KE PT MADU BARU Jl. Padokan No. 48 Tirtonimolo , Kasihan, Bantul Yogyakarta
DI SUSUN OLEH : NAMA : TOFIK NURROCHMAN NIS : 10357 KELAS : XII TEI.A BID. STUDI KEAHLIAN : Teknologi dan Rekayasa. PROG. STUDI KEAHLIAN : Tehnik Elektronika. KOMPETENSI KEAHLIAN : Tehnik Elektronika Industri.
6
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar Pengesahan Laporan Kegiatan Kunjungan Industri ( KI ) Di PT Madu Baru Mulai Tanggal 2 Juli 2013, jam 09.00 wib 13.00 wib
Di Syahkan Pada :
Hari : Tanggal : Di :
Wali kelas XII TEI.A Pembimbing
Drs.A. Iriayanto Drs. A. Iriyanto
Mengetahui Kepala SMK Maarif 1 Kebumen
Drs. Khomsin, M.Pd
7
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan kenaikan kelas pada Tahun pelajaran 2013/2014.. Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu. Untuk itu, pada kesempatan ini melalui laporan, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs.H. KHOMSIN,M.Pd selaku kepala sekolah SMK MAARIF 1 KEBUMEN yang telah memberikan izin, sehingga dapat membantu kelancaran dalam penelitian dan sampai terselesaikannya laporan ini. 2. Bapak Drs.A. IRIYANTO, selaku wali kelas sekaligus pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis. 3. Ayah dan ibu tercinta, yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian laporan ini. Dengan segala kerendahan, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik dari segenap pembaca sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan ini.
Kebumen, 20 Juli 2013
Penyusun
8
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 5 A. Latar Belakang Kunjungan Industri ....................................................... 5 B. Tujuan Kunjungan Industri .................................................................... 6 C. Waktu dan Tempat Kunjungan Industri ................................................. 6 D. Manfaat Kunjuangan Industri ............................................................... 6 BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................. 7 A. Profil Peusahaan ................................................................................... 7 B. Struktur Organisasi ............................................................................... 9 BAB III PROSES KEGIATAN ................................................................ 13 A. Proses kegiatan ...................................................................................... 13 1. Produksi. 13 2. Permodalan. 14 3. Alur proses produksi.. 14 BAB IV PENUTUP. 20 A. kesimpulan 20 B. Saran saran 20 C. Lampiran lampiran 21
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kunjungan Industri
Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah harus dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian standar serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan itu maka siswa kelas XII SMK MAARIF 1 KEBUMEN harus mulai dikenalkan dengan dunia industri (perusahaan). Salah satu pengenalan tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan Kunjungan Industri. Kunjungan Indusatri merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa dan guru. perusahaan atau industri yang dikunjungi seharusnya sesuai dengan jenis program keahlian yang dimiliki SMK. Kompetensi Keahlian Tehnik Elektronika Industri memiliki berbagai pilihan industri yang dapat dikunjungi, salah satunya adalah PT. MADUKISMO/MADU BARU. Mengingat banyak alat industry yang di gunakan oleh PT. MADUKISMO/MADU BARU yang dapat dijadikan bahan belajar siswa.
10
B. Tujuan Kunjungan Industri (KI) merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan( Sekolah) untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai objek yang dikunjungi. Adapun tujuan dari Kunjungan Industri antara lain: 1. Memenuhi salah satu tugas yang diberikan dari guru/sekolah. 2. Menambah Ilmu Pengetahuan dalam Dunia Kerja. 3. Menambah wawasan yang lebih luas mengenai objek yang dituju.
C. Waktu Dan Tempat Kunjungan Industri Waktu Pelaksanaan : 2 Juni 2013 Tempat Pelaksanaan : PT. MADUKISMO/ MADU BARU
D. Manfaat Kunjungan Industri 1. Memperoleh pengalaman dari objek yang dituju 2. Memperoleh pengetahuan tentang objek yang dituju 3. Mengetahui tata cara pembuatannya
11
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah perusahaan PG-PS Madukisimo adalah satu-satunya Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/spritus di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya Gula Pasir. Sebagai perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibangun : Tahun 1995 Atas prakarsa : Sri Sultan Hamengku Buwono IX Diresmikan : Tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI pertama Ir.Soekarno Mulai Produksi : Pabrik Gula : Tahun 1958 Pabrik Spritus : Tahun 1959 2. Lokasi Diatas lokasi Bangunan Pabrik Gula Padokan (satu diantara dari 17 Pabrik Gula di Daerah Istimewa yogyakarta yang dibangun pemerintah belanda, tetapi di bumi hanguskan pada masa pemerintah Jepang), yang terletak di Desa Padokan, kelurahan Tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Kontraktor utama Machine Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur. 4. Status Perusahaan Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 juni 1955. Diberi nama: pabrik-pabrik Gula Madubaru PT (P2G. Madubaru PT), memiliki dua pabrik :
5. Pemilik Saham Pada awal berdiri : 75% milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX, 25% milik pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Saat ini telah dirubah menjadi sbb: 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X, 35% milik pemerintah (dikuasakan kepada PT. RajaWali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN) 6. Kronologi status perusahaan dan perubahan Management Th. 1955-1962 : Perusahaan Swasta (PT) Th.1962-1966 : Bergabung dengan Perusahaaan Negara dibawah BPU- PPN ( Badan Pimpinan Umum- Perusahaan negara), karena ada policy pemerintah RI yang mengambil alih semua perusahaan di Indonesia. Th. 1966 : BPU-PPN bubar. PG-PG di Indonesia boleh memilih : tetap sebagai Perusahaan Negara atau keluar menjadi Perusahaan Swasta (PT). PT Madubaru memilih Perusahaan Swasta. Th.1966-1984 : PT. Madubaru kembali mejadi perusahaan Swasta dengan susuna Direksi yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Presiden Direktur. Tanggal 4 maret 1984 - 4 Ferbruari 2004 diadaka kontrak management dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang salah satu BUMN milik Depertemen keuangan RI. Tanggal 24 Februari 2004 - sekarang. PT. Madubaru menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara profesional dan independent.
13
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
D e w a n
k o m i s a r i s
S e k
D E K O M
P e n a s e h a t
D i r e k t u r
K a b a g .
S D M
&
u m u m
K a b a g .
A k t
&
K e u
K a b a g .
P a b r i k a s i
K a b a g .
I n s t a l a s i
K a b a g .
T a n a m a n
K a b a g .
P S
&
A L K
K e p a l a
b a g i a n
T L D
K a b a g .
P e m a s a r a n
S P I
14
Struktur Organisasi di PT MADU BARU YOGYAKARTA adalah sebagai berikut,beserta tugasnya masing-masing: 1.Dewan Komisaris a) Komisaris bertugas melakukan pangawasan terhadap kebijaksanaan pengelolaan Perseroan yang dilakukan Direksi, serta bertanggung jawab untuk memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain mengenai rencana pengembangan Perseroan, pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perseroan, ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta peraturan perundang- undangan yang berlaku. b) Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, Komisaris mewakili kepentingan pemegang saham dan bertanggung jawab kepada RUPS.
2.Penasehat a) Dewan Penasehat adalah orang yang ditunjuk sebagai pemberi pertimbangan dalam perjalanan organisasi berdasarkan Musyawarah Besar. b) Dewan Penasehat berkewajiban melaksanakan tugasnya sebagai pemberi pertimbangan untuk kemajuan organisasi. c) Dewan Penasehat memiliki hak dan wewenang memberikan masukan, kritikan dan saran yang konstruktif kepada Dewan pengurus.
3.Sek. Dekom ( Sekretaris Dewan Komisaris ) a) Membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak Stakeholder b) Mengupayakan kelancaran pelaksanaan agenda Direksi c) Mengkomunikasikan kebijakan perusahaan dan atau pemerintah kepada pihak internal dan eksternal d) Melaksanakan kegiatan kesekretariatan perusahaan e) Melaksanakan kegiatan identifikasi risiko, pengukuran risiko dan perumusan risk profile serta pemantauan dan pengendalian risiko f) Mengelola dan mengembangkan sistem informasi perusahaan g) Menyiapkan laporan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku h) Mengkoordinasikan bahan-bahan laporan untuk Rapat Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
4. Direktur a) Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham. b) Mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk melaksanakan kebijakan yang ditetapkan rapat umum pemegang saham. c) Merumuskan tujuan (goal) perusahaan dan menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. 15
d) Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun dan menetapan kebijaksanaan untuk dapat meningkatkan efisiensi kerja pada tahun yang akan datang. 5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan a) Bertanggung jawab kepada direktur. b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang akuntansi dan keuangan perusahaan. c) Menangani kegiatan perhitungan gaji dan upah karyawan, tunjangan dan hak penerimaan sosial karyawan yang lain, dan menyelenggarakan administrasi pendapatan kerja. 6. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum a) Bertanggung jawab kepada direktur. b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang sumber daya manusia, tata usaha, personalia, dan semua kegiatan di bidang pengelolaan tenaga kerja dan kesehatan karyawan.
7. Kepala Bagian TLD a) Mengendalikan kuantitas dan kualitas produksi tebu luar daerah termasuk rencana keperluan material produksi. b) Melaksanakan tugas yang lain yang diberikan oleh atasan. c) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Teknik.
8. Kepala Bagian Tanaman Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang penanaman dan pengendalian bibit tanaman tebu, penambahan areal tebu rakyat intensifikasi.
9. Kepala Bagian Instalasi Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang pengadaan peralatan-peralatan pendukung proses pembuatan gula, contohnya pengadaan listrik untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada pabrik, perumahan, ruangan kantor, dan kompleks pabrik.
10. Kepala Bagian Pabrikasi Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang pabrikasi untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi serta untuk menjaga kualitas produksi.
16
11. Kepala PS dan ALK (Spiritus dan Alkohol) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang produksi spiritus dan alkohol sebagai produk sampingan selain gula yang merupakan produk utama perusahaan.
12. Kepala Bagian Pemasaran a) Bertanggung jawab kepada direktur. b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang penjualan produk perusahaan, aktiva, dan barang bekas perusahaan.
13. Kepala SPI (Satuan Pengawas Intern) a) Bertanggung jawab kepada direktur. b) Melaksanakan kebijakan dalam bidang pengawasan terhadap pengendalian internal perusahaan. c) Melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap semua kegiatan perusahaan untuk menentukan efisiensi dan efektifitasnya dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
17
BAB III PROSES KEGIATAN A. Proses kegiatan. Perusahaan ini melakukan berbagai kegiatan meliputi : 1. Produksi. a. Produksi Utama (dari PG. Madukismo) Gula Pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (gula kristal putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia). b. Produksi Sampingan (dari PS. Madukismo) - Alkohol Murni (kadar Minimal 95%) - Spristus Bakar (kadar 94%) Mutu dipantau oleh oleh Balai Penelitian kimia Departemen perindustrian dan PT. Sucoffindo Indonesia c. Hasil Produksi rata-rata pertahun 1. Pabrik gula : - Bahan baku tebu 400.000 500.000 ton pertahun - Hasil gula SHS : = 35.000 ton pertahun - Rendemen antara 7,0%-8,5% - Bahan pembantu : Batu Gamping dan Belerang 2. Pabrik spritus : - Bahan baku : tetes dari PG. Madukismo 30.000 ribu ton pertahun. - Hasil Alkohol : 8 juta liter pertahun - Dipasarkan sebagai alkohol murni dan Spritus bakar - Bahan pembantu pupuk Urea, NPK, Asam sulfat
18
d. Masa produksi v Pabrik Gula Sekitar 5 sampai 6 bulan per tahun (24 jam/hari). Terus menerus, antara bulan Mei s/d Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk memelihara mesin pabrik (servis, revisi, perbaikan, pergantian dll) v Pabrik Spritus Sekitar 9 sampai 11 bulan pertahun (24 jam/hari). 2. Permodalan Selain modal sendiri juga mendapatkan kredit dari bank pemerintah untuk operasional dan investasi. Kapasitas PG. Madukismo : - Desain awal 1.500 ton pertahun - Tahun 1976 ditingkatkan lagi menjadi : 2.500 tth - Tahun 1992 ditingkatka lagi menjadi : 3000 tth - Tahun 2006 sampai sekarang : 3.500 tth PS. Madukismo : - Tahun 1976 awal 15.000 liter Alkohol per hari - Tahun 2002 ditingkatkan menjadi 25.000 liter Alkohol perhari 3. Alur proses produksi gula tebu. Proses pembuatan gula dari awal hingga akhir dibagi menjadi tahapan- tahapan sebagai berikut: a. Pemanenan Tebu Guna mendapatkan hasil gula yang maksimal maka tanaman tebu yang ditimbang adalah yang telah berumur sekitar 10-12 bulan. Penebangan tebu juga harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik, sehingga tidak ada tebu yang tertimbun untuk menunggu masuk ke pabrik dimana kualitas tebu akan menurun (cenderung busuk) dan akan menurunkan kualitas gula yang dihasilkan. Pelaksanaan penebangan tebu ini dilakukan oleh bagian 19
tebang tebu, sedangkan untuk pengangkutan tebunya yaitu dengan menggunakan truk-truk dan lori pengangkut tebu.
b. Penimbangan Tebu Penimbangan tebu dilakukan sebelum tebu masuk ke dalam gilingan dimana hal ini dimaksudkan untuk mengetahui : Banyaknya tebu yang masuk ke gilingan, yaitu untuk menyesuaikan kapasitas mesin gilingan. b. Mengetahui banyaknya hasil panen. c. Pelaksanaan administrasi penebangan. d. Mengetahui perbandingan berat tebu masuk dengan hasil gula yang diperoleh, dengan demikian kualitas dan kadar gula dari tebu dapat diketahui secara keseluruhan.
c. Pemerahan Nira Stasiun gilingan ini digunakan untuk menghasilkan nira tebu yang diambil dari tebu, dengan menggunakan proses penggilingan. Jumlah gilingan yang ada di stasiun gilingan ada 5 buah gilingan agar tebu yang digiling dapat diambil niranya semaksimal mungkin.Langkah pemisahan (pembersihan) nira adalah sebagai berikut: a. Nira gilingan I dan gilingan II ditampung, lalu langsung dialirkan ke proses berikutnya. b. Nira dari gilingan III dikembalikan ke gilingan II untuk mengencerkan nira pada gilingan II. c. Nira dari gilingan IV dikembalikan ke gilingan III untuk mengencerkan nira pada gilingan III. d. Nira dari gilingan V dikembalikan ke gilingan IV untuk mengencerkan nira pada gilingan IV. Nira hasil pemerahan ditambahkan air imbibisi sebanyak 15% sampai dengan 18% dari tebu yang digiling dan dengan suhu air sekitar 80 C. Guna menghindari rusaknya nira mentah yang disebabkan adanya bakteri pembusuk yang hidup di dalam suasana asam, maka secara periodik pada setiap tahap gilingan yang dilewati nira disemprot dengan uap baru untuk mencapai thermal death point yaitu pada suhu uap dimana bakteri tersebut akan mati. Menghindari rusaknya pompa akibat nira yang kotor oleh serat-serat halus maka hasil pemerahannya harus disaring dan kotorannya dibawa ke krepyak dengan menggunakan 20
scrapper. Nira mentah yang dihasilkan oleh stasiun gilingan dikirim ke stasiun pemurnian nira dan kemudian ampas tebu dikirim ke stasiun ketel untuk digunakan sebagai bahan bakar. d. Pemurnian Nira Tugas dari bagian ini adalah untuk menjernihkan nira mentah yang dihasilkan oleh stasiun gilingan, yaitu dengan cara pemanasan, pemberian air kapur, dan penetralan dengan gas CO2.Proses penjernihan nira ada 3 macam, yang masing-masing menggunakan bahan-bahan pembantu, antara lain : a. Karbonitasi Bahan pembantu yang digunakan adalah bahan susu kapur (calkmilk) ca(OH)2, sulfur dioksida SO2, dan gas CO2. b. Pencapuran nira mentah dengan susu kapur yang kemudian dinetralisir dengan CO2 menghasilkan gula SHS.
c. Destilasi Bahan pembantu yang digunakan adalah kapur, pada proses ini gula yang dihasilkan adalah jenis HS (berwarna agak kemerah-merahan). d. Sulfitasi Proses ini menghasilkan gula SHS yang berwarna kekuning- kuningan, proses inilah yang digunakan di PT. Madu Baru. Urutan penjernihan nira adalah sebagai berikut : a. Pembersihan nira dari gilingan. b. Pencampuran nira dengan susu kapur, perbandingannya 5 liter susu kapur untuk 3 ton nira. c. Kemudian dipompakan ke pemanas I (preheater I), pada tempat ini dilakukan pemanas sampai 70 C dengan tujuan untuk mematikan bakteri pembusuk dan juga mengendapkan protein dari gula, pada keadaan nira mempunyai PH sekitar 10 atau bersifat basa. d. Nira tersebut selanjutnya dimasukkan ke alat sulfitasi dan dicampur gas CO2 dengan kadar kurang lebih 11%, sehingga nilai PH berubah menjadi 7,2. e. Nira dipanaskan dalam pemanas II, kemudian dipompakan ke ekspander dengan maksud agar gas- gas yang ada terlepas atau terbuang dan selanjutnya nira diendapkan.
21
e. Penguapan Nira Stasiun penguapan ini bertugas menguapkan sebagian air dari nira encer (dunsap) menjadi nira kental (diksap), dengan tekanan tertentu sehingga air yang menguap mencapai sekitar 70%. Kandungan air dari nira encer berasal dari batang tebu, imbibisi, dan air dari pencucian vacum filter. Nira dipanaskan agar suhunya mendekati titik didih sekitar 110-115 C pada pesawat pemanas III. Nira kemudian dipanaskan di stasiun penguapan nira sehingga nira menjadi kental. Penguapan nira dilakukan dengan sistem quintiple effect, yaitu setiap 1 kg uap dapat menguapkan 5 kg air yang terkandung dalam nira, kemudian nira diuapkan melalui 5 bejana penguapan secara seri sehingga diperoleh efisiensi dalam penggunaan panas karena uap bejana I menguapkan nira pada bejana II, dan seterusnya. Penguapan dilakukan pada tekanan di bawah nol (minus) dengan maksud agar titik didihnya menjadi rendah dan kerusakan sukrosa akibat suhu tinggi dapat dihindari karena hal ini dapat menurunkan warna gula yang semula mempunyai kadar kering terlarut (brix) sekitar 18% sampai dengan 19%, setelah diuapkan naik menjadi 62% sampai dengan 64%. Nira kental berwarna gelap disebabkan oleh zat-zat warna akibat pengaruh suhu yang terlalu tinggi, oleh karena itu perlu diberikan gas CO2 agar menjadi lebih terang.
f. Kristalisasi Stasiun ini biasanya lebih dikenal dengan istilah kristalisasi, yang bertugas untuk mengubah nira kental (diksap) menjadi kristal gula dengan ukuran yang sama dan mengusahakan gula yang terlarut dalam tetes (melase) sekecil mungkin. Nira kental dari stasiun penguapan ini selanjutnya ditampung dalam peti-peti tunggu serta telah siap untuk dikristalkan. Metode pemasakan gula adalah dengan pendidihan biasa atau dengan penguapan air, namun dilakukan di bawah tekanan sekitar 62 cmHg agar suhu didihnya cukup rendah yaitu sekitar 65 C. Proses penguapan yang terus menerus akan menyebabkan larutan gula (nira kental) akan menjadi lebih jenuh, hingga timbul kristal-kristal gula. Guna mendapatkan hasil kristal yang setinggi-tingginya, maka pengkristalan dilakukan 3 kali (disebut A B C), sebagian bahan pemanas seperti pada pam penguap, dipakai uap bekas kondensatnya kemudian dikirim ke ketel sebagai feed water boiler. Secara umum maka fungsi dari stasiun masakan (pemasakan) adalah mengkristalkan nira kental atau larutan-larutan lainnya (strop, 22
clare, dan lain sebagainya) menjadi campuran antara kristal gula dan larutan yang belum mengkristal. Seluruh bahan tersebut kemudian dikirim ke stasiun sentrifugal untuk dipisahkan antara kristal dan larutan, kemudian larutan yang belum menjadi kristal dikirim ke stasiun masakan untuk dikristalkan kembali.
g. Sentrifugal Alat ini berfungsi memisahkan campuran antara kristal gula dengan cairan tetes. Pesawat ini merupakan suatu peralatan pemisah (separator) yang menggunakan gaya sentrifugal sebagai proses pemisahannya. Sesuai dengan jenis masakannya, maka ada 3 jenis putaran (sentrifugal), yaitu putaran A, putaran B, dan putaran C. Guna mendapatkan kristal gula yang putih, maka gula tersebut harus diputar 2 kali, sehingga ada AI, BI, CI ataupun ABII (SHS). Larutan I disebut dengan strop, sedangkan pada larutan II disebut dengan clare atau cucian. Putaran CI akan mengeluarkan larutan terakhir yang sudah tidak dapat dikristalkan lagi disebut tetes atau final molasses yang kemudian dikirim ke Pabrik Spiritus untuk dibuat spiritus. Hasil-hasil yang didapat dari stasiun putaran ini adalah : a. Gula produk (SHS) yang akan diteruskan ke stasiun akhir. b. Stropostrop yang akan menuju peti untuk dimasak kembali. c. Tetes, setelah ditimbang akan ditampung dan diolah menjadi alkohol/spiritus.
h. Finishing Gula SHS yang keluar dari sentrifugal (putaran) terlebih dahulu dikeringkan dalam alat pengering yang sekaligus sebagai alat transport yang disebut grass hopper conveyor dan dikirim ke gudang gula, setelah melewati elevator dan belt conveyor, pada bagian ini juga terjadi pemisahan fraksi-fraksi gula produk yaitu gula kasar disaring dengan screen kawat secara bertahap agar dapat dipisahkan antara gula produk, gula halus, dan gula kasar. Gula halus dan gula kasar tersebut kemudian dicairkan dan diolah untuk dikristalkan kembali. Sedangkan untuk gula produk akan langsung diteruskan masuk ke gudang pusat untuk dikemas ke dalam kemasan karung goni plastik dengan berat 50 kg/karung dan ke dalam kemasan plastik dengan berat 1 kg.
23
4. Panenan Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan, koefisiensi daya tahan dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai. Tebu diangkut dari kebun dengan truk atau loro tebu. Pelaksanaan tebang bisa dilakukan petani sendiri atau diserahkan pabrik dengan biaya petani sesuai kesepakatan dalam FMPG (Forum Musyawarah Produksi Gula). Beberapa KUD yang mandiri telah dapat melaksanakan tebang angkut sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan kapasitas giling agar tidak terjadi stagnasi di emplasement yang akan menurunkan rencemen dan sebaliknya kekurangan tebu akan menyebabkan berhenti giling. produksi ampas berkurang, sehingga perlu suplesi BBM untuk bahan bakar stasiun Boiler, jumlah tebu ditebang per hari sekitar 3.000 tahun, alat trasnportasinya : 80% menggunakan truk sisanya : 20% dengan lori
24
BAB IV PENUTUP Puji syukur kehadirat Allah SWT karena anugrahnya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dengan terselesaikannya laporan ini, maka salah satu tugas penulis untuk memenuhi tugasi kegiatan kunjungan industri telah selesai walaupun dengan keterbatasan kemampuan. A. Kesimpulan PT. Madubaru yang berlokasi di daerah Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok Pabrik Gula dan Pabik alkohol/spritus Madukismo denga potensi dan kesempatan pengembangan usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan Agri industri yang berbasi tebu dan dikelola secara profesional dan inovatif menghadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati. Dengan menggunakan strategi bisnis Overall Cost Leadership pada usaha pokok dan strategi bisnis differensiasi pada diversifikasi usaha maka PT. Madubaru siap menghadapi persaingan di era globalisasi sampai khususnya tahun 2009 dan tahun-tahun mendatang. Dengan sistem produksi yang terus berusaha menjaga kestabilan produksi dengan cara terus melakukan perbaikan, PT. Madubaru menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat petani tebu dan investor yang menanamkan modalnya. B. Saran saran.
Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan industri berikutnya, kami mempunyai beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat. Kesan : a. Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan baik. b. Kunjungan industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat langsung karyawan-karyawan yang sedang bekerja di perusahaan tersebut. c. Banyak pengalaman yang kami peroleh di perusahaan tersebut. d. Kami mendapatkan banyak keterangan mengenai perusahaan yang kami perlukan. Saran : a. Sebaiknya pimpinan lebih jelas dalam menerangkan atau menjelaskan tentang bagian-bagian atau tugas-tugas karyawanya. b. Kegiatan lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat mengetahui proses pembuatannta. c. Diharapkan agenda program Kunjungan Industri ini tetap berjalan setiap tahunnya. 25
C. Lampiran lampran.
Gb. Stasiun penggilingan tebu Pada bagian ini tebu yang sudah di timbang akan di giling menjadi serbuk tebu yang kemudian akan dip eras Gb. Stasiun pemerahan nira Pada bagian ini nira dari ampas / serbuk tebu akan dip eras yang melalui beberapa proses pemerasan agar dapat menghasilkan nira yang sebagus mungkin. 26
Gb. Tangki pemasakan Pada bagian ini nira yang sudah dip eras akan di alirkan ke dalam tangki tangki dan di masak dengan suhu 400 0 c Gb. Putaran gula Gula yang sudah di masak akan di alirkan kealat ini dan di tambahkan susu kapur atau batu gamping, kemudian di putar untuk mencampur dengan rata dan mengkristalkan gula 27
Gb. Broadbend Alat ini berfungsi sebagai pemisah Kristal gula. Kristal gula yang dari putaran gula kemudian di masukan kealat ini kemudian di pisahkan dengan tebu tetesnya. Gb. Encek encek. Alat ini berfungsi sebagai pemecah Kristal gula. Kristal gula yang dari broadbend akn di pecah pada alat ini agar menjadi butiran gula yang lebih kecil dan halus 28
Lain lain.
Gb. Produk utama PT. madukismo / madu baru
Gb. Produk sampingan PT. madukismo / madu baru
Gb. Pengepakan gula. Gula yang sudah halus akan di kemas pada alat ini deng ukuran 1 kg dan 50 kg