Вы находитесь на странице: 1из 3

DEFENISI.

Tetanus (rahang terkunci [lockjow]) adalah penyakit akut, paralitik spatik yang
disebabkan oleh tetanospasmin, neoroksin yang dihasilkan oleh Closetridium tetani.
AGEN ETIOLOGI. C . tetani adalah obligat aneorob pembentuk spora, gram positif,
bergerak, yang tempat tinggal (habitat) alamiahnya diseluruh dunia yaitu ditanah, debu, dan saluran
pencernaan berbagai binatang. Pada ujungnya ia membentuk spora, sehingga secara mikroskopis
tampak seperti pukulan generang atau raket tenis. Spora tetanus dapat hidup didalam air mendidih
tetapi tidak dalam autoklaf, tetapi sel vegetatif terbunuh oleh antibiotik, panas dan desinfektan baku.
Tidak banyak seperti klostridia, C. Tetani bukan organisme yang menginvasi jaringan, malahan
menyebabkan penyakit melalui pengaruh toksin tunggal, tetanospasmin yang lebih sering disebut
sebagai toksin tetanus. Toksin tetanus adalah bahan kedua dari yang paling beracun yang diketahui,
hanya diungguli kekuatannya oleh toksin botulinum ; dosis letal toksin tetanus diperkirakan 10
-6

mg/kg.
EPIDEMIOLOGI. Tetanus terjadi diseluruh dunia dan endemik pada 90 negara yang sedang
berkembang, tetapi insidennya sangat bervariasi. Bentuk yang paling sering, tetanus neonatorum
(umbilikus), membunuh sekurang-kurangnya 500.000 bayi setiap tahun karna ibu tidak terimunisasi ;
lebih dari 70% kematian ini terjadi pada sekitar 10 negara asia dan afrika tropis. Lagipula
diperkirakan 15.000-30.000 wanita yang tidak terimunisasi di seluruh dunia, meninggal setiap tahun
karna tetanus ibu akibat infeksi dengan C. Tetani luca pascapartus, pascaabratus atau pasca bedah.
Sekitar 50 kasus tetanus terjadi dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat. Kebanyakan pada orang-
orang usia 60 tahun atau lebih tua tetapi seusia anak belajar jalan dan kasus neonatus juga terjadi.
Kebanyakan kasus tetanus non-neonatorum dihubungkan dengan jejas traumatis, sering luka
tembus, yang diakibatkan oleh benda kotor, seperti paku serpihan, fragmen gelas, atau injeksi tidak
steril, tetapi suatu kasus yang jarang mungkin tanpa riwayat trauma. Tetanus pascainjeksi obat
telarang menjadi lebih sering, sementara keadaan yang lebih tidak lazim adalah gigitan binatang,
abses (termaksut abses gigi), pelubangan cuping telinga, ulkus kulit kronis, luka bakar, fraktur
komplikata, radang dingin, ganren, pembedahan usus, goresan goresan upacara, dan sirkumsisi
wanita. Penyakit ini juga terjadi sesudah penggunaan benang jahit, yang terkontaminasi atau sesudah
injeksi intramuskular obat obatan, paling menonjol kinin untuk marlaria falsiparu, resisten -
kloroquine.
PATOGENESIS. Tetanus terjadi sesudah pemasukan spora yang sedang tumbuh,
memperbanyak diri dan menghasilkan toksin tetanus pada potensial oksidasi / reduksi rendah Tempat
jejas yang terinfeksi. Plasmit membawa gentoksin : toksin dilepaskan bersama dengan sel bakteri
vegetatif yang mati dan selanjutnya lisis : toksin tetanus ( dan toksin botalinung) adalah protein
sederhana 150kD yang terdiri atas rantai berat (100kD) dan ringan (50kD) yang digabung oleh ikatan
disulfit. Toksin tetanus melekat pada sambungan neoromuskular dan kemudian diendositosis oleh
saraf motoris, sesudahnya ia mengalami pengangkutan akson retrograt ke sitoplasmin motor neoron
alfa. Pada saraf skiatika kecepatan pengangkutan ternyata 3,4mm/jam. Toksin keluar motorneuron
dalam medula spenalis dan selanjutnya maksuk interneoron penghambat spinal, gimana toksin ini
menghalangi neorun transmiter. Toksin tetanus dengan demikian memblokade hambatan normal otot
antagonis yang merupakan dasar gerakan disengaja yang terkeordinasi; akibatnya, otot yang terkena
mempertahankan kontraksi maksimalnya. Sistem saraf autonom juga dibuat tidak stabil pada tetanus.
Kekuatan toksin tetanus yang luar biasa adalah bersifat enzimatik. Rantai ringan toksin
tetanus (dan beberapa dari toksin botulinum) adalah Zn
2+
yang ,mengandung endoprotease yang
substraknya adalah sinaptobrefin, suatu unsur pokok protein kompleks yang berikaitan yang memberi
kesempatan fesikula sinaptik berfusi dengan membran sel terminal. Rantai braptoksin mengandung
daerah (domain pengikatnya)
PATOLOGI. C. Tetani bukan organisme infasi dan sel vegetatif menghasil toksinnya tetap
ditempat dimana ia masuk kedalam luka yang mungkin menampakan atau tidak menampakan
perubahan-perubahan lokal dan tercampur flora infeksius
MANIFESTASI KLINIS. Tetanus mungkin terlokalisasi atau menyeluruh, yang terakir ini
lebih lazim. Periode inkubasi khas 2/14 hari, tetapi dapat selama berbulan-bulan sesudah jejas. Pada
tetanus menyeluruh, trismus (spasme muskulus maseter atau rahang terkunci) merupakan gejala yang
ada pada 50% kasus. Nyeri kepala, gelisa, dan iritabilitas merupakan gejala awal, sering disertai oleh
kekakuan, sukar mengunyah, disfagia, dan spasme otot leher. Apa yang disebut senyuman sengit
(resus sardonikus) tetanus akibat dari spasme oto-otot muka dan mulut yang tidak henti-henti. Bila
paralisi meluas keotot-otot perut, punggung, pinggang dan paha, penderita dapat berpostur lengkung,
opistotonus, dimana hanya punggung kepala dan tumit yang dapat menyentu dasar (tanah).
Opitotonus adalah posisi seimbang yang akibat dari kontrasi yang tidak henti-hentinya semua otot
yang berlawanan, semuanya menpakan kekakuan tetanus khas (sperti papan). Sapsme otot-otot laring
dan pernapasan dapat menyebabkan obstruksi pernapasan dan asfiksia. Karna toksin tetanus tidak
mengenai saraf sensoris atau fungsi korteks, sayangnya penderita tetap sadar dalan nyeri yang sama
dan dalam harapan ketakutan kejang tetani berikutnya. Kejang-kejang ini ditandai dengan kontraksi
otot tonik berat, mendadak dengan tinju menggenggam, dengan fleksi dan aduksi serta hyper ekstensi
kaki. Tanpa pengobatan, kisaran kejang dari beberapa detik sampai beberapa menit lamanya, dengan
masa berhenti diantaranya, tetapi ketika penyakit menjelek spasme menjadi bertahan dan melelahkan.
Ganggan paling kecil pada pandangan, suara atau sentuhan dapat memicu spasme tetani. Disuria dan
retensi urin akibat dari spasme sfingter kandung kencing ; mengejan waktu bertinja dapat terjadi.
Demam kadang-kadang dapat terjadi setinggi 40
0
c adalah lazim karna banyak terjadi energi metabolik
dihabiskan oleh otot-otot spastik. Pengaruh autonom yang pertama adalah takikardi, aritmia,
hipertensi labil,diaforesis dan vasokontraksi kulit. Paralisis tetanus biasanya menjadi lebih berat pada
minggu pertama sesudah mulai, stabil pada minggu kedua dan sedikit demi sedikit menjadi lebih baik
selama masa 1-4 minggu.
Tetanus neonatus (tetanus neonatorum), bentuk infatil tetanus generalisata, khas nampak
dalam 3-12 hari kelahiran sebagai makin sukar dalam pemberian makanan(yaitu menghisap dan
menelan), dengan disertai lapar dan menangis,paralisi atau kehilangan gerakan, kekakuan pada
sentuhan, dan spasme, dengan atau tanpa opototonus, menandai penyakit. Sisa umbilikus dapat
menahan sisa sisa kotoran, kotoran sapi, darah membeku atau serum, atau ia dapat relatif benigna.

Вам также может понравиться