Вы находитесь на странице: 1из 21

GANGGUAN PERTUMBUHAN

PROLIFERASI & DIFERENSIASI SEL


Presented by:
Dr. Rahmi Handayani
handayanirahmi@yahoo.com
Kelainan jaringan/ organ dalam hal
Ukuran dan jumlah sel dalam jaringan
Cara proliferasi sel
Sifat diferensiasi sel
Organ/ jaringan yang lebih kecil dari
normal
Agenesis: Kegagalan organ kongenital selama
organogenesis. Organ embrional tidak terbentuk/
rudimenter
Aplasia (Hipogenesis): Suatu keadaan di mana jaringan/
organ embrional yang sudah terbentuk tetapi gagal
berkembang
Hipoplasia: Keadaan rudimenter embrional di mana
organ tidak pernah mencapai ukuran definitif/ dusa
Atrofi: Organ yang dalam perkembangannya mencapai
ukuran definitif kemudian menyusut.

Atrofi normal misalnya:
Atrofi organ tertentu dalam masa embrional, usia lansia
Atrofi kelenjar endokrin
Disuse atrofi

Organ/ jaringan yang lebih besar dari
normal
Hipertrofi: Pembesaran jaringan (organ) karena
pembesaran setiap selnya
Contoh normal/ fisiologis
Hipertrofi otot karena beban
Hipertrofi otot karena respon adaptasi
Miokardium (hipertrofi ventrikel)
Hipertrofi otot polos vesica urinaria
Hiperplasia
Adalah kenaikan jumlah sel yang nyata dalam jaringan
yang mengakibatkan pembesaran jaringan organ tersebut
Dibagi 2:
Hiperplasia hormonal
Hiperplasia kompensatoris
Contoh:
Kehamilan
Laktasi
Hipertrofi prostat
Calus
Pada kasus reseksi hepar 12 jam mitosis
Diferensiasi abnormal
Diferensiasi adalah: proses pengkhususan keturunan sel-
sel induk yang sedang membelah untuk melakukan tugas/
fungsi tertentu
Contoh:
sel yang membelah dalam lapisan terdalam epidermis
Lap. epitel sistem pernafasan membelah berkembang menjadi sel
kolumner tinggi dengan silia
Metaplasia
Jika sistem diferensia sel berada dalam lingkungan yang
tidak cocok, maka polanya dapat berubah.
Metaplasia adalah perubahan reversibel satu jenis sel
dewasa (epitel atau mesenkimal) digantikan sel dewasa
lain.
Contoh:
Lapisan serviks uteri (ep. Kolumner diganti squamosa kompleks)
Pada refleks lambung kronis epitel squamosa bertingkat alami
metaplastik menjadi epitel silendris
Pada perokok: epitel bertingkat/ pseudo epitel metaplasi menjadi
epitel squamosa kompleks
Displasia
Adalah kelainan diferensiasi sel-sel yang berproliferasi
sehingga ukuran, bentuk (morfologi) sel menjadi
abnormal disertai gangguan pengaturan fungsi sel
Displasia ringat bersifat reversibel
Displasia berat bersifat progresif menjadi penyakit ganas
Contoh: displasia serviks uteri menjadi CIN (neoplasma
intraepitel serviks)
Gangguan proliferasi
Neoplasia
Neoplasia = neoplasma = pertumbuhan baru adalah massa
abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi sel-sel yang
beradaptasi tanpa keuntungan dan tujuan

Sifat-sifat neoplasma
Neoplasma jinak
Sel-sel yang berproliferasi cenderung sangat kohesif sehingga
waktu neoplastik sel tumbuh terjadi perluasan massa secara
sentrifugal
Batas-batas yang nyata: kapsul jaringan ikat padat
Tidak menyebar ke tempat jauh
Pertumbuhan lamban, bisa stabil bertahun-tahun
Neoplasma ganas
Tumbuh lebih cepat, progresif
Tidak berkapsul, tidak mudah dipisahkan dari jaringan sekitarnya
Penyebaran tidak teratur
Bersifat tidak kohesif
Menyerbu masuk ke daerah sekitarnya dengan cara destruktif
Dapat masuk sirkulasi darah, menyebar ke tempat lain (metastase)
tumor sekunder

KONSEP KUNCI
Agenesis adalah kegagalan organ kongenital untuk
berkembang setelah organogenesis, dan hipogenesis
adalah kegagalan organ untuk berkembang menjadi
ukuran dewasa.
Atrofi adalah menciutnya organ atau jaringan yang
sebelumnya telah mencapai ukuran dewasa. Penyebabnya
bisa merupakan faktor fisiologi atau patologi. Penyebab
tersering adalah penurunan beban kerja (disuse atrophy),
hilangnya persarafan (denervation atrophy), penuaan
(atrofi senilis), hilangnya rangsangan endokrin, iskemia
dan tidak cukupnya zat-zat makanan.
Hipertrofi menunjukkan peningkatan ukuran organ atau
jaringan akibat peningkatan ukuran sel-sel. Jumlah sel-sel
tidak bertambah. Hipertrofi dapat bersifat fisiologis atau
patologis, dan disebabkan oleh peningkatan kebutuhan
fungsional atau rangsangan hormonal, misalnya, peningkatan
ukuran otot bisep seorang atlet angkat besi (reaksi fisiologis
normal), atau Hipertrofi miokardial pada orang dengan
hipertensi kronik (merupakan satu bentuk adaptasi namun
akhirnya menjadi patologis).
Hiperplasia menunjukkan peningkatan ukuran organ atau
jaringan akibat peningkatan jumlah sel. Hiperplasia dapat
bersifat fisiologis maupun patologis. Contoh hyperplasia yang
fisiologis termasuk payudara dan uterus yang membesar
selama kehamilan (hormonal hyperplasia), pembentukan
kalus(misal, pada tangan akibat tekanan yang, terus-menerus
pada saat bekerja). Penyebab: Hiperplasia patologis biasanya
akibat rangsangan hormonal seperti hiperplasia endometrium
pada perempuan pascamenopause yang menggunakan
estrogen; penyebab hiperplasia prostat yang sering terjadi pada
lelaki tua belum diketahui. Hiperplasia patologis membentuk
daerah fertile yang dapat menimbulkan proliferasi kanker.

Metaplasia adalah penggantian satu tipe sel matur
dengan tipe sel lain yang dalam keadaan normal tidak
terdapat pada tempat tersebut, sebagai bentuk adaptasi
dari stres lingkungan yang buruk. Contohnya, epitel
kubus bersilia normal pada mukosa bronkus digantikan
oleh epitel berlapis skuamosa karena iritasi kronik pada
perokok. Metaplasia potensial untuk kembali ke bentuk
asal bila faktor penyebab dihilangkan; bila faktor
penyebab tidak dihilangkan, metaplasia dapat menjadi
displasia.
Displasia (kelainan pertumbuhan) adalah perubahan
yang tidak normal dalam ukuran, bentuk dan pengaturan
sel-sel matang. Displasia derajat rendah potensial dapat
kembali ke bentuk asal bila rangsangan iritasi dapat
diketahui dan dihilangkan. Displasia epitel hampir selalu
mendahului bentuk kanker, dan jika berat, displasia dapat
menjadi neoplasma preinvasif dan mengarah kepada
karsinoma in situ.

Neoplasma (pertumbuhan baru atau tumor) adalah massa yang tidak
normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki
keuntungah dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas
(kanker). Perbedaan antara neoplasma jinak dan ganas dapat
dibandingkan dengan dasar differensiasi dan anaplasia, laju
pertumbuhan, invasi lokal, dan metastasis. Diferensiasi dan anaplasia
digunakan pada sel-sel parenkim neoplasma. Differensiasi
menunjukkan perluasan sel-sel parenkim yang menyerupai sel-sel
normal yang ditirunya. Neoplasma jinak biasanya ber-differensiasi
baik, sedangkan neoplasma ganas dapat-berdiferensiasi baik hingga
tidak ber-diferensiasi (anaplasiamenyerupai sel-sel embrionik).
Kebanyakan tumor jinak tumbuh secara perlahan melalui periode
tahunan dan biasanya tidak membunuh pejamu. Sedangkan
kebanyakan tumor ganas tumbuh secara cepat dengan cara yang aneh
dan akhirnya membunuh pejamunya. Hampir semua tumor jinak
tumbuh sebagai massa yang berkapsul dan menyatu, sedangkan
pertumbuhan kanker memiliki ciri khas yaitu infiltrasi yang progresif,
invasive dan merusak jaringan normal yang mengelilinginya
(penyebaran lokal). Pada akhirnya, neoplasma ganas memiliki
kemampuan untuk bermetastasis (penyebaran ke arah distal), dan
menimbulkan pertumbuhan sekunder pada daerah yang jauh,
sedangkan neoplasma jinak tidak bermetastasis.
Penyebaran kanker dapat timbul melalui tiga cara:
penyebaran limfatik (yang paling sering), penyebaran
melalui darah, serta melalui permukaan dan rongga
tubuh. Cara keempat yang mungkin adalah melalui
implantasi langsung sel-sel kanker pada sarung tangan
operasi dan alat-alat selama biopsi dan manipulasi bedah
pada tumor.
Efek lokal neoplasma bergantung pada lokasi dan
benturan antara struktur yang berdampingan dan
termasuk nekrosis iskemik akibat kompresi jaringan;
infeksi sekunder; obstruksi jalan napas; usus; traktus
biliaris dan urinarius; perdarahan akibat erosi ke dalam
pembuluh darah; nyeri akibat penekanan struktur yang
sensitif; dan patah patologis akibat metastasis pada tulang
dalam kasus neoplasma ganas

Efek sistemik pada neoplasma ganas berupa kakeksia
(wasting syndrome), anemia (akibat supresi sumsum
tulang atau perdarahan), dan gejala-gejala akibat sekresi
hormon yang tidak normal
Biasanya neoplasma jinak dinamai dengan akhiran -oma
pada sel asli. Penamaan neoplasma ganas mengikuti jalur
yang sama dengan beberapa modifikasi. Neoplasma ganas
dari epitel asli dinamakan karsinoma, yang mungkm
dikualifikasikan sebagai adenokarsinoma (jika
memperlihatkan pola pertumbuhan kelenjar) atau sebagai
karsinoma sel skuamosa (menghasilkan sel-sel
skuamosa). Neoplasma ganas yang muncul pada jaringan
mesenkim disebut sarkoma. Menentukan berdasarkan
organ asli (misal, adenokarsinoma paru) juga merupakan
cara yang seringkali praktis. Banyak pengecualian untuk
aturan yang sudah ada ini.

Karsinogenesis dimulai dari kerusakan genetik - yang tidak
mematikan (mutasi) yang diperoleh akibat kerja agen
lingkungan (misal, radiasi, kimia, virus) pada sel somatik atau
dari kuman diturunkan. Perkembangan neoplasma dari
perluasan sel tunggal nenek moyang telah menyebabkan
kerusakan genetik.
Empat kelas gen yang berperan penting pada pengaturan
mekanisme penandaan faktor pertumbuhan dan siklus sel
protoonkogen, gen-gen yang menekan tumor, gen-gen yang
mengatur apoptosis, dan gen-gen yang memperbaiki DNA
merupakan target utama kerusakan genetic pada
karsinogenesis. Sel-sel kanker menunjukkan sifat antisosial
yang mengizinkan sel-sel kanker tersebut untuk tidak
memperdulikan faktor pertumbuhan istimewa dari komunitas
sel-sel, sehingga berproliferasi secara tidak normal atau gagal
merespons untuk memperbaiki kerusakan DNA atau sinyal
apoptosis.

Telomer adalah penutup akhir kromosom yang penting
untuk kestabilan kromosom selama replikasi sel. Telomer
memendek pada setiap replikasi sel somatik hingga
panjang kritis tercapai dan sel tidak akan mampu
bereplikasi lagi. Pemendekan telomer dipercaya sebagai
dasar genetik penuaan. Sel-sel kanker menyekresi
telomerase yang dapat memperbaiki telomer dan
merupakan kunci untuk mencapai kekebalan.
Karsinogenesis adalah proses multilangkah yang
meliputi inisiasi (mutasi genetik asli), promosi
(proliferasi klon ganas dan mutasi tambahan), dan
progresi (proliferasi yang diperoleh akibat kerja tumor
ganas termasuk infiltrasi dan metastasis).

Penentuan derajat histologi dan penentuan stadium klinis
dilakukan untuk membantu menetapkan prognosis dan
menuntun pada terapi keganasan. Penentuan derajat
histologi didasarkan pada tingkat diferensiasi sel-sel
tumor dan jumlah mitosis diduga berhubungan dengan
keganasan neoplasma ganas. Sistem penentuan stadium
klinis TNM didasarkan pada ukuran lesi primer,
penyebarannya ke kelenjar getah bening regional, dan ada
atau tidak adanya metastasis jauh.
Cara pengobatan kanker yang tersering termasuk
pembedahan eksisi, iradiasi, dan kemoterapi.

Terima kasih ..

Вам также может понравиться