Вы находитесь на странице: 1из 26

CITRA PUTRI NEVITA WEPRIANI

121001432
*
*Keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernafasan
*Oksigen darah berkurang(hipoksia)
*Peningkatan CO2(hiperkapnia)
*Organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
*kematian
*
Fase dispneu /
sianosis
Berlangsung kira-
kira 4 menit.
Pernapasan terlihat
cepat, berat.
Nadi teraba cepat.
Tekanan darah
terukur meningkat.
Fase konvulsi
Berlansung kira-
kira 2 menit.
Awalnya berupa
kejang klonik lalu
kejang tonik
kemudian
opistotonik.
Kesadaran mulai
hilang, pupil
dilatasi, denyut
jantung lambat,
dan tekanan darah
turun.
Fase apneu
Berlangsung kira-
kira 1 menit.
Depresi pusat
pernapasan
(napas lemah),
kesadaran
menurun sampai
hilang dan
relaksasi spingter.
Fase akhir /
terminal / final
Paralisis pusat
pernapasan lengkap.
Denyut jantung
beberapa saat masih
ada lalu napas
terhenti kemudian
mati.
*
1. Sianosis
2. Lebam mayat:
1. Lebih gelap
2. Lebih luas
3. Lebih cepat terbentuk
3. Busa halus:
1. Depan hidung dan mulut
2. Saluran pernafasan


*
4. Darah berwarna lebih gelap dan encer
5. Perbendungan sirkulasi pada seluruh organ
tubuh
6. Petekie/tardieus spot/bintik perdarahan,
pelebaran pembuluh darah
7. Edema paru
Asfiksia Mekanik

Mati lemas yang
terjadi bila udara
pernapasan
terhalang memasuki
saluran pernapasan
oleh berbagai
kekerasan (yang
bersifat mekanik)
Definisi
*
* Pembekapan (smothering), yaitu saluran nafas bagian luar,
mulut dan hidung ditutup serentak.
* Penyumbatan saluran nafas (gagging dan choking).
* Tekanan di daerah leher:
a. Pengaruh berat badan (mati gantung, hanging)
b. Tenaga dari luar
- Penjeratan (strangulation)
- Pencekikan (throttling, manual strangulation)
- Gantung (hanging)
* Tersumbat oleh cairan (tenggelam, drowning).
* Gangguan gerakan pernafasan (dada diteka, traumatic
asphyxia)
*

Tanda kekerasan yang ditemukan tergantung :jenis dan kekuatan
benda yang digunakan Kekerasan yang mungkin ditemukan:
Luka lecet tekan/goreskuku pada hidung, pipi, dagu, bibir
Luka memar bibir bagian dalam,gusi,lidah,kepala bagian
belakang.

Dapat juga terjadi karena kecelakaan pada anak karena
tertindih bantal atau tertindih buah dada karena ketiduran
waktu menyusukan bayi. Walaupun jarang dapat juga terjadi
bunuh diri dengan cara mengikatkan gulungan kain atau bantal
menutup muka.

*
*Sumbatan jalan nafas benda asing
*Gagging orofaring
*Choking laringofaring
*Sebab Kematian:
*Asfiksia
*Reflek vagal
*Sering terjadi pada anak-anak karena tertelan bonbon, kacang
dan lain-lain. Jenis asfiksia ini jarang ditemukan, kecuali pada
pembungkaman korban dengan penyumpalan mulut dengan kain,
begitu juga pada pembunuhan anak.
*Tanda post mortem yang penting adalah tanda-tanda asfiksia dan
adanya benda asing di dalam mulut. Benda asing bisa berupa
potongan kain, kertas koran, tisu, sapu tangan, gigi palsu, dan
sebagainya.
*
*Tindakan bunuh diri dengan cara ini sering dilakukan karena
dapat dilakukan di mana dan kapan saja dengan seutas tali,
kain, dasi atau bahan apa saja yang dapat melilit leher.
JENIS MATI GANTUNG JENIS MATI DARI JERATAN
1. Tergantung total
(complete), tubuh
tergantung diatas
lantai.
2. Setengah tergantung
(partial), bagian dari
tubuh masih menyentuh
lantai. Sisa berat badan
10-15 kg pada orang
dewasa sudah dapat
menyebabkan
tersumbat saluran nafas
dan hanya diperlukan
sisa berat badan 5 kg
untuk menyumbat
arteri karotis. Partial
hanging selamanya
bunuh diri.
1. Tipikal (Typical hanging)
dimana letak simpul di
belakang leher, jeratan
berjalan simetris di
samping leher dan di
bagian depan leher
diatas jakun. Tekanan
pada saluran nafas dan
arteri karotis paling
besar pada tipe ini.
2. Atipikal, letak simpul
bisa dimana saja selain
tipikal.
*
*Asfiksia karena tersumbatnya saluran pernafasan
*Kongesti vena sampai menyebabkan perdarahan
diotak
*Iskemi serebral karena sumbatan pada arteri carotis
dan arteri vertebralis.
*Syok vagal, karena tekanan pada sinus carotis
menyebabkan jantung berhenti berdenyut
*Fraktur atau dislokasi tulang vertebral cervicalis 2
dan 3. Ini didapati pada hukuman gantung (judicial
hanging), karena korban dijatuhkan terhentak.
*
*Penjeratan adalah terhalangnya udara masuk
ke saluran pernafasan akibat adanya tenaga
dari luar. Di sini tidak ada pengaruh berat
badan seperti hanging.
*JEJAS = LUKA LECET TEKAN
1. MENDATAR ,SELURUH LEHER
2. DIBAWAH RAWAN GONDOK.
3. SIMPUL MATI

*
*Mekanisme Kematian:
*Asfiksia
*Reflek vasovagal
*Jerat masih terdapat di leher
*Disimpan
*Dibuka dengan tehnik yang benar (digunting
serong pd tempat yg berlawanan dg simpul)
*Simpul harus diamankan

*
*Gambaran jejas bervariasi:
*Jerat lunak,lebar jejas tidak ditemukan
*Jerat kasar luka lecet tekan(kulit
mencekung berwarna coklat,perabaan kaku spt
kertas perkamen)
*Otot leher resapan darah
*
*Dijumpai tanda-tanda pembendungan, muka bengkak
(congested)
*Bintik perdarahan pada bola dan kelopak mata (Tardeous spot)
*Mata melotot dan sianose pada bagian akral tubuh seperti
kuku,bibir,hidung,dan kuping
*Luka lecet dan hematom karena tekanan di bagian dalam bibir.
*Pada pembunuhan, bila digunakan tenaga lebih dari seperlunya,
didapati luka lecet di sekitar mulut dan hidung. Tetapi bila
dipakai bahan yang halus atau muka korban dibalikkan ke kasur
maka tanda-tanda kekerasan seperti lecet mungkin sedikit atau
tidak didapati sama sekali. Sebab kematian, murni karena
kekurangan oksigen.
*
Pemeriksaan luar
Dapat ditemukan sianosis pada bibir,
ujung - ujung jari dan kuku
Warna lebam mayat ( livor mortis )
merah - kebiruan gelap akan terbentuk
lebih cepat.
Terdapat busa halus pada hidung.
Gambaran perbendungan pada mata
berupa pelebaran pembuluh darah
konjungtiva bulbi dan palpebra berupa
bintik - bintik perdarahan yang
dinamakan sebagai tardeous spot.
Pemeriksaan dalam
Darah berwarna lebih gelap dan lebih
encer
Busa halus di dalam saluran pernafasan.
Petekie dapat ditemukan pada mukosa
usus halus, epikardium pada belakang
jantung daerah aurikuloventrikular,
subpleura viseralis paru terutama di
lobus bawah pars diafragmatika dan
fissura interlobaris, kulit kepala sebelah
dalam terutama daerah otot temporal,
mukosa epiglottis dan daerah subglotis.
Kelainan - kelainan yang berhubungan
dengan kekerasan, seperti fraktur
laring, perdarahan faring terutama
bagian belakang rawan krikoid ( pleksus
vena submukosa dengan dinding tipis ).

*
*Penekanan leher dengan tangan dinding saluran
nafas bagian atas tertekanpenyempitan saluran
pernafasanudara tidak bisa lewat
*Penyebab kematian lebih sering karena asfiksia,
kongesti otak atau iskemi otak jarang terjadi karena
aliran darah tidak tertutup total. Tanda post-mortem
yang khas adalah didapati adanya bekas kuku jari
tangan pada banyak tempat di leher korban.
*Mekanisme kematian:
* Asfiksia
* Reflek vagal tekanan pada sinus karotis dapat
menyebabkan jantung tiba-tiba berhenti berdenyut.
*
*Tenggelam adalah bentuk kematian akibat
asfiksia karena terhalangnya udara masuk ke
paru-paru tidak perlu orang harus terbenam ke
air, tetapi tertutup saluran nafas atas oleh
cairan cukup untuk membuatnya mati
tenggelam.
*
*Tenggelam dapat terjadi pada orang yang tidak bisa berenang
maupun pandai berenang (bila ia sampai ke tingkat kehabisan
tenaga atau keadaan lain)
*Proses tenggelam dimulai pada waktu orang masuk ke air karena
panik atau kelelahan, maka sebagian air masuk ke mulut dan
saluran pernafasan. Ini akan menimbulkan reflek batuk yang
menyebabkan korban perlu menghirup udara lagi dengan
berusaha menggapai ke permukaan, namun akibatnya lebih
banyak lagi air yang masuk menggantikan udara, ini terjadi
berulang kali, akhirnya korban tenggelam.
*Setelah terjadi proses pembusukan,beberapa hari kemudian
korban terapung kembali karena gas pembusukan yang
berkumpul dalam rongga perut dan dada, maka korban akan
muncul ke permukaan air, kecuali korban tersangkut di dalam air
atau dimakan binatang. Bila gas pembusukan ini akhirnya keluar
dari tubuh, maka korban kembali tenggelam.
*
1. Dry Drowning, mati tenggelam tanpa ada air di saluran
pernafasan. Mungkin karena spasme laring atau inhibisi
vagal yang mengakibatkan jantung berhenti berdenyut
sebelum korban tenggelam. Ini dikenal sebagai Drowning
type 1.
2. Wet drowning, tenggelam dalam pengertian sehari-hari
baik di air tawar (Drowning type 2a) maupun air asin
(Drowning type 2b).
3. Immersion syndrome, mati tenggelam karena masuk ke air
dingin yang menyebabkan inhibisi vagal.
4. Secondary drowning, tidak sesungguhnya mati tenggelam,
tetapi mati sesudah dirawat akibat tenggelam. Tetap ada
hubungannya dengan kelainan paru akibat tenggelam
(infeksi atau oedem).
WET DROWNING
TENGGELAM YANG DI AIR TAWAR : (Hypotonik)
Air masuk aliran darah Hemodilusi Hemolisis
Ion K. Fibralasi Ventrikel Tek.darah
Cerebral Anoksi dalam 5 menit
TENGGELAM DI AIR ASIN (Hypertonik) :

Konsentrasi elektrolit > dari darah air ditarik dari sirkulasi
Pulmonal Ke jaringan Interstitial Oedem Pulmonal
Haemokonsentrasi Sirkulasi lambat
payah jantung dlm 8 9 menit.
*
*Asfiksia , karena spasme laring.
*Fibrilasi, ventrikuler karena tenggelam di air tawar.
*Oedem paru, karena tenggelam di air asin.
*Inhibisi vagal,karena reflex
*
*Penurunan suhu mayat, berlangsung cepat, rata-rata 5F per menit.
Suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan dalam waktu 5 atau 6
jam.
*Lebam mayat, akan tampak jelas pada dada bagian depan, leher dan
kepala. Lebam mayat berwarna merah terang yang perlu dibedakan
dengan lebam mayat yang terjadi pada keracunan CO.
*Pembusukan sering tampak, kulit berwarna kehijauan atau merah
gelap. Pada pembusukan lanjut tampak gelembung-gelembung
pembusukan, terutama bagian atas tubuh, dan skrotum serta penis
pada pria dan labia mayora pada wanita, kulit telapak tangan dan kaki
mengelupas.
*Gambaran kulit angsa (goose-flesh, cutis anserina), sering dijumpai;
keadaan ini terjadi selama interval antara kematian somatik dan
seluler, atau merupakan perubahan post mortalkarena terjadinya rigor
mortis.Cutis anserina tidak mempunyai nilai sebagai kriteria diagnostik.
*Perdarahan berbintik (petechial haemmorrhages), dapat ditemukan
pada kedua kelopak mata, terutama kelopak mata bagian bawah.
* Pada pria genitalianya dapat membesar, ereksi atau semi-ereksi.
Namun yang paling sering dijumpai adalah semi-ereksi.






*Busa halus putih yang berbentuk jamur (mushroom-like mass) tampak
pada mulut atau hidung atau keduanya.Terbentuknya busa halus tersebut
adalah masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan merangsang
terbentuknya mukus, substansi ini ketika bercampur dengan air dan
surfaktan dari paru-paru dan terkocok oleh karena adanya upaya
pernapasan yang hebat.Pembusukan akan merusak busa tersebut dan
terbentuknya pseudofoam yang berwarna kemerahan yang berasal dari
darah dan gas pembusukan.
*Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan, yang merupakan
tanda bahwa korban berusaha untuk hidup, atau tanda sedang terjadi
epilesi, sebagai akibat dari masuknya korban ke dalam air.
*Cadaveric spasme, biasanya jarang dijumpai, dan dapat diartikan bahwa
berusaha untuk tidak tenggelam, sebagaimana sering didapatkannya
dahan, batu atau rumput yang tergenggam, adanya cadaveric spasme
menunjukkan bahwa korban masih dalam keadaan hidup pada saat
terbenam.
*Luka-luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai bagian depan dapat
terjadi akibat persentuhan korban dengan dasar sungai, atau terkena
benda-benda di sekitarnya; luka-luka tersebut seringkali mengeluarkan
darah, sehingga tidak jarang memberi kesan korban dianiaya sebelum
ditenggelamkan.
*Pada kasus bunuh diri dimana korban dari tempat yang tinggi terjun ke
sungai, kematian dapat terjadi akibat benturan yang keras sehingga
menyebabkan kerusakan pada kepala atau patahnya tulang leher.



*
* Periksa adanya lumpur, pasir halus dan benda asing lainnya dalam mulut dan saluran
nafas,lumen laring, trachea dan bronchus sampai ke cabang-cabangnya.
* Paru-paru tampak lebih besar voluminous dan oedematous apalagi tenggelam di air
laut, dengan cetakan iga di permukaan paru.
* Pada perabaan kenyal ada pitting oedema, bila dipototong dan diperas tampak
banyak buih.
* Darah lebih gelap dan encer, jantung kanan berisi darah dan di bagian kiri kosong.
* Oesofagus dan lambung bisa terisi cairan sesuai dengan tempat di mana korban
tenggelam,mungkin mengandung lumpur,pasir,dll. Ini petunjuk penting karena
korban menelan air waktu kelelap dalam air, apalagi bila didapati di duodenum yang
menunjukkan ada passage melewati pylorus.
* Harus di ingat bahwa pada dry drowning tidak didapati air atau kelainan di paru
maupun lambung.
* Pada korban mati tenggelam diatome akan masuk ke dalam saluran pernafasan dan
saluran pencernaan, karena ukurannya yang sangat kecil, ia di absorpsi dan
mengikuti aliran darah. Diatome ini dapat sampai ke hati, paru, otak, ginjal, dan
sumsum tulang. Bila diatome positif berarti korban masih hidup sewaktu tenggelam.
* Begitu juga bilas paru untuk mendapatkan adanya pasir atau telur cacing bila air
kontaminasi dengan feeses, ini juga dilakukan bila pembuktian secara makroskopis
meragukan.

Вам также может понравиться