Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Yang menjadi dasar hukum pajak adalah Pasal 23 ayat (2) Undang
Brotodiharjo)
8
“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif, dalam mencapai
kesejahteraan umum”.(2001 : 2)
unsur- unsur :
dapat dipaksakan.
daerah.
Indonesia” disebutkan :
UU No.7 tahun 1991, UU No.10 tahun 1994, dan terakhir UU No.17 tahun
Yaitu Pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan yang
atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
diperoleh Wajib Pajak dalam negeri atau Bentuk Usaha Tetap (BUT)
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 yang dibayarkan atau terutang
Tahun 2000.
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri yang dapat
terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang
22, Sifat dan Besarnya Pungutan serta Tata Cara Penyetoran dan
Pelaporannya.
tentang tarif dan tata cara pemungut, penyetoran, pelaporan PPh Pasal
Pedagang Pengumpul.
2001 tentang Perubahan Ketiga atas Kep. Dirjen Pajak No. KEP -
PPh.
bukunya yang berjudul “Perpajakan Teori dan Kasus” (2003 : 234) adalah
sebagai berikut :
1. Importir.
2 Rekanan Pemerintah.
3 Rekanan Badan-badan tertentu.
4 Konsumen semen, rokok, kertas, dan otomotif.
5 Penyalur atau agen Pertamina.
6 Badan-badan selain Pertamina yang bergerak di bidang BBM jenis
premix dan gas.
7 Industri dan eksportir dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan.
1. Impor barang.
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pusat
maupun Pemerintah Daerah.
3. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang dananya dari
belanja Negara dan atau belanja daerah.
4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan
usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri
kertas, industri baja dan industri otomotif.
15
Penghasilan Pasal 22, sifat dan besarnya pungutan serta tata cara
a. Atas Impor
● Yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), tarif
pemungutannya sebesar 2,5% dari nilai impor.
● Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API), tarif
pemungutannya sebesar 7,5% dari nilai impor.
• Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang.
b. Atas pembelian barang yang dananya bersumber baik dari APBN dan
atau APBD, tarif pemungutannya sebesar 1,5% dari harga pembelian.
c. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang yang dilakukan
oleh badan usaha yang bergerak di bidang usaha tertentu, tarif
pemungutannya adalah sebagai berikut :
● Industri semen, tarif pemungutannya pada saat penjualan sebesar
0,25% X Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
● Industri rokok, tarif pemungutannya pada saat penjualan sebesar
0.15% X harga bandrol ( final).
● Industri kertas, tarif pemungutannya pada saat penjualan sebesar
0,1% X Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
● Industri Otomotif, tarif pemungutannya pada saat penjualan
sebesar 0,45% X Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
● Industri baja, tarif pemungutannya pada saat penjualan sebesar
0,3% X Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) (Final).
● Pertamina dan badan usaha lain yang bergerak dibidang bahan
bakar minyak jenis Premix, Super TT dan Gas adalah sebagai
berikut :
17
dalam bukunya yang berjudul “Perpajakan Teori dan Kasus” (2003 : 237)
Barang
18
sebagai berikut :
KPP;
bersangkutan.
Barang
19
berikut :
Surat Setoran Pajak (SSP) yaitu surat yang digunakan oleh Wajib
masing diperuntukkan :
Barang
maupun daerah, BUMN, BUMD yang dibayar dari APBN maupun APBD
sebagai berikut :
50.000 (lima puluh ribu rupiah) (UU KUP Pasal 17 Ayat (1)).