Вы находитесь на странице: 1из 24

5

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI


SMK MAARIF 1 KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2013


KE PT MADU BARU
Jl. Padokan No. 48 Tirtonimolo , Kasihan, Bantul
Yogyakarta

DI SUSUN OLEH :
NAMA : TOFIK NURROCHMAN
NIS : 10357
KELAS : XII TEI.A
BID. STUDI KEAHLIAN : Teknologi dan Rekayasa.
PROG. STUDI KEAHLIAN : Tehnik Elektronika.
KOMPETENSI KEAHLIAN : Tehnik Elektronika Industri.


6

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar Pengesahan Laporan Kegiatan Kunjungan Industri ( KI )
Di PT Madu Baru Mulai Tanggal 2 Juli 2013, jam 09.00 wib 13.00 wib

Di Syahkan Pada :

Hari :
Tanggal :
Di :



Wali kelas XII TEI.A Pembimbing



Drs.A. Iriayanto Drs. A. Iriyanto


Mengetahui
Kepala SMK Maarif 1 Kebumen



Drs. Khomsin, M.Pd


7

KATA PENGANTAR


Asalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik dan lancar. Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan kenaikan kelas
pada Tahun pelajaran 2013/2014..
Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu. Untuk itu,
pada kesempatan ini melalui laporan, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.H. KHOMSIN,M.Pd selaku kepala sekolah SMK MAARIF 1
KEBUMEN yang telah memberikan izin, sehingga dapat membantu kelancaran
dalam penelitian dan sampai terselesaikannya laporan ini.
2. Bapak Drs.A. IRIYANTO, selaku wali kelas sekaligus pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis.
3. Ayah dan ibu tercinta, yang telah mendukung dan membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Dengan segala kerendahan, penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik dari segenap pembaca sangat
diharapkan guna penyempurnaan laporan ini.




Kebumen, 20 Juli 2013


Penyusun



8

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 5
A. Latar Belakang Kunjungan Industri ....................................................... 5
B. Tujuan Kunjungan Industri .................................................................... 6
C. Waktu dan Tempat Kunjungan Industri ................................................. 6
D. Manfaat Kunjuangan Industri ............................................................... 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................. 7
A. Profil Peusahaan ................................................................................... 7
B. Struktur Organisasi ............................................................................... 9
BAB III PROSES KEGIATAN ................................................................ 13
A. Proses kegiatan ...................................................................................... 13
1. Produksi. 13
2. Permodalan. 14
3. Alur proses produksi.. 14
BAB IV PENUTUP. 20
A. kesimpulan 20
B. Saran saran 20
C. Lampiran lampiran 21









9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kunjungan Industri

Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil
tingkat menengah harus dituntut harus mampu membekali tamatan dengan
kualifikasi keahlian standar serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan
tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan itu maka siswa kelas XII SMK MAARIF 1
KEBUMEN harus mulai dikenalkan dengan dunia industri (perusahaan). Salah
satu pengenalan tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan Kunjungan Industri.
Kunjungan Indusatri merupakan sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi siswa dan guru. perusahaan atau industri yang dikunjungi
seharusnya sesuai dengan jenis program keahlian yang dimiliki SMK. Kompetensi
Keahlian Tehnik Elektronika Industri memiliki berbagai pilihan industri yang
dapat dikunjungi, salah satunya adalah PT. MADUKISMO/MADU BARU.
Mengingat banyak alat industry yang di gunakan oleh PT. MADUKISMO/MADU
BARU yang dapat dijadikan bahan belajar siswa.














10

B. Tujuan
Kunjungan Industri (KI) merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh
Lembaga Pendidikan( Sekolah) untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas
mengenai objek yang dikunjungi. Adapun tujuan dari Kunjungan Industri antara
lain:
1. Memenuhi salah satu tugas yang diberikan dari guru/sekolah.
2. Menambah Ilmu Pengetahuan dalam Dunia Kerja.
3. Menambah wawasan yang lebih luas mengenai objek yang dituju.

C. Waktu Dan Tempat Kunjungan Industri
Waktu Pelaksanaan : 2 Juni 2013
Tempat Pelaksanaan : PT. MADUKISMO/ MADU BARU

D. Manfaat Kunjungan Industri
1. Memperoleh pengalaman dari objek yang dituju
2. Memperoleh pengetahuan tentang objek yang dituju
3. Mengetahui tata cara pembuatannya















11

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. PROFIL PERUSAHAAN.
1. Sejarah perusahaan
PG-PS Madukisimo adalah satu-satunya Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/spritus
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk
mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya Gula Pasir.
Sebagai perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dibangun : Tahun 1995
Atas prakarsa : Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Diresmikan : Tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI pertama Ir.Soekarno
Mulai Produksi : Pabrik Gula : Tahun 1958
Pabrik Spritus : Tahun 1959
2. Lokasi
Diatas lokasi Bangunan Pabrik Gula Padokan (satu diantara dari 17 Pabrik Gula
di Daerah Istimewa yogyakarta yang dibangun pemerintah belanda, tetapi di bumi
hanguskan pada masa pemerintah Jepang), yang terletak di Desa Padokan,
kelurahan Tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
3. Kontraktor utama
Machine Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur.
4. Status Perusahaan
Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 juni 1955. Diberi nama: pabrik-pabrik
Gula Madubaru PT (P2G. Madubaru PT), memiliki dua pabrik :

- Pabrik Gula (PG) madukismo
- Pabrik Alkohol/spristus (PS) Madukismo

12

5. Pemilik Saham
Pada awal berdiri : 75% milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX, 25% milik
pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Saat ini telah dirubah menjadi sbb:
65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X, 35% milik pemerintah (dikuasakan
kepada PT. RajaWali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN)
6. Kronologi status perusahaan dan perubahan Management
Th. 1955-1962 : Perusahaan Swasta (PT)
Th.1962-1966 : Bergabung dengan Perusahaaan Negara dibawah BPU-
PPN ( Badan Pimpinan Umum- Perusahaan negara), karena ada policy pemerintah
RI yang mengambil alih semua perusahaan di Indonesia.
Th. 1966 : BPU-PPN bubar.
PG-PG di Indonesia boleh memilih : tetap sebagai Perusahaan Negara atau keluar
menjadi Perusahaan Swasta (PT). PT Madubaru memilih Perusahaan Swasta.
Th.1966-1984 : PT. Madubaru kembali mejadi perusahaan Swasta
dengan susuna Direksi yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai
Presiden Direktur.
Tanggal 4 maret 1984 - 4 Ferbruari 2004 diadaka kontrak management dengan
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang salah satu BUMN milik
Depertemen keuangan RI. Tanggal 24 Februari 2004 - sekarang. PT. Madubaru
menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara profesional dan independent.










13

B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


























D
e
w
a
n

k
o
m
i
s
a
r
i
s

S
e
k

D
E
K
O
M

P
e
n
a
s
e
h
a
t

D
i
r
e
k
t
u
r

K
a
b
a
g
.

S
D
M

&

u
m
u
m

K
a
b
a
g
.

A
k
t

&

K
e
u

K
a
b
a
g
.

P
a
b
r
i
k
a
s
i

K
a
b
a
g
.

I
n
s
t
a
l
a
s
i

K
a
b
a
g
.

T
a
n
a
m
a
n

K
a
b
a
g
.

P
S

&

A
L
K

K
e
p
a
l
a

b
a
g
i
a
n

T
L
D

K
a
b
a
g
.

P
e
m
a
s
a
r
a
n

S
P
I

14

Struktur Organisasi di PT MADU BARU YOGYAKARTA adalah sebagai
berikut,beserta tugasnya masing-masing:
1.Dewan Komisaris
a) Komisaris bertugas melakukan pangawasan terhadap kebijaksanaan
pengelolaan Perseroan yang dilakukan Direksi, serta bertanggung jawab
untuk memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain mengenai
rencana pengembangan Perseroan, pelaksanaan rencana kerja dan
anggaran Perseroan, ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b) Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, Komisaris mewakili
kepentingan pemegang saham dan bertanggung jawab kepada RUPS.

2.Penasehat
a) Dewan Penasehat adalah orang yang ditunjuk sebagai pemberi
pertimbangan dalam perjalanan organisasi berdasarkan Musyawarah
Besar.
b) Dewan Penasehat berkewajiban melaksanakan tugasnya sebagai
pemberi pertimbangan untuk kemajuan organisasi.
c) Dewan Penasehat memiliki hak dan wewenang memberikan masukan,
kritikan dan saran yang konstruktif kepada Dewan pengurus.

3.Sek. Dekom ( Sekretaris Dewan Komisaris )
a) Membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan
berbagai pihak Stakeholder
b) Mengupayakan kelancaran pelaksanaan agenda Direksi
c) Mengkomunikasikan kebijakan perusahaan dan atau pemerintah kepada
pihak internal dan eksternal
d) Melaksanakan kegiatan kesekretariatan perusahaan
e) Melaksanakan kegiatan identifikasi risiko, pengukuran risiko dan
perumusan risk profile serta pemantauan dan pengendalian risiko
f) Mengelola dan mengembangkan sistem informasi perusahaan
g) Menyiapkan laporan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku
h) Mengkoordinasikan bahan-bahan laporan untuk Rapat Komisaris dan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4. Direktur
a) Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham.
b) Mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk melaksanakan
kebijakan yang ditetapkan rapat umum pemegang saham.
c) Merumuskan tujuan (goal) perusahaan dan menetapkan strategi untuk
mencapai tujuan perusahaan.
15

d) Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun dan menetapan
kebijaksanaan untuk dapat meningkatkan efisiensi kerja pada tahun
yang akan datang.
5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
a) Bertanggung jawab kepada direktur.
b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang
akuntansi dan keuangan perusahaan.
c) Menangani kegiatan perhitungan gaji dan upah karyawan, tunjangan
dan hak penerimaan sosial karyawan yang lain, dan menyelenggarakan
administrasi pendapatan kerja.
6. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
a) Bertanggung jawab kepada direktur.
b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang sumber
daya manusia, tata usaha, personalia, dan semua kegiatan di bidang
pengelolaan tenaga kerja dan kesehatan karyawan.

7. Kepala Bagian TLD
a) Mengendalikan kuantitas dan kualitas produksi tebu luar daerah
termasuk rencana keperluan material produksi.
b) Melaksanakan tugas yang lain yang diberikan oleh atasan.
c) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur
Teknik.

8. Kepala Bagian Tanaman
Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang
penanaman dan pengendalian bibit tanaman tebu, penambahan areal
tebu rakyat intensifikasi.

9. Kepala Bagian Instalasi
Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang
pengadaan peralatan-peralatan pendukung proses pembuatan gula,
contohnya pengadaan listrik untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik
pada pabrik, perumahan, ruangan kantor, dan kompleks pabrik.

10. Kepala Bagian Pabrikasi
Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang
pabrikasi untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
produksi serta untuk menjaga kualitas produksi.

16

11. Kepala PS dan ALK (Spiritus dan Alkohol)
Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang produksi
spiritus dan alkohol sebagai produk sampingan selain gula yang
merupakan produk utama perusahaan.

12. Kepala Bagian Pemasaran
a) Bertanggung jawab kepada direktur.
b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang
penjualan produk perusahaan, aktiva, dan barang bekas perusahaan.

13. Kepala SPI (Satuan Pengawas Intern)
a) Bertanggung jawab kepada direktur.
b) Melaksanakan kebijakan dalam bidang pengawasan terhadap
pengendalian internal perusahaan.
c) Melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap semua kegiatan
perusahaan untuk menentukan efisiensi dan efektifitasnya dalam
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.














17

BAB III
PROSES KEGIATAN
A. Proses kegiatan.
Perusahaan ini melakukan berbagai kegiatan meliputi :
1. Produksi.
a. Produksi Utama (dari PG. Madukismo)
Gula Pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (gula
kristal putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI pasuruan (Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia).
b. Produksi Sampingan (dari PS. Madukismo)
- Alkohol Murni (kadar Minimal 95%)
- Spristus Bakar (kadar 94%)
Mutu dipantau oleh oleh Balai Penelitian kimia Departemen perindustrian dan
PT. Sucoffindo Indonesia
c. Hasil Produksi rata-rata pertahun
1. Pabrik gula :
- Bahan baku tebu 400.000 500.000 ton pertahun
- Hasil gula SHS : = 35.000 ton pertahun
- Rendemen antara 7,0%-8,5%
- Bahan pembantu : Batu Gamping dan Belerang
2. Pabrik spritus :
- Bahan baku : tetes dari PG. Madukismo 30.000 ribu ton pertahun.
- Hasil Alkohol : 8 juta liter pertahun
- Dipasarkan sebagai alkohol murni dan Spritus bakar
- Bahan pembantu pupuk Urea, NPK, Asam sulfat

18

d. Masa produksi
v Pabrik Gula
Sekitar 5 sampai 6 bulan per tahun (24 jam/hari). Terus menerus, antara bulan Mei
s/d Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk memelihara mesin pabrik
(servis, revisi, perbaikan, pergantian dll)
v Pabrik Spritus
Sekitar 9 sampai 11 bulan pertahun (24 jam/hari).
2. Permodalan
Selain modal sendiri juga mendapatkan kredit dari bank pemerintah untuk
operasional dan investasi.
Kapasitas
PG. Madukismo :
- Desain awal 1.500 ton pertahun
- Tahun 1976 ditingkatkan lagi menjadi : 2.500 tth
- Tahun 1992 ditingkatka lagi menjadi : 3000 tth
- Tahun 2006 sampai sekarang : 3.500 tth
PS. Madukismo :
- Tahun 1976 awal 15.000 liter Alkohol per hari
- Tahun 2002 ditingkatkan menjadi 25.000 liter Alkohol perhari
3. Alur proses produksi gula tebu.
Proses pembuatan gula dari awal hingga akhir dibagi menjadi tahapan-
tahapan sebagai berikut:
a. Pemanenan Tebu
Guna mendapatkan hasil gula yang maksimal maka tanaman tebu yang
ditimbang adalah yang telah berumur sekitar 10-12 bulan. Penebangan
tebu juga harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik, sehingga tidak ada
tebu yang tertimbun untuk menunggu masuk ke pabrik dimana kualitas
tebu akan menurun (cenderung busuk) dan akan menurunkan kualitas gula
yang dihasilkan. Pelaksanaan penebangan tebu ini dilakukan oleh bagian
19

tebang tebu, sedangkan untuk pengangkutan tebunya yaitu dengan
menggunakan truk-truk dan lori pengangkut tebu.

b. Penimbangan Tebu
Penimbangan tebu dilakukan sebelum tebu masuk ke dalam
gilingan dimana hal ini dimaksudkan untuk mengetahui :
Banyaknya tebu yang masuk ke gilingan, yaitu untuk menyesuaikan
kapasitas mesin gilingan.
b. Mengetahui banyaknya hasil panen.
c. Pelaksanaan administrasi penebangan.
d. Mengetahui perbandingan berat tebu masuk dengan hasil gula yang
diperoleh, dengan demikian kualitas dan kadar gula dari tebu dapat
diketahui secara keseluruhan.


c. Pemerahan Nira
Stasiun gilingan ini digunakan untuk menghasilkan nira tebu
yang diambil dari tebu, dengan menggunakan proses penggilingan.
Jumlah gilingan yang ada di stasiun gilingan ada 5 buah gilingan agar
tebu yang digiling dapat diambil niranya semaksimal mungkin.Langkah
pemisahan (pembersihan) nira adalah sebagai berikut:
a. Nira gilingan I dan gilingan II ditampung, lalu langsung dialirkan ke
proses berikutnya.
b. Nira dari gilingan III dikembalikan ke gilingan II untuk
mengencerkan nira pada gilingan II.
c. Nira dari gilingan IV dikembalikan ke gilingan III untuk
mengencerkan nira pada gilingan III.
d. Nira dari gilingan V dikembalikan ke gilingan IV untuk
mengencerkan nira pada gilingan IV.
Nira hasil pemerahan ditambahkan air imbibisi sebanyak 15%
sampai dengan 18% dari tebu yang digiling dan dengan suhu air sekitar
80 C. Guna menghindari rusaknya nira mentah yang disebabkan
adanya bakteri pembusuk yang hidup di dalam suasana asam, maka
secara periodik pada setiap tahap gilingan yang dilewati nira disemprot
dengan uap baru untuk mencapai thermal death point yaitu pada suhu
uap dimana bakteri tersebut akan mati. Menghindari rusaknya pompa
akibat nira yang kotor oleh serat-serat halus maka hasil pemerahannya
harus disaring dan kotorannya dibawa ke krepyak dengan menggunakan
20

scrapper. Nira mentah yang dihasilkan oleh stasiun gilingan dikirim ke
stasiun pemurnian nira dan kemudian ampas tebu dikirim ke stasiun
ketel untuk digunakan sebagai bahan bakar.
d. Pemurnian Nira
Tugas dari bagian ini adalah untuk menjernihkan nira mentah yang
dihasilkan oleh stasiun gilingan, yaitu dengan cara pemanasan,
pemberian air kapur, dan penetralan dengan gas CO2.Proses
penjernihan nira ada 3 macam, yang masing-masing menggunakan
bahan-bahan pembantu, antara lain :
a. Karbonitasi
Bahan pembantu yang digunakan adalah bahan susu kapur
(calkmilk) ca(OH)2, sulfur dioksida SO2, dan gas CO2.
b. Pencapuran nira mentah dengan susu kapur yang kemudian
dinetralisir dengan CO2 menghasilkan gula SHS.

c. Destilasi
Bahan pembantu yang digunakan adalah kapur, pada proses
ini gula yang dihasilkan adalah jenis HS (berwarna agak
kemerah-merahan).
d. Sulfitasi
Proses ini menghasilkan gula SHS yang berwarna kekuning-
kuningan, proses inilah yang digunakan di PT. Madu Baru.
Urutan penjernihan nira adalah sebagai berikut :
a. Pembersihan nira dari gilingan.
b. Pencampuran nira dengan susu kapur,
perbandingannya 5 liter susu kapur untuk 3 ton nira.
c. Kemudian dipompakan ke pemanas I (preheater I),
pada tempat ini dilakukan pemanas sampai 70 C
dengan tujuan untuk mematikan bakteri pembusuk
dan juga mengendapkan protein dari gula, pada
keadaan nira mempunyai PH sekitar 10 atau bersifat
basa.
d. Nira tersebut selanjutnya dimasukkan ke alat sulfitasi
dan dicampur gas CO2 dengan kadar kurang lebih
11%, sehingga nilai PH berubah menjadi 7,2.
e. Nira dipanaskan dalam pemanas II, kemudian
dipompakan ke ekspander dengan maksud agar gas-
gas yang ada terlepas atau terbuang dan selanjutnya
nira diendapkan.


21

e. Penguapan Nira
Stasiun penguapan ini bertugas menguapkan sebagian air dari
nira encer (dunsap) menjadi nira kental (diksap), dengan tekanan
tertentu sehingga air yang menguap mencapai sekitar 70%.
Kandungan air dari nira encer berasal dari batang tebu, imbibisi, dan
air dari pencucian vacum filter.
Nira dipanaskan agar suhunya mendekati titik didih sekitar
110-115 C pada pesawat pemanas III. Nira kemudian dipanaskan di
stasiun penguapan nira sehingga nira menjadi kental. Penguapan nira
dilakukan dengan sistem quintiple effect, yaitu setiap 1 kg uap dapat
menguapkan 5 kg air yang terkandung dalam nira, kemudian nira
diuapkan melalui 5 bejana penguapan secara seri sehingga diperoleh
efisiensi dalam penggunaan panas karena uap bejana I menguapkan
nira pada bejana II, dan seterusnya.
Penguapan dilakukan pada tekanan di bawah nol (minus)
dengan maksud agar titik didihnya menjadi rendah dan kerusakan
sukrosa akibat suhu tinggi dapat dihindari karena hal ini dapat
menurunkan warna gula yang semula mempunyai kadar kering
terlarut (brix) sekitar 18% sampai dengan 19%, setelah diuapkan
naik menjadi 62% sampai dengan 64%. Nira kental berwarna gelap
disebabkan oleh zat-zat warna akibat pengaruh suhu yang terlalu
tinggi, oleh karena itu perlu diberikan gas CO2 agar menjadi lebih
terang.

f. Kristalisasi
Stasiun ini biasanya lebih dikenal dengan istilah kristalisasi,
yang bertugas untuk mengubah nira kental (diksap) menjadi kristal
gula dengan ukuran yang sama dan mengusahakan gula yang terlarut
dalam tetes (melase) sekecil mungkin. Nira kental dari stasiun
penguapan ini selanjutnya ditampung dalam peti-peti tunggu serta
telah siap untuk dikristalkan.
Metode pemasakan gula adalah dengan pendidihan biasa atau
dengan penguapan air, namun dilakukan di bawah tekanan sekitar 62
cmHg agar suhu didihnya cukup rendah yaitu sekitar 65 C. Proses
penguapan yang terus menerus akan menyebabkan larutan gula (nira
kental) akan menjadi lebih jenuh, hingga timbul kristal-kristal gula.
Guna mendapatkan hasil kristal yang setinggi-tingginya, maka
pengkristalan dilakukan 3 kali (disebut A B C), sebagian bahan
pemanas seperti pada pam penguap, dipakai uap bekas kondensatnya
kemudian dikirim ke ketel sebagai feed water boiler.
Secara umum maka fungsi dari stasiun masakan (pemasakan)
adalah mengkristalkan nira kental atau larutan-larutan lainnya (strop,
22

clare, dan lain sebagainya) menjadi campuran antara kristal gula dan
larutan yang belum mengkristal. Seluruh bahan tersebut kemudian
dikirim ke stasiun sentrifugal untuk dipisahkan antara kristal dan
larutan, kemudian larutan yang belum menjadi kristal dikirim ke
stasiun masakan untuk dikristalkan kembali.

g. Sentrifugal
Alat ini berfungsi memisahkan campuran antara kristal gula
dengan cairan tetes.
Pesawat ini merupakan suatu peralatan pemisah (separator) yang
menggunakan gaya sentrifugal sebagai proses pemisahannya. Sesuai
dengan jenis masakannya, maka ada 3 jenis putaran (sentrifugal),
yaitu putaran A, putaran B, dan putaran C. Guna mendapatkan kristal
gula yang putih, maka gula tersebut harus diputar 2 kali, sehingga
ada AI, BI, CI ataupun ABII (SHS). Larutan I disebut dengan strop,
sedangkan pada larutan II disebut dengan clare atau cucian. Putaran
CI akan mengeluarkan larutan terakhir yang sudah tidak dapat
dikristalkan lagi disebut tetes atau final molasses yang kemudian
dikirim ke Pabrik Spiritus untuk dibuat spiritus.
Hasil-hasil yang didapat dari stasiun putaran ini adalah :
a. Gula produk (SHS) yang akan diteruskan ke stasiun akhir.
b. Stropostrop yang akan menuju peti untuk dimasak kembali.
c. Tetes, setelah ditimbang akan ditampung dan diolah menjadi
alkohol/spiritus.

h. Finishing
Gula SHS yang keluar dari sentrifugal (putaran) terlebih dahulu
dikeringkan dalam alat pengering yang sekaligus sebagai alat
transport yang disebut grass hopper conveyor dan dikirim ke gudang
gula, setelah melewati elevator dan belt conveyor, pada bagian ini
juga terjadi pemisahan fraksi-fraksi gula produk yaitu gula kasar
disaring dengan screen kawat secara bertahap agar dapat dipisahkan
antara gula produk, gula halus, dan gula kasar. Gula halus dan gula
kasar tersebut kemudian dicairkan dan diolah untuk dikristalkan
kembali. Sedangkan untuk gula produk akan langsung diteruskan
masuk ke gudang pusat untuk dikemas ke dalam kemasan karung
goni plastik dengan berat 50 kg/karung dan ke dalam kemasan
plastik dengan berat 1 kg.


23

4. Panenan
Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal,
dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa
pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan, koefisiensi daya tahan dll. Ini
dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai. Tebu diangkut dari kebun
dengan truk atau loro tebu. Pelaksanaan tebang bisa dilakukan petani sendiri atau
diserahkan pabrik dengan biaya petani sesuai kesepakatan dalam FMPG (Forum
Musyawarah Produksi Gula). Beberapa KUD yang mandiri telah dapat
melaksanakan tebang angkut sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan
kapasitas giling agar tidak terjadi stagnasi di emplasement yang akan menurunkan
rencemen dan sebaliknya kekurangan tebu akan menyebabkan berhenti giling.
produksi ampas berkurang, sehingga perlu suplesi BBM untuk bahan bakar
stasiun Boiler, jumlah tebu ditebang per hari sekitar 3.000 tahun, alat
trasnportasinya : 80% menggunakan truk sisanya : 20% dengan lori


















24

BAB IV
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena anugrahnya yang melimpah
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dengan terselesaikannya
laporan ini, maka salah satu tugas penulis untuk memenuhi tugasi kegiatan
kunjungan industri telah selesai walaupun dengan keterbatasan kemampuan.
A. Kesimpulan
PT. Madubaru yang berlokasi di daerah Kabupaten Bantul Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok Pabrik Gula dan Pabik
alkohol/spritus Madukismo denga potensi dan kesempatan pengembangan usaha
yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi
suatu perusahaan Agri industri yang berbasi tebu dan dikelola secara profesional
dan inovatif menghadapi persaingan bebas di era globalisasi dengan petani
sebagai mitra sejati.
Dengan menggunakan strategi bisnis Overall Cost Leadership pada usaha pokok
dan strategi bisnis differensiasi pada diversifikasi usaha maka PT. Madubaru siap
menghadapi persaingan di era globalisasi sampai khususnya tahun 2009 dan
tahun-tahun mendatang.
Dengan sistem produksi yang terus berusaha menjaga kestabilan produksi dengan
cara terus melakukan perbaikan, PT. Madubaru menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat petani tebu dan investor yang menanamkan modalnya.
B. Saran saran.

Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan industri berikutnya, kami
mempunyai beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat.
Kesan :
a. Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan baik.
b. Kunjungan industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat langsung
karyawan-karyawan yang sedang bekerja di perusahaan tersebut.
c. Banyak pengalaman yang kami peroleh di perusahaan tersebut.
d. Kami mendapatkan banyak keterangan mengenai perusahaan yang kami
perlukan.
Saran :
a. Sebaiknya pimpinan lebih jelas dalam menerangkan atau menjelaskan
tentang bagian-bagian atau tugas-tugas karyawanya.
b. Kegiatan lebih baik disesuaikan dengan jadwal produksi agar siswa dapat
mengetahui proses pembuatannta.
c. Diharapkan agenda program Kunjungan Industri ini tetap berjalan setiap
tahunnya.
25

C. Lampiran lampran.


















Gb. Stasiun penggilingan tebu
Pada bagian ini tebu yang sudah di timbang akan di giling menjadi
serbuk tebu yang kemudian akan dip eras
Gb. Stasiun pemerahan nira
Pada bagian ini nira dari ampas / serbuk tebu akan dip eras yang melalui
beberapa proses pemerasan agar dapat menghasilkan nira yang sebagus
mungkin.
26



















Gb. Tangki pemasakan
Pada bagian ini nira yang sudah dip eras akan di alirkan ke dalam tangki tangki dan
di masak dengan suhu 400
0
c
Gb. Putaran gula
Gula yang sudah di masak akan di alirkan kealat ini dan di tambahkan susu kapur
atau batu gamping, kemudian di putar untuk mencampur dengan rata dan
mengkristalkan gula
27





















Gb. Broadbend
Alat ini berfungsi sebagai pemisah Kristal gula. Kristal gula yang dari putaran gula
kemudian di masukan kealat ini kemudian di pisahkan dengan tebu tetesnya.
Gb. Encek encek.
Alat ini berfungsi sebagai pemecah Kristal gula. Kristal gula yang dari broadbend
akn di pecah pada alat ini agar menjadi butiran gula yang lebih kecil dan halus
28







Lain lain.

Gb. Produk utama PT. madukismo / madu baru


Gb. Produk sampingan PT. madukismo / madu baru


Gb. Pengepakan gula.
Gula yang sudah halus akan di kemas pada alat ini deng ukuran 1 kg dan 50 kg

Вам также может понравиться