Cara Meningkatkan Kadar Iman & Taqwa CARA MENAIKKAN KADAR IMAN :
June 7th, 2013 Related Filed Under
1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadits a. Perbanyaklah membaca Al-Quran dan renungkan maknanya Ayat-ayat Al-Quran memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Quran mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Quran mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan. Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS, Shaad 38:29) Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian. (QS, al-Israa 17:82) b. Pelajarilah ilmu mengenai Asmaul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung. Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah. Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah). Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar. c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW. Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah. Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?. Rasulullah saw balik bertanya : Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?. Si sahabat menjawab , Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah. Rasulullah saw menjawab, Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW. d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya. e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabiin dan tabiit tabiin) Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabiin meng- khatamkan Quran dalam satu kali sholatnya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya. 2. Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (marifatullah) Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom. Renungkan pula rahasia dan mukjizat Quran. Salah satu keajaiban Al Quran adalah struktur matematis Al Quran. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal hari disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saaah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini. 3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini. a. Amalan Hati Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya. b. Amalan Lidah Perbanyak membaca Al-Quran, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran. c. Amalan Anggota Tubuh Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria). SEBAB-SEBAB TURUNNYA KADAR IMAN : Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) : 1. Kebodohan Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya. 2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana. Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124). Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah. 3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar. 4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang- orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, ..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita. Sebab-sebab dari luar diri kita (External) : 1. Syaitan Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa. 2. Bujukan dan rayuan dunia Allah SWT berfirman : Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS, al-Hadiid 57:20). Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah. Ibnul Qayyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita. 3. Pergaulan yang buruk Rasulullah bersabda : Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing- masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi). Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai- nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang- orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat. Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui sebab-sebab naik-turunnya iman dalam tulisan ini. Mari kita ingatkan teman-teman kita dengan menyebarkan tulisan ini. Sumber : 1. Sebab-sebab Naik Turunnya Iman, oleh Syaikh Abdur Razzaaq al-Abbaad 2. Asmaul Husna, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah 3. Penawar Hati yang Sakit, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Arkib Label: CARA MENINGKATKAN IMAN DAN TAQWA Taqwa kepada Allah NOTA TAZKIRAH PAGI JUMAAT -BERTAQWA Oleh: Mohamad Hakim Bin Tastik Allah swt berfirman: Sekiranya penduduk itu beriman dan bertaqwa, maka dibuka pintu langit. Maka dengan keimanan dan ketaqwaan maka terjamin keselamatan dalam kehidupan manusia. CARA MENINGKATKAN IMAN DAN TAQWA 1. Ikuti perintah dan jauhi segala larangan Allah. 2.Pendapat ulama ada mengatakan terdapat 1000 perintah untuk dipatuhi dan terdapat 1000 larangan mesti dijauhi. Berapa perintah dan larangan Allah telah kita patuhi dalam kehidupan kita sehingga kini? 3.Bersyukur kepada Allah, Bersyukurlah jangan menjadi kufur! Allah berfirman: Ingatlah kepada Aku, aku ingat kepada kamu. 4.Manusia itu akhsanul taqwim yakni yang paling baik/lawa/cantik kejadiannya. Allah beri pendengaran telinga, mata dan hati. Allah nyatakan didalam firmannya: tetapi sedikit sekali orang yang bersyukur. BAGAIMANA CARA INGIN BERSYUKUR 1.Dengarkanlah kalam Allah selalu. 2.Dengarkanlah nasihat-nasihat yang baik dari ulama-ulama. 3.Jauhilah hiburan melalaikan dan melampau. contohnya ada yang suka mendengar muzik pagi petang siang malam, dalam rumah, dalam pejabat, waktu berehat santai. sayang sekali umur di habis pada perkara sia-sia. 4.Pandanglah dan rasakan nikmat kebesaran dan kejadian ciptaan Allah swt. 5.Pandanglah ibu bapa kita, ada pahala disana. 6.Bagi yang mngerjakan haji/umrah memandang kaabah mendapat pahala. Ada yang tidak dapat nampak kaabah yang besar itu, lantaran itu bersihkan jiwa dan anggota kita dari melakukan maksiat kecil dan besar. HATI YANG HIDUP DAN HATI YANG MATI Menurut Imam Hasan Al Basri dapatlah diketahui tanda-tanda bagi hati yang mati itu seperti: 1.Sentiasa melazimi melakukan dosa tetapi pada masa yang sama mengharap pula keampunan Allah swt. 2.Berilmu tetapi tidak di amalkan dalam kehidupan seharian. 3.Beramal tetapi tidak ikhlas. 4.Riya, yakni melakukan kebaikan, kebajikan dan beramal kerana ingin di lihat orang atau di puji orang yakni amalnya ingin diperlihat kepada manusia. 5.Hari-hari makan rezki Allah tetapi tidak mahu bersyukur. 6.Mengucapkan zikir tetapi hanya di bibir tidak di hayati di dalam hatinya dan tidak di ikuti pengamalan dengan anggota tubuhnya. BAGAIMANA ULAMA DAHULU BERSYUKUR 1.Ulama dahulu Merasa cukup dengan sedikit bekalan dunia dan memperbanyak bekalan akhirat. Tetapi kita sering mendapat rezki banyak tetapi merasa tidak pernah cukup, dan sibuk menumpuk kebendaan dan kekayaan. 2.Ulama dahulu mengamalkan konsep syukur di dalam diri dengan memandang di bawah. kita juga boleh mengikut konsep ini contohnya kalau kita memiliki kereta bersyukur kerana ada orang yang hanya bermotorsikal, kalau kita mempunyai motorsikal kita bersyukur kerana ada orang yang cuma berbasikal, jika ada basikal bersyukur kerana ada orang yang hanya berjalan kaki. 3.Ulama dahulu sering menziarahi kematian/kubur tetapi kita pergi kubur tidak mahu mengambil iktibar: Hari ini kita menziarahi kematian orang esok orang menziarahi kematian kita, Hari ini kita memandikan orang esok orang memandikan kita, Hari ini kita mengafankan orang esok orang mengafankan kita, Hari ini solatkan orang esok orang solatkan kita, Hari ini pergi ziarah esok orang ziarah kita. Bani Adam adalah bangsa yang mulia kerana di muliakan sampaikan di waktu mati di mandi, di beri pakaian kafan, di solat dan di tanamkan. Berilah khidmat terakhir kita sebaiknya kepada ibu dan bapa. Saya akan mati, kamu juga akan mati, marilah selalu bermuhasabah diri kita sebelum ajal menjemput. Selalulah ingati mati, mudahan mudah membuat banyak amal bakti untuk di sana nanti, negeri akhirat yang kekal abadi. Ya Allah ampunilah dosa kami, dosa ibu bapa kami, dosa anak isteri kami yang kami ketahui atau tidak kami ketahui, berilah keluasan di dalam kubur kami dan jauhilah kesempitan dan himpitan kubur bagi kami, kubur itu gelap ya Allah, berilah cahaya untuk kami di dalam kubur kami. Ampunilah kami ya Allah!