Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OPERASI RISET 1.
METODE SIMPLEKS
DUA FASE
Disusun Oleh
KELOMPOK 2
1. OKTAPINA GURUSINGA (4113230020)
2. ROSARI CHRISDAYANTI HASUGIAN (4113230023)
3. ROSLIN MEISA PASARIBU (4113230024 )
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
2
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Operasi Riset 1
ini yaitu sebuah makalah yang berjudul Metode Simpleks Dua Fase. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari Dosen Operasi Riset, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dosen
pembimbing, khususnya mata kuliah Operasi Riset 1 yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam
menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterima kasih kepada orang tua dan
teman-teman yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Penulis mohon maaf jika dalam penyajian dan penyampaian makalah ini,
banyak hal-hal yang kurang berkenan atau kurang bermutu atau berkualitas karena
keterbatasan sarana buku-buku yang bisa mendukung terciptanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Demi kesempurnaan
makalah ini, penulis dengan tangan terbuka selalu menerima saran-saran yang
bersifat membangun dan membantu perbaikan-perbaikan dalam makalah ini.
Medan, Februari 2014
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
BAB I.
PENDAHULUAN ........................................................................... 4
BAB II.
ISI
FASE 1 .............................................................................................. 5
FASE 2 .............................................................................................. 7
CONTOH SOAL ............................................................................... 8
BAB III.
SIMPULAN ..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 19
SOAL LATIHAN ........................................................................... 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
Metode simpleks dua fase merupakan suatu modifikasi dari metode M
Charmes. Kalau dengan metode M Charmes koefisien variabel tiruan (buatan,
semu) mendapatkan harga (-M) untuk persoalan memaksimumkan atau (M) untuk
persoalan meminimumkan dengan M adalah bilangan positif besar.
Kenyataannya penggunaan M tersebut menghambat sekali jika algoritma
simpleks harus dikerjakan dengan komputer, dan M harus diisi nilai numeris yang
dipilih jauh lebih besar dari koefisien variabel tiruan yang lain. Namun banyaknya
angka untuk bilangan yang dikerjakan komputer sudah ditentukan maka bilangan
yang besar tadi akan mengurangi ketepatan perhitungan atau mungkin mala
menghasilkan jawaban yang salah. Selanjutnya akan dicari metode alternatif
untuk mengatasi masalah di atas yang disebut metode simpleks dua fase (two
phase simpleks method). Metode dua fase digunakan jika variabel basis awal
terdiri dari variabel buatan. yang intinya adalah penyelesaian dibagi menjadi dua
tahap yang masing-masing dikerjakan dengan algoritma simpleks.
Tahap I merupakan proses optimasi variabel buatan yang dilakukan untuk
menentukan apakah soal asli mempunyai penyelesaian layak. Jika penyelesaian
layak ini ada maka tahap I akan menghasilkan penyelesaian layak basis (plb).
Karena variabel buatan sebenarnya tidak ada (hanya ada di atas kertas), maka
tahap I dilakukan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0. Proses optimasi
variabel keputusan dilakukan pada tahap II dimana tabel awal tahap II yang sudah
tak memuat peubah semu yang tak positif lagi, selanjutnya tahap II akan
menyelesaikan penyelesaian optimum bagi soal aslinya.
Metode simpleks dua fase harga (konstanta) variabel tiruan pada fungsi
tujuan diberi (-1) bila masalah memaksimumkan atau (+1) bila masalah PL
meminimumkan.
5
BAB II
ISI
Prosedur analisis fase I maupun fase II menggunakan tabel simpleks baku
dengan modifikasi tertentu.
Fase I
Tahap awal; menyajikan data PL ke dalam bentuk baku kemudian masukan ke
dalam tabel simpleks baku dengan catatan koefisien harga fungsi tujuan untuk
variabel pokok dan variabel penambah/ pengurang (Sa) adalah nol sedangkan
koefisien harga variabel tiruan (Tr) diberi nilai (-1) kalau persoalan PL adalah
memaksimumkan.
Tahapan analisis simpleks (tabel 1 dan seterusnya).
Tentukan variabel basis
Tentukan variabel pengganti variabel dengan bantuan operasi baris
elementer, vektor kolom generator T dan elemen pivot.
Tahap kahir fase I.
Meneliti elemen baris Zj Cj untuk menentukan apakah fase II sudah bisa
dimulai atau tidak perlu dilanjutkan dengan fase II.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam fase I.
Modifikasi yang dilakukan dalam metode dua fase sehingga membedakannya
dengan metode MCharnes adalah
Fungsi tujuan dalam analisis fase I
- Koefisien harga variabel Cj = 0 ; j = 1,...,k
- Koefisien harga variabel slack/ surplus Cj = 0; j = (k+1), (k+2),...,r
- Koefisien haraga variabel tiruan (semu, buatan, artifisial) Cj = -1 (untuk
persoalan memaksimumkan) j = (r+1), (r+2),...,N
Jadi dalam fase I kita berusaha untuk memaksimumkan Z* bukan
memaksimumkan Z.
6
Perhatikan : Fungsi tujuan asli
Karena Cj = 0 maka Cj . Xj = 0 sehingga Z = 0
Sementara itu
()
J adalah matriks baris (1,1,1,...,1) dan
adalah matriks kolom yang berisikan variabel tiruan (buatan, semu, artifisial).
.
Kalau ternyata
dapat
dihilangkan (dicoret) dan menghapus vektor buatan tersebut. Demikian pula
apabila ada satu atau lebih variabel buatan yang muncul pada tingkat nol dan
paling tidak terdapat satu baris yang sesuai dengan suatu kolom variabel buatan,
dimana
Dengan syarat
Penyelesaian,
Bentuk baku
Dengan syarat
Diselesaikan dengan prosedur memaksimumkan fungsi tujuan.
Dengan syarat
non negatif;
dan
variabel pengurang
variabel buatan.
9
Tabel awal (fase I)
c
j
0 0 0 0 -1 -1
bi
R
VB c
B
-1
-1
-4
3
1
-4
-1
0
0
-1
1
0
0
1
2
5
Zj 1 3 1 1 -1 -1 -7
1 3 1 1 0 0
Karena semua elemen kolom
Dengan syarat
Bentuk baku:
Dengan syarat
Diselesaikan dengan prosedur memaksimumkan fungsi tujuan
Bentuk baku
Dengan syarat
12
Fase I
Tabel 1
0 0 0 -1 -1
HB
R
VB
0
-1
1
5
1
1
0
0
-1
0
1
25
140
25
-5 -6 0 1 -1 -140
-5 -6 0 2 0
Tabel 2
0 0 0 0 -1
HB R
VB
0
0
0
1
1
0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
Ternyata data Tabel 2 menunjukkan fase I berakhir.
13
Fase II.
Tabel 3 (Awal Fase II)
-14 -18 0 0
HB R
VB
0
-18
0
1
1
0
10
28
-1
0 0 3
x
1
masuk menjadi variabel basis dan x
3
menjadi non basis
Tabel 4 (Fase II)
-14 -18 0 0
HB R
VB
-14
-18
1
0
0
1
6
-5
1
-1
10
15
0 6 4
Simpulan Z* = -410 atau nilai minimum Z = 410 dicapai oleh x
1
= 10 dan x
2
= 15.
14
DENGAN LINGO
Contoh 3.
Seorang penjahit memiliki persediaan kain polos kurang dari 132 m dan kain
bergaris lebih dari 100 m. Ia hendak membuat dua jenis pakaian. Pakaian model I
memerlukan 2 m kain polos dan 5 m kain bergaris. Pakaian model II memerlukan
3 m kain polos dan 2 m kain bergaris. Pakaian model I dijual dengan harga $3 per
potong dan pakaian model II dijual dengan harga dengan harga $5. Tentukan
pendapatan maksimum yang dapat diperoleh penjahit tersebut.
15
Penyelesaian :
Maksimumkan:
Dengan syarat
Bentuk baku:
Dengan syarat
Diselesaikan dengan prosedur meminimumkan fungsi tujuan
Bentuk baku
Dengan syarat
Tabel awal Fase I
c
j
0 0 0 0 1
HB
R
VB c
B
0
0
5
2
1
0
0
-1
0
1
132
100
66
100/3
3 2 0 -1 0 100
16
Tabel 2 Fase I
c
j
0 0 0 0 1
HB
R
VB c
B
0
0
1
11/3
2/3
1
0
2/3
-1/3
-2/3
1/3
196/3
100/3
0 0 0 0 -1
Karena
0
-3
1
0
3/11
-2/11
2/11
-5/11
196/11
108/33
98
165
0 3 0 1 -100
Tabel 2 Fase II
c
j
-3 -5 0 0
HB
R
VB c
B
0
-3
1
11/2
5/2
3/2
1/2
1
0
98
66
Maka pendapatan maksimum yang dapat diperoleh penjahit tersebut, yaitu $198.
DENGAN LINGO
18
SIMPULAN
1. Metode dua fase merupakan modifikasi dari metode M Charnes digunakan
untuk memecahkan masalah yang memerlukan masukan variabel artifisial.
Perbedaan dengan metode dua fase terletak pada pemberian konstanta
variabel artifisial.
2. Kalau metode M Charnes konstanta variabel artifisial diberi (-M) bila
memaksimumkan dan (M) bila meminimumkan. Sedangkan pada metode dua
fase konstanta variabel artifisial pada fungsi tujuan adalah (-1) bila
memaksimumkan dan (1) bila meminimumkan.
3. Analisis simpleks dilakukan dalam dua fase. Di dalam fase I, konstanta
variabel pokok diberi nilai nol sedangkan konstanta variabel artifisial diberi
nilai (-1) bila memaksimumkan. Prosedur analisis sama dengan analisis
simpleks baku. Akhir fase I ditetapkan berdasar nilai elemen
.
4. Kalau (1)
dihitung
kembali dengan aturan yang digunakan dalam analisis simpleks baku
.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jabar, Abdul. 2011. Program Linier. Banjarmasin : STKIP PGRI
Soemartojojo. 1999. Program Linier. Jakarta : Universitas Terbuka
Sudradjat. 2008. Pendahuluan Penelitian Operasional. Bandung : Universitas
Padjajaran.
Syahputra, Edi. 2013. Program Linier. Medan : FMIPA UNIMED
20
SOAL LATIHAN
1. Seorang pedangang (pengusaha kecil) telah menerima dua jenis kembang
gula dari seorang pengusaha. Dalam tiap jenis kembang gula memuat coklat
dan karamel dengan perbandingan
Jenis Kembang
Gula
Jenis Bahan
Coklat Karamel
Jenis A (%) 20 20
Jenia B (%) 20 40
Kedia jenis ini dicampur dan kemudian dimasak lagi untuk dijadikan kembang
gula lagi dengan label sendiri; dengan perhitungan kenbang gula dengan label
baru akan lebih laku jika memuat paling sedikit 8 kg coklat dan paling sedikit 12
kg karamel. Harga jenis A adalah $30/kg dan jenis B $40/kg. Berapa banyak dari
tiap jenis harus dicampur supaya biaya ptoduksi yang diperlukan serendah-
rendahnya?
Penyelesaian:
Minimumkan
Dengan syarat
Dengan syarat
dan
variabel pengurang;
dan
variabel buatan.
21
Fase I.
Tabel 1
0 0 0 0 -1 -1
HB
R
VB
-1
-1
1
1
1
2*
-1
0
0
-1
1
0
0
1
40
60
40
30
-2 -3 1 1 0 0 -100
0 0 0 0 -1 -1
HB R
VB
-1
0
0
1
-1
0
1
0
10
30
20
60
0 1
-10
22
Tabel 3
0 0 0 0 -1 -1
HB R
VB
0 1 0 -2 1 2 0 20
0 0 1 1 -1 -2 -1 20
0 0 0 0 1 1 0
Ternyata data Tabel 3 menunjukkan fase I berakhir.
Tabel 4 (Awal Fase II)
-30 -40 0 0
HB R
VB
-30 1 0 -2 1 20
-40 0 1 1 -1 20
0 0 20 10 -1400
Karena semua kolom
), maka nilai
.
DENGAN LINGO
23
2. Dua produk diproses secara berurutan pada dua mesin. Waktu pemrosesan
dalam jam per unit produk pada kedua mesinditunjukkan pada tabel dibawah
ini:
Mesin
Waktu per unit (jam)
Produk 1 Produk 2
1
2
2
1
1
1
Biaya total untuk memproduksi setiap unit produk didasarkan secara langsung
pada jam mesin. Asumsikan biaya operasional perjam mesin 1 dan mesin 2
berturut-turut adalah $5 dan $3. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi
produk 1 adalah paling sedikit 3 jam dan waktuyang diperlukan untuk
memproduksi produk 2 adalah paling sedikit 2 jam. Berapa banyak biaya
operasional yang dikeluarkan agar dicapai optimum pada proses produksi
tersebut?
24
Penyelesaian:
Minimumkan Z = 5x
1
+ 3x
2
Dengan syarat 2x
1
+ x
2
3 (1)
x
1
+ x
2
2 (2)
x
1
dan x
2
non negatif
Masukan variabel pengurang
dan
dan
yang non
negatif akan diperoleh bentuk baku
Dengan syarat:
Tabel 1 (awal fase I)
c
j
0 0 0 0 -1 -1
HB
R
VB c
B
-1
-1
1
1
1
-1
0
0
-1
1
0
0
1
3
2
1,5
2
-3 -2 1 1 1 1 -5
Tabel 2 (fase I)
c
j
0 0 0 0 -1 -1
HB
R
VB c
B
0
-1
1
0
0,5
-0,5
-1,5
0
-0,5
0,5
-0,5
0
1
1,5
0,5
0
0
1
0
0
1
-2
3
0,5
-1
1
-1
-1
2
1
1
0 0 0 0 1 1 0
Tabel 4 (awal fase II)
c
j
-5 -3 0 0
HB
VB c
B
-5
-3
1
0
0
1
-2
3
0,5
-1
1
1
0 0 0 0 -8
Kesimpulan
dan
DENGAN LINGO
26
3. Seorang peternak memiliki 1000 ayam yang mengkonsumsi 480 kg pakan
khusus setiap harinya. Pakan tersebut disiapkan menggunakan campurang
jagung dan dedak dengan komposisi sebagai berikut:
Bahan
Kandungan Bahan (gr)
Biaya (Rp/kg)
Kalsium Protein Serat
Jagung 3 4 1 4000
Dedak 1 3 2 1000
Kebutuhan pakan ayam setiap harinya adalah 0,625% kalsium, paling sedikit
1,25% protein, dan paling banyak 0,625% serat. Berapa banyak biaya yang
dikeluarkan agar dicapai optimum pada pembelian pakan ayam?
Penyelesaian:
Minimumkan
Dengan syarat:
27
non negatif
1. Rumuskan persoalan ini dalam bentuk baku dengan memasukkan variabel
penambah
, pengurang
dan
2. Rumuskan kembali bentuk baku persoalan pada (a) dengan memaksimum
fungsi tujuan, tambahkan variabel tiruan (semu, buatan) serta berikan
koefisien (-1) untuk variabel tiruan pada fungsi tujuan.
3. Carilah penyelesaian masalah sampai akhir fase I.
4. Kalau nilai fase I berakhir, buatlah tabel awal fase II.
5. Selesaikan fase II kemudian dirumuskan simpulan tentangnilai minimum
fungsi tujuan.
Masukkan variabel penambah
ke pembatas (3), variabel buatan
ke pembatas
(1), variabel pengurang
dan tiruan
ke pembatas (2)
Tabel awal fase I
c
j
0 0 0 0 -1 -1
HB
R
VB c
B
-1
-1
0
4
1
1
3
2
0
0
1
0
-1
0
1
0
0
0
1
0
3
6
3
3
6
3
-7 -4 0 1 0 0 -9
; karena
)
28
Tabel 2 (fase I)
cj 0 0 0 0 -1 -1
HB
R
VB cB
0
-1
0
1
0
0
1/3
5/3
0
0
1
0
-1
0
1/3
-4/3
-1/3
0
1
0
1
2
2
3
1,2
0 -5/3 0 0 7/3 0 -2
.
Tabel 3 (akhir fase I)
cj 0 0 0 0 -1 -1
HB
R
VB cB
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1/5
-3/5
1
8/15
-4/5
17/15
-1/5
3/5
-1
3/5
6/5
2
0 0 0 0 1 1 0
Tabel 4 (awal fase II)
cj -4000 -1000 0 0
HB
VB cB
-4000
-1000
0
1
0
0
0
1
0
0
0
..
1/5
-3/5
1
0,6
1,2
3,6
0 0 0 -1/5 -3600
29
Kesimpulan Z* = - 3600 maksimum sehingga Z = 3600 adalah nilai minimum
yang dicapai oleh x
1
= 0,6, x
2
= 1,2
Tabel 4 menjadi tabel awal fase II sekaligus sebagai akhir fase II, biarpun kolom
pada baris
Dengan syarat:
Bentuk baku:
Dengan syarat:
Diselesaikan dengan prosedur meminimumkan fungsi tujuan
Bentuk baku
31
Minimumkan : a = A
1
atau a = 18 3x
1
2x
2
Berdasarkan pembatas
:
Tabel awal Fase I
c
j
0 0 0 0 1
HB
R
VB c
B
0
0
1
0
3
0
2
2
1
0
0
0
1
0
0
0
1
4
12
18
4
-
6
3 2 0 0 0 18
Tabel 2 Fase I
c
j
0 0 0 0 1
HB
R
VB c
B
0
0
1
0
0
0
2
1
0
-3
0
1
0
0
0
1
4
12
6
-
6
3
0 2 -3 0 0 18
32
Tabel 3 Fase I
c
j
0 0 0 0 1
HB
R
VB c
B
0
0
0
0
0
0
0
1
1
3
-3/2
0
1
0
0
-1
1/2
4
6
3
0 0 0 0 -1 0
Karena
-3
0
-5
0
0
0
0
1
1
-3/2
0
1
0
0
-1
1/2
4
6
3
4
2
-
-3
0
-5
0
0
0
0
1
0
1
0
-1/3
1/3
1/2
2
2
6
-3 -5 0 -3/2 -36
33
Karena
.
DENGAN LINGO
5. Minimumkan
Dengan syarat:
34
Penyelesaian:
Diselesaikan dengan prosedur memaksimumkan fungsi tujuan
Dengan syarat:
Dengan
dan
dan
variabel buatan.
Fase I
Tabel 1
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1
HB R
VB c
B
-1
-1
0
1
-1
0
1
1
1
-1
0
0
0
-1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
2
1
3
2
1
3
Z
j
- c
j
0 -2 1 1 0 0 0 -3
Tabel 2
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1
HB R
VB c
B
-1
0
0
2
-1
1
0
1
0
-1
0
0
1
-1
-1
0
0
1
1
0
0
-1
1
-1
1
1
2
1/2
-1
2
Z
j
- c
j
-2 -0 1 -1 0 0 2 -1
35
Tabel 3
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1
HB R
VB c
B
0
0
0
1/2
-1/2
1/2
0
1
0
-1/2
-1/2
1/2
1/2
-1/2
1/2
0
0
1
1/2
1/2
-1/2
-1/2
1/2
-1/2
1/2
3/2
3/2
Z
j
- c
j
0 0 0 -1 0 1 1
Ternyata tabel 3 sudah menunjukkan akhir Fase I
Tabel 4 (awal fase II)
c
j
-1 -2 0 0 0
HB R
VB c
B
-1
-2
0
1/2
-1/2
1/2
0
1
0
-1/2
-1/2
1/2
1/2
-1/2
1/2
0
0
1
1/2
3/2
3/2
1
-
1/3
Z
j
- c
j
3/2 0 3/2 -1/2 0 -7/2
Kesimpulan Z* = - 7/2 = -3,5 maksimum, sehingga Z = 7/2 = 3,5 adalah nilai
minimum.
DENGAN LINGO
36
6. Minimumkan
Dengan syarat:
Penyelesaian:
Minimumkan
Dengan syarat:
Dengan
variabel buatan
37
Fase I. Tabel 1
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1 -1
HB R
VB
C
B
-1
-1
-1
1
3
3
3
4
1
-1
0
0
0
-1
0
0
0
-1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
8
19
17
8/3
19/4
17
Z
j
- c
j
-7 -8 1 1 1 0 0 0 -44
Tabel 2
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1 -1
HB R
VB
C
B
0
-1
-1
1/3
5/3
8/3
1
0
0
-1/3
4/3
1/3
0
-1
0
0
0
-1
1/3
-4/3
-1/3
0
1
0
0
0
1
8/3
25/3
43/3
8
5
43/8
Z
j
- c
j
0 -5/3 1 1 8/3 0 0
Tabel 3
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1 -1
HB R
VB
C
B
0
0
-1
0
1
0
1
0
0
-3/5
4/5
-9/5
1/5
-3/5
8/5
0
0
-1
3/5
-4/5
9/5
1/5
3/5
-8/5
0
0
1
1
5
1
5
5/8
Z
j
- c
j
0 0 9/5 -8/5 1 -4/5
0
38
Tabel 4
c
j
0 0 0 0 0 -1 -1 -1
HB R
VB
C
B
0
0
0
0
1
0
1
0
0
-3/8
1/8
-9/8
0
0
1
1/8
-3/8
-5/8
-9/8
2/5
0
-1
0
0
1
-1/8
-3/8
5/8
Z
j
- c
j
0 0 0 0 0 1 1 1
Tabel 4 sudah menunjukkan akhir fase I
Fase II
Tabel 5(awal fase II)
c
j
-50 -25 0 0 0
HB R
VB
C
B
-25
-50
0
0
1
0
1
0
0
-3/8
1/8
-9/8
0
0
1
1/8
-3/8
-5/8
-5,375
-0,875
5/8
Z
j
- c
j
0 0 25/8 0 125/8
Karena semua kolom
Berakhir atau Z
min
=
39
DENGAN LINGO