Вы находитесь на странице: 1из 23

HIPOGLIKEMIA

KELOMPOK :
LUKMAN
APRILIANTI
HAFID
AGUCTINO
Hipoglikemia
Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah
glukosa darah kurang dari 2,2 m mol/l,
walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula
darah yang lebih tinggi. (Petter Patresia A,1997)
Hipoglikemia adalah batas terendah kadar
glukosa darah puasa(true glucose) adalah 60 mg
%,dengan dasar tersebut maka penurunan
kadar glukosa darah di bawah 60 mg%. (Wiyono
,1999).
Hipoglikemia adalah glukosa darah rendah,
terjadi pada atau tergantung pada kadar gula
atau glukosa di dalam tubuh lebih rendah dari
kebutuhan tubuh.(www.medicare.com)

Etiologi hipoglikemia pada diabetes mellitus (DM)
a. hipoglikemia pada stadium dini
b. hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM
1) penggunaan insulin
2) penggunaan sulfonylurea
3) bayi yang lahir dari ibu pasien DM
c. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan
DM
1) hiperinsulinesme alimenter pasca
gastrektomi
2) insulinoma
3) penyakit hati berat
4) tumor ekstra
pankreatik,fibrosarkoma,karsinoma ginjal
5) hipopituitarism, (Mansjoer A, 1999: 602).


Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat
pengobatan insulin atau sulfonylurea:
a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
1) pengurangan/keterlambatan makan
2) kesalalahan dosis obat
3) latihan jasmani yang berlebihan
4) penurunan kebutuhan insulin
- penyembuhan dari penyakit
- nefropati diabetic
- hipotiroidisme
- penyakit Addison
- hipopituitarisme
5) hari-hari pertama persalinan
6) penyakit hati berat
7) gastro paresis diabetic
b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan dokter
1) pengendalian glukosa darah yang ketat
2) pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hiperglikemik
3) penggantian jenis insulin, (Mansjoer A, 1999: 602)

Manifetai kliniK
Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua
fase yaitu
a. Fase I : gejala-gejala aktivas pusat autonom
dan hipotalamus sehingga hormon
epinefrin di lepaskan, gejala awal ini
merupakan peringatan karena saat itu pasien
masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan
yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia
lanjut.
b. Fase II: gejala-gejala yang terjadi akibat mulai
terganggunya fungsi otak,karena itu di
namakan gejala neurologist
Di kutip dari Karen Bruke 2005 :1478 ada
beberapa tanda gejala ataupun
manifestasi klinis yang meliputi:
- Lapar
- Mual-muntah
- Pucat,kulit dingin
- Sakit kepala
- Nadi cepat
- Hipotensi
- Irritabilitas

Manifestasi sebab perubahan fungsi
serebral
- Sakit kepala
- Koma
- Kesulitan dalam berfikir
- Ketidakmampuan dalam berkonsentrasi
- Perubahan dalam sikap emosi


Pemeriksaan glukosa darah sebelum dan
sesudah suntikan dekstrosa
perpanjangan pengawasan puasa, tes primer
untuk hypoglikemia, perpanjanganya (48-72
jam) setelah pengawasan puasa.
Tes bercampur makanan, tes ini di gunakan
jika anda mempunyai tanda puasa (2 jam PP)
Tes urine di simpan untuk mencari substansi
keton.
Tes ini juga mencari tes pancreas atau
penyakit endokrin

Seseorang yang sering mengalami
hipoglikemia (terutama penderita
diabetes), hendaknya selalu membawa
tablet glukosa karena efeknya cepat
timbul dan memberikan sejumlah gula
yang konsisten
Baik penderita diabetes maupun bukan,
sebaiknya sesudah makan gula diikuti
dengan makanan yang mengandung
karbohidrat yang bertahan lama
(misalnya roti atau biskuit).
CONT..
Jika hipoglikemianya berat dan
berlangsung lama serta tidak mungkin
untuk memasukkan gula melalui mulut
penderita, maka diberikan glukosa
intravena untuk mencegah kerusakan
otak yang serius
Seseorang yang memiliki resiko
mengalami episode hipoglikemia berat
sebaiknya selalu membawa glukagon
Tindakan operaci untuk pengangkatan
tumor penghacil inculin

Pengkajian primer :
a. Airways : kaji kepatenan jalan nafas
pasien, ada tidaknya sputumatau
benda asing yang menghalangi jalan
nafas
b. Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi
nafas, ada tidaknya penggunaan otot
bantu pernafasanc.
c. Circulation : kaji nadi, capillary refill
Cont
Pengkajian sekunder
Pengkajian head to toe
a. Data subyektif :
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Status metabolik : intake makanan yang
melebihi kebutuhan kalori,infeksi atau
penyakit-penyakit akut lain, stress yang
berhubungandengan faktor-faktor
psikologis dan social, obat-obatan atau
terapi lainyang mempengaruhi glikosa
darah, penghentian insulin atau obat
antihiperglikemik oral.

b. Data Obyektif
1) Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan,
kram otot, tonus ototmenurun, gangguan
istrahat/tidur Tanda : Takikardia dan
takipnea pada keadaan istrahat atau
aktifitasLetargi/disorientasi, koma
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut,
klaudikasi, kebas dankesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan
yanglama, takikardia.Tanda : Perubahan
tekanan darah postural, hipertensi, nadi
yangmenurun/tidak ada, disritmia, krekels,
distensi vena jugularis, kulit panas, kering,
dan kemerahan, bola mata cekung

3) Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain,
masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria),
nokturia, rasanyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), ISK baru/berulang,
nyeritekan abdomen, diare.Tanda : Urine
encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat
berkembangmenjadi oliguria/anuria, jika
terjadi hipovolemia berat), urin
berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen
keras, adanya asites, bising usus lemahdan
menurun, hiperaktif (diare)

Cont
5) Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi
diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat,
penurunan berat badanlebih dari beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (Thiazid)Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensiabdomen,
muntah, pembesaran tiroid (peningkatan
kebutuhanmetabolik dengan peningkatan gula darah), bau
halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
6) Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesi, gangguan
penglihatanTanda : Disorientasi, mengantuk, alergi,
stupor/koma (tahap lanjut),gangguan memori (baru, masa
lalu), kacau mental, refleks tendondalam menurun (koma),
aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).

7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri
(sedang/berat)Tanda : Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8) Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk
dengan/tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi/tidak)Tanda : Lapar udara, batuk
dengan/tanpa sputum purulen,
frekuensi pernapasan meningkat
9) Keamana
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulitTanda :
Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi,
menurunnyakekuatan umum/rentang gerak,
parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam)

Cont
10) Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung
infeksi)Masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
11) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung,
stroke, hipertensi.Penyembuhan yang lambat,
penggunaan obat sepertii steroid,
diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin
atau tidak memerlukan obat diabetik
sesuai pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin
memerlukan bantuan dalam pengaturan diit,
pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadapglukosa darah.

DATA-DATA LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
adanya peningkatan gula darah, urea darah,
serum creatinin (BUN), mikoro albumunurea,
dan glikohemoglobin (Hb) Ph dan bagian
tekanan dari karbon dioksida (PCO2). tabel
51-1 menjelaskan bahwa rasional
peningkatan dari studi ini. Periksa bagian
urinary menunjukkan adanya
pemeriksaan.tabel 51-2 menunjukkan gula
darah normal, penjelasan mengenai
interprestasi yang tidak normal pada
keadaan koma, perawat memberi
perawatan sampai pemeriksaan gula darah
selanjutnya. (Donna 1991, hal 1598).


1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan gastric berlebihan, diare, muntah, masukan
di batasi
Intervensi
Dapatkan riwayat pasien/orang terdekat sehubungan dengan lamanya/intensitas gejala
seperti muntah, pengeluaran urine yang sangat berlebihan.
Pantau tanda-tanda vital
Frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot Bantu nafas dan adanya periode
apnoe dan munculnya sianosis.
Suhu, warna kulit/ kelembapannya.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosa
Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.
Ukur berat badan setiap hari
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang
dapat di toleransi jantung.
Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman
Catat hal-hal yang dapat di laporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi
lambung.
Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat edema, peningkatan berat
badan, nadi tidak teratur, dan adanya distensi pada vaskuler.
Berikan therapy cairan sesuai indikasi (kolaborasi)
Kolaborasi untuk pemasangan DC
Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui IV dan atau melalui oral sesuai indikasi.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
Intervensi
Timbang BB setiap hari
Tentukan program diit dan pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dapat di hasilkan
pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdoment/perur
kenbung, mual, muntahan makanan yeng belum dapat di
cerna.
Beri diit TKTP/diit DM
Identifikasi makanan yang dapt di sukai/di kehendaki
termasuk kebutuhan etnik/cultural.
Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini
sesuai dengan indikasi
Observasi adanya tanda-tanda hiperglikemia
Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan
finger stiek
Lakukan konsultasi dengan ahli diit
3. Infeksi, resiko tinggi terhadap sepsis b/d kadar
glukosa darah, penurunan fungsi leukosit, perubahan
pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang sebelumnya.
Intervensi
Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan
cuci tangan yang baik pada semua orang yang
berhubungan dengan pasien.
Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasive
Pasang kateter/lakukan perawatan perineal dengan
baik
Berikan perawatan kulit dengan teratur dan
sungguh-sungguh.
Awasi bunyi napas
Berikan tindakan kenyamanan pada pasien
Bantu pasien untuk melakukan oral hygine
Anjurkan untuk makan dan minum yang adekuat

4. Perubahan sensori perceptual b/d perubahan kimia
endogen, ketidak seimbangan insulin glukosa dan
atau eletrolit.
Intervensi
Pantau tanda-tanda vital dan setatus mental
Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali
sesuai dengan kebutuhan
Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak
terganggu waktu istirahat pasien.
Pelihara aktivitas pasien sekonsisten mungkin, dorong
untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuanya
Lindungi pasien dari cidera (gunakan pengikat)ketika
tingkat kesadaran terganggu.
Evaluasi lapang pandang penglihatan sesuai dengan
indikasi
Berikan tempat tidur yang lembut
Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.


5. kelelahan b/d penurunan produksi energi
metabolic, perubahan energi darah defisiensi
insulin, peningkatan kebutuhan energi:status
hipermetabolik/infeksi.
Intervensi
Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan
aktivitas
Berikan aktivitas alternative dengan periode
istirahat yang cukup/tanpa gangguan.
Pantau nadi/pernafasan dan tekanan darah
sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
Diskusikan cara menghemat kalori selama
mandi,berpindah tempat dan sebagainya.
Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat
di toleransi

Вам также может понравиться