megakhiri mitosis, ditandai oleh pembentukan kembali membrane inti dan nucleolus, dan duplikasi sentriolus serta pembelahan sitoplasma dan membentuk 2 sel anakan (Behrman dkk.,2010). Menurut Suryo(1998), fase ini membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit.
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
G. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pada hasil pengamatan preparasi kromosom pada sampel ikan didapatkan fase profase, metapase, anaphase, telofase dan interfase 2. Jaringan insang direndam dalam larutan NaCl 0,5 selama 15 menit, kemudian direndam dalam larutan kolkhisin 0,01 % selama 5 menit. Rendam dalam larutan KCL 0,36 % 0,5 ml sembari dilakukan pencacahan selama 30 menit. Selanjutnya, jaringan difiksasi dengan larutan Carnoy selama 5 menit dan disentrifuge pada kecepatan 800 rpm selama 5 menit sebanyak dua kali pencucian. Terakhir, pewarnaan kromosom dengan Giemsa dan diamati di bawah mikroskop. Saran Diharapkan pada praktikum berikutnya, sampel yang digunakan dalam preparasi kromosom tidak hanya jaringan insang saja, sehingga praktikan dapat mengetahui jaringan mana yang terbaik untuk preparasi kromosom dalam memudahkan karyotiping dan mengetahui sedang memasuki fase apa sel tersebut dalam pembelahan.
LKM Praktikum Dasar-Dasar Genetika 2014
H. DAFTAR PUSTAKA Aryulina, D., Choirul M., Syalfinat M. dan Endang W. W. 2007. Biologi. Erlangga. Jakarta Behrman, kliegman dan Arvin. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta CFIM. 2013. http://www.cfim.ku.dk/equipment/light_microscopy/palm/1298664_ZEISS _LabProtocol_Chromosomes.pdf chromosome preparation PALM. diunduh pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2014 pukul 14.36 WIB Chourrout, D. dan Happe A. 1986. Improved Methode of Direct Chromosome Preparation in Rainbow trout, Salmo gairdneri. Aquaculture 52:255-261 Euroclone. 2014. http://www.euroclonegroup.it/allegati/prodotti/documenti/Milestones- Bibliography_3323_.pdf levan methods chromosome preparation. Diunduh pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2014 pukul 15.04 WIB Moore, C.M. dan Best R.G. 2001. Chromosome Preparation of Banding. Encyclopedia of Life Sciences. www.els.net. Diunduh pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2014 pukul 15.57 WIB Pudjirahaju, A., Rustidja dan Sutiman B.S. 2008. Penelusuran Genotipe Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Strain Punten Gynogenetik. Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia XV(1): 13-19 Shao, C.W., Wu, P.F., Wang X.L., Tian, Y.S. dan Chen, S.L. 2010. Compison of Chromosome Preparation Method for the Different Developmental Stages of the Half- Smooth Tongue Sole Cynoglossus semilaevis. Micron 41:47-50 Suryo. 1998. Genetika Strata 1.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta Winatasasmita, D. 1986. Biologi Sel. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Jakarta Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Tarsito. Bandung