Вы находитесь на странице: 1из 4

PRESENTASI KASUS PERSIAPKAN

Psoriasis Vulgaris

Disusun Oleh:
Amali Fikriah 1110103000009
Cika Irlia Azahra 1110103000001
Ummi Habibah 11101030000

Pembimbing:
dr. Devi Arofah, SpKK

KEPANITERAAN KLINIK SMF KULIT DAN KELAMIN RSUP
FATMAWATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Presentasi Kasus Persiapkan berjudul Psoriasis Vulgaris ini tepat pada waktunya.
Makalah presentasi ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di
bagian Kulit dan Kelamin RSUP Fatmawati Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Devi Arofah, SpKK selaku dokter pembimbing dan
rekan-rekan sejawat yang ikut membantu memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang
Kulit dan Kelamin khususnya dan bidang kedokteran pada umumnya.


Jakarta, 11 April 2014



Penulis








BAB 1
PENDAHULUAN


Psoriasis adalah suatu penyakit kulit kelompok dermotosis eritroskuamosa kronik residif
yang sering dijumpai pada sebagian di Asia dan di negara-negara barat. Prevalensi kasus
psoriasis di Indonesia termasuk masih banyak ditemukan. Jenis psoriasis vulgaris merupakan
bentuk yang paling lazim ditemukan, kira-kira 90% dari seluruh penderita psoriasis. Penyakit ini
dapat mengenai semua umur. Umur rata-rata pada waktu gejala pertama timbul pada laki-laki 29
tahun dan pada wanita 27 tahun.
1,2,3

Psoriasis adalah salah satu penyakit yang sudah lama ditemukan pada manusia
dan merupakan penyakit yang juga menimbulkan banyak tanda tanya dalam diagnosisnya.
Beberapa peneliti percaya bahwa psoriasis sudah ada sejak dahulu dan dikenal dengan sebutan
Tzaraat dalam Alkitab. Pada jaman dahalu psoriasis dimasukkan dalam kategori salah satu
variasi dari lepra. Pada abad ke-18, ahli dermatologi Inggris, Robert Willan dan Thomas
Bateman membedakan psoriasis dengan penyakit kulit lainnya. Dikatakan bahwa pada lepra
kelainan pada kulit berupa efloresensi yang regular, macula yang sirkular sementara pada
psoriasis selalu dalam entuk yang irregular. Dengan segala kebingungan yang ada, maka pada
tahun 1841, kondisi kelainan kulit tersebut dinamakan psoriasis oleh ahli dermatolgis dari
Vienis, Jerman bernama Ferdinand Von Hebra. Namanya diambl dari bahasa Yunani psora
yang berarti gatal.
Prevalensi psoriasis sangat bervariasi pada berbagai populasi. Insiden tertinggi yang
pernah dilaoprkan terdapat di Denmark sebesar 2,9%, di Amerika Serikat beriksar antara 2,2-
2,6%. Insiden psoriasis di Asia rendah, sekitar 0,4%. Pada bangsa kulit hitam seperti di Afrika
dan Indian jarang ditemukan. Data dari beberapa rumah sakit di Indonesia tahun 2003-2006
terdapat 96 (0,4%) kasus baru psoriasis dari 22.070 kunjungan baru golongan usia yang sama.
4

Penyebab psoriasis belum diketahui secara pasti. Terdapat banyak faktor yang berperan
dalam timbulnya penyakit ini, terutama faktor genetik dan imunologik, serta interaksi dengan
faktor lingkungan sebagai pencetus. Pada banyak kasus ada pengaruh yang kuat terutama dari
faktor genetik bila dimualai dari remaja atau dewasa muda. Beberapa penelitian menyebutkan
pemicu timbulnya psoriasis pada mereka yang rentan terkena yaitu trauma dan infeksi serta
stress.
5


1. Sugito, TL. Penyakit Papuloeritroskuamosa dan Dermatomikosis Superfisialis pada Bayi
dan Anak. Semarang: Universitas Diponegoro. 2008
2. Budiastuti A, Sugianto R. Hubungan Umur dan Lama Sakit terhadap Derajat Keparahan
Penderita Psoriasis. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.2009
3. Fitzpatrick BT. Color Atlat and Synopsis of Clinical Dermatology common and serious
disease. United States of America: McGraw-Hill Health Professions Division. 1997.
4. Goldstein BG. Dermatologi Praktis. Jakarta: Hipokrates. 2001
5. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.2000

pada regio auricular bilateral, nuchae, brachii posterior bilateral, olecrani bilateral, antebrachii
posterior bilateral, dorsum manus bilateral, dorsalis digitorum manus bilateral, torakoabdominal,
femoris anterior bilateral, patellaris bilateral, cruris anterior bilateral terdapat plak eritem
berbatas tegas berukuran numular hingga plakat, multipel, diskret, dan diatasnya terdapat skuama
kasar, berlapis-lapis disertai dengan papul

Вам также может понравиться