menyediakan unsur-unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa yang dapat dimanfaatkan tanaman, dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tertentu apabila suhu dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya mendukung pertumbuhan normal tanaman.
Kesuburan tanah mencakup 3 aspek, yaitu: 1. Kuantitas jumlah/konsentrasi dan macam unsur hara 2. Kualitas perbandingan konsentrasi antara unsur yang satu dengan lainnya 3. Waktu ketersediaan unsur hara secara terus menerus KESUBURAN TANAH DAN PRODUKTIVITAS TANAH Produktivitas tanah adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan produk tertentu suatu tanaman di bawah suatu sistem pengelolaan tertentu Produktivitas tanah merupakan perwujudan dari seluruh faktor (tanah dan non tanah) yang mempengaruhi hasil tanaman 3 FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TANAH: 1. TANAH 2. MASUKAN (SISTEM PENGELOLAAN) 3. KELUARAN (HASIL TANAMAN)
TANAH HASIL TANAMAN
SISTEM PENGELOLAAN Kesuburan tanah sangat penting untuk tanah produktif Tanah subur tidak selalu produktif Perlu mengenal hubungan tanah-tanaman, faktor- faktor yang mengontrol pertumbuhan tanaman (udara, panas, air, hara dan cahaya) terdapat dalam tanah kecuali cahaya SIFAT FISIK TANAH Tekstur Struktur Kerapatan Konsistensi Porositas Warna Temperatur TEKSTUR TANAH Ditentukan oleh berapa banyak pasir (sand), debu (silt), dan lempung (clay) dalam tanah STRUKTUR TANAH GRANULAR COLUMNAR PRISMATIC SINGLE GRAINED PLATY MASSIVE TEKSTUR DAN STRUKTUR TANAH Tekstur dan struktur mempengaruhi banyaknya udara dan air yang ditahan untuk tanaman Kapasitas lapang (FC) banyaknya air yang tinggal dalam tanah setelah aliran gravitasi berhenti Titik layu permanen (PWP) banyaknya air dalam tanah pada saat tanaman layu permanen Kandungan air tersedia untuk pertumbuhan tanaman (AW) banyaknya air dalam tanah di antara kapasitas lapang dan titik layu permanen Struktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan akar (root system) dan bagian atas tanaman (shoot system) Kondisi tanah ideal untuk pertumbuhan tanaman memiliki ciri sbb: Bertekstur medium dan BO tanah cukup (72%) Kandungan lempung cukup untuk cadangan air/lengas tanah Subsoil yang dalam, kesuburan cukup Kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan akar ke dalam untuk mencari air dan hara KOLOID TANAH DAN ION-ION Koloid tanah berupa koloid anorganik dan koloid organik (humus) Koloid merupakan mineral lempung berstruktur lempeng dan kristalin Pada kebanyakan tanah, jumlah koloid lempung melebihi koloid organik Koloid bertanggung jawab terhadap reaktifitas kimia dalam tanah Setiap koloid (lempung dan organik) memiliki muatan bersih negatif menarik kation kapasitas tukar kation (KTK) KAPASITAS TUKAR KATION (KTK) Kation yang diikat oleh tanah dapat ditukar oleh kation lain Jumlah keseluruhan kation yang mampu dipertukarkan oleh tanah disebut kapasitas tukar kation (KTK/CEC) KTK bergantung pada banyak dan macam lempung dan BO KTK dinyatakan dalam cmol/kg atau meq/100g tanah Tanah yang melapuk lanjut dan kandungan BO rendah KTK rendah Tanah dengan KTK tinggi dapat menahan kation dalam jumlah besar, tidak tercuci Pemupukan sebaiknya di-split untuk menghindari pencucian (leaching) dan kehilangan akibat erosi BAHAN ORGANIK (BO) TANAH Kandungan BO yang cukup, menguntungkan tanah dalam beberapa aspek: Sifat menguntungkan ini terjadi karena produk yang dihasilkan sebagai residu organik yang didekomposisi dalam tanah BO tanah mengandung 5% N dan beberapa elemen mineral: P,Mg,Ca,S dan hara mikro Mikroorganisme yang merombak BO membutuhkan N untuk membentuk protein tubuhnya. Jika BO yang dirombak memiliki C/N tinggi (artinya N rendah), mikroorganisme akan menggunakan N tanah dan pupuk. Jika N tidak diaplikasikan tanaman akam mengalami defisiensi N sementara
Akhirnya N dimobilisasi dalam tubuh jasad renik dan menjadi tersedia untuk tanaman jika jasad renik mati dan melapuk Di daerah tropika, pada umumnya tanah mengandung BO rendah karena cepatnya dekomposisi akibat tingginya temperatur dan curah hujan kandungan BO dapat dinaikkan dengan pengelolaan yang baik yang memproduksi hasil lebih tinggi dan residu yang lebih pula Residu organik membantu mempertahankan atau meningkatkan kandungan BO dalam tanah memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah Mempertahankan banyaknya residu organik yang didaur ke dalam tanah sangat penting FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TANAH Kedalaman tanah Kedalaman tanah sangat membantu penetrasi akar tanaman Tanah yang dalam berdrainase baik, tekstur dan struktur yang baik sangat mendukung produksi tanaman Kedalaman perakaran dapat dihambat oleh penghalang fisik dan kimia, maupun tingginya muka air tanah Kemiringan permukaan Topografi sangat menentukan besarnya limpasan permukaan dan erosi yang membawa hara-hara tanaman Topografi juga menentukan metode irigasi, drainase dan cara-cara konservasi tanah Biologi tanah Beberapa jenis jasad renik (bakteri, jamur, cacing dll) sangat mendukung reaksi- reaksi tanah seperti perombakan residu tanaman dan hewan membantu mempercepat siklus hara Beberapa organisme lain dapat membahayakan tanaman karena menimbulkan penyakit Keseimbangan hara Keseimbangan hara merupakan konsep yang vital dalam kesuburan tanah dan produksi tanaman N mungkin menjadi hara pembatas pertama pada tanaman non legumes, tetapi tanpa jumlah hara lain yang cukup, N tidak dapat berkinerja baik Saat pemupukan N meningkatkan hasil, tanaman lebih membutuhkan hara lain NUTRISI TANAMAN UNSUR HARA ESSENSIAL: NON MINERAL: C, H, O MINERAL UNSUR HARA MAKRO: PRIMER : N, P, K SEKUNDER : Ca, Mg, S UNSUR HARA MIKRO: B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, Zn
Menurut Arnon dan Stout (1939), unsur hara dapat dikatakan essensial bila memenuhi kriteria berikut: Apabila tanaman tidak mendapatkan unsur hara yang bersangkutan, tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya secara utuh Unsur yang bersangkutan terlibat langsung dalam proses metabolisme Fungsi fisiologisnya tidak dapat digantikan oleh unsur lain UNSUR HARA NON ESSENSIAL (UNSUR HARA BENEFICIAL) adalah unsur hara yang dapat menstimulasi pertumbuhan tanaman, tetapi tidak bersifat essensial, yaitu: Na, Si, Co, Ni, Se, dan Al.
UNSUR HARA DAN RESISTENSI ALAMI TANAMAN
Seperti makhluk hidup lain, tanaman memiliki ketahanan alami (natural resistance) Keen (1999) mengelompokkan menjadi 2: Pre-formed Resistance Mechanism (PRM) Inducible Resistance Mechanism (IRM) Ketahanan alami menjadi fokus perhatian karena memiliki kelebihan dibanding penggunaan pestisida PRE FORMED RESISTANCE MECHANISM Ketahanan struktural Ketahanan morfologi Ketahanan anatomi (penebalan dinding sel sekunder, struktur stele) Produk metabolit sekunder (fenolik, terpenoid, steroid) efektifitasnya dipengaruhi oleh konsentrasinya dalam jaringan. INDUCIBLE RESISTANCE MECHANISM Aktif bila ada substansi pemicu yang diproduksi oleh serangga pengganggu Menginisiasi produksi protein beracun (chitinase, glucanase, lysozyme-active protein), metabolit sekunder yang bersifat antagonis thd jasad pengganggu (phytoalexin) Memproduksi enzim yang mendorong lignifikasi dinding sel