Вы находитесь на странице: 1из 2

Pembangunan Demokrasi dalam Perspektif Prabowo Hatta dan Jokowi-JK

Debat capres cawapres pertama yang mengangkat tema Pembangunan Demokrasi,


Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian hokum hingga saat ini gaungnya masih terasa dan
menjadi perbicangan di tengah khalayak ramai !anpa bermaksud menafikkan tentang
pemerintahan yang bersih dan kepastian hokum, tulisan ini difokuskan pada konsep
Pembangunan demokrasi yang diperkenalkan kepada public oleh kedua pasangan capres
cawapres antara Prabowo "ubianto-Hatta #adjasa dengan Joko $idodo atau yang disingkat dan
familiar dengan panggikan Jokowi-% Jusuf Kalla &JK' dengan stressing konsep yang berbeda
diantara kedua pasangan tersebut (ocus kajian yang akan dibahas di sini, pertama kajian teoritik
sebagai pendekatan dalam memahami konsep demokrasi yang diperkenalkan oleh keduanya dan
kedua demokrasi dalam kaitan model )egara yang ingin dikembangkan jika salah satu dari
pasangan diatas terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilu * Juli +,-. nanti
Kajian !eoritik Demokrasi
Demokrasi seperti yang kita kenal adalah pemerintahan rakyat dimana kedaulatan tertinggi berada
di tangan rakyat Pengertian itu dipertegas kembali oleh /braham 0incoln sebagai pemerintahan
dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat Dari pengertian itu terdapat tiga kata kunci yakni dari
rakyat yang dimaknai sebagai sumber kedaulatan atau kehendak rakyat, oleh rakyat yang
mengandung arti cara-cara demokrasi dan untuk rakyat yang dimaknai sebagai tujuan
berdemokrasi atau dikenal sebagai common good &kebaikan bersama' "ecara tidak langsung
pengertian sederhana itu mempunyai arti luas dan berkembang menjadi aliran-aliran pemikiran
dalam kajian demokrasi yang disederhanakan dalam demokrasi dalam pengertian sempit dan
demokrasi dalam arti yang luas
Dari statemen yang disampaikan oleh Prabowo "ubianto menyatakan, Demokrasi sebagai alat,
sebagai tangga untuk mewujudkan cita-cita yaitu menuju 1ndonesia yang kuat dan sejahtera
Pengertian itu dilengkapi atau disanggah oleh Hatta #adjasa yang menyebutkan, Demokrasi
bukan sekedar alat untuk mencapai tujuan melainkan sistem nilai yang akan mengantarkan pada
kemakmuran dan kesejahteraan "elanjutnya Hatta menyebutkan bahwa ada tiga prasyarat yang
penting dalam pembangunan demokrasi yaitu Pertama, #akyat dapat menyalurkan aspirasi dan
inspirasinya tanpa diskriminasi, kedua, )egara dapat memberikan hak-hak politik kepada warga
negara tanpa diskriminasi, dan ketiga, 0embaga-0embaga Demokrasi berjalan dengan baik
Penekanan berbeda dimunculkan dalam statemen artikulatif Jokowi yang menekankan,
demokrasi pada hakekatnya mendengar suara rakyat dan melaksanakannya %enurut Jokowi,
Harapan rakyat ingin hidup lebih baik dan ingin hidup lebih sejahtera cara yang dilakukan
untuk mewujudkannya adalah dengan cara dialog untuk mencari solusi atas persoalan yang
dihadapi Jokowi menambahkan contoh-contoh kasus seperti yang dilakukan JK untuk
perdamaian, penyelesaian !anah /bang dan $aduk Pluit
Pandangan Prabowo-Hatta sangat didominasi oleh teori demokrasi procedural yang dikembangkan
oleh Joseph "chumpeter dan #obert Dahl Demokrasi procedural yang biasa juga disebut sebagai
demokrasi politik menekankan pada pelembagaan demokrasi dengan cara pemilihan pemimpin
!entu dalam mewujudkan itu ada beberapa elemen kunci yaitu partisipasi, kontestasi dan
kebebasan dan hak politik dan sipil yang diterjemahkan dalam oleh Hatta menjadi tiga prasyarat
dalam pembangunan demokrasi "ebaliknya dalam pandangan Jokowi, demokrasi dimaknai tidak
hanya dalam politik tetapi masuk dalam kehidupan social dan ekonomi Dalam konsep
pembangunan demokrasi yang ditawarkan oleh Jokowi dalam perspektif demokrasi luas yang
dikembangkan oleh Da2id Held yang mencoba untuk mengkombinasikan pandangan liberal dan
tradisi mar3is yang cakupannya lebih luas dalam mewujudkan demokrasi dalam kehidupan
ekonomi dan sosial yang pada akhirnya dapat menjawab masalah mendasar seperti keadilan dan
kesejahteraan sosial
Kendala Demokrasi dalam %ewujudkan 4ood 4o2ernance dan Kepastian Hukum
"eperti yang disebutkan 4eorge "orensen, 5demokrasi yang ada di negara transisi adalah
demokrasi yang lemah, terbatas dan rentan dalam menghadapi persoalan bangsa yang mendasar5
Kondisi inilah sebagai salah satu faktor mendasar yang menyebabkan banyak negara baru
demokrasi kembali pada sistem yang otoriterian "edangkan secara prosedural, pergantian
pemimpin dalam arena pemilu tidak mampu melakukan perubahan mendasar seperti kemiskinan,
kesejahteraan dan keadilan sosial
(enomena yang menarik dikupas adalah munculnya transaksi politik saat pemilu digelar mulai di
tingkat nasional hingga di tinglat lokal menjadikan demokrasi prosedural gagal dalam memilih
pemimpin yang terlegitimasi secara moral oleh rakyat Pemilu menjelma menjadi sarana transaksi
untuk mendapatkan suara rakyat sehingga pada saat terpilih, dengan banyak cost politik yang
dikeluarkan berdampak pada lemahnya independensi dan representasi saat menjadi pemimpin
yang seharusnya bertindak untuk dan atas nama rakyat &demokrasi representasi'

Вам также может понравиться