Вы находитесь на странице: 1из 2

candi tikus

Candi tukus terletak di dukuh Dinuk Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini berukuran 29,5X28,25 meter dan tinggi keseluruhan 5,2
meter. Nama candi tikus diambil dari sejarah penemuannya yang ketika itu pertama kali
ditemukan di sana ditemukan banyak sekali tikus, dan hama tikus ini menyerang pertanian
desa di sekitarnya. Pertama kali ditemukan pada tahun 1914 kemudian baru dilakukan
pemugaran pada tahun 1983-1986.

Menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa Candi Tikus merupakan replika atau lambang
Mahameru. Candi ini disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat
bersarangnya tikus yang memangsa padi petani
Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur empat buah candi kecil yang dianggap
melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam dan sumber segala
kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara
yang terdapat di sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu sumber
segala kehidupan.
Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat
bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan
tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan
magis dan dapat memberikan kesejahteraan, dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus
dianggap bersumber dari Gunung Mahameru.
Gunung meru merupakan gunung suci yang dianggap sebagai pusat alam semesta yang
mempunyai suatu landasan kosmogoni yaitu kepercayaan akan harus adanya suatu keserasian
antara dunia dunia (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos). Menurut konsepsi
Hindu, alam semesta terdiri atas suatu benua pusat yang bernama Jambudwipa yang
dikelilingi oleh tujuh lautan dan tujuh daratan dan semuanya dibatasi oleh suatu pegunungan
tinggi. Jadi Sangat mungkin Candi Tikus merupakan sebuah petirtaan yang disucikan oleh
pemeluk Hindu dan Budha, dan juga sebagai pengatur debit air di jaman Majapahit.




Candi Bajang Ratu








Candi Bajang Ratu atau juga dikenal dengan nama Gapura Bajang Ratu merupakan salah satu
bangunan bersejarah yang merupakan bagian dari kumpulan peninggalan Situs Trowulan.
artinya candi ini juga mempunyai peran dalam kenangan kejayaan kerajaan Majapahit pada
masa lampau. Candi Bajang Ratu berada tepatnya di Desa Temon Trowulan Mojokerto tidak
jauh dari keberadaan Candi Tikus sekitar 600 meter.
Candi Bajang Ratu atau Gapura Bajang Ratu diperkirakan dibangun pada abad ke 14.
menurut sejarah candi atau gapura bajang ratu ini dibangun untuk memperingati wafatnya
Raja Jayanegara pada tahun 1250 saka atau 1328 masehi seperti yang tertulis dalam kitab
Negarakertagama. asal usul nama Bajang Ratu berasal dari peristiwa Raja Jayanegara yang
jatuh saat melewati gapura ini Bajang berarti lajang atau cacat karena pada saat dinobatkan
menjadi raja ke 2 Majapahit beliau masih kecil dan Ratu adalah sebutan untuk Raja jadi bila
digabungkan menjadi Bajang Ratu.
Sebenarnya Candi atau Gapura Bajang Ratu adalah pintu belakang kerajaan yang digunan
para pelayat yang saat itu datang melayat pada saat Raja Jayanegara wafat. hingga saat ini di
mojokerto ada tradisi yang diharuskan lewat pintu belakang saat melayat. ada juga suatu
kepercayaan atau mitos yang mengatakan jika seorang pejabat pemerintah pantangan atau
pamali jika melewati Gapura Bajang Ratu ini karena dipercaya akan mendatangkan nasib
buruk.
Bangunan candi Bajang Ratu mempunyai 3 bagian yaitu kaki, atap, dan tubuh. kaki pada
gapura mempuyai panjang sekitar 2,84 meter. pada candi ini terdapat relief-relief yang
menggambarkan cerita Sri Tanjung. selain itu juga banyak terdapat relief yang
menggambarkan aneka satwa antara lain singa, naga dan kepala garuda. konon relief-relief itu
pada jaman majapahit dipercaya sebagai penolak bala

Вам также может понравиться