Вы находитесь на странице: 1из 1

Sentralisasi sumberdaya politik dan ekonomi di tangan sekelompok kecil elit

di pemerintah pusat adalah konsekuensi yang melekat dari sistem politik otoritarian
tersebut. Mekanisme kontrol politik secara nasional tersebut bahu-membahu dengan
sentralisasi pengelolaan sumber daya ekonomi secara nasional yang sangat bias
pusat (Jakarta, dan kemudian Jawa). Dengan wacana pembangunan nasional,
pemerataan pembangunan antar daerah dan integrasi nasional, pemerintah
melakukan pengelolaan sumber daya ekonomi daerah secara nasional.
Pertambangan, hutan, beberapa hasil laut dan beberapa jenis perkebenan dikelola
secara nasional yang hasilnya dibawa secara penuh ke Jakarta.
Kebebasan dan keterbukaan politik yang terjadi pasca Orde Baru membawa
konsekuensi logis pada pemerintahan untuk segera mengubah diri. Segala macam
kebijakan dan regulasi yang berbau orde baru yang sentralistis diubah sedemikian
besarnya menjadi sangat terdesentralisasi. Kebijakan radikal (big bang)
desentralisasi diperkenalkan pada tahun 1999 melalui UU No.22/1999 dan UU
25/1999. Dua undang-undang ini lahir untuk merespon dua kondisi sosial-politik
yaitu merebaknya tuntutan daerah untuk memperoleh otonomi yang lebih luas,
bahkan tuntutan federasi dan merdeka, serta semangat demokrasi yang menuntut
ruang partisipasi yang luas.

Вам также может понравиться