Hubungan antara Keteraturan Minum Tablet Besi Selama
Kehamilan dengan Berat Badan Lahir Bayi dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, Periode September 2013 Samuel Willyarto, Nor Fatiha binti Mahmud, Viona, Wenny Fonda, Andri F. Liong, Bonaventura A. Bo
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak Diperkirakan oleh, sekitar 17,0% dari keseluruhan 122 juta kelahiran hidup di dunia pada tahun 2007 merupakan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Survei Kesehatan Nasional, angka insiden BBLR adalah 14,0% dan diharapkan akan menurun menjadi 10,0% pada tahun 2010. Di antara faktor utama yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah anemia pada ibu hamil. Prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia masih tinggi yaitu 50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi. WHO (1986) menganjurkan untuk memberikan suplemen zat besi kepada ibu hamil karena keperluan zat besi pada masa hamil tidak dapat dipenuhi hanya dari makan saja. Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan pendekatan cross-sectional dengan menggunakan uji statistic analitik non parametrik chi square. Data diambil dari ibu-ibu yang mempunyai anak umur antara 0 6 bulan melalui wawancara menggunakan questioner yang sudah diuji coba di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan. Populasi sebanyak 674 orang dan didapatkan sampel yang diambil berjumlah 88 orang dengan cara teknik non-probability sampling yaitu Consecutive Sampling. Dari hasil penelitian didapatkan 36,4% bayi dengan berat badan lahir kurang, 42,0% berat badan lahir cukup dan 21,6% berat badan lahir lebih. Prevalensi keteraturan minum tablet besi saat hamil dari 88 sampel diteliti dalah 46,6% teratur mengkonsumsi tablet besi saat hamil. Sisanya kurang teratur sebanyak 29,5% dan tidak teratur sebanyak 23,9% dalam mengkonsumsi tablet besi saat hamil. Dari data hasil penelitian mengenai hubungan antara keteraturan minum tablet besi dengan berat badan lahir didapatkan nilai p<0,05. Didapatkan ada hubungan antara keteraturan minum tablet besi dengan berat badan lahir. Hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia ibu, pengetahuan ibu, perawatan kehamilan, pendapatan keluarga per bulan, dan sumber informasi terhadap keteraturan minum tablet besi selama kehamilan. Manakala variabel paritas dan jarak rumah ke puskesmas tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik. Kata kunci: keteraturan minum tablet besi, berat badan lahir rendah, anemia pada ibu hamil.
2
Abstract Around 17.0 % of the total 122 million live births in the world in 2007 was a baby with low birth weight. National Health Survey shows 14.0 % incident of low birth weight and hopefully will have dropped to 10.0 % in 2010 . Among the key factors that influence the incidence of low birth weight is anemia in the pregnant women. Maternal anemia prevalence is still high in Indonesia that is 50.9 % and most of the cause is iron deficiency. WHO (1986 ) organized to provide iron supplements to pregnant women because iron requirements at the time of pregnancy can not be met simply from eating alone . This research uses analytic study with a cross-sectional approach using analytic non parametric statistical test chi square. Data collected from mothers who have children between the age under six months through interviews using a questioner that has been tested in the clinical trial at Grogol Petamburan District . Population of 674 persons and recovered samples totaling 88 persons by means of non- probability sampling technique that is consecutive sampling. From the research results obtained 36.4 % of infants with low birth weight, 42.0%, normal birth weight and over birth weight 21.6 %. 46,6% of the responden is regularly drinking iron tablets during pregnancy. The rest is irregular. From the results of the research data on the relationship between the obedience of drinking iron tablet with birth weight obtained values of p < 0.05, means there is a significant relationship between the obedience of drinking iron tablet with birth weight . From the analysis conducted showed significant relationship between mother's age , knowledge, pregnancy care, family income per month, information about the issues. While the parity and distance from home to the clinic variables showed no statistically significant relationship . Key words: the obedience of drinking iron tablets, low birth weight, anemia in pregnancy
3
Pendahuluan Masalah bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram ) sangat penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. Bayi berat lahir rendah (BBLR) akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas bayi, karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran pernapasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku, dan lain sebagainya. Diperkirakan oleh, sekitar 17,0% dari keseluruhan 122 juta kelahiran hidup di dunia pada tahun 2007 merupakan bayi dengan BBLR. Di Indonesia insiden BBLR bervariasi, dari hasil studi di 7 wilayah pedesaan (Aceh, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Ujung Pandang, Manado), prevalensi BBLR berkisar antara 2,1%-17,7% ') 12,0% di Sarnpang Madura 4, dan 10,7% di Sukabumi ". Dan Survai Kesehatan Nasional, angka insiden BBLR adalah 14,0% dan diharapkan akan menurun menjadi 10,0% pada tahun 2010. Dari 33 bayi baru lahir di RS Permatabunda kab. Grobogan terdapat 11 berat bayi lahir tidak normal yaitu < 2500 gram.Berat bayi lahir yang tidak normaldilahirkan dari ibu hamil yang kadarhbnya < 11 gr/dl,. 1,2,3,10
Beberapa faktor yang berpengharuh terhadap kejadian BBLR antara lain: faktor demografis, perilaku dan lingkungan, pelayanan medis dan faktor biomedis yaitu: tinggi badan ibu, berat badan ibu, Umur ibu, paritas, frekuensi/jumlah kehamilan, riwayat kehamilan, riwayat kehamilan terdahulu, kadar Hb, tekanan darah ibu. Diantara beberapa faktor risiko tersebut masalah anemia pada ibu hamil merupakan faktor yang sangat menarik untuk dikaji, khususnya dinegara berkembang seperti Indonesia karena prevalensinya tinggi. 2,4,5,7
Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah tingginya prevalensi anemia ibu hamil yaitu 50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi. 2 Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak. Kadar hb yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, kadar hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang kadar. 4,6,9 4
hemoglobinya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan premature juga lebih besar. 2 Dalam rangka mengatasi masalah tingginya prevalensi anemia, WHO (1986) menganjurkan untuk memberikan suplemen zat besi kepada ibu hamil karena keperluan zat besi pada masa hamil tidak dapat dipenuhi hanya dari makan saja. Departemen Kesehatan sudah sejak tahun 1970 melalui program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga telah didistribusikan tablet zat besi, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asalm folat (setara dengan 60 mg element iron dan 0,25 mg asam folat), ditujukan kepada semua ibu hamil yang mengunjungi Puskesmas dan Posyandu. Pemberian tablet besi pada ibu hamil disertai dengan penyuluhan atau pemberian informasi tentang anemia dan tablet besi. Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan kadar Hb, ibu hamil sampai masa nifas meminum sehari 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturut- turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan. 3 Walaupun pemerintah melakukan program untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan mendistribusi tablet besi kepada ibu-ibu hamil, namun masih tidak berhasil untuk menurunkan angka anemia pada ibu hamil. Hal ini karena banyak faktor yang berperan sehingga ibu-ibu hamil tidak teratur dalam meminum tablet besi selama kehamilan. Faktor-faktor yang berperan antaranya adalah pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi, pendapatan keluarga, usia ibu, ketersediaan fasilitas dan sarana, antenatal care, jumlah paritas, dan sumber informasi. 4 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan konsumsi tablet besi saat hamil dengan berat badan bayi saat lahir di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Dimana diharapkan dengan dilakukan penelitian ini, dapat diketahui ada tidaknya hubungan antara kepatuhan minum tablet besi saat hamil dengan berat badan bayi saat lahir dan faktor-faktor yang berpengharuh di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, September 2013. 4 Metode 5
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional mengenai hubungan antara keteraturan minum tablet besi selama kehamilan dengan berat badan lsdahir Rendah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat selama bulan September 2013. Sumber data terdiri dari data primer yang diambil dari subyek penelitian dengan menggunakan wawancara dan kuesioner yang telah diuji coba dan disebar di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Populasi adalah seluruh ibu yang baru melahirkan dalam jangka waktu bulan Maret sampai Agustus 2013 yang berkungjung ke Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada bulan September 2013. 10 Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat pada September 2013 terdapat hubungan antara keteraturan minum tablet besi selama kehamilan dengan berat badan lahir dan faktor-faktor yang berhubungan, 10
Tabel 4.1. : Hubungan antara Keteratuan Minum Tablet Besi dengan Berat Badan Lahir Bayi di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Variabel Berat badan lahir Total Uji df Ho kurang normal lebih Keteraturan minum tablet besi Tidak teratur Kurang teratur Teratur
22 7 3
16 14 7
3 5 11
41 26 21
Chi-Square (21,311) 4
P<0,05 Ditolak
Jumlah 32 37 19 88
6
Tabel 4.2. : Hubungan antara Usia Ibu, Jumlah Paritas, Tingkat Pengetahuan Ibu, Perawatan Kehamilan, Penghasilan Keluarga per Bulan, Informasi dan Jarak Rumah ke Puskesmas dengan Keteraturan Ibu Minum Tablet Besi di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Variabel Keteraturan minum tablet besi Total Uji statistik df Ho Tidak Kurang Teratur Usia Ibu <20 tahun 20 34 tahun 35 tahun 9 27 5 5 12 9 9 4 8
Penghasilan keluarga per bulan Sangat kurang Kurang Cukup Baik
7 25 8 1
8 6 4 8
2 2 5 12
17 33 17 21
Chi-Square (33,345) 6
P<0,05 Ditolak
Informasi Tidak mendapat informasi Kurang informasi mendapat informasi 19
15 7
2
9 15
3
6 12
24
30 34
Chi-Square (19,924) 4
P<0,05 Ditolak Jarak rumah ke puskesmas Sangat jauh Jauh Dekat Sangat dekat
13 14 9 5
4 9 6 7
1 4 8 8
18 27 23 20
Chi-Square (12,513) 6
P>0,05 Gagal ditolak
Tabel 4.3. : Sebaran Berat Badan Lahir Bayi di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, Periode Maret - Agustus 2013 Berat badan lahir (gram) Frekuensi Persentase Berat badan lahir rendah 32 36,4 Berat badan lahir normal 37 42,0 Berat badan lahir lebih 19 21,6 Jumlah 88 100
7
Tabel 4.4. : Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Keteraturan Minum Tablet Besi Selama Kehamilan di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, Periode Maret -Agustus 2013. Variable Fekuensi Persentase Keteraturan minum tablet besi Tidak teratur 41 46,6 Kurang teratur 26 29,5
teratur 21 23,9 Jumlah 88 100,0
Tabel 4.5. : Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Jumlah Paritas, Tingkat Pengetahuan, Perawatan Kehamilan, Penghasilan Keluarga per Bulan, Informasi dan Jarak Rumah ke Puskesmas di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Variabel Frekuensi Persentase Usia Ibu <20 tahun 20 35 tahun >35 tahun
23 43 22
26,1 48,9 25,0 Paritas Banyak Normal
26 62
29,5 70,5 Pengetahuan Rendah Sedang Baik
36 32 20
40,9 36,4 22,7 Perawatan kehamilan Tidak teratur Teratur
53 35
60,2 39,8 Penghasilan keluarga per bulan Sangat kurang Kurang Cukup Baik
17 33 17 21
19,3 37,5 19,3 23,9 Informasi Tidak mendapat informasi Kurang informasi mendapat informasi
24
30 34
27,3
34,1 38,6 Jarak rumah ke puskesmas Sangat jauh Jauh Dekat Sangat dekat
18 27 23 20
20,5 30,7 26,1 22,7
8
Kesimpulan Ada hubungan bermakna antara keteraturan minum tablet besi selama kehamilan dengan berat badan bayi lahir (p<0,05). Semakin teratur seorang ibu minum tablet besi saat hamil maka kemungkinan berat badan lahir bayi 2500 (berat badan lahir normal) akan lebih besar. Keteraturan minum tablet besi selama kehamilan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dari penelitian yang kami lakukan di Puskesmas Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, Ada hubungan yang bermakna antara usia ibu saat hamil dengan keteraturan minum tablet besi. Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan ibu dengan keteraturan minum tablet besi. Semakin baik pengetahuan ibu tentang pentingnya tablet besi selama kehamilan maka akan meningkatkan keteraturan minum tablet besi. Semakin teratur perawatan kehamilan dalam hal ini antenatal care (4 kali selama 9 bulan) ternyata akan meningkatkan keteraturan minum tablet besi. Hal lain yang berhubungan dengan keteraturan minum tablet besi selama kehamilan adalah angka penghasilan keluarga dalam sebulan. Semakin besar penghasilan keluarga perbulan maka terteraturan minum tablet besi pada ibu hamil juga semakin baik. Informasi dari sumber yang tepat tentang pentingnya minum tablet besi secara teratur selama kehamilan akan meningkatkan keteraturan minum tablet besi saat hamil. 10 Dari hasil penelitian kami jumlah paritas ibu dan jarak rumah tinggal ke puskesmas tidak ada hubungan yang bermakna dengan keteraturan minum tablet besi saat hamil. Karena pada penelitian kami jumlah paritas 2 maupun >2 menunjukan angka keteraturan minum tablet besi yang sama. begitu pula jarak tempat tinggal dengan pusksmas (P>0.05). 10 Daftar Pustaka 1. Kementerian Kesehatan. Pusat data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. 2011. 2. Tarwoto & Wasnidar. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil Konsep dan Penatalaksanaannya. Jakarta: Trans Info Media, 2007 3. Dainur. Catatan Kuliah Ilmu Kesahatan Masyarakat. Kegiatan KIA di Puskesmas dan permasalahannya. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004 9
4. Prasetyawati, A E. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Nuha Medika : Yogayakarta, 2012. 5. Kosim, SM, dan Ari Yunanto, Rizalya Dewi, Gatot IS, Ali Usman. Buku ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 2008 6. Brooks M. FD Approves Injectafer for Iron Deficiency Anemia. Medscape Medical News. Availeble at http : //www.medscape.com/viewarticle/80 8800. Diunduh Agsutus 15 Agustus, 2013 7. Hoffmann R, Benz EJ Jr, Shattil SJ. Hematology: Basic Principles and Practise. Vol 3. New York, NY : Churchill Livingston; 1998 : 397-427 8. Saifuddin dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT BIna Pustaka Sawono Prawriharjo. Jakarta, 2008 9. Depkes RI 2004, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal . Jakarta, 2004 10. willyarto dkk, Hubungan antara keteraturan minum tablet besi dengan berat badan lahir dan faktor- faktor yang berhubungan, Jakarta 2013 h1-30