Вы находитесь на странице: 1из 6

CARA MEMBUAT SENSOR

SENTUH UNTUK
PENGAMAN MOBIL DAN
MOTOR
Ternyata tubuh manusia juga bisa mempengaruhi kerja dari suatu
rangkaian elektronika, hal ini karena tubuh manusia memiliki ion-ion
yang bermuatan listrik walaupun sangat kecil sekali, kurang lebih sekitar
0.5 mA. Sifat dari tubuh manusia tersebut bisa dimanfaatkan untuk
membuat suatu rangkaian sensor yang bila mengenai bagian tubuh
manusia akan aktif, yaitu rangkaian sensor sentuh.
1
CARA MEMBUAT SENSOR SENTUH UNTUK PENGAMAN
MOBIL DAN MOTOR
Untuk Alarm Anti Maling
Abstrak
Banyak sekali jenis rangkaian sensor yang bisa dibuat dengan ilmu elektronika. Suatu
rangkaian disebut dengan rangkaian sensor dikarenakan rangkaian tersebut bisa merasakan
sesuatu perubahan lingkungan. Contohnya disebut dengan rangkaian sensor sentuh apabila
rangkaian tersebut bisa merasakan sentuhan atau tekanan yang diterimanya.
Ternyata tubuh manusia juga bisa mempengaruhi kerja dari suatu rangkaian elektronika,
hal ini karena tubuh manusia memiliki ion-ion yang bermuatan listrik walaupun sangat kecil
sekali, kurang lebih sekitar 0.5 mA. Sifat dari tubuh manusia tersebut bisa dimanfaatkan untuk
membuat suatu rangkaian sensor yang bila mengenai bagian tubuh manusia akan aktif, yaitu
rangkaian sensor sentuh.
Dari semua hal diatas kami gabungkan menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat yaitu
membuat sebuah alarm anti maling dengan sensor sentuh. Sensor yang kami gunakan berupa
IC LM 555 dengan memanfaatkan fungsinya sebagai transducer untuk mentrigger IC LM 555
menjadi rangkaian monostable.
Kata Kunci: Sensor sentuh, IC LM 555, trigger, monostable
1. Tujuan
Memanfaatkan IC LM 555 sebagai transducer atau sensor sentuh untuk membunyikan
alarm.
2. Dasar Teori
2.1.Sensor dan Transducer
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisis
menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu.
Sedangkan Transducer adalah alat yang biasa pada elektonika, kelistrikan, mekanik
elektronik, elektromagnetik, digunakan mengubah energi dari satu energi ke bentuk
energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau transfer informasi
2.2. IC LM 555
Pada proyek ini menggunakan IC LM 555 atau sering juga disebut IC 555 yang
memiliki banyak kegunaan. IC 555 merupakan sebuah IC timer yang bekerja berdasar
rangkaian RC dan komparator yang dirangkai dengan komponendigital (RS flip-flop).
555 yang pertama diproduksi oleh Signetics yaitu tipe SE-555 yang bekerja pada -
55C s.d. 125C dan NE-555 yang bekerja pada 0C-70C. Kemudian 555 diproduksi
dengan desain yang berbeda meliputi LM555, 556 (versi dual), dan LMC-555 (versi
CMOS). IC 555 beroperasi pada power supply DC +5v s.d. +18V dengan stabilitas
temperatur 50ppm/C(0,005%/C). Output 555 dapat berupa arus sink/source hingga
200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-amp,
transistor dan jenis IC linear lain.
(a) (b)
Gambar 1.1. (a) IC LM 555 (b) Pin out IC LM 555
2
Pin Out IC 555:
Pin 1 (Ground). Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan
tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian
eksternalnya.
Pin 2 (Trigger). Berfungsi untuk membuat output high, ini terjadi pada saat
level tegangan pin trigger dari High menuju < 1/3 Vcc.
Pin 3 (Output). Output mempunyai 2 keadaan, High dan Low.
Pin 4 (Reset). Pada saat low, pin 4 akan reset. Pada saat reset, output akan
Low. Supaya bisa bekerja, pin 4 harus diberi High.
Pin 5(Voltage Control). Jika pin 5 diberi tegangan, maka level tegangan
threshold akan berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan
berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5.
Pin 6(Threshold). Untuk membuat output Low, terjadi pada saat tegangan pin 6
dari Low menuju > 1/3 Vcc.
Pin 7(Discharge). Output Low, pin 7 akan Low Impedance. Output High, pin 8
akanHigh Impedance.
Pin 8 (Vcc). Pin ini untuk menerima supply DC voltage yang diberikan.
Biasanya akan bekerja jika diberi tegangan 5 12V(maksimum 18 V).
Timer 555 dapat beroperasi baik sebagai monostable maupun astable. Keluaran
gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50
99.9% dan frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz. Rangkaian
monostable adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk membangkitkan atau
menghasilkan satu pulsa sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sedangkan rangkaian
astable adalah rangkaian yang mengahasilkan dua macam lebar pulsa yang bisa sama
atau berbeda secara berulang ulang dengan kecepatan sesuai dengan yang telah
ditentukan.
2.3. Relay
Relay adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari
kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang
digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. Berdasarkan cara kerja, dibagi
sebagai berikut:
a. Normal terbuka. Kontak sakelar tertutup hanya jika relai dihidupkan.
b. Normal tertutup. Kontak sakelar terbuka hanya jika relai dihidupkan.
c. Tukar-sambung. Kontak sakelar berpindah dari satu kutub ke kutub lain
saat relai dihidupkan.
d. Bila arus masuk Pada gulungan maka seketika gulungan,maka seketika
gulungan akan berubah menjadi medan magnit.gaya magnit inilah yang
akan menarik luas sehingga saklar akan bekerja.
3. Blok Diagram Sistem
Gambar 1.2. Blok Diagram sistem
3
4. Gambar Rangkaian
4.1.Rangkaian Sensor
Gambar 1.3. Rangkaian Sensor
4.2. Rangkaian Alarm
Gambar 1.4. Rangkaian Alarm
5. Komponen
Komponen yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut:
IC LM 555 3 buah
Resistor 1K (2 buah), 68K, dan 10K (3 buah).
Variable Resistor 100K 2 buah
Capacitor 10uF, 100nF (2 buah), 10nF, dan 220uF
Buzzer
LED
Baterai 9V
6. Cara Kerja Sistem
Cara kerja sistem ini sangat sederhana, yaitu memanfaatkan listrik statis dari tangan
manusia. Ketika plat disentuh maka akan mentrigger kaki base dari transistor Q1 yang
berfumgsi sebagai switching, sehingga arus dari Vcc akan menuju ke pin 2 IC 555 sebagai
trigger untuk mengaktifkannya. Ketika IC aktif maka output pada pin 3 juga akan
mentrigger Q2 sampai on dan akan mengaktifkan relay. Lama pengaktifan relay
tergantung dari konstanta waktu VR1 dan C1 dengan rumusan:
t=1.1(R.C)
4
Gambar 1.4. Grafik saat R=100K ohm dan C=220uF
t=1.1 (100K . 220 uF)= 24.2 s
Bisa dilihat dari grafik diatas bahwa pada saat R=100K ohm dan C=220uF waktu
pengaktifan relay sekitar 24 s.
Kemudian ketika relay aktif maka output akan menuju ke alarm. Pada rangkaian
alarm, IC 555 yang pertama berfungsi sebagai astable dengan frekuensi sebesar:


( )
High time dan Low time bisa dihitung sebagai berikut:
Hightime=0.69(R1.C) danLowtime=0.69(R2.C)
High time
Low time
5
Sedangkan IC 555 yang kedua berfungsi sebagai Control Voltage input yang
menghasilkan frekuensi output lebih besar atau lebih kecil dari frekuensi yang diatur oleh R1,
R2, dan C.
7. Pengujian dan Analisa Data
Berikut ini adalah tabel pengujian yang telah dilakukan. Untuk R=100K dan C=220uF.
Vcc
[V]
Vout
[V]
Kepekaan
Sensor [s]
Lama
Pengaktifan
Relay [s]
9 4,3 0,15 24,6
10 5,2 0,15 24,6
12 6,4 0,15 24,6
15 7,2 0,15 24,6
Bisa dilihat bahwa sensor cukup peka ketika mendapat sentuhan dan waktu relay aktif juga
lama dan konstan untuk setiap Vcc. Tetapi yang berbeda adalah Vout dari relay menjadi
turun. Disini terdapat tegangan drop sehingga Vout dari relay turun. Hal ini mungkin
disebabkan adanya impedansi pada relay sehingga tegangan outputnya terbagi dan ini
berakibat bunyi yang dihasilkan oleh buzzer pada rangkaian alarm menjadi lebih kecil.
8. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian dan analisa data maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
a. Waktu aktif relay cukup lama tergantung dari pengaturan variabel resistor dan ini
tidak dipengaruhi oleh besarnya Vcc.
b. Sensor ini sangat peka terhadap sentuhan dari tangan manusia sehingga bisa
dimanfaatkan sebagai alarm anti maling.

Вам также может понравиться