Вы находитесь на странице: 1из 57

Asuhan Keperawatan

Pada Sistem Perkemihan


Oleh :
Nur Aini, S.Kep.Ns.,M.Kep
Ca. Renal
Ca. kandung kemih
Renal karsinoma Karsinoma
kandung kemih
Faktor resiko merokok, obesitas, dialisis,
zat kimia yg bersifat
karsinogen
zat kimia yg bersifat
karsinogen, merokok,
ISK berulang
Manifestasi klinis Hematuria, nyeri pinggang,
teraba massa di pinggang
Hematuria, nyeri
pinggang (bila
metastase), frekuensi
berkemih >>, urgensi,
disuria
Pemeriksaan IVP, sistoskopi,
nefrotomografi, angiografi
renal, USG, CT scan
IVP, CT scan, USG,
sistoskopi
Stadium Ca. kandung kemih
1. Stadium 0 : Juga dikenal sebagai karsinoma in situ, di dalam
kandung kemih organisme bagian tepi timbul tumor.
2. Stadium I : sel kanker telah menyebar ke lapisan dalam dan
luar kandung kemih
3. Stadium II : sel kanker telah menyebar ke lapisan otot
dinding kandung kemih
4. Stadium III : sel kanker telah menyebar sampai jaringan
adipose pada sekitar kandung kemih , kemungkinan menyebar
sampai ke alat kelamin
5. Stadium IV : Sel kanker telah menyebar dari kandung kemih
sampai ke peritoneum atau ke panggul. Sel kanker mungkin
telah mempengaruhi sampai ke kelenjar getah bening atau
sampai ke organ lain dalam tubuh.
Penatalaksanaan Ca. kandung kemih
1. Reseksi transuretra (melenyapkan tumor lewat insisi
bedah /arus listrik dgn menggunakan instrumen yg
dimasukkan lewat uretra).
2. Kemoterapi (kombinasi metotreksat, vinblastin,
doxorubisin, cisplatin) dan kemoterapi.
metode radioterapi dan kemoterapi dapat menjadi
metode tambahan. Sebelum atau setelah dilakukan
pembedahan, memilih untuk melakukan radioterapi
dan kemoterapi dapat meningkatkan efek dari hasil
pembedahan
3. Sistektomi (pengangkatan kandung kemih)
dilakukan pd ca. kandung kemih yg invasif & multifokal.
sistektomi radikal pd pria : pengangkatan kandung kemih,
prostat, vesikulus seminalis.
Sistektomi radikal pd wanita : kandung kemih, ureter bagian
bwah, uterus, tuba fallopi, ovarium, vagina anterior & uretra.
Prosedur ini memerlukan diversi urin
Stadium Ca. Renal
Penatalaksanaan
1. nefrektomi simplek (pengangkatan ginjal saja), nefrotomi
radikal (pengangkatan ginjal, kelanjar adrenal, jaringan di
sekitar ginjal, kelenjar getah bening).
2. Embolisasi arteri (penyuntikan zat khusus utk
menyumbat p.darah ginjal tumor akan kekurangan
oksigen dan zat gizi lainnya)
digunakan sebelum pembedahan /utk mengurangi nyeri
dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin
dilakukan.
3. Terapi Radiasi
mengurangi nyeri pd kanker yg telah menyebar ke tulang
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d perubahan dlm status kesehatan, ancaman
kematian
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem
syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping terapi
3.Defisiensi pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker,
efek kemotherapi, radiasi
Gangg. urethra
striktur urethra
urolithiasis
a. Penyempitan lumen uretra karena fibrosis
pada dindingnya
b. Banyak pada pria daripada wanita. Krn : 1) pria
lebih panjang, 2) tekanan luar uretra, ex: tumor,
3) uretritis, BPH, penyakit seksual
c. Penyakit kambuhan, sehingga harus periksa
secara teratur .
dikatakan sembuh jika dlm observasi selama 1 tahun tdk ada
tanda2 kekambuhan
striktur urethra
Etiologi striktur urethra
1. Infeksi
pemasangan kateter, uretritis, Gonococcus
2. Trauma uretra
pembedahan/tindakan yang melewati uretra
(kateterisasi, reseksi transuretra), trauma
selakangan (straddle injury), fraktur pelvis, keluar
batu secara spontan, trauma hubungan
intim/melahirkan
3. Kelainan bawaan
Manifestasi klinis striktur urethra
1. Sulit berkemih, harus mengejan, nyeri
2. pancaran air kencing yang kecil, bercabang menetes
atau berhenti sama sekali
3. Pembengkakan di perineum, skrotumsampai timbul
bercak darah
4. Meatus sempit, teraba spongiofibrosis
5. Kandung kemih teraba penuh
6. Hematuri
7. Nyeri di bawah pelvis
8. Bila disertai infeksi : urin keruh , febris
9. Riw. adanya trauma, infeksi sal kencing atau kateterisasi/
op. prostat perlu di tanyakan.
Patofisiologi
Proses radang krn trauma atau infeksi
Fibrosis
Sikatrik
Striktur
Hambatan aliran urin
Hambatan aliran sperma
Derajat penyempitan striktur urethra
1. Ringan : oklusi terjadi
< 1/3 diameter lumen uretra
2. Sedang : oklusi terjadi
1/3 1/2 diameter lumen uretra
3. Berat : oklusi terjadi
< 1/2 diameter lumen uretra
dan teraba spongiofibrosis
Pemeriksaan
1. Anamnesis yang lengkap (uretritis, trauma dengan kerusakan pada
panggul, straddle injury, instrumentasi pada uretra, penggunaan
kateter uretra, kelainan sejak lahir)
2. Inspeksi: meatus eksternus sempit,pembengkakan serta fistula di
daerah penis,skrotum,perineum, suprapubik.
3. Palpasi: teraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra anterior;
pada bagian ventral penis, muara fistula bila dipijit mengeluarkan
getah/nanah
4. Rectal toucher (colok dubur)
5. Uroflometri
6. Ureterografi
7. Ureteroskopi
8. IVP (intra vena pielografi) dan USG jika dicurigai mulai gangg. prostat
Komplikasi
Retensi urin/stasis urin ISK (prostatitis/sistitis)
divertikel uretra/buli abses peri uretra fistel
uretro-kutan karsinoma uretra.
Penatalaksanaan
1. Businasi (dilatasi urethra)
2. Uretrotomi interna (pemotongan jaringan sikatriks uretra)
3. Uretrotomi eksterna (pemotongan jaringan fibrosis, kemudian
anastomosis dgn jaringan uretra yang masih sehat).
Definisi : adanya batu pada traktus urinarius. Disebut juga
nephrolithiasis, urolithiasis or renal calculi.
urolithiasis
Location of Renal stones
Etiologi & faktor resiko
1. Genetik
2. Umur (paling sering didapatkan pada usia 3050 tahun)
3 Jenis kelamin
jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
4. Gangg. saluran kemih (striktur meatus, hipertrofi prostate,
dll)
5. Gangg. metabolisme (mis : hiperparatiroidisme,,
hiperkalsiuria, hiperkalsemia)
6. Infeksi saluran kemih
7. Konsumsi vit C >> hyperoxaluria
8. Obat (mis : antasida, aspirin dosis tinggi)
9. Dehidrasi : kurang minum, suhu lingkungan tinggi.
10.Benda asing : fragmen kateter, telur sistosoma.
11. Statis urin
12. Autosomal resesif (mis : pd cystinuria )
13.Periode imobilitas (drainase renal yg lambat &
perubahan metabolisme Ca)
14.Hiperkalsemia & hiperkalsuria
disebabkan o/ :
hiperparatiroidisme, malignansi, asidosis tubular
renal (ginjal tdk mampu ekskresi as.urat), vit D>>,
peny mieloproliferatif (leukimia, polisitemia ,
mieloma multipel proliferasi abnormal SDM),
peny granulomatosa (TBC) produksi vit D >>.
15.Asam urat
16.Congenital kidney defect
17.Hypertension hipernatremia
18.Pola makan (rendah serat & protein nabati, tinggi
lemak, diet banyak purin, oksalat, dan kalsium)
Pembentukan batu
Jenis batu pembentukan
Asam urat
Terjadi bila kadar asam urat sangat tinggi.
asam urat tdk bisa dipecah & memicu
pembentukan batu
Batu struvite Bakteri dlm tractus urinarius melepaskan zat
kimia yg dpt menetralisir keasaman urin, shg
bakteri tumbuh cepat & memicu
pembentukan batu
Batu cystine Cystine adl suatu asam amino. dpt terjadi krn
kongenital
Jenis batu pembentukan
Batu kalsium
Calcium oxalate monohydrates
Calcium oxalate dihydrates
Penyebab : tingginya kadar kalsium urin
(hypercalciuria).
Rendahnya kadar citrat, tinggi oksalat & asam
urat, ketidakadekuatan vol urin dpt memicu
pembentukan batu jenis ini
Manifestasi Klinis
pada posisi atau letak batu, besar batu, &
penyulit/komplikasi
Lokasi batu Gejala
Piala ginjal Nyeri kostovebral, hematuria, kolik renal
(ditandai dgn nyeri mendadak, mual,
muntal, diare, ketidaknyamanan
abdomen)
ureter Kolik ureter (nyeri yg luar biasa, akut,
menyebar ke paha & genital, hematuria,
frekuensi urin sedikit, dan saat pasien
kencing bisa keluar batu secara spontan
dgn ukuran 0,5-1 cm)
Kandung kemih Retensi urin, hematuria, demam, disuria
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan urin
leukosituria, hematuria, dan dijumpai kristal-kristal
pembentuk batu
2. Faal ginjal
3. Elektrolit yang diduga sebagai faktor penyebab timbulnya
batu saluran kemih
4. IVP
5. USG
Penatalaksanaan
1. Pengurangan nyeri
2. ESWL (lithotripsi gelombang
kejut ekstrakorporeal)
3. Operasi (dilakukan pd 1-2% pasien)
4. Pelarutan batu
dgn infus cairan kemolitik
5. Terapi nutrisi & medikasi
a. perbanyak cairan (+ 8 gls/hari)
b. batasi makanan yg dpt memicu timbulnya batu renal
mis : batu urat (diet rendah purin, obat allopurinol)
batu oksalat (batasi masukan oksalat/kacang, seledri,
coklat, teh, kopi, kacang tanah)
Komplikasi
1. Obstruksi : Hidroureter, hidronefrosis
2. Infeksi : Sistitis, pionefrosis,urosepsis
3. Gagal ginjal akut dan kronis
Diagnosa Keperawatan Striktur
urethra & urolithiasis
1. Gangguan Pola Eliminasi Urin
2. Nyeri akut
3. Resiko Infeksi
4. Perubahan Pola seksualitas (utk striktur urethra)
Normal BPH
Hypertrophied
detrusor muscle
Obstructed
urinary flow
PROSTATE
BLADDER
URETHRA
Roehrborn CG, McConnell JD. In: Walsh PC et al, eds. Campbells Urology. 8th ed. Philadelphia, Pa: Saunders; 2002:1297-1336.
Definisi BPH
Adl pembesaran progresif dari kelenjar prostat yg
dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan
urine (urethra).
Mulai ditemukan pada umur kira-kira 50 tahun &
frekuensinya meningkat dgn pertambahan umur.
Fungsi kel prostat :
a. mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi
dua pertiga bagian dari air mani.
b. membantu mengontrol pembuangan air kecil
Etiologi
Penyebab pasti tdk diketahui :
Ada beberapa hipotesis :
1. Teori hormonal
a. pertambahan usia perubahan keseimbangan hormonal
(testosteron & estrogen) jml testosteron turun &
dikonversi jd estrogen dgn bantuan enzim aromatase
sifat estrogen adl merangsang terjadinya hiperplasia pada
stroma.
b. Pertambahan usia menurunkan sekresi androgen yg
berfungsi mengontrol pertumbuhan prostat. Sbg gantinya
gonadotropin merangsang produksi estrogen o/ sel sertoli.
2. Teori growth factor (faktor pertumbuhan)
growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma
kelenjar prostat.
3. Peningkatan lama hidup sel-sel prostat krn berkuramgnya
sel yg mati
4. Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)
terjadinya proliferasi abnormal sel stem shg menyebabkan
produksi sel stroma & sel epitel kelenjar prostat menjadi
berlebihan.
5. Teori DHT
testosteron direduksi oleh enzim 5 alpha reductase
menjadi 5 dyhidro testosteron, kemudian bertemu dgn
reseptor sitoplasma menjadi hormone receptor
complex mengalami transformasi reseptor jd
nuclear receptor masuk ke dalm inti melekat pd
chromatin menyebabkan transkripsi m-RNA. RNA ini
akan menyebabkan sintese protein terjadinya
pertumbuhan kelenjar prostat.
KMB-II 38
Proses aging & peningkatan
hormon DHT
Hiperplasia kel. prostat
Menyumbat kolum vesikal Peningkatan resistensi leher k.kemih
Otot detrusor melemah
Pengosongan urin inkomplit
mk: Retensi urin
Pertumbuhan bakteri akibat retensi urin
mk: Resiko Infeksi sal. kemih
mk : nyeri akut
Proses penyakit,
penatalaksanaan
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
1. Gejala iritatif :
a. sering miksi ( frekuensi ),
b. terbangun untuk miksi pada malam hari (nokturia)
Krn pengosongan tdk lengkap, tonus spingter dan uretra
berkurang selama tidur.
c. perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi)
d. nyeri pada saat miksi ( disuria ).
2. Gejala obstruktif :
a. pancaran kencing melemah
b. rasa tidak puas sehabis miksi/kencing
c. kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy)
krn detrusor membutuhkan waktu yg lama utk dpt
melawan resistensi uretra.
d. harus mengedan (training)
e. kencing terputus-putus (intermittency)
detrusor tidak dapat mengatasi resistensi uretra sanpai
akhir miksi
f. waktu miksi memanjang yg akhirnya menjadi retensio
urine & inkontinensia karena overflow
Derajat BPH menurut Sjamsuhidajat (2005) :
1. Stadium I
ada obstruksi tp kandung kemih msh mampu mengeluarkan
urin sampai habis.
2. Stadium II
ada retensi urin tp kandung kemih mampu mengeluarkan urin
walau tdk sampai habis, msh tersisa kira2 60-150 cc. disuria &
nocturia.
3. Stadium III
setiap BAK urin tersisa kira2 150 cc.
4. Stadium IV
retensi urin total, kandung kemih penuh, pasien tampak
kesakitan, urin menetes secara periodik (over flow inkontinen)
Pemeriksaan
1. Anamnesis
Keluhan, riwayat penyakit lain & penyakit pada saluran urogenitalia,
riwayat kesehatan secara umum & keadaan fungsi seksual.
2. Catatan harian miksi (voiding diaresis)
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik (buli-
buli penuh/kosong )
b. Palpasi supra pubik
c. Perkusi : kandung kemih penuh redup.
d. Colok dubur/digital rectal examination (DRE)
Prostat normal prostat Hiperplasia,
ada pendorongan prostat kearah rektum
prostat Karsinoma,
teraba nodul keras
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Urinalisis
leukosituria & hematuria (+) komplikasi.
b. Fungsi ginjal
c. PSA (Prostat Specific Antigen)
utk meramalkan perjalanan peny BPH. Kadar PSA tinggi
: pertumbuhan volume prostat lebih cepat, keluhan
akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek, dan lebih
mudah terjadinya retensi urine akut.
5. USG (ultrasonografi)
6. Uroflometri (pencatatan ttg pancaran urine selama
proses miksi secara elektronik.)
Komplikasi
1. Urinary traktus infection
2. Retensi urin akut
3. Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis dan gangguan
fungsi ginjal.
Bila operasi bisa terjadi :
1. Impotensi (kerusakan nervus pudenden)
2. Hemoragic pasca bedah
3. Fistula
4. Striktur pasca bedah
5. Inkontinensia urin
Penatalaksanaan
TUIP = transurethral incision of prostate
TUMT = transurethral microwave thermotherapy
TUNA = transurethral needle ablation
TURP = transurethral resection of prostate
IPPS 9-18
IPPS >18
1. Watchful waiting
a. tdk mendapatkan terapi apapun tetapi perkem-bangan
penyakitnya tetap diawasi oleh dokter. Px disarankan
menghindari hal2 yg dpt memperburuk keadaan :
tdk minum alkohol/kopi
Kurangi konsumsi makanan/minuman yg menyebabkan
iritasi pada buli-buli (mis : kopi/cokelat)
batasi penggunaan obat2 influenza ygmengandung
fenilpropanolamin
Kurangi makanan pedas/asin
Jgn terlalu lama menahan kencing
b. Dilakukan bila skor IPPS < 8
c. pasien kontrol tiap 6 bln, bila memburuk ganti terapi lain
a. Skor 0 7 : bergejala ringan
b. Skor 8 19 : bergejala sedang
c. Skor 20 -35: bergejala berat
2. Schematic of TUNA Procedure
Creation of a Lesion
Completed Procedure
with 8 Lesions
3. Transurethral Microwave Therapy
Microwave energy causes
tissue necrosis
Cooling channels in
catheter cool urethra
4. Prosedur TURP
Hal2 Yg harus diperhatikan post TURP
1. Drainase urine, meliputi : kelancaran, warna, jumlah,
cloting/bekuan.
2. Cairan adekuat ( 3 liter/hari)
3. Komplikasi jangka pendek : perdarahan, infeksi, hiponatremi ,
retensi krn bekuan darah. komplikasi jangka panjang : striktur
uretra, ejakulasi retrograd (50-90 % ), impotensi.
Sindroma TUR-P ditandai dgn : gelisah, kesadaran somnolen,
TD meningkat, bradikardi.
Jk tdk segera diatasi px bisa meninggal.
4. Setelah TUR-P, dipasang kateter foley 3 saluran.
fungsinya utk irigasi agar tdk ada bekuan darah yg
menyumbat aliran urine. Irigasi kandung kemih
dihentikan setelah 2 jam bila tidak keluar lagi bekuan
darah . Kateter biasanya 3-5 hari setelah operasi.
Tips Hidup Sehat agar terhindar dari BPH :
a. Berolah raga secara teratur
b. Pertahankan berat badan ideal
c. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
d. Berhenti merokok
e. Minum air putih minimal delapan gelas sehari
f. Mengurangi konsumsi daging dan lemak hewan, karena
kandungan lemaknya dapat meningkatkan resiko
berbagai penyakit
g. Banyak mengkonsumsi sayur-sayuran & buah-buahan
khususnya yg mengandung antioksidan tinggi
pre op :
a. Retensi urin b/d obstruksi, pembesaran kelenjar prostat
b. Nyeri akut b/d distensi blader
c. Ansietas b/d perubahan dlm status kesehatan
d. Defisiensi pengetahuan b/d tdk familier dgn sumber informasi
Post op :
a. Nyeri akut b/d agens cedera fisik (post op)
b. Resiko infeksi b/d prosedur invasif
c. Resiko cedera b/d prosedur invasif, profil darah abnormal (penurunan
hemoglobin)
Diagnosa kep
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Retensi urin
b/d
obstruksi,
pembesaran
kelenjar
prostat
Void in
sufficient
amounts
with no
palpable
bladder
distent.
1. Encourage client to void every 2
to 4 hours and when urge is
noted
2. Observe urinary stream, noting
size and force
3. Percuss and palpate suprapubic
area.
4. Encourage oral fluids up to 2000
ml per day
5. Monitor vital signs closely and
Observe for Hypertension and
Edema
6. Administer medications, as
indicated
7. Catheterize for residual urine and
leave indwelling catheter, as
indicated.
8. Monitor laboratory studies:
Creatinin and Electrolytes

Вам также может понравиться

  • Loog Book Rifa
    Loog Book Rifa
    Документ17 страниц
    Loog Book Rifa
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • POA
    POA
    Документ1 страница
    POA
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Materi Booklet HT
    Materi Booklet HT
    Документ16 страниц
    Materi Booklet HT
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • N o Tanggal Kegiatan Penanggung Jawab
    N o Tanggal Kegiatan Penanggung Jawab
    Документ1 страница
    N o Tanggal Kegiatan Penanggung Jawab
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Pijat Bayi
    Pijat Bayi
    Документ18 страниц
    Pijat Bayi
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • LPJ Senam 1
    LPJ Senam 1
    Документ5 страниц
    LPJ Senam 1
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Gizi Pada Lansia
    Gizi Pada Lansia
    Документ5 страниц
    Gizi Pada Lansia
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • SAP Senam Rematik
    SAP Senam Rematik
    Документ11 страниц
    SAP Senam Rematik
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Pre Planning Keluarga Bumil
    Pre Planning Keluarga Bumil
    Документ4 страницы
    Pre Planning Keluarga Bumil
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • SAP Hipertensi
    SAP Hipertensi
    Документ11 страниц
    SAP Hipertensi
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Pre Planning HT
    Pre Planning HT
    Документ3 страницы
    Pre Planning HT
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Sap Mp-Asi Rifa
    Sap Mp-Asi Rifa
    Документ6 страниц
    Sap Mp-Asi Rifa
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • SAP Rendam Kaki
    SAP Rendam Kaki
    Документ6 страниц
    SAP Rendam Kaki
    Rifa Riviani
    100% (2)
  • Data Kesehatan Siswa Kelas 1 Mi Ma
    Data Kesehatan Siswa Kelas 1 Mi Ma
    Документ3 страницы
    Data Kesehatan Siswa Kelas 1 Mi Ma
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Analisi Media tv-FIX
    Analisi Media tv-FIX
    Документ4 страницы
    Analisi Media tv-FIX
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Askep Jiwa Komunitas 2003
    Askep Jiwa Komunitas 2003
    Документ5 страниц
    Askep Jiwa Komunitas 2003
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Sap CTPS
    Sap CTPS
    Документ7 страниц
    Sap CTPS
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Bahan Poster Fix
    Bahan Poster Fix
    Документ2 страницы
    Bahan Poster Fix
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Resume 1
    Resume 1
    Документ16 страниц
    Resume 1
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Pra Planning
    Pra Planning
    Документ5 страниц
    Pra Planning
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Askep Jiwa Komunitas 2003
    Askep Jiwa Komunitas 2003
    Документ5 страниц
    Askep Jiwa Komunitas 2003
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Sap Teknik Menyusuii
    Sap Teknik Menyusuii
    Документ4 страницы
    Sap Teknik Menyusuii
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Leaflet Persiapan Persalinan
    Leaflet Persiapan Persalinan
    Документ2 страницы
    Leaflet Persiapan Persalinan
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Bayi Baru Lahir
    Bayi Baru Lahir
    Документ3 страницы
    Bayi Baru Lahir
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Resume 2
    Resume 2
    Документ14 страниц
    Resume 2
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Resume 1
    Resume 1
    Документ12 страниц
    Resume 1
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Resume 3
    Resume 3
    Документ13 страниц
    Resume 3
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Bayi Baru Lahir
    Bayi Baru Lahir
    Документ3 страницы
    Bayi Baru Lahir
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Resume 4
    Resume 4
    Документ12 страниц
    Resume 4
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет
  • Form Antenatal
    Form Antenatal
    Документ5 страниц
    Form Antenatal
    Rifa Riviani
    Оценок пока нет